Galeri Seni Rupa merupakan sarana kegiatan pameran
seni rupa yang memang dikehendaki untuk kehidupan dan
kelangsungan kegiatan seni budaya, agar dapat berjalan
dengan baik dan menggairahkan. Untuk bisa menggalakkan
kehidupan kesenian baik seni tradisional maupun modern
memang merupakan sebuah tantangan, yang kkhususnya
tentang seni rupa. Beban "berat" ini memang harus
dipikul dipundak para "seniman" (dari wawancara dengan
Bapak Ir.Josef Prijotomo M.Arch , kami gunakan istilah
•w
seniman untuk orang yang menciptakan hasil karya seni).
Sedang mengenai hal lain baik berupa bantuan dana,
fasilitas gedung, pengelolaan maupun pembinaannya dapat
diupayakan oleh pihak pemerintah.
Sebagai kota yang terbesar nomor dua di Indonesia
setelah Jakarta, semestinya di Surabaya ini bisa
berlangsung kegiatan pameran seni rupa baik tradisional,
modern maupun kontemporer seluruh yang ada di Jawa
Timur. Karena hal ini jika dibandingkan dengan kota-kota
19
lain, seperti Bandung, Jogjakarta dan Jakarta (ITB,
ASRI,Museum Sapto Hudoyo, Museum Affandi, Taman Ismail Marzuki, Balai Seni Rupa, Pasar Seni Ancol dan Galeri- galeri swasta lainnya), kota Surabaya jauh tertinggal dalam soal sarana berupa Galeri maupun Museum Seni Rupa. Padahal di kota ini jumlah "seniman" yunior maupun "seniman" senior, belum lagi ditambah dengan "seniman" lainnya diberbagai kota di Jawa Timur, sudah tak terhitung jumlahnya secara pasti. Dengan hadirnya Galeri Seni Rupa ini diharapkan dapat dinikmati oleh warga kota Surabaya dan juga oleh peminat karya seni rupa dari berbagai kota bahkan negara lain, yang setidaknya akan meningkatkan prestise bagi kota Surabaya khususnya.
Pameran Seni Rupa yang ada di Surabaya ini masih
belum terkoodinasi dengan baik, seringkali diadakan di hotel-hotel, pertokoan maupun tempat-tempat pameran secara bersama-sama dengan bidang lain. Baru-baru ini sekitar bulan Juni telah diadakan Galeri Seni Rupa di DKS dan sekitar bulan Agustus, Taman Budaya juga mengadakan Galeri Seni Rupa (dengan luas ruang berukuran 6m x 15m). Dari kedua Galeri Seni Rupa ini dapat diambil kesimpulan adanya keinginan untuk mendirikan Galeri Seni Rupa yang lengkap dan menjadi suatu pusat seni rupa, sedang yang diadakan sekarang hanyalah bersifat sementara sehingga kondisinya jauh dari memadai dan materi pameran hanya pada seni lukis saja. 20
1.2. Fungsi dan Manfaat Proyek
Sebagai wadah untuk menampung aktivitas seniman-
seniman seni rupa dimana mereka dapat berpameran dan
berkomunikasi antara seniman dengan seniman dan seniman
dengan masyarakat, misalnya :
- Sebagai tempat pameran hasil karya seni rupa, baik
seni murni (fine art) maupun seni pakai (applied art),
dimana hasil karya seni rupa ini dapat dimiliki oleh
masyarakat dengan cara membelinya.
- Sebagai sarana untuk menampung aspirasi para seniman
untuk menawarkan bidang seni rupa kepada masyarakat,
dimana seniman ditantang untuk berkreasi secara aktif
dan terus-menerus dalam bentuk-bentuk yang baru.
- Sebagai pusat informasi mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan seni rupa, jug a merupakan tempat
pertemuan para seniman dan masyarakat.
- Sebagai media pendidikan dan ilmu pengetahuan, dimana
pada Galeri Seni Rupa ini dapat membantu para
pendidik, khususnya dibidang seni rupa, dalam hal ini
visualisasi akan mempermudah anak didik dalam mencerna
sesuatu bahan pelajaran. Pendidikan di sini bukan
hanya untuk pelajar atau mahasiswa saja, melainkan
untuk segala lapisan masyarakat dalam memper-oleh ilmu
pengetahuan terutama dalam bidang seni rupa.
- Sebagai tempat rekreasi yang akan membawa pengunjung
ke alam fikiran yang berbeda dengan kesibukan rutin
sehari-hari, dengan kata lain pemeran dan kegiatan
21
Galeri seni rupa ini mampu metnbawa pergantian suasana
dari kesibukan berganti menjadi susana yang sarrtai.
Dalam bidang tourisme merupakan media pengenalan
"kekayaan" budaya bangsa kepada pelancong baik
doraestik maupun luar negeri.
1.3. Pendekatan Obyek Perencanaan
Untuk mengadakan pendekatan terhadap obyek yang
direncanakan ini, digunakan jalan melalui wawancara
dengan para ahli dibidang seni rupa secara khusus yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dengan proyek
serupa baik di Jakarta maupun di Surabaya, nieskipun
dalam skala yang lebih kecil.
Juga dibantu oleh studi literatur, khususnya
mengenai Galeri seni dengan pembanding tentang proyek
serupa yang ada diluar negeri. Sedang mengenai
pendekatan standart-standart ruang / bangunan untuk
proyek ini belum ada standart khusus yang dikeluarkan
secara resmi sehingga dipilih melalui studi perbandingan
dengan proyek-proyek yang sejenis, misalnya : Museum,
Taman Budaya yang sudah ada standardnya dan untuk itu
perlu ada pengolahan data lebih lanjut sesuai dengan
yang dibutuhkan.
Khusus mengenai pendekatan melalui obyek serupa di
luar negeri yang dilakukan melalui studi literatur,
tidak bisa diterapkan begitu saja tapi perlu disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang ada.
22
Dengan demikian pendekatan obyek perencanaan ini
melalui penggabungan antara studi literatur dan
wawancara.
1.4. Batasan dan Anggapan
Proyek Galeri Seni Rupa ini adalah proyek yang
tidak komersiil sepenuhnya, tetapi bisa. memperoleh
pendapatan untuk membiayai pengelolaannya sendiri
(seperti yayasan), meskipun pameran yang diadakan
bersifat komersiil terutama dalam Industrial Art (seni
Rupa terpakai).
Dengan pengertian bahwa proyek ini tidak komersiil, raaka
sampai akhir pembahasan tidak disinggung mengenai
pengembalian modal.
Proyek ini dianggap feasibel dan bisa
direalisasikan karena ada tujuan tersendiri yang
berdasarkan kebijaksanaan Pemerintah dan tentunya hal
ini mengakibatkan adanya campur tangan pihak pemerintah,
baik dalam soal pendanaan pembangunan maupun
operasionalnya.
Karena itu dalam hal pelaksanan, proyek ini akan
dibangun sekaligus hingga selesai seluruhnya (tidak
bertahap).
Segala sesuatu yang berkaitan dengan data-data baik
literatur maupun wawancara dianggap benar dan bisa
dipertanggung jawabkan. Serta semua studi akan dilakukan
melalui pengolahan data yang didapat pada masa survey.
23
Dalam proses perencanaan - perancangan, proyek ini
mempunyai penekanan khusus dari segi Arsitektur. Masalah
bentuk arsitektur mempunyai peranan yang paling penting
dan berpengaruh dalam menarik pengunjung dan kenyamanan
pemakai.
Sedangkan masalah mekanikal - elektrikal tidak dibahas
secara mendalam karena masalah desain Arsitektur dalam
proyek ini sudah mempunyai masalah dan scope yang cukup
besar. FJntuk masalah mekanikal - elektrikal hanya akan
disinggung secara global dan prinsipaya saja.
2.TINJAUAN TERHADAP PAMERAN DI SURABAYA
2.1. Kondisi Kota Surabaya
- Keadaan geografis.
Surabaya terletak pada garis 112°13'- 113° Bujur Timur
dan 7°- 7°30' Lintang Selatan, yaitu pada pantai utara
kawasan propinsi Jawa Timur dan berhadapan dengan
pulau Madura. Posisi yang demikian strategis
menempatkan kota Surabaya pada kedudukan sentral di
kawasan Indonesia Timur. Luas area kota Surabaya : ±.
291,78 ha dan Surabaya juga merupakan pintu gerbang
dan ibukota propinsi Jawa Timur.
24
Temperatur dan kelembaban (faktor klimatologis)
Temperatur ICelebaban nisbi
maksimum 33°C 100%
minimum 18,7°C 44%
rata-rata ±27°C 64-68%
(Data dari MASTER PLAN Kota Madya Surabaya tahun 2000)
- Perkembangan Kcrta Surabaya.
Perkembangan di kota Surabaya menunjukkan pola
perkembangan yang bersifat menyebar, pada pola ini
akan memberikan konsekuensi-konsekuensi sebagai
berikut :
* distribusi penduduk menyebar ke segala arah.
* pusat kota merupakan lokasi bagi aktivitas
pelayanan masyarakat scope kota.
* Daerah pendidikan cenderung berkembang ke arah
Timur.
* Daerah perindustrian berkembang ke arah Tenggara
dan Utara / Barat.
Tetapi dalam kenyataannya, perkembangan perumahan ke
arah Selatan (yang berjalan dengan pesat bila
dibandingkan dengan arah lainnya).
Dengan adanya kota-kota Satelit di sekitar
Surabaya yang saling interaksi dengan lingkungannya,
sehingga secara langsung berpengaruh terhadap seluruh
kegiatan di pusat kota. Pada Kota Satelit dapat berjalan
baik perkembangannya yang ditunjang dengan semakin
lengkapnya fasilitas yang disediakan. Disamping itu kota
Surabaya juga terkenal dengan sebutan kota INDAMARDI dan
25
pernerirvtahan, yang lebih "terperinci lagi sebagai berikut:
* Sebagai pusat pemerintahan lokal dan regional
propinsi Jawa Timur, sehingga kota Surabaya
menjadi pusat orientasi Propinsi Jawa Timur.
* Sebagai pusat industri, berkaitan dengan
pengembangan / peningkatan serta pemasarannya
hasil karya industri.
* Sebagai pusat perdagangan, berkaitan dengan
transaksi jual beli.
* Sebagai pusat maritim, berkaitan dengan hubungan
transportasi laut.
* Sebagai pusat pendidikan, berkaitan dengan
peningkatan pengetahuan masyarakatnya.
Surabaya juga mempunyai rencana Gerbang Kertasusila yang
merupakan rencana pengembangan Surabaya dan daerah di
sekitarnya, yaitu meliputi kota-kota Gresik, Bangkalan,
Mojokerto, Surabaya dan Lamongan.
2.2. Sarana Pameran di Surabaya
Kota Surabaya yang berpredikat sebagai kota
Indamardi dapat dikatakan belum memiliki sarana / gedung
pameran seni rupa yang representatif, karena selain
gedungnya tidak memiliki persyaratan sebagai wadah
kegiatan Pameran dan masin berdiri sendiri-sendiri
maupun bergabung dengan bidang lain juga kurang adanya
koordinasi untuk mencapai sasarannya sebagai wadah yang
komunikatif. Materi pameran yang disajikan sama terus
26
sehingga membosankan (kurang mempunyai daya tarik
terhadap konsumen) serta belum ada pameran yang lengkap dalam bidang seni rupa. Sedangkan utrtuk sarana / gedung pameran seni rupa yang ada sekarang sebagai berikut : a. Gedung / sarana pameran tetap. - Nama : Galeri Taman Budaya Jawa Timur. Lokasi : Jl. Genteng kali. Pameran : lukisan, keramik, patung. Luas Ruang : 6 X 15 = 90 m2 (ruang pameran ini bekas ruang kantor). - Nama : Galeri Dewan Kesenian Surabaya. Lokasi : Kompleks Balai Pemuda. Pameran : lukisan, patung. Luas Ruang : 8 X 12 = 96 m2 (ruang pameran ini digunakan untuk seni lukis saja, bila digunakan untuk seni patung maka lukisannya tidak dipamerkan bergantian). b. Gedung / Sarana Pameran Temporer. Sarana untuk pameran temporer ini pada umumnya tidak khusus untuk bidang seni rupa melainkan juga untuk bidang-bidang yang lain, misalnya : - PPIA (perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika). - Pusat Kebudayaan Perancis. - Institute Goethe. - Balai Pemuda. - Balai Surabaya Post.