Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN KONSEP PANGGUNG ARENA TERBUKA PADA TAMAN

BUDAYA BALI
Di susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Utilitas Interior Semester Ganjil

Oleh : Kelompok 4
1. Adinda Amartha S D (18150134)
2. Bagas Leonanda (18150136)
3. Luthfiyah Sholihatul A (18150172)
4. Muhammad (1815017 )

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
A. Panggung Terbuka
Panggung terbuka biasanya terletak di luar ruangan. Berbagai
variasi dapat digunakan untuk memproduksi pertunjukan di tempat
terbuka. Pentas dapat dibuat di beranda rumah, teras sebuah gedung
dengan penonton berada di halaman, atau dapat diadakan disebuah tempat
yang landai dimana penonton berada di bagian bawah tempat tersebut.
Panggung terbuka juga sifatnya permanen karena biasanya dibangun
dengan batu dan semen
B. Panggung Arena
Panggung arena merupakan bentuk panggung yang paling
sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk pangung yang lainnya.
Panggung ini dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung asal dapat
dipergunakan secara memadai. Kursi-kursi penonton diatur sedemikian
rupa sehingga tempat panggung berada di tengah dan antara deretan kursi
ada lorong untuk masuk dan keluar pemain atau penari menurut kebutuhan
pertunjukan tersebut. Papan penyangga (peninggi) ditempatkan di
belakang masing-masing deret kursi, sehingga kursi deretan belakang
dapat melihat dengan baik tanpa terhalang penonton dimukanya. Sebagai
penganti layar pada akhir pertunjukan atau pergantian babak dapat
digunakan dengan cara mematikan lampu (black out). Perlengkapan tata
lampu dapat dibuatkan tiang-tiang tersendiri dan penempatannya harus
tidak mengganggu pandangan penonton.
Berbagai ragam bentuk panggung arena adalah sebagai berikut :
1. Panggung arena tapal kuda adalah panggung dimana separuh bagian
pentas atau panggung masuk kebagian penonton sehingga membentuk
lingkaran tapal kuda.

Gambar 1. Panggung arena tapal kuda

2. Panggung arena ¾, berarti ¾ dari panggung masuk kearah penonton


atau dengan kata lain penonton dapat menyaksikan pementasan dari tiga
sisi atau arah penjuru panggung. Panggung arena ¾ biasanya berupa
pentas arena bentuk U.
Gambar 2. Panggung arena U

3. Panggung arena penuh yaitu dimana penonton dapat menyaksikan


pertunjukan dari segala sudut atau arah dan arena permainan berada di
tengah-tengah penonton. Panggung arena penuh biasanya panggung arena
bujur sangkar atau panggung arena bentuk lingkaran.

Gambar 3. Panggung arena bujur sangkar

Gambar 4. Panggung arena lingkaran


C. Taman Budaya - Bali Art Center

Art Center atau Taman Budaya adalah bangunan yang didirikan


dengan tujuan untuk pementasan seni serta pengembangan seni Bali
khusunya. Lokasi Art Center ini terletak di tengah tengah kota Denpasar,
tepatnya di jalan Nusa Indah dengan luas lebih kurang kira kira 5 hektar.
Bila kita menggunakan kendaraan bermotor, jarak tempuh menuju Art
Center ini memerlukan waktu kira-kira 60 menit, dan lebih kurang 15 km
perjalanan dari Bandara Ngurah Rai Bali.
Art Center/Taman Budaya adalah komplek bangunan yang luas
dengan gaya terbaik arsitektur tradisional Bali lay out bangunan-
bangunannya, baik amphitheater dan tempat ruang pertunjukan maupun
bangunan tambahan melambangan cerita Pemutaran Gunung Mandara Giri
di lautan susu dimana memercik “amerta” air suci untuk kehidupan abadi
sesuai dengan sifat budaya yang dinamis dan terus hidup sepanjang masa.
Art Center atau Taman Budaya Bali didirikan oleh Gubernur Bali
yang pertama yaitu Ida Bagus Mantra. Beliau sebagai orang Bali sangat
peduli terhadap nilai-nilai budaya timur khususnya budaya Bali. Dengan
membangun suatu lokasi kawasan seni diharapan dapat merangsang
kreativitas seni dari para seniman di Bali untuk tetap menjaga,
melestarikan dan mendukung dinamika perkembangan budaya dan juga
bisa tetap berkiprah serta mempertahankan jati diri di tengah-tengah
derasnya pengaruh global yang dibawa oleh wisatawan yang datang dan
berkunjung ke Bali. Untuk rencana itu semua, dengan rela hati beliau
mengorbankan tanah milik pribadinya untuk dijadikan sebagai tempat
pusat kesenian yang kita kenal dengan Art CenterBali saat ini.
Bentuk susunan komplek bangunan yang ada di Art Centre Bali ini
terdiri dari:
a. Komplek bangunan suci meliputi: Pura Taman Beji, Bale Selonding,
Bale Pepaosan, dll.
b. Bangunan tenang meliputi: Perpustakaan Widya Kusuma, dimana
ditempat ini tersimpan buku buku tentang sejarah Bali.
c. Komplek bangunan setengah ramai meliputi: Gedung Pameran
Mahudara, Gedung Kriya, Studio Patung, Wisma Seni dan Wantilan
tempat ini merupakan aula tempat pameran seni Bali.
d. Komplek bangunan ramai meliputi: Panggung Terbuka Ardha Candra
dan Panggung tertutup Ksirarnawa (keduanya berada di selatan Sungai).
Di amphitheater yang berada di Art Centre ini, bisa menampung
kapasitas penonton kira kira sampai dengan 6.000 orang, baik itu untuk
pertunjukan kolosal, tardisional maupun modern. Biasanya Pentas
Kesenian Bali ini digelar pada bulan Juni s/d July, pentas seni ini diadakan
1 bulan penuh, sehingga bagi anda yang menyaksikan bener benar
terpesona dengan adat kebudayaan Bali yang tetap lestari sampai saat ini.
Adapun kompleks taman budaya ini merupakan bangunan dengan
gaya arsitektural Bali yang khas dan sarat dengan nilai filosofi. Bangunan-
bangunan yang ada tersebut, baik bangunan inti maupun bangunan
pendukung lainnya didesain dengan layout yang melambangkan cerita
Pemutaran Gunung Mandara Giri yang melegenda. Makanya setiap
wisatawan yang berkunjung ke Taman Budaya Bali ini bukan hanya dapat
melihat seni arsitektural bangunanya saja yang unik dan bernilai tinggi,
juga bisa mengetahui cerita yang dikisahkan di layout bangunan Bali Art
Centre ini.
Setelah jadi, kompleks bangunan budaya inipun kemudian dibuka
untuk publik pada tahun 1973. Dalam setiap tahunnya, di bangunan ini
selalu diselenggarakan beragam acara hiburan semisal pameran kerajinan,
pertunjukkan tarian tradisional khas, dan berbagai aktifitas budaya yang
lainnya.
TBD yang dilengkapi panggung terbuka Ardha Candra
berkapasitas 8.000 penonton, dan enam panggung lainnya dengan
kapasitas lebih kecil, padat dengan jadwal pentas selama sebulan PKB
berlangsung. Gedung Ksiarnawa, merupakan salah satu fasilitas TBD yang
berfungsi sebagai tempat pementasasn di lantai dua dan tempat
penyelenggaraan pameran di lantai satu. Taman Budaya juga memiliki
fasilitas penunjang antara lain, wantilan yang juga berfungsi sebagai
tempat pertunjukan berkapasitas 600 penonton, dilengkapi ruang untuk
berias seniman serta peturasan (WC).
D. Analisa Konsep Panggung Arena Terbuka Pada Panggung Ardha
Cadra Bali Art Cente

Ardha Cadra adalah panggung terbuka yang biasa dipergunakan


untuk pemesntasann kolosal. Disamping pementsan kolosal, panggung ini
juga biasa digunakan sebagai tempat pertunjukan musik dan pementasan
seni. Panggung ini biasa dikatakan menjadi icon dari Bali Art Centre.
Panggung terbuka ini menerapkan konsep panggung arena terbuka. Hal itu
terlihat dari lokasi pembuatan panggung ini sendiri berada diluar ruangan
yang luas dengan kapasitas penonton sebanyak 6000 orang.
Selain itu, panggung ini memiliki bentuk panggung arena yang
mengadaptasi bentuk tapal kuda. Kursi-kursi penonton diatur sedemikian
rupa sehingga tempat panggung berada di tengah. Penerapan bentuk
panggung arena terbuka ini merupakan bentuk paling sederhana dalam
pembangunan panggung pertunjukan. Ardha Cadra pada Bali Art Centre
ini bersifat permanen karena di bangun dengan batu dan semen.
Panggung inPada panggung ini tidak terdapat sekat antara pemain

dan penonton sehingga memungkinkan adanya komunikasi secara


langsung. Dikarenakan bentuk panggung yang berada di tengah dan
jangkuan penonton dekat membuat pemain harus mempersipakan dekorasi
dan penataan peralatan se demekian rupa agar tidak mengganggu
penglihatan penonton.

Anda mungkin juga menyukai