Anda di halaman 1dari 12

HISTORYCAL MUSEUM OF CENTRAL JAVA

Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Post Modern

Abdul Mufid1), M. Maria Sudarwani2), Iwan Priyoga3)


Universitas Pandanaran
Jl. Banjarsari Barat No. 1, Pedalangan, Banyumanik, Semarang
1)
abudoru_mufido@yahoo.com
2)
maria.sudarwani@yahoo.co.id
3)
masiw_pr@yahoo.com

Abstrak
Sejalan dengan motto Jawa tengah (visit Jawa Tengah) yang ingin memajukan sektor
pariwisata. Dengan mengadakan pembenahan di semua bidang pariwisata khususnya
infrastruktur, maka hal ini seolah olah menjadi dorongan dan juga motivasi untuk
mengembangkan sektor permuseuman di Jawa tengah. Seperti diketahui di jawa tengah sudah
ada banyak museum, tetapi perkembangannya sangat kurang dibanding objek pariwisata lain.
Museum museum di Jawa Tengah belum mewakili semua daerah daerah yang ada di Jawa
Tengah. Dengan mengakomodir sejarah Jawa Tengah dan benda bersejarah yang berkaitan
Jawa Tengah dengan baik dan benar, maka akan memudahkan para wisatawan atau pengunjung
untuk mengetahui sejarah jawa tengah beserta daerah yang ada didalamnya. Semakin banyak
promosi yang dilakukan maka semakin banyak orang tahu akan kayanya kebudayaan yang
dimiliki jawa tengah. Dan kesemuanya itu perlu wadah atau tempat, dimana perlu yang
namanya sesuatu yang beda. Tidak hanya sebagai museum untuk tempat menyimpan patung,
barang bersejarah, senjata, cerita, namun museum ini bisa lebih luas perannya.
Kata kunci : museum, post modern

PENDAHULUAN Kegiatan dan Pelaku Kegiatan. Hal-hal yang


menjadi dasar perancangan itu antara lain :
Di Semarang khususnya dan Jawa Tengah
pada umumnya Museum sangat terbatas  Analisa tapak meliputi site, pencapaian
jumlahnya, perkembangannya lambat dan sirkulasi.
dibanding objek wisata lain. Hal ini  Analisa bangunan meliputi bentuk massa
diperlukan adanya inovasi baik konsep bangunan, penampilan bangunan,
maupun teknis mengenai peran museum dan  Penunjang bangunan, yang meliputi
fungsi. Didalam salah satu unsur yang paling persyaratan fisik dan utilitas bangunan.
penting adalah bentuk bangunan museum itu Dasar pendekatan perencanaan dan
sendiri harus mempunyai daya tarik dan perancangan arsitektur ini di maksudkan
identitas tersendiri supaya dapat dengan sebagai acuan yang dipakai untuk menyusun
mudah dikenali oleh para pengunjung. landasan program perencanaan dan
Bangunan museum harus mempunyai perancangan Historycal Museum Of Central
bentuk yang berbeda dengan bangunan Java. Dasar pendekatan tersebut adalah:
lainnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan 1. Pendekatan aspek fungsional
identitas terhadap museum tersebut. Tidak 2. Pendekatan aspek kontekstual
menutup kemungkinan bentuk bangunan 3. Pendekatan aspek teknis
Museum yang berbeda, iconic, aneh, bahkan 4. Pendekatan aspek kinerja
lucu akan dapat menarik perhatian 5. Pendekatan aspek arsitektur
pengunjung untuk datang berkunjung. Dari pendekatan perancangan di atas di
Perancangan ini berisikan garis besar harapkan dapat tersusun sebuah perancangan
pemikiran dan konsep perancangan fisik bangunan musuem yang dapat mengadopsi
dengan didasarkan pedoman perancangan semua kebutuhan pengunjung museum dari
yang meliputi Tujuan dan Sasaran berbagai kalangan.
Perancangan, Faktor Penentu Perancangan, Maksud dari perancangan Historycal
Museum Of Central Java ini adalah

