Anda di halaman 1dari 5

A.

Sistem Perwakilan Politik

Pemaknaan sistem perwakilan politik tidak akan terlepas dari pada pembahasan mengenai
sistem demokrasi, karena perwakilan politik beranjak dari pada perkembangan sistem demokrasi.
Awal pemikiran demokrasi digagas oleh filsuf yunani Plato melalui tulisannya “Republica” lebih
kurang 400 tahun sebelum Masehi. Plato, filsuf Yunani menulis “Republica” lebih kurang 400
tahun sebelum Masehi. Tulisan filsafat poltik tsb merupakan konsepsi Plato bagi terwujudnya
suatu negara kota yang demokratis. Negara kota di mana rakyat berdaulat dalam kehidupan
sosial dan politik. Idea Plato tentang “Res-Publica” ini merupakan suatu perlawanan moral
terhadap apa yang menyebut dirinya: “kelompok tiga puluh tyrannoi” yang memerintah Athena
dengan tangan besi dan berlumuran darah. Idea tsb pada akhirnya mencapai sasarannya.
Golongan demokratis sebagai pengaruh Plato berhasil menyingkirkan diktator kelompok tiga
puluh tyrannoi. Pemerintahan yang demokratis di negara kota Athena seperti pada masa Pericles
dapat terwujud. Rakyat berdaulat melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di dewan pemerintahan
kota.

Demokrasi di bangun dengn proses yang panjang, awalnya masyarakat mengenal demokrasi
dengan mempraktekkan sistem demokrasi langsung dimana setiap individu yang di kategorikan
dewasa, berhak ikut serta di dalam parlemen. Tetapi seiring dengan perkembangan jumblah
penduduk yang kian hari kian banyak maka system perwakilan demokrasi yang lama (demokrasi
langsung), kurang sesuai jika di terapkan pada negara yang jumblah penduduknya banyak. maka
solusinya dengan system demokrasi pewakilan di mana sejumblah warga negara yang memiliki
berbagai kepentingan yang tinggal di suatu daerah atau distrik tertentu kemudian memberikan
kedaulatan dirinya kepada individu atau partai politik yang ia percayai, melalui pemilihan umum.
Sehingga inti dari pada pemikiran system demokrasi perwakilan adalah sama dengan system
demokrasi langsung adalah menyuarakan aspirasi atas kepentingan individu, kelompok dan
masyarakat dalam satuan distrik maupun nasional, dengan cara individu/rakyat memberikan
kepercayaannya pada seseorang/lebih yang pada nantinya menjabat posisi posisi pemerintahan
maupun yang pada nantinya duduk di parlemen.

Bila kita melihat ke belakang dari perkembangan akan pengertian demokrasi amatlah luas
cakupannya, tergantung dari sudut mana seseorang berfikir dan memaknai akan konsep
demokrasi. Seperti pandangan yang dikemukakan oleh Budi Prayitno menurutnya demokrasi
tidak hanya seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan tetapi juga mencakup
seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang.

 Pengertian demokrasi
Pengertian demokrasi berasal dari kata latin yaitu (demos) dan kratos (pemerintahan),
sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Inilah
situasi yang terjadi di Yunani kuno dimana lahirnya pengertian demokrasi untuk pertama
kalinya. Pada saat itu masyarakat tidak terikat oleh nilai-nilai spiritualisme sehingga kedaulatan
negara demokratis sepenuhnya tergantung pada kehendak rakyat dengan system negoisasi
diantara warga negara, dengan suatu dengan suatu pengngistilahan, suara rakyat adalah suara
Tuhan, rakyat memegang supremasi hukum tertinggi. Dalam hal ini saya mencoba untuk
menyimpulkan bahwa demokrasi merupakan system politik di mana para anggotanya saling
memandang satu sama lainnya adalah sama, dilihat dari sudut pandang politik.

 Menurut Herold Crouch demokrasi terdapat 3 unsur :


1. System untuk menentukan pemerintahan yang di dasarkan pada pemilihan umum yang
diadakan sewaktu waktu;
2. Sedikitnya ada 2 partai yang bersaing;
3. Civil Liberties, seperti kebebasan berbicara, berkumpul, berorganisasi dan lain-lain yang
terwujud dalam persuratkabaran yang bebas, dan terdapatnya organisasi-organisasi
masyarakat seperti serikat buruh atau organisasi keagamaan.

