Anda di halaman 1dari 3

Revolusi Industri

Terjadinya Aufklärung di Eropa membawa perubahan besar-besaran terutama dalam ilmu


pengetahuan. Perkembangan ini akhirnya memicu terjadinya peristiwa besar lainnya yang
mengubah hidup kita menjadi seperti sekarang ini, salah satu sejarah besar dunia, revolusi
industri.
Saat revolusi industri, terjadi perubahan yang besar dan cepat dalam bidang industri,
karena di saat itulah tenaga manusia mulai dibantu mesin. Istilah Revolusi Industri pertama kali
diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanqui pada pertengahan abad ke XIX.
Menurut T.S. Ashton, sejarawan ekonomi asal Inggris menyatakan Revolusi Industri
diperkirakan terjadi sekitar tahun 1750-1830. Meski begitu, sebenarnya revolusi industri tidak
hanya terjadi satu kali. Ternyata, revolusi industri dibagi ke dalam dua fase.

Revolusi Industri Fase Pertama


Di fase pertama, perubahan berfokus pada bidang tekstil lewat penemuan alat pemintal
benang. Alat pemintal benang pertama dibuat oleh James Hargreaves (1767) dan diberi nama
Spinning Jenny. Alat pemintal benang tersebut nantinya disempurnakan oleh Richard Arkwright
dengan membuat alat pemintal yang bertenaga air serta mampu menghasilkan benang lebih halus
dibanding hasil benang “spinning jenny”. Penemuan benda tersebut tentunya mendorong
munculnya pabrik dan produksi massal dalam industri katun.
Selain penemuan mesin pemintal benang, produksi benda-benda industri juga berubah
karena munculnya mesin uap. Kemunculan mesin uap terinspirasi dari mesin pemompa air
ciptaan Thomas Newcomen. Mesin yang menggunakan tenaga uap tersebut, dimodifikasi
menjadi lebih efisien oleh James Watt. Mesin yang dibuat oleh Watt ini akhirnya memicu
munculnya kereta api penumpang (George Stephenson) dan kapal uap (Robert Fulton).

Revolusi Industri Fase Kedua


Revolusi industri dianggap sebagai sejarah besar dunia, karena revolusi industri yang
awalnya hanya terjadi di Inggris, bisa menyebar cepat ke Jerman, Amerika Serikat, Perancis,
Italia, Jepang, dan berbagai negara lainnya. Tahun 1860, Revolusi Industri memasuki fase baru
yang dikenal sebagai Revolusi Industri Kedua. Fase kedua ini terjadi antara abad ke-19 dan ke-
20 dan dikenal juga dengan sebutan revolusi teknologi.
Revolusi ini identik dengan pembangunan jalan rel, produksi massal besi dan baja, penggunaan
mesin yang meluas, peningkatan penggunaan tenaga uap, hingga munculnya listrik. Kemunculan
besi dan baja, jalan rel, dan peningkatan penggunaan batu bara memungkinkan transportasi
murah untuk mengangkut material dan produk hasil industri.

Faktor yang mendorong terjadinya revolusi industri ini. Beberapa di antaranya adalah:

1. Terjadinya Aufklärung di Eropa, mendorong manusia untuk menggunakan kemampuan


akalnya semaksimal mungkin sehingga mendorong banyaknya penemuan.

2. Stabilitas kondisi keamanan dalam negeriPasca Glorious Revolution 1688 di Inggris, kondisi


dalam negeri Inggris berjalan stabil. Hubungan masyarakat dengan pemimpin berjalan damai.
Selain itu, penyatuan Inggris dan Skotlandia semakin mendorong keamanan di negara Inggris.
3. Berkembangnya kolonialisme dan imperialism, Inggris secara bertahap menguasai banyak
daerah mulai dari Irlandia, Amerika, India hingga Nusantara. Penguasaan terhadap banyak
daerah jajahan membuat cadangan sumber daya alam yang dimiliki Inggris semakin bertambah.
Selain itu, daerah tersebut merupakan pasar dari benda-benda yang diproduksinya. Untuk
menunjang hal tersebut nantinya Inggris mendirikan East Indies Company (EIC) yang berfokus
pada bidang perdagangan, termasuk perdagangan di daerah jajahan.

4. Munculnya golongan kaya baru, Perdagangan Inggris dengan dunia timur berhasil menaikkan
taraf hidup masyarakatnya. Imbasnya adalah Bank Nasional Inggris memiliki modal banyak
dalam kegiatan perbankan. Banyaknya modal yang dimiliki Bank Nasional Inggris membuat
para pengusaha mendapatkan kemudahan untuk meminjam modal usaha. Melalui modal usaha
itu tumbuhlah industri-industri baru di Inggris.

5. Adanya perlindungan hukum terhadap setiap penemuan, Penemuan-penemuan baru di Inggris


juga didukung adanya perlindungan hukum yang baik melalui hak paten dari pemerintah Inggris.
Lewat perlindungan hak paten banyak ilmuwan berlomba-lomba untuk menciptakan berbagai
inovasi. Terlebih dengan adanya lembaga Royal Society Of London For Improving Natural
Knowledge sebagai perkumpulan para ilmuwan di Inggris.

6. Arus urbanisasi. Kebijakan enclosure (pemagaran lahan pertanian) menjadi faktor pendorong


arus urbanisasi. Pemagaran lahan pertanian membuat banyak petani di pedesaan kehilangan
lahan bertani sehingga banyak penduduk desa yang melakukan urbanisasi dan mencari pekerjaan
baru.

7. Tuntutan produksi massal. Keberadaan orang-orang kelas baru dalam masyarakat Eropa
mendorong adanya peningkatan permintaan produksi barang dari masyarakat. Selain itu kegiatan
perdagangan yang semakin ramai di Eropa membuat banyak barang beredar di masyarakat.
Inggris memegang peranan sebagai negara yang memproduksi barang dengan kualitas terbaik di
Eropa. Alhasil permintaan terhadap barang produksi Inggris semakin meningkat.

Dampak Revolusi Industri

Revolusi industri memicu adanya urbanisasi. Di London, populasi meningkat sejak


adanya revolusi industri. Selain itu, populasi industri juga menciptakan kelas menengah baru
yakni para pemilik pabrik, pemilik bank, dan keluarga mereka. Kelompok masyarakat baru ini
jadi bagian dari golongan elite kota dan bersama dengan itu, mereka berusaha membedakan diri
mereka dengan kaum buruh yang bekerja di pabrik.

Selain itu, berikut ini dampak lainnya yang sangat terasa bagi manusia dalam berbagai bidang,
yakni:

1. Munculnya industri secara besar-besaran.


2. Mutu hidup jadi meningkat dan dinamis.
3. Harga barang-barang kebutuhan jadi murah.
4. Berkembangnya kapitalisme modern.
5. Adanya dorongan golongan kapitalis untuk menjalankan imperialisme modern.
Pengaruh Revolusi Industri bagi Perkembangan Pergerakan Indonesia

Revolusi industri pun memberi dampak langsung bagi masyarakat Indonesia ketika masa
pemerintahan Inggris yang kala itu dipimpin oleh Raffles. Saat itu, pemerintah Inggris
menerapkan berbagai kebijakan yang mendorong masyarakat di Hindia Timur untuk berubah
dari masyarakat tradisional menjadi industri. Raffles memberikan kebebasan rakyat untuk
menanam tanaman yang ingin ditanam dengan harapan rakyat bisa berusaha semaksimal
mungkin. Belanda berharap bisa mendapatkan keuntungan yang signifikan dari pola ekonomi ini.
Namun, sistem ini pada akhirnya dihentikan oleh Belanda.

Revolusi industri baru benar-benar terjadi di Hindia Belanda pada masa Ekonomi
Terbuka 1870. Saat itu, sistem ekonomi memungkinkan masuknya investor asing ke Hindia
Belanda untuk mendirikan perkebunan atau pabrik. Teknologi kemudian diterapkan dalam
pabrik-pabrik untuk menekan harga produksi agar lebih murah.

Anda mungkin juga menyukai