Etimologi
Awal mula penggunaan istilah "Revolusi Industri" ditemukan dalam surat
oleh seorang utusan Perancis bernama Louis-Guillaume Otto pada tanggal 6
Juli 1799, dimana dia menuliskan bahwa Perancis telah memasuki era
industrialise..[11] Dalam buku terbitan tahun 1976 yang berjudul : Keywords:
A Vocabulary of Culture and Society, Raymond Williams menyatakan bahwa
kata itu sebagai sebutan untuk istilah "industri".
Revolusi Industri adalah perubahan besar, secara cepat, dan radikal yang
mempengaruhi kehidupan corak manusia sering disebut revolusi. Istilah
revolusi biasanya digunakan dalam melihat perubahan politik atau sistem
pemerintahan. Namun, Revolusi Industri di Inggris pada hakikatnya adalah
perubahan dalam cara pembuatan barang-barang yang semula dikerjakan
dengan tangan (tenaga manusia) kemudian digantikan dengan tenaga
mesin. Dengan demikian, barang-barang dapat dihasilkan dalam jumlah
banyak dengan waktu yang relatif singkat.
Sebab-sebab timbulnya Revolusi Industri
Revolusi Industri
Revolusi Industri untuk kali pertamanya muncul di Inggris. Adapun faktorfaktornya yang menyebabkannya adalah sebagai berikut:
Situasi politik yang stabil. Adanya Revolusi Agung tahun 1688 yang
mengharuskan raja bersumpah setia kepada Bill of Right sehingga raja
tunduk kepada undang-undang dan hanya menarik pajak berdasarkan
atas persejutuan parlemen.
Inggris kaya bahan tambang, seperti batu bara, biji besi, timah, dan
kaolin. Di samping itu, wol juga yang sangat menunjang industri tekstil.
Adanya penemuan baru di bidang teknologi yang dapat mempermudah
cara kerja dan meningkatkan hasil produksi, misalnya alat-alat
pemintal, mesin tenun, mesin uap, dan sebagainya.
Kemakmuran Inggris akibat majunya pelayaran dan perdagangan
sehingga dapat menyediakan modal yang besar untuk bidang usaha.
Di samping itu, di Inggris juga tersedia bahan mentah yang cukup
karena Inggris mempunyai banyak daerah jajahan yang menghasilkan
bahan mentah tersebut.
Pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap hasil-hasil
penemuan baru (hak paten) sehingga mendorong kegiatan penelitian
ilmiah. Lebih-lebih setelah dibentuknya lembaga ilmiah Royal Society
for Improving Natural Knowledge maka perkembangan teknologi dan
industri bertambah maju.
Arus urbanisasi yang besar akibat Revolusi Agraria di pedesaan
mendorong pemerintah Inggris untuk membuka industri yang lebih
banyak agar dapat menampung mereka.
Sistem pabrik
Tahap sistem pabrik sudah merupakan industri yang menggunakan mesin.
Tempatnya di daerah industri yang telah ditentukan, bisa di dalam atau di
luar kota. Tempat tersebut untuk untuk tempat kerja, sedangkan majikan
tinggal di tempat lain. Demikian juga toko tempat pemasaran hasil industri
diadakah di tempat lain. Jumlah tenaganya kerjanya (buruhnya) sudah
puluhan, bahkan ratusan. Barang-barang produksinya dibuat untuk
dipasarkan.
Berbagai jenis penemuan
Adanya penemuan teknologi baru, besar peranannya dalam proses
industrialisasi sebab teknologi baru dapat mempermudah dan mempercepat
kerja industri, melipatgandakan hasil, dan menghemat biaya. Penemuanpenemuan yang penting, antara lain sebagai berikut.
Revolusi Industri
menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka banyak petani desa pergi ke
kota untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan terabaikannya
usaha kegiatan pertanian.
Upah buruh rendah
Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi ke kota-kota industri maka
jumlah tenaga kerja makin melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak
yang menggunakan tenaga mesin. Dengan demikian, upah tenaga kerja
menjadi murah. Selain itu, jaminan sosial pun berkurang sehingga kehidupan
mereka menjadi susah. Bahkan para pengusaha banyak memilih tenaga
buruh wanita dan anak-anak yang upahnya lebih murah.
Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh
Di dalam kegiatan industrialisasi dikenal adanya kelompok pekerja (buruh)
dan kelompok pengusaha (majikan) yang memiliki industri atau pabrik.
Dengan demikian, dalam masyarakat timbul golongan baru, yakni golongan
pengusaha (kaum kapitalis) yang hidup penuh kemewahan dan golongan
buruh yang hidup dalam kemiskinan.
Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh
Dengan munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah di satu pihak,
sementara terdapat golongan buruh yang hidup menderita di pihak lain,
maka hal itu menimbulkan kesenjangan antara pengusaha dan buruh.
Kondisi seperti itu sering menimbulkan ketegangan-ketegangan yang diikuti
dengan pemogokan kerja untuk menuntut perbaikan nasib. Hal ini
menimbulkan kebencian terhadap sistem ekonomi kapitalis, sehingga kaum
buruh condong kepada paham sosialis.
Munculnya revolusi sosial
Pada tahun 1820-an terjadi huru hara yang ditimbulkan oleh penduduk kota
yang miskin dengan didukung oleh kaum buruh. Gerakan sosial ini menuntut
adanya perbaikan nasib rakyat dan buruh. Akibatnya, pemerintah
mengeluarkan undang-undang yang menjamin perbaikan nasib kaum buruh
dan orang miskin. Undang-undang tersebut, antara lain sebagai berikut:
1. Tahun 1832 dikeluarkan Reform Bill atau Undang-Undang
Pembaharuan Pemilihan. Menurut undang-undang ini, kaum buruh
mendapatkan hak-hak perwakilan di dalam parlemen.
2. Tahun 1833 dikeluarkan Factory Act atau Undang-Undang Pabrik.
Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan jaminan sosial.
Di samping itu, undang-undang juga berisi larangan pengunaan tenaga
kerja anak-anak dan wanita di daerah tambang di bawah tanah.
3. Tahun 1834 dikeluarkan Poor Law Act atau Undang-Undang Fakir
Miskin. Oleh karena itu, didirikan pusat-pusat penampungan dan
perawatan para fakir miskin sehingga tidak berkeliaran.
4. Makin kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa solidaritas.
Dengan adanya Revolusi Industri sifat individualitas makin kuat karena
terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang serba uang.
Sebaliknya, makin menipisnya rasa solidaritas dan kekeluargaan.
Akibat di bidang politik
Revolusi Industri
Revolusi Industri
Apa yang dilakukan oleh van den Bosch itulah yang kemudian dikenal
dengan nama sistem tanam paksa atau cultuur stelsel. Sistem tanam paksa
yang diajukan oleh van den Bosch pada dasarnya merupakan gabungan dari
sistem tanam wajib (VOC) dan sistem pajak tanah (Raffles). Pelaksanaan
sistem tanam paksa banyak menyimpang dari aturan pokoknya dan
cenderung untuk mengadakan eskploitasi agraria semaksimal mungkin.
Akibat Tanam Paksa Bagi Indonesia (Khususnya Jawa)
1. Sawah ladang menjadi terbengkelai karena diwajibkan kerja rodi yang
berkepanjangan sehingga penghasilan menurun drastis.
2. Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian
tanah dan hasil panennya, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, dan
menanggung risiko apabila gagal panen.
3. Akibat bermacam-macam beban menimbulkan tekanan fisik dan
mental yang berkepanjangan.
4. Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.
5. Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana
sehingga angka kematian meningkat drastis.
Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di
daerah Cirebon (1843), Demak (1849) dan Grobogan (1850). Kejadian ini
mengakibatkan jumlah penduduk menurun drastis. Penyakit busung lapar
(hongorudim) juga berkembang di mana-mana.
Akibat Tanam Paksa Bagi Belanda
Apabila sistem tanam paksa telah menimbulkan malapetaka bagi bangsa
Indonesia, sebaliknya bagi bangsa Belanda berdampak sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
10
kina yang cukup besar di Jawa dan Sumatera Timur. Selama zaman Liberal
(18701900), usaha-usaha perkebunan swasta Barat mengalami kemajuan
pesat dan mendatangkan keuntungan yang besar bagi pengusaha. Kekayaan
alam Indonesia mengalir ke Negeri Belanda. Akan tetapi, bagi penduduk
pribumi, khususnya di Jawa telah membawa kemerosotan kehidupan, dan
kemunduran tingkat kesejahteraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti berikut.
1. Adanya pertumbuhan penduduk yang meningkat pada abad ke-19,
sementara itu jumlah produksi pertanian menurun.
2. Adanya sistem tanam paksa dan kerja rodi yang banyak menimbulkan
penyelewengan dan penyalahgunaan dari pihak pengusaha sehingga
membawa korban bagi penduduk.
3. Dalam mengurusi pemerintahan di daerah luar Jawa, pemerintah
Belanda mengerahkan beban keuangan dari daerah Jawa sehingga
secara tidak langsung Jawa harus menanggung beban keuangan.
4. Adanya sistem perpajakan yang sangat memberatkan penduduk.
Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 yang mengakibatkan
perusahaan- perusahaan mengadakan penghematan, seperti menekan uang
sewa tanah dan upah kerja baik di pabrik maupun perkebunan. Pada akhir
abad ke-19 muncullah kritik-kritik tajam yang ditujukan kepada pemerintah
Hindia Belanda dan praktik liberalisme yang gagal memperbaiki nasib
kehidupan rakyat Indonesia. Para pengkritik itu menganjurkan untuk
memperbaiki rakyat Indonesia. Kebijaksanaan ini didasarkan atas anjuran Mr.
C. Th. van Deventer yang menuliskan buah pikirannya dalam majalah De
Gids (Perinstis/Pelopor) dengan judul Een Ereschuld (Berhutang Budi)
sehingga dikenal politik etis atau politik balas budi. Gagasan van Deventer
terkenal dengan nama Trilogi van Deventer.
Revolusi Industri
Revolusi Industri berawal di Inggris pada abad ke- 18, kemudian
meluas ke seluruh Eropa, Amerika Utara, dan akhirnya dunia. Revolusi
Industri ini dilator belakangi oleh lambatnya perkembangan dunia di
bidang ekonomi. Sebelum revolusi industri hanya terjadi peningkatan
yang relative kecil pada jumlah produksi per kapita, perubahan kecil ini
berdampak pada kecilnya perubahan kesejahteraan masyarakat. Saat
itu standart hidup masyarakat dunia hampir sama seperti standart
hidup penduduk dunia era Babilonia di tahun 2000 SM silam. Fakta
mengenaskan ini disebut dengan Malthusian trap , yaitu sebuah teori
yang diungkapkan oleh Malthus seorang ahli ekonomi dan politik
Inggris. Ia menganalisa hubungan antara produksi barang dan
peningkatan jumlah penduduk.
Istilah revolusi industri sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels
dan Louis Auguste Blanqui pada petengahan abad 19. Istilah ini
ditemukan dalam surat oleh seorang utusan Perancis bernama Louis Guillaume Otto pada tanggal 6 Juli 1799, dimana dia menuliskan
bahwa Perancis telah memasuki era industrialise. Dalam buku
Keywords : A vocabulary of Culture and Society terbitan tahun 1976
Revolusi Industri
11
Revolusi Industri
12
Revolusi Industri
* Perubahan penggunaan tenaga manusia dan hewan menjadi tenaga mesin
* Sebelum revolusi Industri:
a. Revolusi agraria
b. Penemuan-penemuan baru
c. Serikat Sekerja [gilda]
* Gilda-gilda menyatu menjadi feodal[tuan-tuan tanah] lalu menjadi negara.
* Bapak Revolusi: James Watt
13
2. Urbanisasi
3. Polusi udara
4. peningkatan mutu kualitas kehidupan masyarakat
5. nasib buruh tidak diperhatikan, terutama pengunaan buruh anakanak dan wanita
6. muncul kawasan idustri "Black Country"
7. muncul revolusi sosial untuk memperbaiki nasib buruh [tokoh:
Robert Owen]
8. muncul 2 lapisan masyarakat: buruh[partai buruh] dan
penguasa[partai liberal]
Revolusi Industri
Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara
cepat dan menyangkut dasar atau pokok kehidupan masyarakat. Di dalam
revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa
direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau
melalui kekerasan.
Revolusi Industri yaitu perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari
kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin
dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi
Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan
menjadi menggunakan mesin. Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan
oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke19.
Pada abad pertengahan, kehidupan di Eropa diwarnai oleh system
feodalisme yang mengandalkan sektor pertanian, lazim disebut Latifundia
(pertanian tertutup) Hubungan perdagangan antara Eropa dengan dunia
Timur (Timur Tengah dan Asia) tertutup setelah perdagangan di Laut
Tengah dikuasai oleh para pedagang Islam abad ke 8 sampai abad ke 14.
Dengan meletusnya perang salib (1096-1291) hubungan Eropa dengan
dunia Timur hidup kembali. Muncul kota-kota dagang antara lain Geonoa,
Florence dan Venesia yang semula menjadi pusat pemberangkatan
pasukan salib ke Yerusalem. Lahirnya kembali kota-kota dagang diikuti
oleh munculnya kegiatan industri rumahan (home industry). Dari kegiatan
ini terbentuklah Gilda yaitu perkumpulan dari pengusaha sejenis yang
mendapat monopoli dan perlindungan usaha dari pemerintah. Gilda
hanya memproduksi jika ada pesanan dan hanya satu jenis barang yang
diproduksi misalnya gilda roti, gilda sepatu, gilda senjata dan lain-lain.
[Peta Pusat Industri dan Pertambangan Inggris] Sejak tahun 1350 (abad
14) muncul organisasi perserikatan kota-kota dagang di Eropa utara yang
disebut Hansa. Tujuan pembentukan hausa adalah untuk bersama-sama
melindungi usaha perdagangan didukung oleh armada laut dan pasukan
sendiri. Kemudian pada abad 15 dan 16, ditemukan banyak wilayah baru
atau tanah jajahan di Afrika, Asia, dan Amerika oleh pelaut-pelaut Eropa
sehingga berkembanglah perdagangan lewat laut yang kemudian
mengakibatkan terbentuknya kaum borjuis yang kaya dan sangat
berpengaruh di Inggris, Nederland, Prancis, beberapa daerah di Jerman
dan Italia. Kemunculan golongan menegah ini yang menguasai sektor
ekonomi dan melahirkan kapitalisme, akhirnya melahirkan ketegangan
dengan tuan tanah yang telah mendominasi sebelumnya.
Revolusi Industri
14
15
16
Revolusi Industri
17
Revolusi Industri
18