Anda di halaman 1dari 76

DESAIN BANGUNAN PUSAT PELATIHAN SENIMAN

JALANAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR


MODERN

Tugas Akhir Diajukan

Untuk Melengkapi Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana

Nama : Kallam Sakti Mahardhika

NPM : 201845500013

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era ini sudah tidak di pungkiri jika setiap orang harus memiliki sebuah
pekerjaan yang layak, manusia mengenyam pendidikan, belajar, dan beradaptasi
untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang layak untuk menghidupi keluarga, atau
bahkan menghidupi diri sendiri. Namun ada juga beberapa orang yang tidak
mampu untuk mengikuti alur tersebut dan tidak mendapatkan pekerjaan yang
layak, karenanya menjadi seniman jalanan adalah salah satu pilihan untuk
mengadu nasib di era ini.
Menurut data.jakarta.go.id tahun 2020 di Jakarta Timur ada 18.488 orang
pengangguran, dimana 7.631 orang perempuan dan 10.857 orang laki laki diusia
15 – 64 tahun.
Jika dilihat dari info diatas, bisa kita simpulkan jika cukup banyak
penduduk jakarta timur yang belum mendapatkan pekerjaan, terlebih lagi pada
tahun tersebut angka covid-19 sedang naik, dan beberapa perusahaan juga mem-
PHK para karyawannya. Karenaanya untuk bisa bertahan pada masa pandemi ini
beberapa orang memilih beralih menjadi seniman jalanan, seperti pengamen, arak
– arak ondel ondel, manusia silver, dan lain lain.
Namun pada Tribunnews.com 9 Maret 2019 komunitas MKB (Musik Kota
tua Bersatu) telah mengeluarkan singel lagu baru mereka, para musisi jalanan ini
menunjukkan jika seniman jalanan bisa memiliki kemampuan yang mumpuni
dalam bermusik dan hal itu bisa mereka buktikan secara nyata. Selain itu musisi
terkenal di Indonesia juga ada beberapa yang berasal dari pengamen jalanan.
Melihat potensi ini membuat kita sadar jika seniman jalanan butuh tempat
untuk berekspresi dan menuangkan ide ide mereka karenanya keberadaan
bangunan Pusat Pelatihan Seni untuk para seniman jalanan dibutuhkan, sedangkan
menurut www.kuratorial.dkj.or.id keberadaan bangunan kesenian hanya ada di
Jakarta Pusat.
Keberadaan Gedung Kesenian Jakarta juga bukanlah tempat yang ramah
dan akan menerima seniman jalanan untuk berekspresi, karenanya pemerintah
DKI Jakarta berencana membangun public area di bebebrapa titik di kawasan
Jakarta yang dimana akan di fungsikan sebagai tempat untuk para seniman jalanan
berekspresi. Adapun fungsi dari keberadaan Pusat Pelatihan Seni ini diantaranya :
1. Potensi perkembangan seniman jalanan di jakarta Timur, beberapa seniman
jalanan khususunya pengamen memiliki potensi yang cukup menjanjkan
dalam bermusik.
2. Potensi ruang untuk mewadahi musisi jalanan, gedung kesenian / gedung
Pelatihan musik saat ini hanya ada di Jakarta Pusat, karenanya tempat untuk
mewadahi musisi jalanan masih terbilang belum cukup memadai.
3. Potensi untuk mengatur ruang dengan seting behaviour

Tabel 1.1
Jumlah Pengangguran Jakarta Timur tahun 2020
Sumber: jakarta.go.id
Kota jakarta terletak di antara 60 8′ Lintang Selatan dan 106 0 48′ Bujur
Timur. Sebelah barat berbatasan dengan Propinsi Banten dan sebelah timur dan
selatan berbatasan dengan Propinsi Jawa Barat. Di sebelah utaranya berbatasan
dengan laut Jawa.

Dengan menerapkan konsep arsitektur modern pada bangunan Pusat


Pelatihan Seni ini diharapkan selain bisa merangkul para seniman jalanan di
Jakarta dan memberikan wadah untuk berekspresi juga dapat menghasilkan karya
lingkungan yang baik bagi ibu kota.

B. Identifikasi Masalah

Dari beberapa uraian yang di kemukakan pada latar belakang, maka dapat
di identifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
1. Ketersediaan wadah untuk berekspresi, seniman jalanan tidak memiliki
wadah dan tempat untuk mengasah bakat dan menuangkan bakat seni mereka,
khususnya pada area jakarta timur, menurut Kuratorial.dkj.or.id keberadaan
bangunan seni di kawasan DKI Jakarta hanya ada di Jakarta Pusat.
2. Keberadaan bangunan pusat pelatihan seni juga menjadi masalah untuk para
seniman jalanan,
3. Pengaturan ruang yang cocok pada pengguna bangunan dengan mengacu
pada behaviour seting

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam perancangan bangunan pusat pelatihan seni ini


adalah dengan pemakaian konsep arsitektur modern, dan pendekatan kualitatif
fenomonologi.
D. Rumusan Masalah

Dari permasalahan tersebut, ditemukan beberapa persoalan terkait rumusan


masalah perancangan Pusat Pelatihan Seniman Jalanan di Jakarta Timur secara
Arsitektural :
1. Bagaimana konsep perancangan yang bisa menyesuaikan sikap dan
karaakteristik dari para seniman jalanan, khususnya para pengamen yang
memiliki sikap yang cukup spesial.
2. bagaimana konsep perencanaan dan perancangan sirkulasi pada Pusat
Pelatihan yang sesuai dengan kawasan sekitar site.
3. Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan desain konseptual
bangunan yang mengacu pada desain arsitektur modern
4. Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan sirkulasi ruangan pada
bangunan dengan seting arsitektur perilaku.
5. Adapun hal yang harus ditetapkan pada perancangan bangunan ini, yaitu
bagaimana cara mendesain bangunan Pusat Pelatihan Seni yang bisa
merangkul para seniman jalanan. Dimana tempat tersebut bisa menjadi wadah
dan tempat untuk mengekspresikan diri pada seniman muda.

E. Tujuan Perancangan

1. Memberikan tempat berekspresi untuk para seniman muda dalam


menuangkan bakat seni mereka, khususnya untuk para seniman jalanan yang
memiliki bakat dalam bermusik maupun bakat seni lainnya.
2. Menambah daya tarik dan minat seni kepada masyarakat di Jakarta Timur
3. Merancang sebuah Pusat Pelatihan Seni khususnya untuk para seniman
jalanan, selain sebagai tempat untuk merangkul para seniman jalanan
bangunan ini juga bisa dijadikan sebagai tempat pameran seni yang di
hasilkan dari tangan tangan kreatif muda.
4. Menjadikan bangunan pusat pelatihan ini sebagai landmark di kawasan
Jakarta Timur.
5. Menambah wawasan kepada para pembaca yang berkepentingan dalam
perencanaan dan pembangunan Pusat pelatihan Seni.

F. Kegunaan/ Manfaat Rancangan

Adapun Manfaat serta kegunaan perancangan Pusat Pelatihan Seni di


Jakarta Timur dengan pendekatan arsitektur modern, antara lain
1. Tercapainya konsep perencanaan dan perancangan yang menjadi wadah
berekspresi bagi para seniman jalanan dan juga untuk melatih bakat seni
mereka.
2. Tercapainya konsep perencanaan dan perancangan pada bangunan pusat
pelatihan untuk bisa merangkul semua orang tanpa memandang kasta
sosial untuk mengembangkan bakat seni mereka, serta memberikan
kenyamanan untuk belajar tentang seni.
3. sebagai tempat untuk kebutuhan sosial
4. Dapat dijadikan sebagai pusat komunitas para seniman jalanan untuk
berekspresi.
5. menjadikan bangunan pusat pelatihan seni ini sebagai bangunan publik
yang menarik perhatian pengunjung.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori

Kota Jakarta memerlukan tenpat yang diwadahi berbagai falsilitas bagi


semua orang yang ingin mempelajari seni termasuk para seniman jalanan
dikarenakan banyaknya seniman jalanan yang memiliki potensi untuk
berkembang dan berkarya layaknya seniman lainnya. Pusat Pelatihan Seni ini
harus dapat menampung segala jenis aktivitas untuk para seniman termasuk para
seniman jalanan. Dengan konsep modern ini, diharapkan Pusat Pelatihan Seni ini
akan menjadi icon maupun landmark untuk para penikmat seni.

1. Terminologi judul

a. Pelatihan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelatihan berasal dari kata
“latih” yang berarti olah, pelajaran untuk membiasakan atau memperoleh
suatu kecakapan. Jadi, pelatihan berarti proses pembelajaran untuk
membiasakan atau memperoleh suatu kecakapan atau keahlian tertentu.
Menurut Wikipedia Pelatihan adalah kegiatan melatih atau
mengembangkan suatu keterampilan dan pengetahuan kepada diri sendiri
atau orang lain, yang terkait dengan kompetensi tertentu yang dianggap
berguna.
Pelatihan mempersiapkan peserta latihan untuk mengambil jalur profesi
tertentu yang disesuaikan dengan teknologi dan organisasi tempat bekerja,
dan membantu peserta memperbaiki kecakapan dalam kegiatannya terutama
mengenai pengertian dan keterampilan.
b. Definisi Pusat Pelatihan
Pusat Pelatihan dan adalah sebuah tempat yang mewadahi dan
memfasilitasi segala kegiatan yang berhubungan dengan proses untuk
menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan mempelajari sesuatu sampai
menjadi ahli, pandai, dan cakap dibidang yang ditekuni tersebut.
Dengan menjadi ahli atau cakap dibidangnya masing-masing sesuai
keahliannya, maka para pengguna bangunan akan mendapatkan pengalaman
dalam berkarya dan akan mencoba untuk memperlihatkan karyanya kepada
orang lain

c. Pengertian Seni
Menurut Wikipedia Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu

(dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, fungsinya, bentuknya, makna

dari bentuknya, dan sebagainya), seperti tari, lukisan, ukiran. Seni meliputi

banyak kegiatan manusia dalam menciptakan karya visual, audio, atau

pertunjukan yang mengungkapkan imajinasi, gagasan, atau keprigelan

teknik pembuatnya, untuk dihargai keindahannya atau kekuatan emosinya.

Kegiatan-kegiatan tersebut pada umumnya berupa penciptaan karya seni,

kritik seni, kajian sejarah seni dan estetika seni.

Bisa kita Artikan Seni adalah sebuah kegiatan manusia yang

berhubungan dengan Visual, bunyi, bentuk. Seni juga berhubungan

langsung dengan perasaan dan ekspresi pembuatnya. Hal itulah yang

membuat Seni memiliki nilai dan makna tersendiri dimata penikmarnya


d. Seniman Jalanan
Seniman Jalanan sudah ada sejak setelah kemerdekaan Indonesia,
Secara logis pada saat bangsa kita sudah terlepas dari belenggu Penjajah
masyarakat dan pemerintah kita sudah mulai membangun negeri ini dari
segala Aspek, namun ada juga beberapa masyarakat yang mengais rezeki
dengan menjadi musisi jalanan, dengan memanfaatkan keramaian ibu kota
banyak anak muda yang menunjukkan bakat bermusiknya.
Namun jika kita membicarakan soal seniman jalanan, maka yang akan
terlintas di benak kita adalah penyanyi Pop legendaris Iwan Fals. Bernama
Asli Virgiawan liestanto dan lahir pada Tahun 1961. Beliau memulai karier
bermusiknya dengan menjadi Pengamen jalanan sejak usia 13 Tahun,
diusianya yang masih belia itu ia menunjukkan bakat bermusiknya di depan
banyak orang dan terus berkembang hingga ia dikenal saat ini menjadi
seorang legenda.

e. Kota Jakarta
Menurut Wikipedia Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) atau
Jakarta Raya adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Jakarta
merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat
provinsi. Jakarta terletak di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu
pernah dikenal dengan beberapa nama di antaranya Sunda Kelapa,
Jayakarta, dan Batavia. Jakarta juga mempunyai julukan The Big Durian
karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple) di
Indonesia.
Jakarta memiliki luas sekitar 664,01 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan
penduduk berjumlah 10.562.088 jiwa.
f. Arsitektur Modern
Arsitektur modern adalah gaya atau konsep bangunan yang
mengutamakan bentuk bangunan dibandingkan ornamen hias. Dengan kata
lain, estetika desain modern adalah upgrade dari bangunan penuh dekorasi
di masa lalu seperti desain gothic dan Victorian.
Sebaliknya, desain modern memilih tema arsitektur yang dibangun
dengan material tertentu, demi menjamin kesederhanaan dan fungsionalitas
sebuah bangunan. Era desain modern datang bersamaan saat sumber daya
manusia digantikan dengan mesin industrial.
Dengan banyaknya pekerja yang bekerja di rumah, para arsitek lebih
memfokuskan desain bangunan yang mengutamakan kenyamanan penghuni.
Elemen yang membangun kenyamanan rumah mereka ciptakan tanpa
menghapus nilai keindahan arsitektur modern.

Arsitektur ini tidak sentimental seperti gaya neo-klasik, tetapi inovatif,


minimal, dan eksperimental. Desain arsitektur modern terbagi menjadi
beberapa jenis. Jenis desain modern yang paling digemari banyak desainer
adalah kontemporer, ekspresionisme, constructivist, dan mid-century
modern.

2. Sejarah Pusat Pelatihan Seni

Seperti yang kita ketahui gedung kesenian yang ada di Jakarta hanya ada
satu yaitu Gedung Kesenian Jakarta, terletak di Jalan Gedung Kesenian Nomor 1,
Jakarta Pusat. Ide munculnya gedung ini berasal dari Gubernur Jenderal Belanda,
Daendels. Kemudian direalisasikan oleh Gubernur Jenderal Inggris, Thomas
Stamford Raffles pada 1814.

Menurut Ensiklopedia Jakarta 3, pada masa pendudukan tentara Dai


Nippon, gedung ini dijadikan sebagai markas tentara. Sedangkan pada masa
kemerdekaan, gedung ini difungsikan sebagai ruang kuliah untuk mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Hukum Universitas Indonesia. Gedung ini juga sempat
digunakan sebagai bioskop.

Awalnya gedung ini bernama Municipal Theatre, Schouwburg, atau lebih


populeh disebut "Gedung Komidi". Di zaman Jepang gedung ini disebut Kiritsu
Gekitzyoo, lalu berubah menjadi bioskop Dana dan City Theatre. Pada 1984,
bangunan ini dipugar dan dikembalikan fungsi semula sebagai pentas kesenian
dan ditetapkan namanya menjadi "Gedung Kesenian Jakarta".

Gedung Kesenian Jakarta merupakan bangunan tua peninggalan bersejarah


pemerintah Hindia-Belanda yang hingga kini masih berdiri kokoh di Jakarta
Pusat. Gedung ini adalah tempat para seniman dari seluruh Nusantara
mempertunjukkan hasil kreasi seninya, seperti drama, teater, film, dan sastra.
Bangunan besar berwarna putih ini dibangun pada 1802.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, tepatnya pada 29


Agustus 1945, pengelolaan gedung ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia.
Gedung ini juga merupakan saksi sejarah penting perjalanan bangsa Indonesia
menuju kemerdekaannya. Gedung ini pernah dipakai Soekarno sebagai tempat
meresmikannya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan digunakan sebagai
tempat bersidang KNIP. Sebelumnya, gedung ini juga pernah digunakan sebagai
tempat Kongres Pemuda yang pertama pada 1926.

3. Jenis – Jenis Pusat Pelatihan

Di Indonesia Pusat Pelatihan menjadi tempat yang cukup penting untuk


seseorang mencari pengalaman dalam bidang tertentu dan belajar untuk persiapan
menghadapi dunia kerja.

Menurut itbstikomambon.com ada 5 jenis Pusat pelatihan yang bisa


ditemukan di sekitar kita diantaranya :
a. Skill Training
Pusat Pelatihan yang fokus untuk memberikan ilmu pengetahian
mengenai skill atau keahlian yang dibutuhkan untuk terjun ke dunia
kerja, tidak hanya itu pusat pelatihan jenis ini juga akan membantu dalam
mengembangkan keahlian yang sudah kita miliki sehingga kita dapat
mengasah keahlian menjadi lebih baik lagi
.
b. Re-Training
Pelatihan yang biasanya diadakan oleh sebuah perusahaan, yang dimana
bisa dilakukan secara mandiri atau dilakukan dengan suatu lembaga
perguruan tinggi. Pelatihan ini biasa diikuti oleh para karyawan dari
suatu perusahaan untuk mempelajari sebuah tren kerja yang semakin
maju.

c. Cross Functional
Training adalah jenis pelatihan yang juga biasa diberikan oleh sebuah
perusahaan kepada karyawannya dengan tujuan memberikan kompetensi
lain kepada seorang atau kelompok karyawan yang ditugaskan dalam
bidang yang berbedadengan yang biasa dijalani oleh karyawannya

d. Team Training
Pusat Pelatihan yang akan memberikan berbagai macam ilmu dalam
sebuah kerja tim. Pusat pelatihan ini lebih berfokus kepada
pengembangan mental diri seseorang untuk belajar tentang berkerjasama

e. Creativity Training
Pusat Pelatihan yang akan memberikan atau mempertajam tingkat
kreatifitas seseorang. Sama seperti sebelumnya, pusat pelatihan ini juga
berfokus dalam pengembangan mental, dimana seseorang yang sudah
memiliki sebuah keahlian atau bakat akan diajarkan lagi hal yang lebih
detail dalam memakai bakatnya.
4. Jenis Seni

Seni menurut KBBI adalah halus (tentang rabaan), benda yang halus
bahannya dan buatannya. Jika di lihat dari KBBI seni bisa diartikan sebuah benda
yang memiliki tingkat kehalusan dan memiliki detil yang baik.

Dilansir dari Merdeka.com Seni merupakan suatu keahlian seseorang


dalam membuat karya yang bermutu akan dilihat dari segi kehalusan, Keindahan,
fungsinya, bentuk, makna, dan lain sebagainya. Terdapat beberapa macam –
macam seni yang dapat kita ketahui dan pelajari, yaitu :

a. Seni Rupa
Adalah salah satu cabang kesenian yang dapat dilihat dan berbentuk
visual, contoh dari karya seni rupa ini diantaranya gambar, lukisan,
patung, dan kerajinan tangan.

b. Seni Musik
Adalah seni yang menghasilkan bunyi sebagai unsur utamanya, bunyi
yang dapat menghasilkan nada, melodi, dan tempo adalah salah satu
syarat untuk sebuah karya seni musik.

c. Seni Gerak
Merupakan seni yang memanfaatkan gerakan tubuh, nama lain dari seni
ini adalah seni tari. Selain memanfaatkan gerakan tubuh keluesan dan
kecocokan gerakan yang diiringi oleh melodi dan ketukan juga menjadi
hal penting dalam seni tari
d. Seni Teater atau Pertunjukan M
erupakan suatu seni yang memvisualisasikan imajinasi atau
menggambarkan sebuah kejadian yang nyata atau tidak nyata. Seni teater
biasanya juga dijadikan sebagai media untuk menyebarkan ajaran ajaran
pada zaman dahulu. Seni teater juga membutuhkan musik dan gerak
bahkan juga seni rupa.

e. Seni Sastra
Adalah seni yang bisa dinikmati melalui pendengaran dan penglihatan.
Karya seni ini biasanya berbentuk puisi atau atau sebuah syair yang
biasanya disampaikan dari mulut ke mulut.

B. Tinjauan Proyek Sejenis

1. Maraka Art Center

Makara Art Center adalah unit Kerja di lingkungan Universitas Indonesia


yang bertugas untuk mengelola fasilitas pusat kesenian dan menyusun program
acara kesenian, serta melaksanakannya. Makara Art Center merancang berbagai
acara kesenian, baik yang berskala nasional maupun internasional dengan
bekerjasama institusi-institusi lain maupun dengan industri-industri kesenian dan
budaya.

Gambar 2.1
Foto Bangunan Maraka Art Center
Sumber: Google.com
2. The You Art Center

You Art Center terletak di Changde, kota asal dari fabel Tiongkok yang
terkenal Tanah Bunga Persik. Jejak bangunan sekitar 1600sm. Visi proyek adalah
menggunakan seni urban sebagai media dan katalis untuk peningkatan dan
pembangunan kembali kota, mempromosikan pendidikan estetika untuk ruang
publik yang lebih baik, seni urban dan gaya hidup. Penyatuan ruang seni dengan
lebih banyak publisitas, fleksibilitas, dan keterlibatan publik dipikirkan dengan
matang. Oleh karena itu atrium publik vertikal sebagai ruang publik informal
untuk pameran, acara, dan sirkulasi. Ini mencerminkan karakter sosial tradisional
dari jalur dan lanskap jalan secara vertikal untuk menghubungkan seni dengan
publik. Tidak hanya itu keterbatasan ruang juga menjadi acuan sang perancang
untuk lebih memikirkan pemanfaatan ruang yang lebih efektif

Konsep desain arsitektur Changde YOUAN Art Center mengambil tema


utama “The Light of Changde”, dengan menggunakan ruang arsitektur sebagai
media, kami bercita-cita untuk membuat panggung/platform untuk penggarapan
seni dan gaya hidup spiritual.

Seni kontemporer memiliki keunikan dalam cara ekspresi dan formatnya


yang beragam, untuk menyesuaikan keunikan ini, bangunan kami berakhir dalam
serangkaian kotak susun dengan berbagai ukuran, tinggi, dan proporsi.

The You Art Center juga mencerminkan aspirasi Utopia di mana orang-
orang menjalani kehidupan ideal yang selaras dengan alam. Ini menjadi tempat
atau tempat terbuka untuk keterlibatan dan partisipasi publik.

Melayani berbagai kebutuhan program seni, Arsitek merancang


serangkaian ruang fungsional yang diatur di sekitar atrium publik vertikal. Tempat
tersebut menjadi museum tanpa dinding dan batas bagi Pengunjung untuk
merasakan ruang di bawah atrium skylight yang terang benderang.
Gambar 2.2
Eksterior The You Art Center

Sumber: Arch daily

Gambar 2.3
Eksterior The You Art Center

Sumber: Arch daily


Gambar 2.4
Interior The You Art Center

Sumber: Arch daily

Gambar 2.5
Skema Denah The You Art Center

Sumber: Arch daily


Gambar 2.6

Denah Lantai 1 The You Art Center

Sumber: Arch daily

Gambar 2.7
Denah Lantai 2 The You Art Center

Sumber: Arch daily


Gambar 2.8
Denah Lantai 3 The You Art Center

Sumber: Arch daily

Gambar 2.9
Denah Lantai 4 The You Art Center

Sumber: Arch daily


C. Kerangka Berpikir

Tabel 2.1
Kerangka berpikir

Potensi Permasalahan

Latar Belakang

Data Primer Data Kp. Rambutan

Survey lapangan

Existing Site

Metode Perancangan

Data Sekunder

Literatur
Analisis
Preseden

Skematik Desain

Hasil Perancangan

Art Center

Sumber; Dokumen Pribadi


BAB III
METODE PERANCANGAN

A. Lokasi Proyek

1. Pemilihan Lokasi

Lokasi Terpilih

Gambar 3.1
Lokasi Site

Sumber: https://jakarta.bpk.go.id/peta-wilayah-jakarta/

Analisa Pemilihan Lokasi

Tahap 1 : Analisa peruntukan fungsi dan tata guna lahan, yaitu dengan melihat
fungsi site sebagai fasilitas sosial, harus berada pada kawasan yang bisa dijangkau
oleh seniman jalanan, dan penikmat seni.
Tahap 2 : Analisa Lokasi Sekitar Site

Tahap 3 : Analisa Kepadatan kendaraan terhadap akses site

Tahap 4 : Analisa Fasilitas pendukung di sekitar Site

Tahap 5 : Prospek perkembangan site di masa depan

Gambar 3.2
Lokasi Site Terpilih

Sumber: Dokumen Pribadi

2. Lokasi Proyek
Jl. H. Baping, RT.10/RW.6, Ciracas, susukan, Kota Jakarta Timur,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13750
3. Data Lokasi
Data lokasi site terkait peraturan pemerintah adalah sebagai berikut :
a) Peruntukan ; zona Pelayanan umum dan Sosial
b) Luas Lahan : 3.450 m2
c) Peraturan
(a) KDB : 40
(b) KLB : 1,6
(c) KB :4
(d) KDH : 40
(e) KTB : 45

4. Batasan Site
Utara : Jl. H. Baping – Lanah Kosong
Timur : Jl. H. Baping – Perumahan Warga
Selatan : STIE IPWIJA
Barat : SDN Susukan 08 Pagi

5. Lingkungan Site
Lingkungan sekitar lokasi Site merupakan hunian dan bangunan
komersil, pada bagian barat site terdapat jalur arteri yaitu Jl. Raya Bogor.
B. Schedule Perancangan

Tabel 3.1
Schedule Perancangan
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI
NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Menyusun
1
BAB I

Menyusun
2
BAB II

Menyusun
3
BAB III

Menyusun
4
BAB IV

Menyusun
5
BAB V

Sumber: dokumen Pribadi

C. Tema Perancangan

Tema yang diambil pada perancangan bangunan ini adalah ‘arsitektur


modern’, arsitektur yang penerapannya mengutamakan gaya minimalis dan
didominasi garis vertikal dan Horizontal.

1. Arsitektur modern

Arsitektur modern adalah pergerakan perubahan yang diawali pada akhir abad
ke-19. Selama periode tersebut terjadi revolusi teknologi, material bangunan,
dan mesin. Akibatnya ada pergeseran dari konstruksi bangunan tradisional
menjadi bangunan yang fungsional dengan teknologi baru.
Kemunculannya diawali dari Gedung pencakar langit yang berada di Amerika
Serikat. Menjadi bentuk respon cepat terhadap biaya konstruksi tinggi dan
kurangnya lahan di kota-kota Amerika yang sedang berkembang pesat. Serta
adanya penggunaan teknologi rangka baja tahan api dan elevator keselamatan.
Pertama kali adalah Gedung Asuransi yang dibangun di Chicago dengan rangka
baja besi karya William Le Baron Jenney tahun 1883.

Kemudian mulailah muncul Gedung lainnya di awal tahun 1900an yang


membawa arsitektur lama dengan dekorasi dan gaya Neo-gothic, Neo-
renaissance dan Beaux Arts. Selama masa itu juga masih terjadi perang dan
muncul arsitektur modern. Ada dua kemungkinan kebangkitan arsitektur modern
di periode tersebut, yaitu kekurangan bahan bangunan baja sehingga digantikan
dengan bahan baru (aluminium) dan kedua kehancuran wilayah akibat perang
dan perlunya pembangunan kembali.

Menurut John Ruskin (1819-1900) seorang arsitek Inggris dalam bukunya


yang berjudul Ketujuh Lampu dalam Arsitektur “Les Sept Lampes de
l’architecture (1849) menyebutkan pentingnya suatu bentuk hommogen atau
keseragaman untuk seluruh masyarakat. Pernyataan ini merupakan tanda
berakhirnya arsitektur gotik dan eklektik yang mempunyai ciri khas kawasan
masing-masing. Disebutkan juga bahwa Ruskin merupakan tokoh ideologi
functionalism dan menganggap anutan arsitektur gotik hanya dekorasi semata.

Sementara William Morris (1834-96) yang juga murid Ruskin menulis


buku yang berjudul ‘Les arts decoratifs, leur relation avec la vie moderne’ atau
yang artinya membuatkan seni, dan hubungannya dengan kehidupan modern.
Buku inilah yang menjadi cikal bakal ‘art noveau’ dan ‘modern style’.

Eugen Emmanuel Violet-le-Duc dalam bukunya yang berjudul


‘Dictionnarie raisonn de l’archtecture fancaise du XI au XVI siecle’ (Kamus
pemikiran arsitektur perancis masa XI sampai XVI) menjelaskan bahwa arsitektur
hendaknya mengungkapkan ‘kekuatan’ menyerupai halnya mesin uap, listrik dan
sanggup memanfaatkan material gres menyerupai halnya baja. Pernyataan ini
sekaligus menjelaskan munculnya inspirasi terhadap bentuk yang fungsional dan
pemanfaatan material berteknologi gres dalam arsitektur.

Dari pernyataan-pernyataan tokoh diatas sanggup dipetik suatu citra bahwa


arsitektur modern merupakan suatu aliran/gaya arsitektur yang berkembang
sesudah arsitektur klasik. Arsitektur modern berusaha meninggalkan dekorasi
yang dianggap tidak fungsional pada bangunan dan lebih menekankan kepada
fungsi sehingga sering disebut juga fungsionalisme.

Karena hanya mengikuti fungsi, maka bentuk-bentuk pada arsitektur


modern umumnya tidak mempunyai makna atau mengacu pada hal-hal tertentu
maupun ciri khas suatu daerah. Hal inilah yang kemudian mengakibatkan
arsitektur modern bersifat homogen dan diperlukan sanggup menjadi gaya yang
diterapkan semua orang dalam internasional atau international style.

Berdasarkan pernyataan tokoh-tokoh di atas juga sanggup dikatakan


bahwa arsitektur modern berusah lepas dari efek masa kemudian dan berjalan
menuju masa depan yang penuh dengan kecanggihan teknologi serta penggunaan
material baru.

Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya yaitu :

a. Suatu penolakan terhadap gaya usang


b. Suatu yang mengadopsi prinsip bahwa materi dan fungsi sangatlah
memilih hasil dalam suatu bangunan.
c. Arsitektur tanpa makna/filosofi, hanya fungsi
d. Suatu yang menyangkut perihal mesin dan teknologi bangunan
e. Menolak adanya bordiran atau gesekan dalam bangunan.
f. Menyederhanakan bangunan sehingga format detail dan ornamen
menjadi tidak perlu.
D. Metode Pendekatan Perancangan

Jakarta adalah ibu kota dengan perkembangan penduduk yang cukup


tinggi, banyaknya penduduk yang mencoba mengadu nasib dari luar kota
membuat lapangan kerja di kota Jakarta terbilang cukup sedikit, karenanya banyak
seniman jalanan yang mencoba untuk menunjukkan bakat seni mereka untuk
meraup pundi – pundi rupiah. Rencana pemerintah dalam menyediakan ruang
terbuka untuk wadah bagi para seniman jalanan juga sudah mulai di laksanakan di
beberapa titik di Jakarta, namun memfasilitasi seniman jalanan dengan fasilitas
yang sama rata tanpa memandang kasta juga akan menjadi hal yang cukup bagus
untuk perkembangan bakat seni semua orang.
BAB IV
KONSEP DAN HASIL RANCANGAN

A. Fungsi
1. Pemakai
Pelaku kegiatan di dalam suatu bangunan pelatihan seni ini secara garis
besar dibagi kedalam 3 macam yaitu pengunjung (penikmat seni), Seniman
Jalanan (yang ingin belajar), dan pengola bangunan. Kegiatan Utama yang
dilakukan oleh pengunjung adalah menyaksikan acara – acara seni yang ada di
dalam bangunan, seperti menyaksikan pentas seni, mengamati lukisan dan karya
seni rupa lainnya, kegiatan seniman jalanan adalah belajar di dalam kelas yang di
bimbing oleh para seniman profesional dan melakukan praktek langsung
persembahan musik kepada para pengunjung, sedangkan kegiatan utama
pengelola bangunan adalah mengelola pengoperasian bangunan dan maintenance
bangunan seni.

Analisa hubungan kegiatan bangunan secara makro

Pengelola

Pengunjung/ Aktivitas Aktivitas


Peminat seni Pengelola Coworking

Anggota / Aktivitas
Murid Seni

Datang / Mekanik Aktivitas


Pergi bangunan ME

Tabel 4.1
Hubungan Kegiatan Bangunan

Sumber: Analisa Pribadi


a. Seniman Jalanan
Pengguna utama bangunan pelatihan seni ini diutmakan atau dikhususkan
untuk para seniman jalanan / pengamen jalanan, karena pusat pelatihan seni
ini memfasilitasi para seniman jalanan untuk belajar lebih dalam tentang
seni dan belajar agar keberadaan mereka bisa di terima di masyarakat.
b. Masyarakat Sekitar
Melakukan kegiatan yang ada di dalam lingkup pusat pelatihan tidak
hanya untuk menikmati karya seni yang ada, tetapi masyarakat juga bisa
ikut belajar bersama dengan para seniman jalanan untuk mempelajari
kesenian dll.
c. Pengelola / staff karyawan
Personal maupun lembaga atau instuisi yang bertindak mengatur segala
aktivitas di dalam pusat pelatihan ini, yang dapat membentuk sebuah sistem
yang mengatur segala hal mengenai kegiatan yang ada di dalamnya.

2. Analisis Aktivitas
Di dalam bangunan pusat pelatihan terdapat banyak aktivitas – aktivitas
yang dilakukan, terutama adalah yang berhubungan kegiatan seni, namun selain
kegiatan tersebut pengguna juga dapat melakukan aktivitas lainnya karena
adanya fasilitas penunjang yang disediakan
3. Analisis Kebutuhan Ruang

Tabel 4.2
Analisis kebutuhan ruang anggota staff

Sumber: Analisa Pribadi


Tabel 4.3
Analisis kebutuhan ruang anggota staff

Sumber: Analisa Pribadi


B. Analisis Tapak

1. Konteks Urban
Jakarta memiliki Iklim tropis, Berdasarkan letak DKI Jakarta secara
geografis, DKI Jakarta memiliki iklim tropis yang menyebabkan Jakarta
memiliki dua musim yaitu hujan dan kemarau. Dua musim ini berkaitan erat
dengan suhu minimum dan maksimum yang terjadi setiap tahunnya.
suhu minimum di DKI Jakarta adalah 24 derajat Celcius, sedangkan suhu
maksimum mencapai 35,60 derajat Celcius dengan suhu rata-rata 28,80 derajat
Celcius. Suhu rata-rata terendah terjadi pada bulan Februari yaitu 27,72 derajat
Celcius dan 27,92 derajat Celcius. Setelah itu, suhu rata-rata cenderung naik
hingga mencapai puncaknya pada bulan Mei yaitu 29,58 derajat Celcius dan
29,72 derajat Celcius.

Gambar 4.1
Kota DKI Jakarta

Sumber: www.google.com

DKI Jakarta berada di Pulau Jawa yang secara geografis terletak di antara 5°
10′ 00″ LS – 6° 22′ 21,5″ LS dan 106° 41′ 12,5″ BT – 106° 58′ 24,2″ BT dengan
titik tertingginya berada pada ketinggian 79 meter di atas permukaan laut (mdpl).
DKI Jakarta berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara; Kabupaten
Bekasi dan Kota Bekasi di sebelah timur; Kota Depok di sebelah selatan; serta
Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang di sebelah barat. Secara wilayah, DKI
Jakarta dikelilingi oleh Jawa Barat, Banten, dan Laut Jawa.
Nama kota Jakarta dapat kita telusuri mulai abad ke-14. Kota ini pada masa
itu masih bernama Sunda Kelapa, yakni sebagai pelabuhan kerajaan Pajajaran.
Kemudian, pada tanggal 22 Juni 1527, oleh Fatahillah, nama Sunda Kelapa
diganti menjadi Jayakarta. Dalam perjalanannya dari masa ke masa, nama
Jayakarta pun mengalami perubahan.
Menurut catatan, pada 4 Maret 1621, Belanda untuk pertama kalinya
membentuk pemerintahan kota di tempat ini, yang diberi nama Stad Batavia;
Sampai dengan menjelang pemerintahan Jepang, sebelum tanggal 8 Januari 1935
(masa awal dimulainya pemerintahan Jepang), nama Batavia tetap dipertahankan.
Pada masa pemerintahan Jepang diubah menjadi Jakarta (Jakarta Toko Betshu
Shi) dan setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada September 1945,
pemerintah kota Jakarta diberi nama “Pemerintah Nasional Kota Jakarta.” Sejak
itu nama Jakarta tidak mengalami perubahan lagi sampai sekarang.
2. Tata Guna Lahan

Gambar 4.2
Peta Administrasi DKI Jakarta

Sumber: Wordpress.com

DKI Jakarta terdiri dari enam wiliayah administrasi, diantaranya; kota


administrasi Jakarta Barat, Kota administrasi Jakarta Pusat, Kota administrasi
Jakarta Selatan, Kota Administrasi Jakarta Timur, Kota Administrasi Jakarta
Utara, dan Kota administrasi Kepulauan Seribu. DKI Jakarta memiliki total 44
Kecamatan, dan 267 Kelurahan yang tersebar di berbagai wilayahnya.
Kota Administrasi Jakarta Timur menurut PERDA DKI Jakarta Nomor 1
Tahun 2012 Tentang RTRW 2030 akan direncanakan sebagai kawasan
perdagangan dan Insdustri.
Adapun Rencana pengembangan kawasan budi daya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 114 ayat (3), di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur,
meliputi :
- kawasan terbuka hijau budi daya
- kawasan perumahan dan fasilitasnya
- kawasan perumahan taman dan fasilitasnya
- kawasan perkantoran, perdagangan, jasa dan campuran
- kawasan perkantoran, perdagangan, jasa dan campuran taman
- kawasan pemerintahan, mencakup : kawasan pemerintahan nasional dan
kawasan pemerintahan daerah
- kawasan pertanian
- kawasan terbuka biru
- kawasan industri dan pergudangan
- kawasan industri dan pergudangan taman
- kawasan pelayanan umum dan social
- kawasan pariwisata
Gambar 4.3
Peta RTRW Kecamatan Ciracas

Sumber: Jakarta Satu

Kota administrasi Jakarta Timur memiliki 10 Kecamatan yang ada di


dalamnya, salah satunya adalah kecamatan Ciracas. Pada gambar 4.3 bisa kita
lihat zona berwarna Kuning (Perumahan Warga), dan zona berwarna abu – abu
(Zona Industri mendominasi wilayah Kecamatan Ciracas, selain itu infrastruktur
pendidikan dan juga puskesmas serta bangunan kesehatan juga tersebar merata
di wilayah ini
Banyaknya zona perumahan warga di Kecamatan Ciracas juga menjadi
titik dimana banyaknya pengangguran berada karenanya pembangunan
bangunan pelatihan di wilayah Kecamatan Ciracas menjadi salah satu alasannya
3. Kondisi Eksisting Tapak

Gambar 4.4
Foto Eksisting Site

Sumber: Data Pribadi

Lokasi eksisting tapak merupakan lahan kosong yang di kelilingi rumah


penduduk dan bangunan pendidikan.
4. View
View pada bagian utara adalah SDN Susukan 03 Pagi, untuk bagian
timur adalah Jl. H. Baping, pada bagian selatan Jl. SMPN 171, dan bagian barat
Site merupakan toko kecil.

Gambar 4.5
Gambar Rencana Site

Sumber: Data Pribadi

5. Konfigurasi Tapak
Berdasarkan peraturan penggunaan lahan, Kecamatan Ciracas memiliki
sub zona yang di dominasi oleh perumahan, dan juga zona industri. Namun pada
titik site di keliilingi oleh bangunan pendidikan SD, SMP, SMA, dan
Universitas.

6. Pencapaian
Pencapaian menuju site melalui jalan H. Baping dan jalan SMP 171.
Untuk jalan masuk untama menuju site adalah jalan H. Baping.
Gambar 4.6
Jalur Pencapaian Menuju Site

Sumber: Data Pribadi

Pencapaian menuju site dapat menggunakan mobil, sepeda motor,


sepeda, dan berjalan (tanpa menggunakan kendaraan). Namun untuk pencapaian
menuju site akan diutamakan kepada pejalan kaki, karena banyaknya anak anak
sekolah yang ada di sekitar site yang pastinya akan melewati bangunan dan
singgah sebentar untuk menyaksikan pertunjukan seni.

7. Kondisi Pejalan Kaki


Untuk akses pejalan kaki nanti nya akan dibuat sejalur dengan sekolah
dan universitas di sekitar site, dengan tujuan untuk memberikan akses kepada
pengunjung yang berasal dari bangunan pendidikan sekitar.

Gambar 4.7
Rencana Pedistrian

Sumber: www.google.com
8. Kondisi Lalu Lintas

Gambar 4.8
Titik macet di sekitar site

Sumber: Analisa Pribadi

Pada Gambar di atas terlihat ada dua titik yang menjadi tempat rawan
macet, ketiganya disebabkan karena para orang tua yang ingin menjemput
anaknya sepulang sekolah. Dan kedua titik itu akan menjadi jalur macet hanya
pada jam pulang sekolah, selebihnya Jl. H. Baping bukanlah jalur yang rawan
dengan kemacetan.

Dengan kondisi tersebut pastinya pada jam jam sore akan terjadi
kebisingan yang cukup besar, hal itu pastinya akan mengganggu untuk para
murid seni yang sedang berlatih. Solusi dari masalah tersebut adalah penggunaan
peredam suara di titik bangunan yang mengarah langsung kearah site, namun
ada beberapa cara alternative seperti penanaman pohon untuk menyaring suara
yang masuk dari jalan raya.
9. Topografi
Jakarta Timur secara geografis terletak antara, 106° 56′ 24″ Bujur Timur,
dan 6° 12′ 36″ Lintang selatan. Jakarta Timur merupakan salahsatu kota di
Jakarta yang memiliki luasan yang paling besar dari kota lainnya yang ada di
DKI Jakarta, Menurut Badan Pusat Statistik Luas kota Jakarta Timur adalah
182,70 Km2.
Di sebelah Utara, Jakarta Timur berbatasan dengan kota administrasi
Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Sedangkan di sebelah Timur, berbatasan dengan
Kota Bekasi, di bagian Selatan, berbatasan dengan Kota Depok, dan di sebelah
Barat, berbatasan dengan kota administrasi Jakarta Selatan.
Jakarta Timur terdiri atas 10 kecamatan, 65 kelurahan, 673 rukun warga
dan 7.513 rukun tetangga. Menurut data Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil
Provinsi DKI Jakarta, jumlah penduduk Kota Administrasi Jakarta Timur pada
2021 adalah 3.264.699 jiwa dengan 1.638.590 Laki-laki dan 1.626.109
perempuan. Kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 17.365,59 jiwa/km²

Gambar 4.9
Peta Kota Jakarta Timur

Sumber: https://neededthing.blogspot.com/2020/09/peta-administrasi-kota-jakarta-timur.html
10. Lahan Terbangun (KDB, KLB)
Luas Tapak : 3450m2
KDB : 40%
= 3450 x 40%
= 1380 m2
KLB : 1,6

11. Potensi Lahan


- Lokasi yang strategis dan berdekatan dengan bangunan pendidikan dan
bangunan pendukung lainnya.
- Lokasi mudah di akses oleh kendaraan
- Lokasi memiliki akses yang dekat dengan perumahan warga.

12. Analisis Iklim


Jakarta Timur sepanjang tahun selalu beriklim panas dengan suhu rata-
rata sepanjang tahun sekitar 27 °C. Terdapat lima sungai mengaliri Kota
Administrasi Jakarta Timur. Sungai-sungai tersebut antara lain Ciliwung, Kali
Sunter, Kali Malang, Cipinang, dan Cakung Drain di bagian utara wilayah ini.
Sungai-sungai tersebut pada musim puncak hujan pada umumnya tidak mampu
menampung air sehingga beberapa kawasan tergenang banjir. Tahun 2007 curah
hujan rata-rata mencapai 243,14 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan
Februari yakni 1.081,4 mm. Tekanan udara sekitar 1.617,9 MBS dan
kelembaban udara rata-rata 77,67 persen. Kecepatan angin 3,42 MSE serta arah
angin pada bulan Januari-Maret ke arah utara, April-September ke arah timur
laut dan Oktober-Desember ke arah Barat, arah angin Oktonber-Desember
sering menimbulkan hujan lebat seperti halnya wilayah-wilayah lain di
Indonesia.
13. Penzoningan
Penzoningan akan dilakukan dengan pembagian tiga zona, antara lain
sebagai berikut:
a. Publik
Merupakan zona yang terbuka untuk umum dan juga dapat
memberikan pelayanan bagi pengunjung dan pengguna. Zona ini adalah
zona yang akan memfokuskan pengunjung yang ingin menyaksikan
pertunjukan seni dan menyaksikan pameran pameran seni.

b. Semi publik
Merupakan zona yang melayani para seniman jalanan dan yang
lainnya untuk belajar seni dan juga ditujukan untuk para pengajar.

c. Private
Merupakan zona yang menjadi tempat untuk pengelola bangunan.
14. Peraturan Bangunan

Gambar 4.10
Peta zonasi RTRW Site

Sumber: Jakarta Satu

Pada gambar diatas terlihat rencana site dalam rencana tata ruang Jakarta
memiliki zona berwarna cokelat, zona berwarna cokelat adalah zona pelayanan
umum dan sosial.

15. Kebutuhan Parkir


Zona parkir akan difokuskan untuk kendaraan sepeda motor dan sepeda,
karena nantinya pengguna pusat pelatihan ini pastinya adalah masyarakat sekitar
dan para seniman jalanan. Tentunya kendaraan yang lebih mendominasi
nantinya pasti adalah sepeda motor.
C. Transformasi bentuk

Gambar 4.11
Gambar Keyboard

Sumber: Dokumen Pribadi

Bentukan bangunan terinspirasi dari tuts Piano Keyboard, alat musik ini
memiliki filosofi dimana adanya tuts berwarna hitam dan putih, yang bisa kita
lihat meskipun keduanya memiliki warna yang bertolak belakang namun
keduanya saling melengkapi. Hal itu juga berlaku untuk seniman di indonesia,
dimana ada seniman yang memulai kariernya di tempat yang nyaman, dan ada
juga seniman yang memulai kariernya dari tempat yang rendah, seperti jalanan.

Gambar 4.12
Gambar Tuts

Sumber: Dokumen pribadi

Setelah mengambil bentukan tuts, maka akan tercipta dua objek yang
sama, yaitu Balok.
Gambar 4.13
Transformasi Bentukan

Sumber: Dokumen pribadi

Lalu Pada Step selanjutnya ada penambahan satu buah balok dan satu buah
kubus yang akan digabungkan menjadi 1, lalu setelahnya akan ditambahkan satu
buah kubus lagi dan digabungkan kembali.

Gambar 4.14
Bentuk Akhir

Sumber: Dokumen pribadi

Dan Akhirnya akan terbentuk bentukan akhir rencana bentuk bangunan


yang akan dibuat. Penggunaan bentuk kotak dan tegak lurus mengadopsi konsep
Arsitektur Modern. Dimana pada Ciri Khas bangunan Arsitektur modern
memiliki bentukan simetris dengan penerapan garis tegak lurus pada bangunan
dan Ruangan di dalamnya.
D. Konsep

1. Penzoningan
Penzoningan akan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu; zona publik, zona semi
private, dan zona private. Dalam menentukan ketiga zona tersebut langkah awal
yang dilakukan ada tiga yaitu analisis rencana enterance, analisis matahari, dan
analisis kebisingan.

Gambar 4.15
Arah Matahari

Sumber: Analisa Pribadi

Terlihat pada gambar diatas matahari pagi menyinari site dari arah jalan H.
Baping, terus hingga terbenam di titik jalan SDN Susukan 08 Pagi. Dari data ini
bisa di simpulkan jika arah muka bangunan yang baik adalah menghadap ke arah
utara di jalan H. Baping.
Gambar 4.16
Arah Kebisingan

Sumber: Analisa Pribadi

Untuk tingkat kebisingan yang dihasilkan dari pengguna jalan terhadap


site ada di titik utara site di jalan H. Baping, kebisingan terjadi di jam pulang
sekolah dimana para wali murid SDN Susukan 08 Pagi dan SMPN 174
menjemput anaknya pulang sekolah, sedangkan pada titik selatan dan barat site
tingkat kebisingan bisa terbilang cukup sunyi di saat jam jam tersebut.

Dari data ini kita bisa tentukan titik dimana bangunan utama akan berdiri,
yaitu tepat di titik barat site, yaitu titik yang paling tenang dan jarang terjadi
kebisingan di jam jam sibuk.
Gambar 4.17
Rencana Enterance

Sumber: Analisa Pribadi

Ada tiga titik yang akan rencananya dijadikan sebagai main enterance
untuk bangunan utama, salah satunya akan dipilih menjadi main enterance
bedasarkan penilaian dari jawaban kuesioner 35 orang.
Tabel 4.4
View Titik Rencana Enterance

Sumber: Data Pribadi

Terdapat 11 gambar view pada ketiga titik rencana main enterance untuk
bangunan pusat pelatihan seni ini, responden akan memberikan penilaian 1
sampai 10 untuk semua view yang ada pada gambar di atas, dan berikut adalah
hasil penilaian dari para responden;
Tabel 4.5
Penilaian Responden

Sumber: Data Pribadi

Berdasarkan penilaian responden view yang memiliki nilai tertinggi adalah


view 6, dimana view tersebut adalah titik kedua diantara tiga titik yang dipilih.
Namun pada titik kedua keadaan jalan yang melandai membuat titik tersebut
kurang cocok untuk dijadikan main enterance, karenanya akan dipilih titik yang
berada di urutan kedua, yaitu titik ketiga, dimana titik tersebut berada di bagian
timur site.
Gambar 4.18
Pembagian Zona

Sumber: Analisa Pribadi

Setelah melakukan ketiga analisa di atas hasil penzoningan lahan menjadi


seperti pada gambar 4.18. Zona Private, Semi private, dan Publik diposisikan
seperti gambar diatas, dimana zona privat di posisikan dititik site yang paling
sunyi, dan zona publik di posisikan di bagian site yang sering di lewati banyak
orang.
2. Organisasi Ruang
Organisasi ruang yang dipilih pada bangunan ini adalah organisasi Radial.
Organisasi Radial adalah sebuah ruang terpusat yang menjadi sentral organisasi
– organisasi linear ruang yang memanjang dengan cara radial. Organisasi radial
sendiri dipilih karena bentukan bangunan yang akan membentuk huruf “L” pada
bagian denahnya, dan pada bagian pusat bangunan akan dijadikan sebagai titik
yang paling krusial untuk peletakan karya seni nantinya.

Gambar 4.19
Organisasi Radial

Sumber: Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan (Francis D.K. Ching)


3. Hubungan Ruang
Hubungan Ruang pada bangunan pelatihan akan dibagi menjadi empat
bagian, nantinya akan ada empat lantai pada bangunan ini, yaitu; lantai lower
ground, lantai ground, lantai 2, dan lantai 3. Berikut adaalah hubungan ruang
dengan menggunakan metode bubble.

Tabel 4.6
Hubungan Ruang Lantai Lower Ground

Sumber: Analisa Pribadi

Tabel 4.7
Hubungan Ruang Lantai Ground

Sumber: Analisa Pribadi


Tabel 4.8
Hubungan Ruang Lantai 2

Sumber: Analisa Pribadi

Tabel 4.9
Hubungan Ruang Lantai 3

Sumber: Analisa Pribadi


4. Sistem Struktur
Sistem Struktur akan di fokuskan untuk lantai bertingkat sedang,
karena bangunan pelatihan hanya memiliki total 4 lantai di dalamnya,
karenanya jenis pondasi yang akan di pilih adalah pondasi yang di
peruntukan untuk bangunan bertingkat sedang.

Gambar 4.20
Pondasi Sumuran

Sumber: prospeku.com

Pondasi Sumuran menjadi pilihan pondasi yang akan digunakan pada


bangunan ini. Cyclops atau pondasi sumuran adalah jenis pondasi bangunan
yang memiliki bentuk silinder seperti sumur. Rangka pondasi tersebut
terdiri dari susunan pipa beton silinder yang kemudian dicor dan diisi
sejumlah batu belah.
Gambar 4.21
Detail Pondasi Sumuran

Sumber: prospeku.com

Detail pondasi sumuran sedikit banyak memiliki perbedaan dengan


jenis lainnya. Lebih rincinya, ukuran pipa yang biasa digunakan untuk
membangun pondasi ini berkisar pada ukuran 80 cm, 300 cm, hingga 400
cm. Sedangkan untuk material beton, jenis beton bertulang atau beton
pracetak lebih pas untuk digunakan.
Pondasi sumuran sendiri memiliki kelebihan dan kekurangan seperti
sistem pondasi lainnya, kelebihannya adalah;
- Pondasi sumuran adalah jenis pondasi yang tergolong murah, namun
tetap memiliki kualitas yang bersaing. Jika Anda mencari rangka yang
ramah di kantong, maka jenis ini akan cocok untuk dipilih.
- Poin plus kedua dari pondasi sumuran adalah rangkanya bisa ditanam dan
dibangun pada tanah yang berada di dalam air. Sehingga jenis tanah
bukan menjadi aspek yang harus dikhawatirkan.
- Pembangunan rangka sumur tidak membutuhkan peralatan yang
kompleks.
- Saat proses pembangunan rangka, polusi suara yang dihasilkan cenderung
minim.
- Tingkat ketahanan pondasi sumuran termasuk unggulan. Hal ini karena,
penanamannya bisa mencapai titik tanah yang keras sekalipun. Dalam arti
lain, beban yang bisa ditumpu pondasi ini juga cukup besar.

Sedangkan untuk kekurangannya adalah;

- Penuangan semen saat pembangunan pondasi sumur memakan waktu


yang cukup lama. Hal ini karena penuangannya harus dilakukan dengan
hati-hati dan ditunggu sampai kering. Dengan begitu, pondasi akan aman
untuk digunakan.
- Proses pengerjaan pondasi ini sangat bergantung dengan cuaca. Karena
jika ada perubahan cuaca yang ekstrem, lapisan tanah yang dijadikan alas
pengerjaan cenderung melunak. Sehingga untuk menggali pada
kedalaman tertentu jadi penghambat tersendiri.
5. Sistem Utilitas

Sistem utilitas pada bangunan sudah menjadi hal utama untuk melengkapi
sistem pendukung pada bangunan yang akan beroperasi, ada beberapa hal yang
harus di perhitungkan pada sistem utilitas sebuah bangunan.

a. Transportasi Vertikal
Transportasi vertikal, adalah moda transportasi digunakan untuk
mengangkut sesuatu benda dari bawah ke atas ataupun sebaliknya pada
suatu bangunan. Pada bangunan pusat pelatihan akan lebih memanfaatkan
tangga biasa untuk transportasi vertikal, karena pada bangunan ini hanya
ada empat lantai utama.

b. Air Bersih
Air bersih merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, setiap hari
manusia memerlukan air untuk kegiatan sehari – hari seperti memasak,
bersih bersih, dll.

Tabel 4.10
Tabel kebutuhan Air Bersih

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S. Juwana)


Berdasarkan Tabel 4.10 kebutuhan air bersih untuk sekolah tanpa
asrama adalah 45 – 90 liter per murid, jika perkiraan murid pada bangunan
pelatihan adalah 250 orang maka perhitungan kebutuhan air bersih per
harinya adalah sebagai berikut;

Kebutuhan Air = 90 (liter) x 250 = 22.500 Liter (Per Hari)


Besar tangki (Atas) = 15% x Total kebutuhan Air
= 15% x 22.500
= 3.375 L

Jika diambil dari perhitungan diatas maka toren air bersih yang bisa
dipakai pada bangunan pelatihan ini adalah toren berkapasitas 4000 liter, hal
ini dilakukan untuk mencegah kekurangan air pada saat jam sibuk.

c. Air Kotor
Air Kotor pada bangunan masuk kedalam kategori air kecil yang tidak
memerlukan terlalu banyak proses untuk penyaringan hingga masuk
kedalam sanitasi umum.

Tabel 4.11
Tabel Prakiraan Tingkat Aliran Limbah Cair

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S. Juwana)


d. Kotoran
Air Kotoran pada bagnunan termasuk kedalam kategori air besar yang
harus di saring dengan beberapa proses dan akhirnya bisa meresap ke tanah.

Tabel 4.12
Tabel Dimensi Septik Tank

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S. Juwana)

Pada Tabel diatas terlihat berapa kebutuhan kapasitas septik tank untuk
menampung air besar untuk masing masing perkiraan jumlah orang yang
akan menggunakan bangunan. Untuk bangunan pusat pelatihan ini di
perkirakan akan memiliki kurang lebih 250 orang murid, karenanya ukuran
septik tank akan menggunakan ukuran untuk 300 orang.
Tabel 4.13
Skema Tipikal Sistem Pengolahan Limbah

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S. Juwana)

Pada skema sistem pengolahan limbah di atas bisa kita tarik kesimpulan
jika pengolahan air besar memiliki proses yang cukup panjang hingga
akhirnya bisa disalurkan kedalam saluran air kota, skema di atas sudah
menjadi panduan yang harus di berlakukan pada setiap bangunan bangunan
besar.
e. Pencahayaan Alami
Penggunaan tenaga matahari pada bangunan tentunya menjadi hal yang
utama pada pencahayaan alami bangunan, namun ada beberapa proses
penting yang harus di terapkan pada bangunan agar penggunaan tenaga
matahari bisa menjadi pencahayaan alami bangunan.

Gambar 4.22
Skema Suhu Matahari Terhadap bangunan

Sumber: Data Arsitek Jilid 1

Meskipun penggunaan tenaga matahari bisa menjadi aletrnatif untuk


mengurangi penggunaan lampu di pagi dan siang hari, namun tentunya ada
kekurangan didalamnya, yaitu suhu ruangan yang terpapar sinar matahari
langsung akan memiliki suhu yang cukup tinggi terhadap ruangan. Namun
untuk mengurangi hal tersebut pengaplikasian kaca film bisa menjadi
pilihan untuk mengurangi radiasi langsung matahari terhadap ruangan
didalamnya..
f. Pencahayaan Buatan
Selain pencahayaan alami pencahayaan buatan juga menjadi hal yang
penting pada bangunan pelatihan ini, ruangan yang berhubungan dengan
karya seni seperti lukisan, patung, dan kerajinan tangan juga akan dipajang
di beberapa titik bangunan, karenanya perhuitungan pencahayaan terhadap
karya seni tersebut menjadi hal yang penting agar keberadaannya menjadi
sorotan untuk dinikmati pengunjung.

Tabel 4.14
Tabel Jenis lampu dengan skema penerangannya

Sumber: Data Arsitek jilid 1

Selain memilih jenis lampu yang akan dipakai, warna juga menjadi hal
yang harus di pertimbangan dalam pemilihan lampu, jenis lampu warm
white, soft whit, daylight, dll akan sangat berepengaruh terhadap hasil karya
seni nantinya.
Gambar 4.23
Pengaplikasian Lampu Terhadap Objek

Sumber: Data Arsitek Jilid 1

Pengaturan arah lampu terhadap objek yang di pamerkan bisa


memberikan hasil maksimal terhadap bentuk dan juga visualisasi warna, dan
tentunya akan memberikan nilai lebih terhadap objek dan juga menarik mata
para pengunjung.
Untuk pemilihan lampu yang diaplikasikan pada ruang musik pun juga
nantinya akan berbeda dengan ruang pameran, penggunaan lampu
downlight dengan watt yang akan di sesuaikan.
Sedangkan untuk ruang pameran akan lebih mengutamakan lampu sorot
yang langsung mengarah ke objek yang sedang di pamerkan dan
menghasilkan dampak visual yang lebih intens.
g. Penghawaan Alami
Selain penghawaan udara, penghawaan alami juga bisa dipengaruhi
oleh cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan, pengaplikasian posisi
jendela yang akan menerima sinar matahari juga akan membuat suhu
ruangan cukup tinggi.

Gambar 4.24
Pengaruh cahaya Matahari Terhadap Suhu Ruang

Sumber: Data Arsitek Jilid 1


Gambar 4.25
Jenis Penghawaan

Sumber: Data Arsitek Jilid 1

Meskipun memiliki banyak kelebihan penghwaan alami juga memiliki


kekurangan, pada ruangan yang memiliki celah terbuka di dalamnya makan
ruangan tersebut pastinya tidak bisa meredam suara dengan baik, karenanya
penghawaan alami tidak bisa digunakan untuk ruangan kelas musik karena
ruangan tersebut harus bisa meredam suara dari luar maupun dari dalam
ruangan.
h. Pengondisian Udara (AC)
Untuk pengondisian udara penggunan AC Split akan lebih diutamakan
pada bangunan ini, terutama pada ruangan kelas. Sedangkan untuk ruangan
pameran akan lebih diutamakan penghawaan alami.

Gambar 4.26
Instalasi AC Splitwall

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S. Juwana)


i. Penangkal Petir
Untuk bangunan tingkat sedang seperti pusat pelatihan ini jenis
penangkal petir yang akan dipakai adalah penangkal petir jenis Thomas,
selain pengaplikasiannya yang cukup mudah penangkal petir jenis ini juga
bisa memberikan perlindungan dengan radius yang cukup besar. Hal itu
dibutuhkan karena nantinya pada bangunan ini akan cukup banyak tempat
terbuka untuk berkumpulnya para user.

Gambar 4.27
Penangkal Petir Sistem Thomas

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S. Juwana)


j. Telekomunikasi
Agar sistem telepon di bangunan bisa berfungsi dengan baik tentunya
diperlukan saluran telepon dari Telkom, yang mempunyai fasilitas
hubungan keluar lokal (dalam kota), hubungan keluar interlokal (DDD –
Domestic Direct Dialing), atau hubungan keluar internasional (IDD -
International Direct Dialing).

Gambar 4.28
Diagram Jaringan Instalasi komunikasi dalam Bangunan

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S. Juwana)


k. Penanggulangan Kebakaran
Penanggulangan api yang paling umum untuk saat ini adalah detektor
asap atau detektor api, ada beberapa jenis detektor yang bisa kita temui pada
bangunan, namun yang paling umum kita temui adalah detektor asap,
karenanya penggunaan detektor tersebut akan diaplikasikan pada bangunan.

Gambar 4.29
Jenis Detektor Api

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S. Juwana)

Untuk penggunaan sprinkler sendiri pada buku “Panduan Sistem


Bangunan Tinggi” tidak diharuskan untuk penggunaan bangunan berlantai
sedang, karena bangunan Pelatihan ini akan memiliki total 4 lantai saja di
dalamnya.
Tabel 4.15
Tabel Klasifikasi bangunan Untuk Penggunaan Sprinkler

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S. Juwana)

Selain detektor kebakaran dan sprinkler peralatan pendukung seperti


kotak hidran dan Panic Button juga dibutuhkan untuk bangunan ini, kotak
hidran nantinya akan di aplikasikan pada setiap lantai bangunan.

Gambar 4.30
Kotak Hidran

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S. Juwana)


l. Security System / Sistem Pengaman
Penggunaan sistem pengaman yang paling diutamakan pada bangunan
ini tentunya adalah sistem pengamanan ruangan semi private seperti ruang
pengajar dan juga ruangan staff.

Gambar 4.31
Jenis Kunci Pintu Ruangan

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S. Juwana)

Jenis kunci yang akan digunakan pada bangunan ini adalah kunci kartu
elektronik atau ID Card untuk ruangan staff dan ruang pengajar, sedangkan
pada ruangan kelas dan ruang pameran akan menggunakan kunci
konvensional.
Selain pengaplikasian kunci pada ruangan penggunaan CCTV pada
setiap ruangan juga akan digunakan pada bangunan pelatihan, untuk jenis
CCTV yang akan dipakai adalah jenis Dome Camera, penggunaan CCTV
ini dikarenakan harganya yang terjangkau dengan kualitas yang baik.
m. Akustik
Pengaturan akustik pada bangunan ini sangatlah penting, nantinya akan
banyak ruang kelas musik yang ada pada bangunan pelatihan ini, karenanya
pengaplikasian peredam suara pada setiap ruangan akan diperlukan.

Gambar 4.32
Material Rockwool & Busa Peredam Suara

Sumber: Google Picture

Material Rockwool dan busa peredam suara akan diaplikasikan pada setiap
ruangan kelas musik di bangunan pelatihan, skema pengaplikasiannya bisa
di lihat pada gambar 4.33.

Gambar 4.33
Pengaplikasian Rockwool Pada Ruangan

Sumber: Google Picture


n. Sampah
Perhitungan jumlah sampah pada bangunan ini akan diambil dari buku
Panduan Sistem bangunan Tinggi. Jumlah sampah pada stiap fungsi
bangunan akan berbeda satu sama lainnya, untuk bangunan pusat pelatihan
ini akan masuk kategori fungsi bangunan sekolah sesuai pada tabel 4.16.

Tabel 4.16
Tabel Jumlah Sampah Per Hari

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S. Juwana)

Perhitungan Sampah = 0,3 x 250 (siswa)


= 75 Kg

Jadi total sampah perhari yang akan dihasilkan adalah 75 Kg, untuk
pembuatan bak sampah sendiri nanti akan disesuaikan untuk 150kg sampah,
karena pengambilan sampah kurang lebih setiap 2 hari sekali.
E. Gambar Rancangan

Anda mungkin juga menyukai