Ada dua kategori dasar dalam demokrasi yaitu demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan.
Dalam kategori demokrasi langsung setiap warga negara dapat ikut serta dalam pembuatan
keputusan negara, seperti halnya pada peristiwa di Athena kuno dimana mereka dapat
menjalankan system ini, dengan di hadiri kurang lebih 5000-6000 orang majelis, dalam
merumuskan suatu permasalahan diantara mereka. menurut hemat saya, demokrasi dengan
system langsung ini kurang sesuai bila mana diterapkan dalam suatu negara dengan jumblah
penduduk yang banyak.

Sedangkan untuk kategori kedua adalah demokrasi perwakilan yang mengngandung pengertian
sejumblah warga negara yang memiliki berbagai kepentingan dan tinggal di suatu daerah atau
distrik tertentu kemudian memberikan kedaulatan dirinya kepada individu atau partai politik
yang ia percayai, melalui pemilihan umum.

Sedangkan dilihat dari konsep perwakilan, terdapat dua tipe yang dapat menjelaskan antara
keterkaitan hubungan antara yang diwakili dengan yang mewakili adalah sebagai berikut:
Pertama, perwakilan tipe delegasi (mandat) memiliki konsep wakil rakyat terikat dengan
keinginan rakyat yang di wakili. Fungsi dari wakil rakyat tipe ini adalah menyuarakan pendapat
dan keinginan pemilih yang memiliki suara mayoritas di dalam konsituen, bila mana wakil
rakyat tidak sepaham dengan keinginan para pemilih maka ia hanya memiliki dua pilihan, yakni
mengikuti keinginan para pemilih atau mengngundurkan diri.
Sedangkan tipe yang kedua adalah tipe trustee (independen) berpendirian, wakil rakyat di pilih
berdasarkan pertimbangan yang bersangkutan dan memiliki kemampuan mempertimbangkan
secara baik (good judgment). Untuk itu untuk dapat melakukannya maka wakil rakyat
memerlukan kebebasan dalam berfikir dan bertindak. Karena tipe perwakilan ini memiliki
pemikiran bahwa para wakil rakyat memiliki tugas untuk memperjuangkan kepentingan
nasional. Menurut Herold Crouch, demokrasi adalah suatu system yang di tandai oleh
pertentangan dan kalau di lihat dari sudut pandang etika demokrasi, politik oposisi adalah
kegiatan parlementarian yang paling terhormat.

Selain dua tipe yang telah di jabarkan di atas, ada keterkaitan antara perwakilan politik, peran
partai dan system demokrasi adalah Pertama, pendangan yang menyatakan bahwa wakil rakyat
memiliki fungsi sesuai dengan program partai. Kedua, partai merupakan penghubung antara
kepentingan local dengan kepentingan nasional sehingga memilih partai berarti mendukung
program nasional dan dengan melaksanakan program partai wakil rakyat melaksanakan
kepentingan nasional. Ketiga, adanya suatu pandangan yang menyatakan partai politik tidak
selalu menyangkut kepentingan nasional, seharusnya wakil rakyat sebagian terikat dengan
program partai tetapi di sisi lainnya wakil rakyat haruslah mementingkan kepentingan nasional.
Dan yang keempat, pandangan yang melihat dari perspektif kepentingan siapa yang lebih di
dahulukan? apa kepentingan daerah (distrik) atau kepentingan nasional (bangsa-negara).

Pandangan masyarakat terhadap pemerintahan di abab 20 adalah memandang pemerintah sebagai


sumber jalan keluar dari permasalahan yang di hadapi rakyat. Masyarakat yang sadar akan
politiknya, mereka cenderung memandang pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab
atas permasalahan yang di hadapi rakyat. Masyarakat yang sadar akan politik menganggap
lembaga-lembaga Negara memiliki fungsi untuk menampung dan menginplikasikan tuntutan dari
berbagai golongan masyarakat, selanjutnya mereka memiliki suatu kewajiban untuk membuat
kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Karena, masyarakat ini
memandang tidak ada perundang-undangan tampa melalui pembahasan dan persetujuan badan
perwakilan rakyat.

