Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Jawa Barat merupakan provinsi yang sangat potensial, dari segi sumber daya
alam, sumber daya manusia, hingga keseniaanya. Kesenian tradisional Jawa Barat
sangat beraneka ragam diantaranya adalah seni musik, seni tari, seni karawitan, dan
upacara adat. Pada umumnya kesenian tradisional ditampilkan pada hajatan, upacara
adat dan acara besar lainnya.
Berdasarkan data Disparbud Jawa Barat (2007) seni budaya yang terdapat di Jawa
Barat sangat banyak macamnya diantaranya benjang, angklung, jaipongan, reak,
pantun buhun, sandiwara, tembang sunda cianjuran, calung, calempungan, degung,
debus, gondang, jenaka sunda, kliningan, kuda lumping, longser, pencak silat, tari
keurseus, topeng Cirebon, ketuk tilu, wayang golek, qasidah, arumba, reog dan
sebagainya. Menurut Dinas Pariwisata dan Budaya (2012), data perkembangan
kesenian di Provinsi Jawa Barat masih banyak sekali kesenian yang ada di Jawa Barat
mulai dari seni karawitan, seni teater, seni padalangan, seni musik, seni tari, seni
sastra, seni rupa dan seni pertunjukkan rakyat. Namun dalam kenyataan masih banyak
kesenian yang tidak berkembang, bahkan hampir punah.
Seiring perkembangan zaman hal ini dapat menimbulkan kesenian tradisional
sunda akan terlupakan dan mulai meninggalkan kesenian tradisional dengan mudah
menerima kesenian modern. Dalam upaya melestarikan dan menghindari punahnya
kesenian dan budaya Jawa Barat, pemerintah rutin mengadakan acara yang
menampilkan beragam kesenian Jawa Barat. Acara tersebut umumnya diadakan di
tempat – tempat umum, seperti kawasan Monumen Perjuangan Rakyat, Alun – Alun
Ujung Berung, kawasan Dago Car Free Day, dan tempat umum lainnya. Lokasi
penyelenggaraan event ini biasanya tidak menetap, karena Kota Bandung tidak
memiliki tempat memfasilitasi kesenian tradisional. Kawasan Dago Tea House sejak

1
dahulu dikenal sebagai pusat kebudayaan/cagar budaya Jawa Barat, namun kini sudah
mulai vacum. Meskipun hingga saat ini kegiatan kesenian, seperti seni tari masih ada,
namun kegiatan kesenian di kawasan ini sudah tidak seramai dahulu. Selain Dago
Tea House, Bandung juga memiliki satu tempat pelestarian kesenian Jawa Barat yang
bernama Saung Angklung Udjo, juga memiliki pelatihan kesenian baik itu musik dan
tari, akan tetapi Saung Angkung Udjo juga memiliki keterbatasan lahan dan fasilitas
untuk melakukan latihan pada peserta didik. Saung Angklung Udjo hanya berfokus
pada alat musik angklung saja.
Hal tersebut menjadi latar belakang dalam mewujudkanya Pusat Kesenian
Tradisional Sunda di Kota Bandung. Pada perancangan Pusat Kesenian ini terdapat
fasilitas yang dapat menampung kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan kesenian
secara terpusat, khususnya kesenian tradisional sunda dimana akan disediakan
fasilitas untuk pagelaran, promosi/ pameran, serta edukasi..

1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan pembahasan dari latar belakang tersebut, maka terdapat beberapa
identifikasi masalah, yaitu :
1. Belum terdapatnya fasilitas yang digunakan untuk pertunjukan kesenian di Kota
Bandung.
2. Belum terdapatnya sarana yang memadai dan kurangnya fasilitas edukasi,
pagelaran, pertunjukan yang berkaitan dengan kesenian tradisional sunda.

1.3.Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah pada perancangan Pusat Kesenian Tradisional Sunda,
yaitu :
1. Bagaimana merancang bangunan yang dapat digunakan sebagai tempat
penyelenggaraan pertunjukan kesenian tradisional sunda di Kota Bandung ?
2. Bagaimana menerapkan tema Arsitektur Metafora pada Perancangan Pusat
Kesenian Tradisional Sunda ?

2
1.4.Batasan Masalah
Pada perancangan Pusat Kesenian Tradisional Sunda ini perlu adanya batasan
masalah dalam perancangannya, batasan masalah tersebut meliputi :
1.4.1. Lingkup Perancangan
Lingkup perancangan pada Pusat Kesenian Tradisional Sunda ini yaitu :
1. Fungsi bangunan utama merupakan Pusat Kesenian Tradisional Sunda yang
berada di Kota Bandung.
2. Perancangan ini ditekankan pada fasilitas yang dapat menampung kegiatan –
kegiatan kesenian sunda. Fasilitas tersebut seperti area pagelaran seni, pameran,
pembinaan, fasilitas komersil serta edukasi.
1.4.2. Batasan Lokasi Perancangan
Beberapa kriteria tapak yang diperlukan dalam perancangan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
A. Kriteria lokasi Tabel 1.1. Kriteria Lokasi
No Kriteria
1. - Berada di tengah kota dan dapat menjadi penanda yang menjadi ciri khas / identitas
tersendiri (Theater Building a Design Guide – Judith Strong)
- Berada di Metropolitan Center atau Regional Center (Building for the Performing Arts –
I an Appleton)
2. - Dapat menghidupkan area sekitarnya dan memberi keuntungan bagi bisnis di sekitarnya
(memberi dampak perekonomian setempat)
- Kapasitas menyesuaikan dengan lokasi site. Metropolitan Center (1500 – 2000
pengunjung), Regional Center (1200 – 1700 pengunjung.
3. - Meyediakan parkir yang memenuhi kebutuhan pengunjung
- Terdapat drop off dan area parkir khusus disabilitas ( Theater Building a Design Guide
– Judith Strong )
4. - Tersedianya Outdoor area contohnya seperti plaza yang diletakkan di depan pintu
masuk public sebagai area berkumpul dan menyambut audience yang datang ataupun
area untuk performance seperti amphitheater terbuka. Penataan ruang terbuka pada
sekitar site bertujuan untuk mempertahankan kondisi eksisting site seperti pohon,

3
semak, dan kondisi tanah. ( Building for the Performing Arts – I an Appleton)

5. - Tersedianya akses bagi transportasi publik maupun pribadi. ( theater Building a Design
Giude – Judith Strong )
- Jalur pedestrian harus mempunyai syarat – syarat untuk dapat digunakan dengan
optimal dan memberi kenyamanan pada penggunaya. ( Teori Perancangan Kota –
Hamid Shirvani )
6. - Memiliki aksesibilitas dengan pencapaian yang mudah. ( Theater Guide – Judith Strong
)
7. - Dekat dengan fasilitas umum lainnya ( Theater Building a Design Guilde – Judith
Strong )
- Dekat dengan fasilitas public, seperti bar, restaurant, dan fasilitas kesenian lainnya. (
Building for the Performing Arts – I an Appleton )

Sumber : Teori Perancangan Kota – Hamid Shirvani

Dari kriteria lokasi tersebut, terdapat beberapa alternatif site yang telah ditentukan
yaitu :

1. Alternatif A 2. Alternatif B 3. Alternatif C

Jl. Dr. Djundjunan Jl. Terusan Buah batu Jl. Nasional III

Anda mungkin juga menyukai