1
memberikan penyegaran dan juga hal yang tersedia dan sesuai dengan program
baru dalam dunia permuseuman dimana tidak perencanaan dan perancangan
hanya memamerkan barang dan patung tetapi 3. Investor (pemilik) dianggap tersedia.
diharapkan mempunyai peran lebih dalam hal 4. Proses penyediaan lahan untuk objek
memberikan informasi kususnya tentang jawa dianggap tidak mengalami permasalahan,
tengah,baik itu sejarah, kebudayaan daerah- termasuk status lokasi (status kepemilikan
daerah di Jawa Tengah dan juga artefak. tanah dan hak guna tanah) dianggap telah
Tentunya dengan tampilan objek yang lebih terselesaikan.
menarik dengan kombinasi teknologi. 5. Semua peraturan bangunan setempat
Tujuan perancangan ini adalah untuk dianggap tetap berlaku.
menghasilkan bangunan musuem Historycal 6. Kondisi daya dukung tanah dianggap
Museum Of Central Java dengan penekanan memenuhi persyaratan.
desain Post Modern yang sesuai dengan 7. Jaringan prasarana kota pada tapak terpilih
karakter Jawa tengah beserta dengan berbagai dianggap telah memenuhi syarat.
macam-macam kebudayaan yang ada
didalamnya. TINJAUAN TEORI
Sasaran adalah bangunan musuem Untuk mendukung proses pendekatan
Historycal Museum Of Central Java, yang perancangan ini maka ditetapkan beberapa
diterima oleh masyarakat berdasarkan hal sebagai dasar pendekatan, yaitu :
kebutuhan dan aspek perancangan ( design 1. Sesuai dengan klasifikasi yang ada
guide lines aspect ) yang meliputi aspek berdasarkan ruang lingkup pelayanannya,
fungsional, aspek bentuk bangunan dan aspek maka Historycal Museum Of Central Java
arsitektural. ditetapkan sebagai museum umum dengan
Batasan perencanaan Historycal Museum lingkup pelayanannya propinsi (lokal atau
Of Central Java ini adalah : regional)
1. Perencanaan Historycal Museum Of 2. Perancangan Historycal Museum Of
Central Java ditekankan kaitannya pada Central Java mengacu pada tapak yang
disiplin ilmu Arsitektur. Yang mengerucut ada dengan penyelesaian bentuk yang
pada penekanan desain post modern disesuaian dengan fungsi dan kebutuhan
dengan mengkombi-nasikan arsitektur guna mendukung objek materi yang
lokal. dipamerkan.
2. Peraturan bangunan tetap mengacu pada 3. Penyelenggaraan dan pengelolaan
peraturan yang berlaku pada kawasan Historycal Museum Of Central Java
tersebut seperti yang telah ditetapkan oleh ditangani oleh Pemerintah Propinsi Jawa
pemerintah daerah Semarang. Tengah melalui Dinas Pendidikan bekerja
3. Data-data yang tidak bisa didapat, sama dengan perkumpulan seniman
diasumsikan berdasarkan data lainya yang seluruh Jawa Tengah dan juga sebagai
relevan dan literatur. Lingkup kegiatan penanggung jawab.
yang akan diwadahi Historycal Museum Ada beberapa Kegiatan dan Pelaku
Of Central Java adalah kegiatan pameran, kegiatan yang ada didalam Historycal
kegiatan pertun-jukan, kegiatan pelatihan, Museum Of Central Java sebagai berikut :
kegiatan konservasi dan restorasi. 1. Kegiatan kegiatan pameran
4. Penentuan Lokasi dan Tapak yang a) Terdapat 2 jenis pameran yaitu:
digunakan dalam perencanaan dan
 Pemeran Tetap
perancangan mengacu pada tata guna
 Pameran Temporer
lahan dalam Revisi Rencana Tata Ruang
b) Kegiatan Konservasi dan Preservasi
Wilayah Kota Semarang 2011 – 2031.
c) Kegiatan Edukasi
Anggapan dalam perencanaan ini adalah:
2. Kelompok Kegiatan Pengelola
1. Proyeksi perencanaan dan perancangan
3. Kelompok Kegiatan Pengunjung
Historycal Museum Of Central Java
4. Kelompok Kegiatan Pelayanan.
hingga 10 tahun mendatang dari tahun
2015.
METODOLOGI PERANCANGAN
2. Dana untuk pembangunan Historycal
Museum Of Central Java ini dianggap Dalam perancangan Historycal Museum
Of Central Java diperlukan landasan

2
konseptual yang akan melandasi perancangan Semua aktivitas kegiatan yang
fisik bangunan. Acuan yang dipakai untuk berhubungan dengan pameran baik tetap
menyusun landasan program perencanaan maupun temporer.
dan perancangan Historycal Museum Of 2. Kelompok Aktivitas Pengelola
Central Java adalah dasar pendekatan Meliputi Terbagi dalam aktivitas
perencanaan dan perancangan arsitektur. administrasi dan aktivitas pengelola.
Dasar pendekatan tersebut sebagai berikut: 3. Kelompok Aktivitas Pelayanan
Meliputi aktivitas pelayanan ibadah
Pendekatan aspek fungsional
(mushola), pelayanan toilet, pelayanan
Perancangan Historycal Museum Of
mekanikal elektrikal.
Central Java bertitik tolak pada esensi
4. Kelompok Aktivitas Pendukung
bangunan Museum itu sendiri sebagai
Kelompok aktivitas yang mendukung
museum aktif, yang tidak hanya
seluruh aktivitas yang terjadi dalam
memamerkan sejarah Jawa Tengah saja tetapi
museum terdiri dari aktivitas pendukung
juga benda-benda koleksi baik berupa
keamanan, pemeliharaan, bongkar muat
artefak, informasi kebudayaan dan hasil
barang dan aktivitas pendukung bagi
karya seniman Jawa Tengah yang
karyawan.
mendukung dengan sejarah Jawa Tengah
5. Kelompok Aktivitas Parkir
secara umum, melainkan juga kegiatan
Meliputi parkir pengunjung, pengelola.
penelitian dan pengembangannya, sekaligus
mempromosikan kebudayaan Jawa Tengah Pendekatan Hubungan Ruang
kepada masyarakat Indonesia dan dunia pada Ditentukan untuk dapat memperoleh
umumnya. letak dan kedekatan antara ruang satu
dengan lainnya. Hubungan ruang ditentukan
Pendekatan Aspek Fisiologis
berdasarkan organisasi ruang dan sirkulasi
Pendekatan perancangan Historycal
ruang pelaku kegiatan (pengunjung, dan
Museum Of Central Java sebagai museum
karyawan).
umum yang aktif.
Pendekatan Kapasitas Dan Besaran
Pendekatan Aspek Psikologis
Ruang
Aspek psikologis menyangkut kejiwaan
Ditentukan untuk memperoleh besaran
yang dipengaruhi oleh suasana, sirkulasi,
ruang standart dalam pembagian ruang,
pencahayaan, skala dan proporsi, dan warna.
dengan mempertimbangkan kegiatan-
Pendekatan Perilaku kegiatan yang dilakukan.
Pendekatan perilaku Historycal Museum
Of Central Java adalah perilaku pengunjung HASIL PEMBAHASAN
museum, dan pengelola musuem.
Konsep Aspek Teknis
Pendekatan Pelaku Kegiatan Aktivitas utama yang berlangsung dalam
Terbagi dalam 3 macam pelaku kegiatan: Historycal Museum Of Central Java ini
1. Pengunjung umum adalah pameran, oleh karena itu diperlukan
Merupakan pengunjung yang datang pendekatan sistem struktur dan modul yang
dengan tujuan untuk mengunjungi tepat untuk mewadahi semua aktivitas
museum. didalamnya.
2. Pengunjung kalangan tertentu
Struktur
Merupakan pengunjung yang mempunyai
Berkaitan dengan fungsi, massa dan
latar belakang sebagi sejarawan, kolektor,
estetika bangunan yang akan diciptakan
arkeolog, dan seniman.
sebagai struktur yang kuat, yaitu dengan
3. Pengelola
penataan massa bangunan dengan denah
Merupakan kelompok pelaku dari kegiatan
lingkaran.
pengelolaan dan pelayanan semua kegiatan
yang ada didalam museum. Bahan Bangunan
Pemilihan bahan bangunan dalam
Pendekatan Kelompok Kegiatan
perencanaan Historycal Museum Of Central
Terdiri dari beberapa kelompok kegiatan:
Java ini harus memperhatikan beberapa
1. Kelompok Aktivitas Utama
ketentuan sebagai berikut :

3
 Bahan untuk bagian Lantai harus terbuat 2. Ruang Audio visual
dari bahan yang kuat, kedap air, Merupakan ruangan yang memerlukan
permukaan rata, tidak licin, warna-terang, penanganan khusus antara lain ruangan
dan mudah dibersihkan, Lantai yang yang kedap suara, penghawaan, dan juga
selalu kontak dengan air harus akses kelistrikan yang memadahi.
mempunyai kemiringan yang cukup ke 3. Gudang penyimpanan barang, R.
arah saluran pembuangan air limbah. Konservasi,
 Bahan untuk Dinding permukaannya Ruangan dengan peruntukan penelitian,
harus kuat, rata, berwarna terang dan identifikasi dan juga penyimpanan barang
menggunakan cat yang tidak luntur serta sebelum masuk ruang pamer,
tidak menggunakan cat yang memerlukan perlakuan sesuai dengan
mengandung logam berat. kebutuhan barang.
 Penghawaan disesuaikan dengan 4. Ruang Pengelola
kebutuhan, karena setiap ruangan dalam Ruang pengelola terpisah dengan
museum memerlukan perlakuan khusus bangunan museum, sesuai dengan
mengenai kelembaban ruangan. peruntukannya. Ruang pengelola
 Penutup Atap harus kuat, tidak bocor, menggunakan penghawaan sentral,
dan tidak menjadi tempat perindukan pencahayaan kombinasi antara alami
serangga, tikus, dan binatang penganggu dengan buatan dengan pertimbangan
lainnya. Ketinggian yang lebih dari 10 kenyamanan.
meter harus dilengkapi penangkal petir Rencana Sirkulasi
 Plafon harus kuat, berwarna terang, dan Perancangan Historycal Museum Of
mudah dibersihkan, tingginya minimal Central Java harus memperhatikan alur
3,00 meter dari lantai Kerangka Plafon sirkulasi didalamnya agar benar-benar
harus kuat dan bila terbuat dari kayu nyaman, yang harus diperhatikan antara lain:
harus anti rayap 1. Sirkulasi Ruang Luar
 Konstruksi beranda dan talang harus Perlu adanya pembedaan terhadap
diperhatikan sehingga tidak terjadi sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki.
genangan air.yang dapat menjadi tempat Sirkulasi pengunjung dan sirkulasi
perindukan nyamuk. pengelola, sirkulasi satu arah digunakan
 Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup untuk memudahkan sirkulasi.
lebar, dan dapat mencegah masuknya 2. Sirkulasi Dalam Bangunan
serangga, tikus, dan binatang pengganggu Menggunakan Sirkulasi Vertikal berupa
lainnya. tangga dan ram untuk penyandang
difabel. Sirkulasi horizontal dengan
Konsep Aspek Kinerja
Perancangan Historycal Museum Of pintu. Secara keseluruhan didalam
museum menggunakan sirkulasi menerus
Central Java memerlukan suatu
kelengkapan fasilitas bangunan yang dengan periodenisasi.
digunakan untuk menunjang tercapainya Rencana Utilitas
unsur-unsur kenyamanan, keselamatan, Perencanaan utilitas dalam Historycal
keamanan, kemudahan, komunikasi dan Museum Of Central Java yang di rancang
mobilitas dalam bangunan. Oleh karena itu antara laian :
perlu pendekatan sistem utilitas bangunan. 1. Sistem jaringan listrik, menggunakan
tenaga listrik utama dari PLN, candangan
Rencana Persyaratan Ruang
dari standby emergency power/genset.
Rencana persyaratan ruang meliputi
2. Sistem jaringan air bersih, menggunakan
persyaratan fisik, penghawaan, pencahayaan
serta akustik ruang. Pendekatan ruang hanya jaringan air bersih dari PDAM dan sumur
dilakukan pada ruang-ruang tertentu yang artetis. Penyaluran dengan cara Down
memerlukan persyaratan khusus yaitu: Feed Distribution.
3. Sistem penghawaan/pengkodisian udara,
1. Ruang Pamer
sebagian besar menggunakan
Harus memperhatikan sirkulasi yang baik
kemudahan aksesbililiti, pencahayaan, penghawaan buatan, karena sebagian
penghawaan. besar tertutup dan memerlukan suhu yang

4
stabil khususnya benda-benda yang bangunan termasuk ketinggian sedang dan
mudah berjamur. supaya tidak membahayakan bangunan
4. Jaringan penerangan/pencahayaan, dalam sekitarnya.
bangunan menggunakan penerangan
alami dan buatan. Konsep Aspek Arsitektural
5. Sistem komunikasi, menggunakan
Rencana Arsitektural
telekomunikasi internal dan eksternal.
Arsitektural yang digunakan dalam
6. Jaringan air kotor, Air kotor dialirkan
untuk dikumpulkan dalam suatu perancangan bangunan Historycal
penampungan berupa sumur endapan, Museum Of Central Java adalah
sedangkan kotoran cair dapat langsung arsitektur post-modern. Adapun
mengalir melalui roil kota.. pertimbangan yang mendasari pemilihan
7. Pengelolaan sampah, Sampah ditampung desain ini adalah potensi tapak yang
sementara pada bak penampungan. strategis tetapi tanpa menghilangkan
Sampah organik dan anorganik unsur-unsur budaya setempat yang
dipisahkan, kemudian diangkut ke nantinya akan dikombinasikan dalam
pembuangan akhir dengan truk sampah. bangunan yang modern dan monumental.
8. Jaringan pemadam kebakaran
Ada dua penanganan terhadap bahaya Rencana Massa Bangunan
kebakaran : Massa bangunan menyesuaikan dari
a) System tanda bahaya, antara lain: konsep, dimana analisa site, klimatologi dan
- Detektor derajat panas rata-rata, zooning menjadi landasan dalam bentuk
digunakan ruang yang bersifat bangunan. Sehingga mendapatkan view yang
umum. menarik sebagai nilai sejarah (history) dari
- Detektor derajat panas tetap, untuk sebuah museum.
mendeteksi panas secara lebih Konsep Site dan Tapak
sensitive. Dari hasil skooring 3 lokasi, didapat
- Panel kontrol bahaya api, untuk
tapak terpilih berada di Jalan Sriwijaya
mendeteksi asal api.
- Detektor asap, untuk mendeteksi
No. 19. Tapak sekarang adalah Taman
asap yang berlebihan. Wonderia dan Taman Budaya Raden
b) System pemadam api, dengan Saleh, dengan batas-batas:
menempatkan elemen seperti : Sebelah Utara : Jalan Sriwijaya.
- Sprinkler, bekerja secara otomatis Sebelah Timur : Gedung Wanita.
pada suhu ruangan yang mencapai Sebelah Selatan : lahan kosong dan
600C-700C. daya semburan ±25m2. permukiman warga.
Pada ruang koleksi sprinkler Sebelah Barat : permukiman warga.
menggunakan serbuk agar tidak Luas tapak + 60.000 m2, maka dapat
merusak koleksi dihitung dengan peraturan setempat yang
- Fire hydrant, jangkauan 25-30 m. berlaku yaitu :
- Hydrant pillar, untuk diluar
bangunan, jarak maksimal 100 m.  Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
- Fire extinguisher, tabung berisi zat maksimal : 40%
kimia dengan penempatan antar unit KDB = 40% X Luas lahan
sekita 20-25 m,memiliki jangkauan = 0.4 X 60.000
seluas 200-250 m2. = 20.000 m2
9. Jaringan penangkal petir  Koefisien lantai bangunan ( KLB ) =
System yang digunakan adalah system 3-5
Faraday. System ini terdiri dari satu tiang  Jumlah lantai = Max 5 Lantai
yang dihubungkan dengan kawat tembaga
 Garis sepadan bangunan = 30 meter
yang dialirkan ke dalam tanah melalui
arde. Pertimbangannya adalah karena dari As jalan.

5
1. Site Plan

2. Denah Lantai 1

6
3. Denah lantai 2

4. Denah Atap

7
5. Tampak

6. Potongan

8
7. Denah Kantor Pengelola

8. Denah Kafetaria

9
9. Denah Mushola

10. Denah R. Genset

10
11. Perspektif

R. AUDIO LANDSCAPE
VISUAL

GERBANG HALL
DALAM

RESEPSIONIS R.PAMER

11
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari beberapa ulasan diatas dapat
disimpulkan bahwa Museum tidak hanya
sebagai tempat memamerkan barang
bersejarah atau benda-benda kuno, tetapi
museum juga harus mempunyai daya tarik
dari segi bentuk bangunan, konsep penyajian
baik itu pameran tetap atau pameran
temporer, sehingga pengunjung tidak bosan
untuk datang lagi ke museum.

DAFTAR PUSTAKA
D.K.Ching, Francis, 2000, Arsitektur, Bentuk,
Ruang dan Susunannya, ed.ke-2. Terj.
Nurrahman Tresani Harwadi, Erlangga,
Jakarta
Neufert, Ernst, 2002, Data Arsitek, Jilid 2,
Terjemahan Sunarto Tjahjadi, Erlangga,
Jakarta
Sunarso, Drs., 2000, Pengetahuan Dasar
Konservasi Koleksi Museum, Direktorat
Permuseuman, Direktorat Jenderal
kebudayaan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta
_____, 2008, International Council Of
Museum (ICOM), Pedoman Museum
Indonesia, Departemen Pendidikan
nasional Direktorat Jenderal kebudayaan,
Proyek pembinaan Permuseuman,
Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai