Oleh:
FAHRYADZAN WIRA AGHNA
NIM:
1603150065
DAFTAR ISI
Keterangan Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 2
ABSTRAK ................................................................................................................................ 3
BAB I ...................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................... .7
Page |2
Street Art Space
Abstrak
Street art telah berkembang dengan sangat pesat, salah satunya di kota Bandung. Namun, street art sering
dianggap negatif. Tetapi hal tersebut tidak menjadikan halangan bagi komunitas street art untuk terus
berkembang.
Oleh karena itu, perancangan interior pada Art space dengan berbagai macam fasilitas ini dilakukan
sehingga dapat mewadahi semua kegiatan seniman ‘’jalanan’’ dan dapat mengubah pandangan negatif
masyarakat. Selain itu, dengan perancangan ini akan menggunakan konsep dengan pendekatan edukatif,
rekreatif dan interaktif. Nilai edukatif dan interaktif dihadirkan melalui adanya studio mural/graffiti
sehingga pengunjung dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan seniman. Sementara itu, nilai rekreatif dan
interaktif dihadirkan melalui penggunaan teknologi interaktif dalam pameran sehingga pengunjung dapat
melihat pameran lukisan dengan cara yang berbeda.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Galeri seni adalah sebuah bangunan atau ruang untuk pamer seni, yang disediakan untuk suatu kegiatan
apresiasi seni dan pengkajian karya seni. Pada umumnya galeri memberikan fungsi edukasi kepada
masyarakat mengenai ilmu dan perkembangan seni yang merupakan bagian dari perkembangan dari
kondisi sosial dan budaya dan memberikan dorongan kepada masyarakat untuk ikut semakin kreatif dan
produktif dalam berkarya secara positif. Seiring berkembangnya dunia seni, terlebih lagi seni jalanan atau
yang biasa akrab dikatakan steet art, maka tak terelakkan bahwa street art ini sudah mulai memenuhi
tembok-tembok kota di Indonesia. Mulai dari seni mural, graffiti, dan poster-poster dapat dijumpai di
jalan-jalan dikota- kota besar umumnya, namun street art ini terkadang membuat temboktembok itu
menjadi kotor, tapi ada yang membuat tembok-tembok-tersebut menjadi lebih indah. Hal-hal negatif,
seperti kotor, tidak beraturan, dan tidak nyaman dilihat karena karya-karya yang dibuat dengan
sembarangan dan tidak dibuat dengan serius. Selain itu, ada juga yang memiliki hal-hal yang positif,
seperti memiliki makna, permainan warna yang indah, dan dibuat dengan serius. Street art sendiri
sebenarnya terbagi menjadi beberapa kategori seni jalanan yang dikembangkanya yaitu meliputi stencil
graffiti, sticker art, wheat pasting dan seni poster jalanan, proyeksi video, seni intervensi, guerrilla art,
flash mobbing, mural dan instalasi jalanan. Namun dalam pengkaryaan yang sering terlihat yakni graviti
dan mural. Dengan memadukan kombinasi warna yang membentuk suatu hasil karya yang mempunyai
pesan yang ingin disampaikan seniman itu sendiri.
Oleh karena itu, perancangan Interior Art Space dengan fasilitas area reception, gallery, gift shop,
meeting room, workspace, library,mural studio, cafeteria, toilet dan storage room ini dilakukan agar dapat
mewadahi segala kegiatan komunitas dengan baik serta dapat mengubah pandangan masyarakat tentang
street art sehingga street art dapat bertahan, di terima dan diapresiasi oleh masyarakat sebagai salah satu
kekayaan seni yang ada di Indonesia.
Page |3
Street Art Space
Berdasrkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Memahami cara menerapkan konsep pada sebuah desain dalam perancangan interior art space.
2. Mengetahui pengaruh konsep Street Art pada sebuah galeri seni
Page |4
Street Art Space
3. Memahami unsur konsep street art pada interior art space yang dapat mempengaruhi pola pikir
pengunjung terhadap seni jalanan.
Latar Belakang
Kurangnya Pusat Kesenian yang
memfasilitasi para pelaku seni secara baik,
serta dapat menjadi
landmarkwilayah atau
bahkan negara.
Permasalahan
Manusia
HubunganRuang
F Lingkungan
e
e
d Analisa
B Manusia
a Lingkungan
c Bangunan
k
Perancangan
Konsep Perancangan
Hasil dari analisa permasalahan
yang ada
Skematik Sesain
Page |5
Street Art Space
Adapun ruang lingkup pembahasan yang terkait dalam proyek Pusat Seni adalah sebagai
berikut:
Bab I
Berisi mengenai Tinjauan Pustaka yang terbagi dalam pengelompokkan terhadap tinjauan
secara umum dan tinjauan secara khusus yang menyangkut teori-teori terkait dari objek yang
diteliti.
Bab III
Membahas tentang Metode Penelitian yang digunakan dan penjelasan terhadap penggunan
setiap metode-metode tersebut.
Bab IV
Analisa dan Bahasan, menganalisa dan membahas terhadap tapak, bangunan dan lainlain yang
mempengaruhi dari objek yang diteliti.
Bab V
Kesimpulan dan Saran, yaitu membahas tentang hasil kesimpulan analisa dan bahasan
sehingga dapat menghasilkan bangunan yang fungsional dan tetap memperhatikan
estetika desain.
Page |6
Street Art Space
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Art Space
Definisi dari Art Space adalah tempat yang mewadahi berbagai jenis kegiatan yang mendukung
perkembangan industri kreatif dan menjadi tempat bagi para pengamat kreatif baik dari dalam dan luar
negeri untuk melihat hasil produk kreatifitas yang dihasilkan di tempat tersebut (Dzikri, M.Ridha, Ivan
2013).
Berdasarkan definisi dari pusat industri kreatif yaitu sebagai tempat yang mewadahi berbagai
jenis kegiatan yang mendukung industri kreatif. Maka segala fasilitas di dalamnya harus dapat
mendukung kegiatan tersebut. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dapat mendukung kinerja
industri kreatif:
1. Workshop
Workshop disebut juga sebagai bengkel dapat diartikan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar keterampilan. Sehubungan dengan pengertian ini, bengkel bukan hanya berarti
bengkel tempat praktik peserta didik, tetapi juga berarti tempat para instruktur mengajarkan
keterampilan kepada peserta didik agar mereka mencapai tujuan belajar secara efektif dan
efisien.
• Keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya dan
sebagainya).
• Karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, sepert tari, lukisan, ukiran dan sebagainya.
• Kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi.
Page |7
Street Art Space
Sedangkan dalam terjemahan Inggris ‘seni’ tersebut menjadi fine arts atau art. Kata Inggris art
berasal dari kata Latin ars yang merupakan padanan kata Yunani techne dan berarti kecakapan atau
kepandaian yang bermanfaat. Menurut Aristoteles, techne tersebut diartikan sebagai kemampuan
untuk membuat atau mengerjakan sesuatu disertai dengan pengertian yang betul tentang
prinsipprinsipnya (Soepadmo,1990). Seni secara teoritis dapat dibagi menjadi dua yakni seni yang
dimanfaatkan dan yang murni estetis. Yang termasuk dalam yang dimanfaatkan dapat berupa seni
arsitektur dan interior. Sedangkan seni murni estetis adalah seni patung atau pahat, seni grafik, seni
kriya, seni musik, seni sastra, seni drama dan seni lukis.
Seni Tradisional
Seni yang terjadi karena bersifat tradisi atau yang diterima secara turuntemurun dari nenek
moyang. Memiliki hubungan antara subjek pencipta dan kondisi lingkungan. Contohnya, seni
wayang, seni tari keraton dan sebagainya.
Seni Kontemporer
Dikenal sebagai seni modern, yang tercipta dalam batasan atau kaitan pada waktu. Berupa seni
rupa, seni sastra, seni tari dan teater. Jenis-jenis ini merupakan kreasi baru yang ekspresif.
Ditinjau dari segi fungsionalnya, seni dapat dibedakan menjadi:
• Seni Gerak, menggunakan gerak ritmis sebagai media untuk mengeksplorasikan sesuatu.
• Seni Suara, menggunakan vokal dan atau instrumen sebagai media penyajian.
• Seni Rupa, keindahan hasil seninya dapat dinikmati oleh mata, seperti seni lukis, pahat/patung
dan grafis.
• Seni Gabungan, merupakan perpaduan antara seni gerak, seni suara dan seni rupa, misalnya seni
drama atau teater.
• Pengelihatan (visual) o dua dimensi: tanpa gerak (seni lukis, gambar), gerak (film, kembang api)
o tiga dimensi: tanpa gerak (seni pahat, ukir), gerak (seni tari, pantomim) o
perpaduan antara pemandangan dan bentuk: seni arsitektur dan taman
• Pendengaran (auditory arts) o dengan nada: dari alat tunggal (gitar, piano), alat majemuk (orkes,
band)
o dengan kata: berirama (puisi), tak berirama (prosa) o perpaduan antara nada
dan kata: nyanyian/tembang Pengelihatan dan Pendengaran o dengan gerak dan
Page |8
Street Art Space
nada: tari dan musik o gerak, pemandangan dan kata: drama o gerak, pemandangan,
nada dan kata: opera
Berdasarkan klasifikasi dan jenis-jenis industri kreatif serta jenis-jenis karya seni, maka studi ini lebih
difokuskan pada kegiatan Seni Rupa dan Seni Gabungan, yang mewakili industri kreatif subsektor seni
pertunjukan, musik, film dan kerajinan.
2.4. Integrasi Ruang
Berdasarkan arti kata integrasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pembaruan hingga
menjadi kesatuan yang utuh dan bulat, juga ada yang menyebutkan arti kata integrasi adalah paduan,
berpandu, bercampur dan bercampur tersusun dengan baik.
2.4.2 Pengertian Ruang
Menurut Aristoteles, ruang adalah suatu yang terukur dan terlihat, dibatasi oleh kejelasan fisik,
enclosure yang terlihat sehingga dapat dipahami keberadaanya dengan jelas dan mudah.
2.4.3 Pengertian Integrasi Ruang
Integrasi Ruang adalah ruang-ruang yang terintegrasi dan saling terhubung, sehingga terjadi
efektifitas dan efisiensi pada sirkulasi dan pencapaian.
Teori integrasi ruang dari Roger Trancyk (Finding Lost Space, 1973) dapat diterapkan sebagai
landasan teori yang akan digunakan dalam proyek pusat kesenian tersebut. Roger Trancyk memaparkan
teori dalam pendekatan rancangan kawasan yang sifatnya erat dan saling mempengaruhi. Teori tersebut
dapat digunakan untuk integrasi bangunan dengan lingkungan/kawasan dan integrasi ruang di dalam
bangunan. Teori tersebut adalah Linkage Theory.
2.5. Kegiatan Pada Art Space
Pengguna dari Art Center ini ada berbagai macam jenis diantaranya adalah pengunjung,
pelaku seni, dan pengelola. Aktivitas yang akan berlangsung di Art Centre ini adalah:
Page |9
Street Art Space
2. Pelaku Seni
Terdapat para pelaku seni dengan berbagai jenis kegiatan, dikalsifikasikan
menjadi 2 pelaku seni, yaitu pelaku seni rupa ataupun pelaku seni gabungan.
Dengan jenisjenis kegiatan yang bervariasi mulai dari latihan, hingga
mengajar atau memberi pelatihan.
• Seni Rupa
P a g e | 10
Street Art Space
• Seni Gabungan
4. Peserta Didik.
Merupakan orang-orang yang ingin belajar dan berlatih untuk melakukan
kegemaran hobi ataupun yang sedang mempersiapkan diri ke tingkat
profesional.
P a g e | 11
Street Art Space
20.00-21.00 Pulang
Sumber: Data Pribadi
Pelaku Seni Rupa (Lukis, Pahat/Patung, Grafis)
P a g e | 12
Street Art Space
P a g e | 13
Street Art Space
18.00 Pulang
Sumber: Data Pribadi
P a g e | 14
Street Art Space
P a g e | 15
Street Art Space
18.00 Pulang
Sumber: Data Pribadi
P a g e | 16
Street Art Space
Studi bandng pada Proyek sejenis yang dilakukan adalah dengan studi banding terhadap
Selasar Sunaryo Art Space.
2.6.1. Selasar Sunaryo Art Space
P a g e | 17
Street Art Space
a) Fungsi bangunan utama yang memiliki dimensi 8,4x22m2 yang terdiri atas tiga
lantai.
b) Fungsi bangunan penunjang yang terdiri atas dua lantai.
c) Ruang ampitheatre terbuka berbentuk setengah lingkaran dengan diameter 20m.
P a g e | 18
Street Art Space
Gambar 9. Zoning 1
Sumber: http://fariable.blogspot.com/selasar-sunaryo-art-space.html/
Dibawah ini merupakan pengelompokan fungsi-fungsi dari diagram program ruang dari
gambar diatas:
d) Ruang D : Kopi selasar, merupakan kafe outdor untuk menikmati kopi dan makanan kecil
P a g e | 19
Street Art Space
Pada bangunan Selasar Sunaryo Art Centre terlihat bahwa kawasan ini
mendekati implementasi model linkage dimana dari segi ekonomi kreatif produk
kerajinan dapat terjual, hal ini diperlukan untuk mempermudah rantai produksi.
Berdasarkan hasil analisa yang dicocokan dengan Linkage Theory, bangunan
Selasar Sunaryo Art Space ini menggunakan jenis linkage visual dengan
penggunaan elemen Garis, elemen Sisi, dan elemen Irama.
P a g e | 20