B. Fungsi-Fungsi Lembaga Perwakilan Politik

Dalam sistem demokrasi modern yang berkembang saat ini, keberadaan lembaga perwakilan
politik- yang sering disebut Parlemen atau lembaga legislatif- merupakan prasyarat penting dari
sebuah negara demokratis. Namun, ukuran demokrasi, tidak berhenti pada “keberadaan” namun
sesungguhnya lebih jauh menekankan pada tingkat dan kualitas keterwakilan lembaga
perwakilan politik tersebut. Hal ini penting karena konsep perwakilan politik didasarkan pada
konsep bahwa seseorang atau suatu kelompok mempunyai kemampuan atau kewajiban untuk
bicara dan bertindak atas nama suatu kelompok yang lebih besar. Kualitas keterwakilan itu akan
ditentukkan oleh sejauhmana lembaga perwakilan politik itu menjalankan fungsi-fungsi
utamanya sebagai perwakilan politik rakyat.

Secara konseptual, Parlemen memiliki tiga fungsi utama; fungsi legislasi, fungsi anggaran
dan fungsi pengawasan. Ketiganya ditopang oleh dua fungsi yang lain: fungsi artikulasi dan
agregasi kepentingan dan fungsi komunikasi politik. Walaupun kelima fungsi itu bekerja dengan
cara dan ruang lingkup yang berbeda, namun kelima fungsi itu pada dasarnya mempunyai kaitan
yang erat satu dengan yang lain. Misalnya, dalam menjalankan fungsi pengawasan, setiap
anggota Parlemen menerima amanat publik untuk memastikan implementasi kebijakan yang
dijalankan oleh pemerintah Daerah akan mengacu pada kepentingan publik. Parlemen harus
memastikan seberapa jauh pemerintah mampu mewujudkan tujuan-tujuan dan kepentingan
bersama yang sudah disepakati oleh publik pada proses legislasi dan penganggaran. Demikian
pula ketika Parlemen harus menjalankan fungsi legislasi dan anggaran. Kedua fungsi itu akan
bisa menghasilkan kebijakan yang lebih effektif (tepat sasaran), apabila Parlemen mampu
menjalankan fungsi pengawasan dengan baik. Dengan melakukan pengawasan yang baik,
Parlemen selain bisa mencegah sedini mungkin penyimpangan terhadap tujuan yang telah
ditetapkan dalam proses legislasi dan anggaran, Parlemen juga bisa mendapatkan bahan-bahan
dalam menyempurnakan produk legislasi dan anggaran sesuai dengan temuan dalam
menjalankan fungsi pengawasan.

Dengan demikian, didalam menjalankan fungsi pengawasan bentuk atau model pengawasan
yang dapat dilakukan adalah dengan mengajukan dan menyetujui kebijakan mengenai isu
tertentu sehingga pemerintah harus menjalankan kebijakan berdasarkan kebijakan yang sudah
disetujui oleh Parlemen. Pengawasan dengan cara melahirkan kebijakan ini sering disebut
pengawasan melalui legislasi (control by legislation). Contoh lain didalam optimaliasi fungsi
pengawasan adalah dengan memperkuat fungsi anggaran atau sering disebut dengan pengawasan
melalui proses penganggaran (budgetary control). Misalnya dengan memotong anggaran belanja
perjalanan dinas karena terlalu besar dan tidak masuk akal, tidak mensetujui kegiatan yang tidak
penting dan cenderung menghambur-hamburkan uang, menghapuskan upah pungut pajak, dan
sebagainya.

Keterkaitan antar kelima fungsi itu mengandung arti bahwa kelimanya perlu dijalankan secara
simultan dengan proporsi yang lebih seimbang. Ketimpangan dalam menjalankan fungsi-fungsi
Parlemen tersebut tentu saja akan mempengaruhi performance Parlemen secara keseluruhan.
Karena bagaimanapun, publik akan cenderung akan menilai Parlemen tidak bekerja secara
maksimal, apabila Parlemen hanya menjalankan atau menitikberatkan satu atau dua fungsi saja.
Dengan demikian, kapasitas Parlemen dalam menjalankan fungsi legislasi dan penganggaran
harus diimbangi dengan kapasitas Parlemen dalam menyelenggarakan fungsi pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai