Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkah, rahmat, taufiq, dan inayah-Nyalah makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai suri tauladan bagi umat
Islam.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Makalah yang kami beri judul Demokrasi dan
Implementasinya, juga bertujuan untuk membantu mahasiswa agar lebih
memahami materi demokrasi dan implementasinya. Dalam penyelesaian makalah
ini saya banyak mengalami hambatan karena sedikitnya ilmu pengetahuan, namun
berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat kami
selesaikan walaupun masih banyak terdapat kekurangan.

Kami menyadari sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya


belum seberapa dan masih perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah
ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan
berdaya guna bagi masyarakat yang akan datang.

Harapan kami makalah yang sederhana ini dapat memberi pengetahuan


kepada masyarakat umum tentang arti pentingnya demokrasi Indonesia. Amin.

Padang, 08 Maret 2018

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1
Istilah "demokrasi" berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena
kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal
dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun,
arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah
berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem
"demokrasi" di banyak negara.
Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu
politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai
indikator perkembangan politik suatu Negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan
dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica)
dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk
diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah
(eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat
yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali
menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya
kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk
gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak
akan membawa kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable),
tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap
lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya
secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

2
1. Pengertian Demokrasi dan Perkembangan Demokrasi
2.1 Pengertian Demokrasi
2.1.1 Menurut Etimologis/Bahasa
Menurut etimologi/bahasa, demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu
dari demos = rakyat dan cratos atau cratos/cratein = pemerintahan atau kekuasaan.
Demokrasi berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat. Oleh karena itu
dalam sistem demokrasi rakyat mendapat kedudukan penting didasarkan adanya
rakyat memegang kedaulatan.
2.1.2 Menurut Terminology
Demokrasi dari segi terminology mengandung makna demokrasi
konseptual(dilihat dari segi pemikiran politik). (Abraham Lincoln th 18673)
memberikan pengertian demokrasi “ government of the people, by the people, and
for the people”. (pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat)
Menuut (Torres) demokrasi dilihat dari tiga tradisi pemikiran politik,
yaitu:
1. Clssical Aristotelian theory(demokrasi merupakan salah satu bentuk
pemerintahan),
2. Medieval theory(menerapkan roman law dan konsep popular souvregnty) dan
3. contemporary doctrine(dengan konsep republik dipandang sebagai bentuk
pemerintahan rakyat yang murni).
(Torres) melihat demokrasi dari segi formal dan substantive. Formal
menunjuk pada demokrasi dalam arti system pemerintahan. Substantive menunjuk
pada demokrasi dalam 4 bentuk,yaitu:
(1) menitik beratkan pada perlindungan terhadap tirani.
(2) titik berat pada manusia mengembangkan kekuasaan dan kemampuan.
(3) melihat keseimbangan partisipasi masyarakat terhadap beban yang berat dan
tuntutan yang tidak dapat dipenuhi.
(4) bahwa tidak dapat mencapai partisipasi yang demokratis tanpa perubahan
lebih dulu dalam keseimbangan sosial dan kesadaran sosial. Perubahan sosial dan
partisipasi demokratis perlu dikembangkan secara bersamaan karena satu sama
lain saling ketergantungan.

3
2.2 Perkembangan demokrasi
Konsep demokrasi telah mengalami perkembangan sejak definisi empirik
“Schumpeter” dikemukakan(demokrasi dari sudut prosedur kelembagaan untuk
mencapai keputusan politik yang di dalamnya setiap individu memperoleh
kekuasaan untuk membuat keputusan melalui perjuangan kompetititf dalam
rangka memperoleh dukungan berupa suara rakyat.), perdebatan akademis seputar
demokrasi melahirkan definisi konsep paling beragam dalam ranah akademis.
Berbagai studi mengenai demokrasi dalam ilmu politik dan sosiologi cenderung
untuk menilainya dari sudut pandang berbeda-beda. Demokrasi tidak memiliki
tolak ukuran pasti dalam pengukurannya karena membutuhkan konsensus baik
dalam lingkup publik maupun akademik sekalipun. Sebagai contoh, pemerintahan
Amerika Serikat yang memiliki agenda utama dalam mempromosikan demokrasi
dalam kebijakan luar negerinyapun ternyata belum memiliki kesepakatan tentang
makna demokrasi. Karena itulah demokrasi masih menimbulkan perdebatan
terutama dalam penerapannya di negara-negara berkembang.
Menurut “Donald Horowitz (2006)”, (the world’s only superpower is
rhetorically and militarily promoting a political system that remains undefined-
and it is staking its credibility and treasure on the pursuit), (negara superpower
satu-satunya di dunia secara retorik dan militeristik mempromosikan sistem
politik yang tetap tidak terdefinisikan sampai saat ini dan hal tersebut
mempertaruhkan kredibilitas dan sumber daya teramat berharga demi mencapai
maksudnya). Sehingga, pengertian demokrasi di berbagai belahan dunia merujuk
pada penegakkan demokrasi di Amerika Serikat mengalami distorsi makna.
Demokrasi dapat dipertukarkan dengan pengertian sangat sempit semisal voting
atau pemilihan umum semata, padahal demokrasi sebagai suatu konsep memiliki
pengertian lebih luas. Karena pencitraan demokrasi di Amerika Serikat absurd-
nya, hingga dikatakan bahwa demokrasi merupakan instrumen penekan negara-
negara Eropa Barat dan Amerika Serikat terhadap negara-negara lainnya di dunia,
maka perlu didefinisikan kembali karakteristik dari demokrasi.

1. Bentuk-Bentuk Demokrasi

4
3.1 Menurut Torres

Demokrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu yang pertama ialah, formal
democracy (formal democracy menunjuk pada demokrasi dalam arti system
pemerintahan) dan substansive democracy (menunjuk pada bagaimana proses
demokrasi itu dilakukan). Hal ini dapat dilihat dari dalam berbagai pelaksanaan
demokrasi di berbagai Negara. Dalam suatu Negara misalnya dapat demokrasi
dengan menerapkan system presidensial, atau sistem parlementer.

a)Sistem Presidensial

Sistem ini menekankan pentingnya pemilihan presiden secara langsung,


sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung dari rakyat.
Dalam sistem ini kekuasaan eksekutif sepenuhnya berada di tangan presiden.
Oleh karena itu presiden ialah kepala eksekutif, kepala Negara, penguasa dan
sebagai simbol kepemimpinan Negara. Sistem seperti ini di sebagaimana
diterapkan di Negara Amerika dan Indonesia.

b) Sistem Parlementer

Sistem ini menerapkan model yang menyatu antara kekuasaan eksekutif


dan legislatif. Kepala eksekutif adalah berada di tangan seorang perdana menteri.
Adapun kepala Negara adalah berada pada seorang ratu, misalnya di Negara
Inggris atau ada pula yang berada di tangan seorang presiden misalnya di India.

c) Sistem Semiparlementer

3.2 Eric Hiariej

Dalam sejarah terdapat sedikitnya tiga bentuk demokrasi yang pernah


dicoba,yaitu:

1. demokrasi langsung (direct democracy/assembly democracy),


2. demokrasi perwakilan (representative democracy),

5
3. demokrasi permusyawaratan(deliberative democracy).

Berikut ini adalah gambaran singkat tentang bentuk-bentuk demokrasi


tersebut

3.2.1 Demokrasi Langsung

Rakyat seluruhnya dikutsertakan dalam permusyawaratan untuk


menentukan kebijakan dan mengambil keputusan. Hal ini terjadi pada zaman
yunani kuno (abad ke 4 SM – abad ke 6 SM). Pada masa itu Yunani berupa negara
kota (polis). Demokrakasi ini merupakan praktik demokrasi paling tua, praktik
demokrasi pada asosiasi yang berukuran kecil. Berdasarkan pada partisipasi
langsung, tanpa perwakilan dan terus menerus dari warga desa dalam membuat
dan melaksankan keputusan bersama. Tidak terdapat batas yang tegas antara
pemerintah dan yang diperintah, semacam sistem self-government, pemerintah
dan yang diperintah adalah orang yang sama. Sistem kelembagaannya berupa
pertemuan warga (mass meeting, town meeting, pertemuan RT/RW, dll) dan
referendum.

3.2.2 Demokrasi Perwakilan (Demokrasi tidak Langsung)

Demokrasi ini muncul karena adanya pembatasan ikut dalam


pemerintahan pada anak, wanita dan budak yang terjadi dalam demokrasi
langsung. Demokrasi tidak langsung dijalankan melalui sistem perwakilan.
Biasanya dilaksanakan dengan cara pemilihan umum, parktik demokrasi pada
asosiasi yang berukuran besar seperti Negara. Berdasarkan pada partisipasi yang
terbatas (partisipasi warga hanya dalam waktu yang singkat) dan hanya dilakukan
beberapa kali dalam kurun waktu tertentu seperti dalam bentuk keikutsertaan
dalam pemilihan umum. Berdasarkan pada partisipasi yang tidak langsung
(masyarakat tidak mengoperasikan kekuasaan sendiri), tapi memilih wakil yang
akan membuat kebijakan atas nama masyarakat . Pemerintah dan yang diperintah

6
terpisah secara tegas, demokratis tidaknya demokrasi bentuk ini tergantung pada
kemampauan para wakil yang dipilih membangun dan mempertahankan hubungan
yang efektif antara pemerintah dan yang diperintah.

3.2.3 Demokrasi Permusyawaratan


Bentuk demokrasi paling kontemporer, dipraktikan pada masyarakat yang
kompleks dan berukuran besar, bentuk demokrasi yang menggabungkan aspek
partisipasi langsung dan bentuk demokrasi perwakilan. Memberikan tekanan yang
berbeda dalam memahami makna kedaulatan rakyat. Kedaulatan berkaitan dengan
keterlibatan masyarakat dalam membicarakan, mendiskusikan dan mendebatkan
isu-isu bersama atau dalam menentukan apa yang pantas dianggap isu bersama,
demokratis tidaknya sebuah kebijakan tergantung pada apakah kebijakan tersebut
sudah melalui proses pembicaraan, diskusi dan perdebatan yang melibatkan
masyarakat luas.
Ada pemisahan yang tegas antara pemerintah dan yang diperintah. Tapi
pemisahan yang lebih penting adalah antara Negara dan masyarakat sipil. Negara
merupakan tempat menggodok dan melaksanakan kebijakan. Masyarakat sipil
merupakan tempat berlangsungnya “permusyawaratan.”
Selain itu ada juga pemisahan antara wilayah publik dan wilayah privat.
Wilayah publik adalah wilayah “permusyawaratan” wilayah privat adalah wilayah
tenpat seseorang memikirkan apa isu yang penting dan kenapa isu itu perlu
dibicarakan, didiskusikan dan didebatkan secara publik.

3.3 Demokrasi Perwakilan Liberal

Menurut (Held (2004: 10)), “demokrasi perwakilan liberal merupakan


suatu pembaharuan kelembagaan pokok untuk mengatasi problema
kesinambungan antara kekuasaan memaksa dan kebebasan”. Dalam demokrasi ini
kelembagaan Negara melindungi serta menjamin atas kebebasan secara individu
dalam hidup bernegara. Rakyat harus diberikan jaminan kebebasan secara
individual baik didalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, keagamaan bahkan
kebebasan anti agama.

7
Konsekuensi dari implementasi sistem dan prinsip demokrasi ini adalah
berkembang persaingan bebas, terutama dalam kehidupan ekonomi sehingga
akibatnya individu yang tidak mampu menghadapi persaingan tersebut akan
tenggelam. Akibatnya kekuasaan kapitalislah yang menguasai kehidupan Negara,
bahkan berbagai kebijakan dalam Negara sangat ditentukan oleh kekuasaan
kapital.

3.4 Demokrasi Satu Partai dan Komunisme


Demokrasi satu partai ini lazimnya dilaksanakan di Negara-negara
komunis seperti,Rusia,Cina,Vietnam,dan lainya, kebebasan formal berdasarkan
demokrasi liberal akan menghasilkan kesenjangan kelas yang semakin lebar
dalam masyarakat, dan akhirnya kapitalislah yang menguasai Negara.
Dinamika pemerintahan Negara yang menganut sitem partai tunggal
cenderung statis (nonkompetitif karena di haruskan menerima pimpinan dari
partai dominant). Dalam system ini tidak ditoleransi kemungkinan adanya partai-
partai lain Berdasarkan teori serta praktek demokrasi sebagaimana dijelaskan,
maka pengertian demokrasi secara filosofi menjadi semakin luas, artinya masing-
masing paham mendasarkan pengertian bahwa kekuasan di tangan rakyat.
2. Perkembangan Demokrasi di Indonesia

4.1 Pelaksanan Demokrasi di Indonesia

Sejarah pelaksanaan demokrasi di Indonesia cukup menarik. Dalam upaya


mencari bentuk demokrasi yang paling tepat diterapkan di negara RI, ada
semacam trial and error (coba dan gagal). Namun kalau direnungkan secara arif,
ternyata untuk menuju ke sistem demokrasi yang ideal perlu waktu yang cukup
panjang. Bangsa Indonesia mencari bentuk demokrasi yang tepat sejak tahun 1945
hingga sekarang masih terantuk-antuk. Hal ini bukan karena ketidakseriusannya
tetapi karena memerlukan waktu panjang.

8
Membicarakan demokrasi Indonesia, bagaimanapun juga tidak terlepas
dari periodesasi sejarah politik di Indonesia, yaitu apa yang disebut sebagai
periode pemerintahan massa revolusi kemerdekaan, pemerintahan demokrasi
liberal, pemerintahan demokrasi terpimpin, dan pemerintahan demokrasi
pancasila.

4.1.1 Demokrasi Liberal


Demokrasi liberal adalah paham demokrasi yang menekankan pada kebebasan
individu, persamaan hukum, dan hak asasi bagi warga negaranya. Demokrasi
liberal atau sering disebut demokrasi parlementer, karena lembaga tangan
parlemen atau DPR.
Landasan demokrasi liberal adalah
1. maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945.
2. konstitusi RIS 1949 (pasal 116 ayat 2), dan
3. konstitusi UUD sementara tahun 1950 (pasal 83 ayat 2).

4.1.2 Demokrasi Terpimpipin


Dekrit Presiden 5 juli 1959 merupakan tonggak terakhir masa berlakunya
demokrasi parlementer di Indonesia sekaligus awal berlakunya demokrasi
terpimpin.
Demokrsai terpimpin adalah paham demokrasi yang berintikan
musyawarah mufakat secara gotong-royong antar semua kekuatan nasional
progresif devolusioner berporoskan Nasakom (Nasional, Agama, Komunis).
Demokrasi terpimpin juga disebut demokrasi yang tidak memperhatikan hak-hak
asasi warga negaranya, dan tidak pula mengenal lembaga kekuasaan dalam tata
pemerintahannya. Demokrasi terpimpin berlangsung mulai Juli 1959-april 1965.

4.1.3 Demokrasi Pancasila

Alenia IV Pembukaan UUD 1945, menegaskan “…maka disusunlah


kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu Undang Undang Dasar negara Indonesia

9
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,…”.

Dari kalimat tersebut, jelas bahwa negara RI adalah negara yang


berkedaulatan rakyat atau negara demokratis. Demokrasi yang diterapkan adalah
demokrasi yang berdasarkan kepada Pancasila, atau disebut demokrasi pancasila.

Demokrasi Pancasila mengandung pengertian demokrasi yang dijiwai,


disemangati, diwarnai, dan didasarkan oleh bangsa dan negara Indonesia, yang
dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila. Demokrasi Pancasila
mulai berlaku sejak Maret 1966- Mei 1998, dan mulai Mei 1998 sampai sekarang
berlaku Demokrasi Pancasila dalam Reformasi.

Dalam reformasi lebih menekankan pada:

1. Penegakan kedaulatan rakyat dengan menberdayakan pengawasan lembaga


negara, lembaga politik dan kemasyarakatan;
2. Pembagian secara tegas wewenag/kekuasaan antara lembaga eksekutif,
legislatif, dan yudikatif;
3. Penghormatan kepada keberagaman asa, ciri, aspirasi, dan program parpol yang
multipartai.
Intinya yaitu demokrasi Pancasila yaitu dalam mengambil keputusan secara
mufakat melalui musyawarah bersama.
NILAI-NILAI DEMOKRASI :
Pengakuan adanya perbedaan di masyarakat , baik hal kenyataan / obyektif
pendapat / kepentingan. Perlu adanya cara penyelesaian terhadap kepentingan
yang berbeda dengan cara damai, tertib, adil dan beradab.

4.2 Pengertian Demokrasi menurut UUD 1945

10
Menurut Samuel Huntington sistem politik demokrasi dapat dibedakan
dari system politik demokrasi dan non demokrasi. Sistem politik demokrasi
didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur dan kelembagaan yang demokratis.
Sistem ini mampu menjamin hak kebebasan warganegara, membatasi kekuasaan
pemerintah dan mem-berikan keadilan. Indonesia sejak awal berdiri sudah
menjadikan demokrasi sebagai pilihan sistem politik. Negara Indonesia sebagai
negara demokrasi terdapat pada pembukaan UUD 45 alinea ke 4 dan pasal 1 ayat
(2) UUD 45 (sebelum di amandemen), kedaulatan adalah di tangan rakyat dan
dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). pasal 1
ayat (2) setelah diamandemen berubah menjadi “kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”. Perubahan ini menghilangkan kata
“dilaksanakan sepenuhnya” menjadi dilaksanakan menurut UUD. Apapun
perubahannya ini membuktikan sejak berdirinya negara Indonesia telah menganut
demokrasi.

4.2.1 Sendi-Sendi Pokok Sistem Politik Demokrasi Di Indonesia


Berdasarkan UUD 45

a. Berbentuk republik (Pasal 1 ayat (1))

b. Ide kedaulatan rakyat (Pasal 1 ayat (2))

c. Negara berdasar atas hukum (Pasal 1 ayat (3))

d. Pemerintahan berdasarkan konstitusi (lihat BAB III)

e. Pemerintahan yang bertanggung jawab. Masalah pertanggung jawaban


pemerintah dalam hal ini Presiden kepada siapa dan bagaimana serta waktu
penyampaian pertanggung jawaban tidak diatur dalam UUD 45, baik sebelum dan
sesudah di amandemen.

f. Sistem perwakilan. Sistem ini jelas dalam UUD 45 dengan adanya Pemilihan
Umum, untuk memilih wakil rakyat di DPR/D dan DPD.

11
g. Sistem pemerintahan Presidensiil. Hal ini jelas pada makna negara berbentuk
republik, dan Presiden memegang kekua-saan pemerintahan menurut UUD.
Presiden dibantu oleh wakil Presiden. Selain itu Presiden dibantu oleh menteri-
menteri.

3. Demokrasi dan Implementasinya


Demokrasi sebagai sistem politik
Demokrasi dari system politik lebih luas dari bentuk pemerintahan.
Menurut (Huntington), system politik dapat dibedakan dari system politik
demokrasi dan non demokrasi. Sistem politik demokrasi, sistem pemerintahan
dalam suatu negara yang menjalankan prinsip demokrasi, tidak sewenag-wenang,
kekuasaan tidak takterbatas dan mengutamakan kepentingan umum dan keadilan.
Demokrasi sebagai sikap hidup
Demokrasi ini dipahami sebagai sikap hidup dan pandangan hidup yang
demokratis. Pemerintahan dan system politik tumbuh dan berkembang tidak
datang dengan sendirinya. Demokrasi membutuhkan usaha nyata dan perilaku
demokratis untuk mendukung pemerintahan dan system politik demokrasi.
Perilaku didasarkan nilai-nilai demokrasi dan membentuk budaya/kultur
demokrasi baik dari warganegara maupun dari pejabat negara/pemerintah.

12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Demokrasi dapat dijadikan sebagai sistem politik yang mengatur


pemerintahan suatu Negara serta sebagai sikap hidup yang mengtur kehidupan
masyarakat dalam keikut sertaan dalam pemerintahan.

Demokrasi adalah system pemerintaha dari, oleh dan untuk rakyat,


sehingga kedaulatan berada di tangan rakyat. System demokrasi yang di jalankan
oleh suatu Negara memiliki cirri khas tersendiri yang membedakannya dengan
system yang dianut Negara lain, namun mayoritas system yang dianut oleh suatu
Negara berorientasikan pada system demokrasi yang ada di Amerika.

Bentuk-bentuk demokrasi yang dianut oleh suatu Negara biasanya system


demokrasi langsung, perwakilan dan permusyawaratan. Indonesia sendiri adalah
penganut bentuk perwakilan.

Indonesia melaksanakan system coba dalam menggunakan system


demokrasi, karena pada perkembangannya Indonesia menganut demokrasi yang
terus berganti. Mulai dari system demokrasi dmokrasi Liberal, demokrasi
terpimpipin sampai kembali lagi ke demokrasi pancasila.

Saran

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang sangat pas untuk diterapkan


di Indonesia, karena dirancang sesuai dengan kepribadian dan pengalaman hidup
bangsa Indonesia sendiri. Pengamalan nilai-nilai pancasila sangatlah penting
untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan berperadaban tinggi.
Oleh karena itu pendidikan pancasila sangatlah penting bagi geneasi muda
penerus bangsa yang kelak akan memimpin bangsa ini dan membawa bangsa kita
ke tingkat internasional.

13
DAFTAR PUSTAKA
http://yanel.wetpaint.com/page/Demokrasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi

http://www.scribd.com/doc/33733141/PERKEMBANGAN-demokrasi

http://www.raconquista.files.wordpress.com

http://www.scribd.com/doc/27543684/Bentuk-Bentuk-Demokrasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281959-1966%29

http://www.scribd.com/doc/22007655/Pelaksanaan-Demokrasi-Di-Indonesia-2

http://ahmadsamantho.wordpress.com/2007/05/21/demokrasi-atau-oligarchi-
pasca-refomasi/

Kaeland,.2007.pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan


tinggi,PARADIGMA.UGM:Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai