Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PERENCANAAN KOLOM DAN BALOK RUMAH TINGGAL DUA


LANTAI PADA PERUMAHAN ADYNA RESIDENCE PT. PRIMALAND
Jl. Renang, Telasih, Tasikmadu, Kec. Lowokwaru,
Kota Malang

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Teknik sipil

DISUSUN OLEH:

IGNASIUS TAMO AMA

2018520007

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG

2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PERENCANAAN BALOK DAN KOLOM RUMAH TINGGAL DUA


LANTAI PADA PERUMAHAN ADYNA RESIDENCE
Jl. Renang, Telasih, Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang ,
Jawa Timur

Disusun Oleh:
IGNASIUS TAMO AMA
2018520007

Disahkan Oleh:

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Dr.Dian Noorvy Khaerudin ,S.T.,M.T Hendra Dwi Prayogo


NIDN.001903760
Mengetahui:

Dekan Fakultas Teknik Kepala Program Teknik Sipil

Ir.Hesti Poerwanto,M.Sc.,Ph.D Handika Setya Wijaya, S.Pd.,M


NIDN.0720115708 NIDN.070908920
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan cinta-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) dengan judul “Perencanaan Kolom Dan Balok Rumah
Tinggal Dua Lantai Perumahan Adyna Residence. Jl. Renang, Talasih,
Tasikmadu, Kec. Lowokewaru, Kota Malang” Dengan baik dan sebagaimana
mestinya.

Tidak lupa juga penyusun mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:


1. Bapak Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto,M.Sc. selaku Rektor Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang.
2. Bapak Ir.Hesti Poerwanto,M.Sc.,Ph.D . selaku Dekan Fakultas Teknik.
3. Bapak Handika Setya Wijaya,S.Pd.,M.T. selaku Kepala Program
StudiTeknik Sipil.
4. Ibu Dian Noorvy Khaerudin .S.T, M.T. selaku Dosen Pembimbing Yang Telah
Membantu Secara Moral Maupun Materi .
5. Bapak Hendra Dwi Prayogo. selaku Pembimbing Lapangan Yang Telah
Membantu Secara Moral Maupun Materi .
6. Teman-teman jurusan Teknik Sipil yang selalu memberikan dukungan dan
semangat dalam penyelesaian penyusunan laporan. Penyusun menyadari
bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu berbagai kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Akhir kata, semoga Laporan Praktek kerja Lapangan ini dapat bermanfaat
bagi semua serta peserta Praktek Kerja Lapangan dimasa mendatang,
khususnya mahasiswa jurusan Teknik Sipil dan pada umumnya
mahasiswa Teknik Sipil Universitas Ttribhuwana Tunggadewi Malang.

Malang, Maret 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini,


ilmu Teknik sipil tidak akan berarti bila hanya berkembang melalui teori-teori yang
diperoleh dari bangku kuliah. Oleh karena itu, kurikulum disiplin ilmu Teknik
Sipil harus ditunjang melalui praktik lapangan yang secara langsung membentuk
sikap profesionalisme mahasiswa. Praktek kerja lapangan merupakan salah satu
mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Teknik Sipil dan
merupakan salah satu penerapan yang dilakukan oleh perguruan tinggi Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang untuk mahasiswa S1 yang dilakukan secara
terprogram dan terbimbing oleh setiap dosen pembimbing, agar teori-teori yang
sudah didapatkan dalam bangku kuliah dapat diterapkan secara langsung di
lapangan sehingga mampu menciptakan mahasiswa Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang yang mandiri dan profesional.
Dengan adanya pembangunan perumahan ini merupakan peluang bagi kami
mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang untuk
melakukan pengamatan dengan kata lain Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
diprogramkan oleh jurusan kami. Penempatan mahasiswa pada suatu proyek
konstruksi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan berpikir dan
pengetahuan praktis lapangan yang lebih luas.
Suatu struktur bangunan atas, Struktur bangunan membutuhkan kolom
dan balok yang kuat dan kokoh sebagai pendukung konstruksi di atasnya.
Pertama-tama yang dilaksanakan pada kegiatan pembangunan struktur di lapangan
adalah pekerjaan struktur bawah yaitu pekerjaaan galian pondasi,sloof dan
kemudian dilanjutkan dengan struktur atas yaitu pekerjaan kolom dan balok.
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996).
Balok adalah komponen struktur yang bertugas meneruskan beban yang
disangga sendiri maupun dari pelat kepada kolom penyangga. Balok menahan gaya-
gaya yang bekerja dalam arah transversal terhadap sumbunya yang mengakibatkan
terjadinya lenturan. Balok merupakan elemen struktur yang menyalurkan beban
dari pelat lantai ke kolom sebagai penyangga yang vertical Akibat dari gaya lentur
dan gaya lateral ini ada dua hal utama yang dialami balok yaitu kondisi tekan dan
tarik.
Pembangunan suatu proyek konstruksi seperti pada Pembangunan Perumahan
Adyna Residence, ada banyak hal yang mendukung mulai dari perencanaan sampai
pelaksanaannya. Salah satu hal yang penting ialah perencanaan struktur Kolom dan
Balok. Karena Kolom dan Balok memiliki fungsi penting yaitu sebagai Elemen
struktur bagian atas, tanpa adanya kolom dan balok yang sebagai tiang penyangga
maka suatu bangunan tidak akan kuat dan kokoh untuk ditempati.
Mengingat perumahan ini adalah sebuah rumah yang merupakan salah satu
infrastruktur pembangunan yang sangat penting bagi masyarakat. Maka
perencanaan dan pembuatan jenis struktur atas (kolom dan balok) perlu
diperhitungkan dengan cermat agar terhindar dari penurunan bahkan ambruknya
bangunan tersebut.
Untuk itu penulisan tugas Laporan Praktek Kerja Lapangan ini difokuskan
pada bidang Perencanaan ,kolom dan balok serta Metode Pelaksanaan pada PT.
Primaland yang sedang melakukan Pembangunan perumahan Adyna Residence
Jln. Jln.Renang ,Talasih ,Tasikmaduh, Kecamatan ,Lowokwaru ,Kota Malang Jawa
Timur
Dalam laporan ini penulis membahas tentang :“ Perencanaan Kolom Dan
Balok Rumah Tinggal Dua Lantai Pada Perumahan Adyna Residence.
JL.Renang, Talasih, Tasikmadu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang ”
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam Praktek Kerja Lapangan ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan k o l o m dan balok?
2. Bagaimana metode kegiatan pelaksanaan pekerjaan kolom dan balok ?
3. bagaimana struktur organisasi proyek ?
4. Bagaimana perhitungan back volume Perencanaan Pekerjaan kolom dan
balok?

1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kolom dan balok.
2. Mahasiswa dapat mengetahui metode kegiatan pelaksanaan pekerjaan
kolom dan balok.
3. mahasiswa dapat mengetahui tata cara pengelolaan proyek dan admin
instrasinya .
4. mahasiswa dapat perhitungan back volume Perencanaan Pekerjaan kolom
dan balok?
5. mahasiswa dapat menambah wawasan dalam dunia konstruksi.
Adapun tujuan lain dari Praktek Kerja Lapangan yaitu:
1. Sebagai syarat untuk menempuh skripsi pada persyaratan tugas sarjana
Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
2. Agar dapat mengetahui tindakan yang diambil bila pelaksanaan di lapangan
membutuhkan tindakan yang seefisien mungkin.
3. Mahasiswa dapat melihat, mengawasi dan menghitung rencana anggaran
biaya pekerjaan kolom dan balok pada proyek pembangunan perumahan
adyna residence dengan menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku
perkuliahan ke dalam bentuk Praktek Kerja Lapangan (PKL).
4. Melatih disiplin dan tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan.
5. Menempatkan diri menjadi tenaga kerja lebih handal dan profesional yang
dapat bermanfaat didunia kerja.
6. Dengan mengikuti Praktek Lapangan Kerja, lulus program Teknik Sipil
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang akan lebih berpengalaman dan
dapat menerapkan teori yang didapatkan dibangku perkuliahan dan yang
didapatkan dari lapangan sehingga siap melaksanakan tugasnya dengan baik
sebagai perencana.
1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Praktek bangunan mempunyai peran yang sangat penting khususnya bagi
mahasiswa berupa pengaplikasian dan penerapan sistem pelaksanaan praktik
yang ada di lapangan sesuai dengan mata kuliah dan metode yang ada
diperkuliahan.
1.4.1. Manfaat Bagi mahasiswa
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan praktek bangunan bagi mahasiswa
yaitu:
1. Dapat memberikan pengalaman nyata dan aktual kepada mahasiswa
dalam penerapan mata kuliah yang didapat dengan praktek di lapangan.
2. Memberikan sikap mental disiplin, tanggung jawab dan
berbagai keterampilan di lapangan.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan pelaksanaan pekerjaan kolom dan balok.
4. Mahasiswa memahami konstruksi bangunan dan setiap komponen
didalam pelaksanaan pekerjaan kolom dan balok.
5. Mahasiswa mampu memahami tentang pemasangan bekisting
dalam konstruksi bangunan proyek.
6. Mahasiswa mengerti dan dapat memahami sistem kerja yang baik di
bidang pelaksanaan pekerjaan kolom dan balok.
7. menambah informasi mengenai dunia konstruksi dengan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan di lapangan.

1.4.2. Manfaat Bagi Universitas


Manfaat bagi jurusan yaitu:
1. Dapat dijadikan bahan masukan untuk mengembangkan ilmu
dibidang Teknik Sipil.
2. Menambah perbendaharaan kepustakaan yang berkaitan dengan
materi perkuliahan terutama PKL.
3. Mendapatkan lulusan yang terampil di bidang konstruksi.
1.4.3. Manfaat Bagi Pihak Perusahaan
Sebagai bahan masukan dalam evaluasi atau kebijakan pelaksanaan proyek pada
pekerjaan kolom dan balok ataupun dalam pekerjaan pembangunan perumahan
adyna residence pada bangunan konstruksi yang dilaksanakan.
1.4.4. Manfaat Bagi Masyarakat
Mahasiswa dapat mengamalkan ilmu yang diperoleh selama kerja praktek kepada
masyarakat, sehingga masyarakat dapat memperoleh hasil dari kerja praktek.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Metode untuk bahan penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini yaitu
sebagai berikut:
1. Wawancara (Interview)
Melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak proyek baik
pengawas lapangan, kontraktor dan mandor.
2. Pengamatan Lapangan (Observasi)
Secara langsung melihat aktivitas pelaksanaan pekerjaan pada lokasi proyek.
3.Data lain dengan mengambil data dari dokumen proyek, gambar rencana dan
buku-buku atau dokumen lain yang berkaitan dengan penulisan laporan ini.
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN

2.1 Deskripsi Umum Kegiatan


2.1.1 Defisini Proyek
Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana
ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya membutuhkan
bermacam keahlian (skills) dari berbagai profesi dan organisasi.
Manajemen proyek merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen
(perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian) secara sistematis pada suatu
proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien,
agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Proyek dapat didefinisikan sebagai
suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi
oleh waktu dan sumber daya yang terbatas.
Usaha tersebut dibatasi oleh tiga variabel proyek, yaitu waktu (Time), mutu
(Quality) dan harga (Cost ).
Kegiatan-kegiatan ini menghasilkan suatu output, baik software (design), maupun
hardware (pelaksanaan fisik).
Unsur-unsur yang dikelola dalam sebuah proyek, yaitu :
• money (uang dan material)
• man(tenaga kerja, tenaga ahli)
• achine (alat-alat untuk mempermudah pelaksanaan proyek)
• methode (mekanisme dan prinsip kerja yang diterapkan dalam
menjalankan suatu proyek)
Sebuah proyek diawali oleh adanya gagasan atau ide dari pihak pengguna jas
(owner) yang kemudian dituangkan ke dalam pekerjaan perencanaan dan
direalisasikan menjadi suatu wujud fisik tiga dimensional. Dalam hal ini yang akan
dibahas proyek pembangunan perumahan adyna residence.
1. Biaya
Biaya Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran.
2. Jadwal
Jadwal Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir
yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahan nya
tidak boleh melewati batas waktu yang ditentukan.
3. Mutu
Mutu Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan
kriteria yang dipersyaratkan. Memenuhi persyaratan mutu berarti mampu
memenuhi tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended
use.
Ketiga batasan tesebut bersifat tarik menarik. Artinya, jika ingin menaikkan
kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti
dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya berakibat pada biaya melebihi
anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka harus berkompromi dengan
mutu dan jadwal. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan
sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi.
Ada beberapa faktor yang sekiranya dapat menentukan keberhasilan proyek antara
lain ketepatan memilih bentuk organisasi proyek, memilih pimpinan yang cakap,
dan pembentukan tim proyek yang terintegrasi dan terorganisir. Namun demikian
ada hal lain yang juga penting untuk diperhatikan untuk menjamin suksesnya
pelaksanaan proyek yakni perencanaan. Berikut beberapa argumen mengapa
perencanaan menjadi satu hal penting dalam manajemen proyek:
1. Menghilangkan atau mengurangi ketidak pastian. Dengan perencanaa yang
baik maka apa yang harus dikerjakan, kapan mengerjakannya, dan sumber daya
apa yang diperlukan, dan apa yang menjadi target dari kegiatan tersebut
menjadi jelas bagi setiap orang
2. Efisiensi Operasi. Perencanaan yang baik maka kegiatan-kegiatan yang
tidak jelas dan yang membutuhkan sumber daya dapat dieleminasi.
3. Mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan proyek.
Perencanaan yang baik akan memuat tujuan dari proyek.
Dengan adanya tujuan tersebut maka semua pihak yang terlibat mengetahui dan
memahami kemana setiap kegiatan harus diarahkan.
4. Memberikan dasar bagi pekerjaan monitoring dan pengendalian. Kegiatan
monitoring dan pengendalian hanya bisa dilakukan dengan efektif bila ada acuan.
Hal-hal yang termuat dalam rencana seperti kegiatan, waktu dan sumberdaya
dapat menjadi acuan untuk memonitor dan mengevaluasi proyek.
2.1.2 Tahap-Tahap Perencanaan Proyek
Orang yang menjadi pimpinan pekerjaan proyek harus mendapat wewenang untuk
melakukan perencanaan, membuat jadwal dan anggaran. Langkah-langkah
perencanaan meliputi:
1. Penentuan tujuan proyek dan kebutuhan-kebutuhan untuk mencapai tujuan
tersebut.
2. Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan apa yang diperlukan untuk mencapai
tujuan itu dan bagaimana urutan pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut
3. Organisasi proyek dirancang untuk menentukan departemen-departemen
yang ada, subkontraktor yang diperlukan dan manajer-manajer yang bertanggung
jawab terhadap aktivitas pekerjaan yang ada.
4. Jadwal untuk setiap aktivitas. Kapan aktivitas dimulai dan kapan aktivitas harus
sudah selesai.
5. Anggaran dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan setiap
aktivitas.
6. Mengestimasi waktu, biaya dan performansi penyelesaian proyek.
Perencanaan akan menjadi lebih mudah bila pekerjaan proyek serupa pernah
dikerjakan. Sedang bila proyek tersebut baru dan belum pernah dikerjakan maka
perencanaan harus dimulai dari awal dan ini relatif lebih sulit. Unit fungsional yang
terlibat dalam pengerjaan proyek perlu dilibatkan dalam tahap perencanaan proyek
pada penyusunan Rencana Induk Proyek (RIP) atau Pprioject Master Plan.
2.1.3 Permasalah Tahap Perencanaan
Berikut beberapa permasalahan yang sering muncul pada tahap perencanaan,
yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan dan sasaran proyek tidak bisa disetujui oleh semua pihak.
2. Tujuan proyek terlalu kaku sehingga kurang bisa mengakomodasi
perubahan-perubahan.
3. Tujuan tidak ditetapkan dengan baik.
4. Tujuan tidak dapat dijabarkan ke dalam bentuk yang dapat dikuantifisir atau
tidak terukur.
2.2 Lokasi Proyek
Lokasi proyek berada di Jln. Jln. Renang, Talasih , Tasikmaduh, Kecamatan
,Lowokwaru, Kota Malang provinsi Jawa Timur. Berikut gambar Lokasi.

Gambar :2.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan (Google Earth 2021

Gambar :2.2 Site plan adyna residence


2.3 Data Proyek
2.3.1 Data Umum
1) Nama Proyek : Perumahan Adyna Residence
2) LokasiProyek : Jln. Jln. Renang, Talasih,Tasikmaduh, Kecamatan
,Lowokwaru, Kota Malang
3) Fungsi Bangunan : perumahan bertempat tinggal
4) Pemilik Proyek : PT. Primaland
5) Konsultan Arsitekur : PT.Primaland
2.3.2 Data Teknis
1) Luas Tanah: ± 48 m2
2) Jumlah Lantai: 2 Lantai
2.4 Profil Perusahaan
Berikut adalah profil dari perusahaan tempat Praktek Kerja Lapangan, yaitu
Perusahaan ini bernama PT. P R IM A LA N D lokasinya berada di
Jln.Akordion,Utara Ruko De Prima,Kel,TunggulWulung,Kec,Lowokwaru,
Kota Malang, Jawa Timur 65143. Perusahaan ini sudah dapat memenuhi
kebutuhan seluruh masyarakat karena bisa dikatakan PT ini sudah berkembang dan
sudah banyak membangun proyek nama -nama perumahan islami,kota malang .
2.5 Struktur Organisasi proyek
Struktur organisasi proyek adalah sebuah sasaran yang berguna untuk
membantu dalam proses pencapaian suatu tujuan dalam proyek. Susunan ini
bekerja dengan cara mengatur dan mengorganisasi semua sumber daya yang ada,
materi atau bahan-bahan, tenaga kerja dan peralatan serta modal dan pastinya
menerapkan sebuah sistem manajeman yang efektif dan efesien serta disesuaikan
dengan kebutuhan pada proyek tersebut.
Berdasarkan sifat dan bentuknya struktur organisasi proyek dapat dibedakan
menjadi beberapa bagian yaitu :
2.5.1 Struktur organisasi
Yaitu organisasi proyek yang menunjuk pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
proyek dengan wewenang dan tanggujawab sesuai kontrak yang disetujui bersama
oleh pihak-pihak yang terlibat dalam struktur organisasi.

Gambar : 2.3 Struktur Organisasi Proyek


Sumber: Adyna Residence (2021)

Struktur organisasi proyek dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :


a. Struktur Organisasi Pengawasan
Merupakan struktur organisasi proyek yang menunjukan pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu proyek dengan tugas dan tanggung jawab yang mengawasi
sepenuhnya pelaksanaan pekerjaan proyek agar sesuai dengan rencana dan
gambar kerja.
b. Struktur Organisasi Pelaksanaan
Merupakan suatu struktur organisasi proyek yang akan menunjukkan orang-
orang yang akan terlibat dalam teknis pelaksanaan pekerjaan. Bentuk struktur
organisasi ini merupakan tugas kontraktor dengan mempertimbangkan ruang
lingkup pekerjaan yang dilaksanakan.
c. Struktur Organisasi Perencanaan
Merupakan suatu struktur organisasi yang menunjukan orang-orang yang akan
terlibat dalam suatu proyek untuk merencanakan proyek sesuai dengan
keinginan pemilik. Pelaksanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu
pekerjaan yang dilaksanakan pada lokasi sedemikian sehingga pembangunan
cepat selesai. Dalam proses pelaksanaan pembangunan tersebut akan melibatkan
cukup banyak profesi. Semua pihak yang terlibat dari atas kebawah harus
melaksanakan tugasnya sebagai suatu tim. Setiap orang harus memdapat tugas
yang jelas dan saling bekerja sama sehingga dapat memanfaatkan waktu
pekerjaan yang efektif dan efisian mungkin. Pengelola proyek (owner) adalah
pihak yang memiliki gagasan atau cita cita mengenai proyek yang diinginkan
berdasarkan kebutuhan pengguna. Pengelola proyek memulai pimpinan proyek
memegang keputusan pada Saat tender dan berperan sebagai pihak pemberi
tugas yang memberikan Surat Perintah Kerja (SPK) kepada pemegang tender.
Pengelola proyek juga membiayai proyek, baik dengan dana langsung maupun
dana tidak langsung (dengan dana pinjaman). Pada tahap perencanaan, konsultan
perencana berperan sebagai pihak yang menerjemahkan dan membuat gambaran
yang menjelaskan aspek teknis, arsitektur dan ekonomis mengenai proyek yang
dicita-citakan oleh pemegang proyek (owner) dan tentu saja melibatkan
pengguna (user) secara konsultatif sebagai pihak yang akan mempergunakan
gedung tersebut. Konsultan perencana berperan dalam pembuatan rencana kerja
dan syarat-syarat (RKS) begitu juga dalam pembuatan anggaran biaya (RAB)
dari proyek tersebut. Selama tahap pelaksanaan proyek, konsultan pengawas
berperan sebagai dan juga memberikan saran dan usulan kepada pihak
kontraktor pelaksana untuk mendapat hasil kerja yang baik, sesuai dengan
rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) serta memberikan teguran apabila terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan dan juga memberikan pengontrolan dalam
pemesanan material ataupun perlengkapan bangunan yang diperlukan. Pada
tahap pelaksanaan proyek, kontraktor pelaksana berperan sebagai pihak yang
mendapat tugas dari proyek untuk melaksanakan proyek sesuai dengan apa yang
telah direncanakan oleh konsultan perencana dengan diawasi oleh konsultan
pengawas.
2.5.2 Tugas Dan Wewenang Dari Masing-Masing Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Lapangan
Struktur organisasi suatu lapangan merupakan struktur organisasi
proyek yang menunjukan orang-orang yang terlibat dalam teknis pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Bentuk struktur organisasi ini merupakan tugas kontraktor
dengan mementingkan ruang lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Kelancaran
proyek ditentukan oleh unsur-unsur yang menangani pelaksanaannya. Struktur
organisasi lapangan untuk proyek yang satu dengan yang lain berbeda-beda
tergantung:
a) Lingkup dan besarnya proyek.
b) Potensi pekerjaan .
c) Anggota staf yang tersedia.
Prinsip-prinsip berikut yang perlu diperhatikan dalam penyusunan organisasi di
lapangan :
a) Jalur instruksi harus langsung dan sejelas mungkin.
b) Masing-masing staf harus memiliki uraian pekerjaan(job description) secara
jelas dan terperinci.
c) Masing-masing individu dibekali dengan wewenang untuk mengambil
keputusan sesuai dengan jabatannya.
Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek antara lain :

1. Pemilik Proyek (OWNER)


Pemilik proyek (owner) adalah orang atau badan baik instansi pemerintah
maupun swasta yang mempunyai keinginan untuk memiliki bangunan. Pemilik
proyek merupakan pemegang anggaran yang mempunyai kesanggupan
menyediakan dana yang cukup untuk merealisasikan suatu proyek. Untuk mencapai
tujuan tersebut, maka pemilik proyek akan menunjuk perencana dan kontraktor
yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Adapun syarat-syarat
pemilik proyek adalah sebagai berikut:
a) Untuk perorangan harus memiliki dana atau anggaran biaya yang diperlukan
dan lokasi lahan bangunan yang diinginkan.
b) Untuk swasta harus mempunyai pengangkatan tanah dan bangunan.
c) Untuk instansi dinas pemerintahan melalui departemen harus memiliki surat
keputusan otoritas yaitu pejabat yang menerima SKO dan tanah bangunan.
Pemilik proyek merupakan pihak yang memberikan tugas dan membiayai proyek
dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan.
1. Pemimpin proyek
Pemilik proyek membentuk penanggung jawab pelaksanaan pembangunan yaitu
pemimpin proyek yang bertindak sebagai pemberi tugas.
Tugas dan kewajiban serta wewenang pimimpin antara lain:
a) Mengenai keputusan terakhir yang mengenai proyek tersebut.
b) Menandatangani semua surat perintah kerja dan syarat perjanjian pelaksanaan
pekerjaan dengan pihak kontraktor pelaksana.
c) Mengeluarkan semua instruksi kepada pihak pengawas dan kontraktor pelaksana.
d) Menyetujui atau menolak penyerahan pekerjaan maupun perpanjangan yang
diajukan oleh pihak kontraktor pelaksana.
e) Mengadakan pelelangan.
f) Mengusulkan calon kontraktor pemenang kepada pemilik proyek.
g) Mengadakan perjanjian kontrak dengan kontraktor.
h) Menetapkan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.
i) Menetapkan pekerjaan tambah atau kurang akibat perubahan desain atau sebab
lain.
3. Konsultan perencana
Konsultan perencana adalah suatu tim ahli yang menerima pekerjaan
perencanaan dari pemilik proyek. Tim ini meliputi ahli dari berbagai disiplin ilmu
seperti teknik sipil, arsitektur, listrik, geologi dan lain sebagainya. Perencana
bertanggung jawab atas hasil hitungan perencanaan yang dikerjakannya. Konsultan
perencana berfungsi membantu pimpinan proyek untuk melaksanakan pengadaan
dokumen perencanaan, dokumen perencana, dokumen lelang, dokumen
pelaksanaan dan memberi penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan serta
terhadap persoalan perancangan yang timbul selama konstruksi.
Tugas dan kewajiban serta wewenang tim perencana adalah sebagai berikut:
a) Mempertimbangkan usulan-usulan dari proyek mengenai masalah-masalah
perencanaan.
b) Merealisasikan ide pemilik proyek berupa perencanaan yang langsung,
lengkap dan mendetail.
c) Membuat uraian secara tertulis mengenai rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS) dari pekerjaan.
d) Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB).
e) Membuat gambar-gambar detail dan dokumen lainnya yang akan digunakan
sebagai dokumen pelelangan.
f) Memberikan penjelasan lanjutan mengenai isi dari dokumen kontrak apabila
diperlukan sebagai instruksi kepada kontraktor pelaksana.
g) Meninjau secara berkala tentang pekerjaan dan meminta pemerintah atau
pengujian khusus untuk menjamin pelaksana pekerjaan sesuai dengan
dokumen kontrak.
h) Memberikan penjelasan atau desain dan memberikan solusi teknis selama
pelaksanaan pembangunan.
i) Bersama pimpinan proyek mengadakan kegiatan pelelangan.
Adapun syarat- syarat untuk seorang perencana adalah sebagai berikut:
a) Perencana dapat berupa perorangan atau suatu badan hukum.
b) Perencana harus seorang yang ahli dalam pekerjaannya.
c) Perencana harus sanggup menjadi penasehat dalam pelaksanaan pekerjaan
4. Konsultan pengawas
Konsultan pengawas adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk melaksanakan tugas konsultasi dalam bidang pengawasan
pekerjaan konstruksi. Selain itu konsultan pengawas berfungsi membantu pimpinan
proyek untuk melaksanakan pengawasan terhadap konstruksi yang dilaksanakan
oleh kontraktor, agar tidak terjadi kesalahan atau penyimpangan yang bisa berakibat
fatal terhadap proyek yang dibangun.
Konsultan pengawas mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a) Mengadakan pengawasan terhadap jalannya pekerjaan.
b) Berwenang untuk menolak pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan
perencanaan.
1. Kontraktor
Kontraktor adalah suatu badan usaha atau perusahaan yang telah lulus pra
kualifikasi dari pemerintahan setempat dan sanggup mentaati peraturan yang telah
dibuat oleh pemilik proyek serta mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan
proyek tersebut tepat pada waktu yang telah ditentukan. Kesuksesan suatu proyek
sangat ditentukan dan sangat tergantung dari pelaksana pekerjaan yang dituntut
untuk bekerja secara profesional.
Syarat-syarat kontraktor adalah sebagai berikut:
a) Memiliki modal yang memadai
b) Memiliki tenaga ahli yang cukup
c) Memiliki peralatan kerja
d) Memiliki kantor dan ruang kerja
e) Memiliki riwayat hidup yang baik
Sedangkan kewajiban dan tanggung jawab kontraktor antara lain :
a) Sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak, kontraktor harus melaksanakan,
menyelesaikan pekerjaan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian dan
ketelitian.
b) Kontraktor harus mengerahkan semua keperluan tenaga kerja, bahan dan lain
lain dimana hal tersebut memenuhi persyaratan yang telah tercantum di
dalam dokumen kontrak, maupun persyaratan yang wajar dan perlu untuk
disimpulkan dalam dokumen kontrak.
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja ini statusnya tetap yaitu bekerja sampai pekerjaan proyek
selesai. Tenaga kerja ini umumnya terdiri dari tenaga ahli yang memegang peranan
penting dalam mewujudkan keberhasilan suatu proyek antara lain :
a. Manajer Proyek
Tugas dan wewenang dari manajer proyek adalah:
1. Menentukan kebijakan pelaksanaan jasa manajemen proyek konstruksi.
2. Memimpin, mengkoordinir dan melaporkan kepada konsultan pengawas
terkait dengan kegiatan pelaksanaan proyek.
3. Membuat dan mengontrol time schedule proyek yang akan dilaksanakan.
4. Menandatangani berita acara serah terima pekerjaan.
5. Membuat dan mengatur perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan
proyek.
6. Melaksanakan, mengkoordinir dan mengontrol kegiatan operasional
pelaksanaan proyek.
7. Menyetujui dan menandatangi semua dokumen yang bersifat usulan,
permintaan, pembelian, pemakaian dan pembayaran untuk kebutuhan proyek
konstruksi.
8. Meyelenggarakan rapat-rapat koordinasi dengan pihak luar, yang berkaitan
dengan kebutuhan proyek
9. Menandatangani laporan bulanan terkait dengan pelaksanaan proyek
konstruksi.
10. Mengajukan dan menandatangani pekerjaan tambah atau kurang/ Contract
Change Order (CCO) kepada owner jika diperlukan.
b. Manajer lapangan (site manager)
Orang yang ditunjuk pihak kontraktor yang bertugas mewakili pihak kontraktor
dalam pelaksanaan pekerjaan proyek, dimana tugasnya adalah mengatur segara
sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan proyek di lapangan.
Tugas dan wewenangnya adalah:
1. Mengkoordinasikan semua pekerjaan di lapangan dan bertanggung jawab
penuh atas semua pekerjaan di lapangan.
2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan dan menerjemahkan gambar
rencana ke pelaksana pekerjaan sebenarnya.
3. Mengatur pemakaian material dan peralatan.
4. Mengadakan komunikasi dengan kantor pusat bila terjadi penyimpangan di
lapangan.
5. Membuat sistem kerja, network planning dan time schedule pelaksanaan
secara baik.
6. Memberikan pengarahan dan pelaksanaan di lapangan.
7. Memberikan pengarahan pada bagian administrasi keuangan mengenai
penyusunan anggaran, pengambilan dana dari kantor pusat, masalah
pembayaran dan pembukuan serta evaluasi kerja.
8. Menyusun laporan kemajuan proyek.
c. Mandor
Mandor sebagai salah satu unsur dalam pelaksanaan pekerjaan proyek yang
dalam istilah manajemen kontruksi selalu berada dan memiliki efisiensi kerja yang
cukup besar, namun keberadaan seorang mandor adalah perlu karena efisiensi
dalam suatu pelaksanaan pekerjaan merupakan suatu sistem yang saling berkaitan.
Mandor adalah komponen yang tidak bisa dianggap ringan dalam suatu proyek.
Eksistensi mandor sangat diperlukan sebagai pengawas langsung bagi pekerja-
pekerja yang melakukan pekerjaan supaya terarah dan menggunakan waktu dengan
seefisien mungkin. Biasanya yang menjadi mandor adalah orang yang dihormati
oleh pelaksana pekerjaan. Mandor bertugas mengawasi dan mengkoordinasi serta
memberikan upah kepada pekerja-pekerja yang posisinya di bawah dia.
d. Pelaksana Pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan adalah tenaga kerja yang bertugas melaksanakan pekerjaan
fisik bangunan di lapangan sehingga bisa terwujud baik pekerja yang memiliki
keahlian (tukang), maupun tidak memiliki keahlian khusus seperti buruh harian
kasar semuanya adalah unsur pekerja fisik bangunan yang secara langsung
menjadikan sebuah bangunan.
2.6 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Pengawasan
Keberhasilan suatu proyek juga ditentukan oleh sistem pengendalian dan
manajemen proyek. Untuk itu kelancaran suatu proyek ditentukan oleh unsur-unsur
yang mengawasi pelaksanaan pekerjaan proyek di lapangan. Unsur-unsur tersebut
antara lain:
2.6.1 Manager Proyek (Project Manager)
Manajer Proyek merupakan wakil dari konsultan pengawas yang
bertanggung jawab terhadap pekerjaan proyek. Manajer proyek memiliki
wewenang dalam memutuskan kebijaksanaan dan tindakan yang harus segera
diselesaikan mengenai masalah yang ada kaitannya dengan pengawasan pekerjaan
proyek.
2.6.2 Site Engineer
Site Engineer memiliki tugas dan tanggung jawab atas segala hal yang
menyangkut pengawasan pekerjaan proyek, serta kegiatan pengkoordinasian yang
melibatkan para staf dan site bawahannya.
Tugas dan wewenang site engineer yaitu:
a. Menyampaikan petunjuk teknis kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan segera setelah dokumen kontrak ditandatangani.
b. Memberikan petunjuk (rekomendasi) kepada tim dalam melaksanakan
pekerjaan terkait dengan usulan desain konstruksi dan data pendukung yang
diperlukan.
c. Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan
dipenuhi dengan baik dan sesuai dengan ketentuan.
d. Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan.
2.6.3 Structure Engineering
Tugas dan tanggung jawab dari Structure Engineering adalah:
a. Menjalankan tugas yang diberikan oleh site engineer
b. Menganalisa struktur yang sudah diberikan oleh pihak konsultan.
c. Membuat perhitungan struktur untuk dikerjakan oleh mandor.
2.6.4 Architect Engineering
Tugas dan tanggung jawab dari Architect Engineering adalah:
a. Menganalisa gambar yang sudah dibuat oleh drafter
b. Memperbaiki hasil gambar untuk diberikan kepada atasan
c. Membuat shop drawing yang dapat dimengerti oleh mandor.
2.6.5 Quality Control
Tugas dan tanggung jawab dari Quality Control adalah :
a. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang akan dimasukkan ke dalam
monthly certificate (MC) atau laporan bulanan.
b. Memeriksa kualitas bahan material yang akan digunakan agar seseuai
dengan spesifikasi yang terdapat dalam dokumen kontrak.
c. Memeriksa semua data tentang kendali mutu terhadap bahan material yang
digunakan.
d. Melakukan pengujian terhadap komposisi material yang akan dipergunakan.
2.6.6 Drafter
Tugas dan tanggung jawab dari Drafter Adalah:
a. Membuat gambar pelaksanaan / gambar shop drawing.
b. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata di lapangan.
c. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan / surveyor
d. Membuat gambar akhir pekerjaan
2.6.7 Staff Akuntansi
Tugas dan tanggung jawab dari Staff Akuntansi adalah:
a. Bertanggung jawab atas kas proyek yang diamanatkan oleh pimpinan
proyek.
b. Membuat laporan periodik mengenai penerimaan, penyimpanan, dan
pengeluaran serta bertanggung jawab sepenuhnya atas pengelolahan
keuangan proyek.
c. Membuat dan menyusun surat pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran
pembangunan (SPJP).

2.7 Metode Perencanaan


Dalam dunia konstruksi setidaknya ada 3 tahapan di dalamnya yaitu mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan menjadi tahapan
yang paling awal tentu memegang peran penting dan menjadi suatu kunci dari
keberhasilan proyek pembangunan. Untuk itu sangat penting mengetahui ilmu
perencanaan. Setidaknya ada 2 metode dalam perencanaan bangunan, yaitu
metode perencanaan bangunan bebasis kekuatan dan bmetode perencanaan
berbasis kinerja.

2.7.1 Metode Perencanaan Berbasis Kekuatan


Konsep ini diterjemahkan dalam suatu metode desain kapasitas, dimana
pengendalian pola keruntuhan struktur dilakukan melalui pemanfaatan sifat daktal
dari struktur secara maksimal. Pendekatan ini mengandalkan kekuatan, kekakuan,
dan daktilasis struktur.

Metode desain kapasitas mengontrol pola keruntuhan struktur daktail dengan


merencanakaan lokasi dan tipe sendi plastis yang boleh terjasi pada struktur,
sehingga tidak membahayakan komponen struktur lain yang dianggap lebih
penting. Analisis struktur pada metode strength based design bekerja pada daerah
elastis dari elemen struktur yang biasa dikenal dengan analisis linear.

Prilaku non-linear ini yang menyebabkan penyebaran energi dari gerakan gempa,
karena pada titik tersebut sudah mencapai kapasitasnya atau telah muncul sendi
plastis yang kemudian akan hancur (collapse).
2.7.2 Metode Perencanaan Bangunan Berbasis Kinerja

Metodologi yang didiasarkan pada perfotmance based design ini


merupakan kriteria desain dan evaluasi yang diekspresikan sebagai objektivitas
dari daya guna struktur. Hal tersebut dapaat menentapkan berbagai tingkatan
kinerja struktur (multiple performance objective level), dimana tingkatan kinerja
(performance) dari struktur bangunan merupakan pilihan yang dapat direncanakan
pada tahap awal dengan berbagai kondisi batas. Kondisi batas ini bersifat
fleksibel, karena merupakan kesepakatan dari pihak pemilik bangunan (owner)
dan perencana.
Tujuan utama dari performance based design ialah mencitakan bangunan tahan
gempa yang daya gunanya dapat diperkirakan. Performance based design
mempunai dua elemen utama dalam perencanaannya yaitu kapasitas struktur
(capacity) dan beban (demand). Kapasitas struktur (capacity) adalah kemampuan
dari struktur untuk menanggulangi gaya gempa tanpa mengalami kerusakan.
Beban (demand) merupakan representasi dari gerakan tanah akibat gempa bumi,
dimana yang akan digambarkan sebagai kurva respon spektrum.
Salah satu analisis yang dapat menggambarkan kapasitas struktur secara
keseluruhan adalah analisis pushover. Dari analisis pushover didapatkan suatu
performnce point yang merupakan perpotongan antara kurva demand dan kurva
capacity. Performance point merupakan estimasi dimana kapasitas struktur
mampu menahan beban (demand) yang diberikan. dari titik kinerja (performance
point)ini dapat diketahui tingkat kerusakan struktur berdasarkan perpindahan
lateralnya (drift)
2.8 Proses Perencanaan
Perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba
meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis
dan administratif agar dapat di implementasikan. Tujuan perencanaan adalah
melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan
dalam batasan biaya, mutu, dan waktu ditambah dengan terjaminnya
faktor keselamatan. Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal
meliputi
1. Menentukan tujuan.Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang
memberikan arah gerak dari kegiatan yang akan dilakukan.
2. Menentukan sasaran. Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai
untuk mewujudkan suatu tujuan yang lelah ditetapkan sebelumnya.
3. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan. Untuk mengetahui sejauh mana
kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian terhadap posisi dan situasi awal
terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
4. Memilih alternatif. Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat
dipergunakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran. Karenanya memilih
alternatif yang paling sesuai untuk suatu kegiatan yang hendak dilakukan
memerlukan kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih
tidak merugikan kelak.
5. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan. Proses ini terdiri dari
penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah
memperhatikan berbagai batasan.
Lingkup tahap perencanaan pekerjaan konstruksi terbagi menjadi beberapa
tahapan antara lain
1. Prastudi kelayakan,
2. Studi kelayakan,
3. Perencanaan umum, dan
4. Perencanaan teknik.
1. Pekerjaan Kolom Beton Dan Balok Beton
a. Material
Dalam suatu konstruksi atau untuk membangun suatu bangunan terlebih
dahulu perlu pengadaan bahan konstruksi berupa material yang mana material
tersebut sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan antara lain salah satunya
adalah pembuatan kolom. Material bahan bangunan berupa pasir,batu, semen, besi
beton,air, kayu yang mana telah memenuhi standar yang di tetapkan.
b. Beton
Pekerjaan beton merupakan pekerjaan yang sangat penting karena akan
menentukan mutu konstruksi yang diinginkan sesuai dengan yang
direncanakan. Oleh karena itu dalam pekerjaan pembetonan diperlukan ketelitian
dan keahlian. Beton adalah campuran dari agregat (pasir, kerikil/batu pecah, atau
sejenis agregat lainnya) dipersatukan oleh semen dan air. Beton bertulang adalah
suatu bahan yang dibuat dari beton dan besi beton yang tersusun sedemikian rupa
sehingga kedua bahan itu merupakan satu kesatuan yang dapat memikul beban
yang bekerja
padanya. Dalam hal ini sebagaimana konstruksi teknik mendefinisikan
bahwa beton adalah sebagai batu-batuan yang dicetak dalam suatu wadah atau
cetakan dalam keadaan cair kental, yang kemudian mampu mengeras secara baik.
Setelah terjadi pengerasan, beton hanya mampu terhadap gaya tekan dan lemah
terhadap gaya tarik.
Dikarenakan beton hanya kuat terhadap gaya tekan dan lemah terhadap gaya
tarik yang bisa menyebabkan keretakan-keretakan, maka diperlukan pemasangan
tulangan baja pada daerah yang menerima gaya tarik. Beton yang baik adalah beton
yang dapat menahan beban yang diberikan kepadanya baik itu beton bertulang atau
beton tumbuk. Dikatakan beton yang baik harus memenuhi syarat-syarat berikut
ini: Kedap air artinya bahwa beton tersebut tidak bisa dimasuki oleh air.
a) Awet (durable) artinya bahwa beton tersebut harus tahan terhadap pengaruh
lingkungan.
b) Tidak banyak mengalami penyusutan artinya beton tersebut tetap pada kondisi
awal meskipun mengalami perubahan sedikit sekali.
c) Tidak retak-retak artinya beton tersebut selalu dalam kondisi yang baik.
d) Tidak timbul karang-karang beton (boney combing), artinya beton tersebut
harus memiliki permukaan yang mulus.
e) Tidak menjadi lapuk (eflorescence), artinya beton tersebut selalu memiliki
struktur tetap.
f) Tidak pecah-pecah (spalling) artinya bahwa beton tersebut mempunyai ikatan
yang kuat antara komponen-komponen penyusunnya.
g) Permukaan tahan terhadap pengausan (abration) artinya beton tersebut tahan
terhadap gesekan apapun.
2 . keuntungan Dan Kerugian Serta Mutu Beton
1. Keuntungan beton bertulang
a. Mempunyai daya dukung yang besar, melebihi bahan-bahan kayu,batu dan bata
dan lain sebagainya. Karena kuat tekan sangat tinggi dari betonnya dan kuat tarik
yang sangat besar dari bajanya.
b. Mempunyai daya tahan terhadap temperatur yang tinggi dan dapat tahan lama
asalkan dipelihara dengan baik.
c. Cukup tahan terhadap kejutan serta getaran, misalnya akibat gempa bumi,
mesin yang bergetar dan lain-lain.
2. Kerugian beton bertulang
a. Biaya mahal dan pembongkarannya sulit sehingga tidak sesuai untuk
bangunan yang sifatnya sementara.
b. Berat sendiri yang relatif besar.
c. Sisa pembongkaran konstruksi beton tidak dapat digunakan lagi (sulit untuk
dibongkar pasang).
d. Mutu beton tergantung pada pelaksanaannya.
e. Sifat keteguhan beton dicapai pada saat pelaksanaan, sehingga untuk
mengetahui.
3. Kelas DanMutu Beton
Kualitas beton sangat dipengaruhi oleh ketepatan komposisi campurannya,
beton yang digunakan di lapangan berbeda-beda tergantung dari fungsinya.
3 . Bahan pembuatan Beton
a. Semen
Semen seperti pada umumnya merupakan zat yang biasa digunakan
untuk merekatkan batu bata, batako, atau aneka bahan bangunan yang lain. Istilah
semen sendiri berasal dari kata caementum,berasal dari bahasa latin yang artinya
memotong menjadi sejumlah bagian kecil secara tidak beraturan. Semen yang
digunakan pada pembuatan beton adalah semen portland. Semen termasuk dalam
material komposit yang diantaranya terdapat agregat kerikil, pasir, serta air. Beton
dapat dicetak sesuai bentuk yang akan digunakan, begitu beton sudah mengeras
maka dapat digunakan sebagai elemen struktur pada suatu proyek konstruksi.
Semen portlan juga dimanfaatkan pada pembuatan mortar, dimana
terdapat campuran air dengan pasir saja. Secara umum, beton dapat kering setelah
21 hari, kemudian mencapai titik pengerasan maksimal secara berlanjut.
Semen portland telah diklasifikasi ke dalam 5 tipe di antaranya:
Tipe 1 : Merupakan semen portland yang digunakan untuk konstruksi umum atau
tidak terlalu memerlukan syarat-syarat khusus. Tipe ini paling banyak diproduksi
dan dipasarkan.
Tipe 2 : merupakan semen portland yang khusus digunakan untuk bangunan
bersuhu tinggi. Sehingga terjadi proses pengurangan air atau hidrasi selama
proses pengeringan. Tipe 2 sangat disarankan untuk beberapa bangunan sarana
publik, seperti dermaga, landasan dan bendungan.
Tipe 3 : merupakan semen portland yang memerlukan tingkat kekuatan tinggi pada
penggunaannya, khususnya ketika permulaan pasca terjadinya pengikatan.
Kekuatan dari semen portland tipe 3 ini setara dengan portland tipe 3 yang sudah
berumur 28 hari.
Tipe 4 : merupakan semen portland yang membutuhkan tingkat panas hidrasi
rendah dalam penggunaannya. Sehingga wajar jika semen tipe ini sering
diterapkan pada bendungan dan lapangan udara yang membutuhkan struktur
concrete massive bervolume besar.
Tipe 5 : Merupakan semen portland yang membutuhkan resitensi tinggi terhadap
zat sulfat pada penggunaannya. Semen ini sangat cocok diterakan pada
pembuatan beton bertulang yang areanya rentan terhadap air atau tanah
mengandung zat garam atau sulfat. Dalam artian mudah terjadi korosi. Area
tersebut adalah pertambangan, lautan, perairan payau dan masih banyak lagi.
b. Air
Karena pengerasan beton berdasarkan reaksi kimia antara semen dan
air, maka sangat diperlukan proses pemeriksaan terhadap mutu air, apakah air
tersebut telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.Persyaratan mutu air
sesuai dengan PBI 1971 NI-2, antara lain.
1. Air yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam, zat
organik atau bahan lain yang dapat merusak beton atau tulangan dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
2. Apabila terjadi keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirimkan
contoh air itu ke lembaga pemeriksaan bahan yang diakui, untuk diselidiki
seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak beton dan tulangan.
3. Apabila pemeriksaan contoh air seperti yang tertera pada poin (2) ini tidak dapat
dilakukan, maka pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan percobaan
perbandingan antara kekuatan tekan mortar dan air dengan memakai air tanpa
disuling. Air tersebut dapat dipakai apabila kekuatan tekan mortar dan air dengan
memakai air tanpa disuling pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit. adalah 90%
dari kekuatan tekan mortar dengan memakai air yang telah disuling pada umur
yang sama.
4. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton, dapat ditentukan
menurut ukuran isi dan ukuran berat dan harus dilakukan dengan tepat. Air yang
digunakan untuk perawatan selanjutnya harus mempunyai sayrat- syarat lebih
tinggi dengan tingkat keasaman (PH) air tidak boleh lebih dari 6%, juga tidak
diperbolehkan apabila zat kapur yang terkandung di dalamnya terlalu sedikit.
Tujuan utama dalam penggunaan air untuk pengecoran adukan beton adalah
agar terjadi proses hidrasi, yaitu suatu proses kimia antara semen dan air, sehingga
mengakibatkan campuran menjadi mengeras.
c. Batu Beton
Merupakan salah satu material yang paling banyak dipakai di beberapa
daerah. Dalam istilah SNI batu beton juga dinamakan dengan agregat kasar. Hal
ini dikarenakan pada beton memiliki kandungan berupa batu pecah atau kerikil
yang berfungsi untuk material agregat kasar. Pemilihan batuannya sendiri dari
batuan alam utuh yang kemudian dipecah menjadi kecil-kecil. Secara umum
batuan tersebut dipungut dari sungai-sungai. Ada juga bebatuan granit yang sudah
dipecahkan. Volume dari kerikil tresebut kurang lebih 2 mm hingga 75 mm.Tidak
hanya berfungsi sebagai bahan campuran beton, agregat kasar berupa kerikil ini
juga dimanfaatkan pada proyek infrastruktur badan jalan sekaligus sebagai
campuran batu pada sirtu. Batu kerikil telah dikategorisasi kedalam 3 kelompok
diantaranya kerikil sungai, kerikil galian, dan kerikil pantai. Pada kerikil pantai
dan kerikil sungai terdapat sejumlah zat-zat yang telah berkombinasi. Tekstur
permukaannya cenderung licin dengan bentuknya yang bulat. Sementara pada
kerikil galian, memiliki kandungan sejumlah zat diantaranya debu, tanah liat, pasir
dan beragam zat organic lainnya. Usut punya usut, penggunaan kerikil ketiga alam
tersebut memberikan kualitas ikatan adukan yang semakin membaik.
Berikut ini beragam varian batu kerikil yang mudah untuk dikenali:
➢ Kerikil murni
➢ Kerikil gunung
➢ Kerikil teluk
➢ Kerikil pantai
➢ Kerikil sungai
➢ Kerikil tepi
➢ Kerikil piemonte
➢ Kerikil tumbukan
➢ Cadas tumbukan
Kricak merupakan penamaan lain dari material batu pecah, merupakan salah
satu agregat kasar yang didapatkan dari bebatuan alam yang sudah dipecah.
Biasanya kricak memiliki memiliki ukuran 5 hingga 70 mm. Berdasarkan
klasifikasi ukuran batu beton jenis kricak, didapatlah beberapa poin berikut ini:
Kricak halus, memiliki ukuran 5 hingga 10 mm
Kricak sedang, memiliki ukuran 10 hingga 20 mm
Kricak kasar, memiliki ukuran 20 hingga 40 mm
Kricak kasar sekali, memiliki ukuran 40 hingga 70 mm
d. Pasir
Pasir merupakan salah satu agregat halus pada bahan baku beton. Besaran
percepatan maksimum pasir yang ditetapkan adalah 4,7 mm sesuai standarisasi
SNI 02-6820-2002. Tidak boleh lebih dari 5 mm. Dengan demikian pasir yang
digunakan bisa dari alam atau dari pecahan batu yang dihasil oleh para pemecah
batu. dilain sisi, agregat halus menurut SNI 1737-1989-F adalah berupa kumpulan
butiran batu pecah, pasir, kerikil, dan aneka mineral yang lain. entah itu bagian
dari hasil alam maupun buatan manusia. Yang jelas pasir merupakan bebatuan
yang sudah dihaluskan. Besaran butiran pasir kurang lebih 0,14 hingga 5 mm.
Biasanya diperoleh dari hasil disintegrasi bantuan alam, bisa juga dengan alat
pemecah batu. Pasir digunakan sebagai bahan adukan, sehingga agregat halus ini
harus diamati di lapangan
Dari segi ukuran butiran pasir telah diklasifikasi menjadi dua kelompok,
diantaranya agregat halus dan agregat kasar.
1. Agregat halus adalah agregat yang dimana butir-butir secara keseluruhan
dapat menembus lubang ayakan berukuran 4,75 mm,4,8 mm, atau 5,0 mm.
2. Agregat kasar merupakan agregat yang butir-butirnya tidak mampu tembus atau
tertinggal pada lubang ayakan berukuran 4,75 mm atau 5,0 mm.
Menurut SNI 03-6821-2002, terdapat beberapa persyaratan agregat halus yang
harus dipenuhi sesuai standar prosedur, sebagai berikut:
Agregat halus memiliki butiran yang teksturnya keras dan tajam
Butiran halus harus memiliki sifat kekal, yaitu tidak mudah hancur atau pecah
akibat cuaca ekstrim. Pembuktian dari sifat kekal tersebut dapat dilakukan dengan
pengujian menggunakan larutan jenuh garam.
Agregat halus sangat ditekankan untuk tidak memiliki kandungan lumpur
sebesar 5% pada berat kering. Apabila telah melampaui kadar kandungan
tersebut, maka pasir wajib dicuci terlebih dahulu.
Gradasi agregat merupakan suatu distribusi ukuran butiran pada agregat. Volume
pori akan membesar apabila butir-butir agregat seragam. Berbeda halnya jika
ukuran yang dimiliki butiran tersebut bervariasi, maka volume pori akan menjadi
kecil. Tidak lain hal tersebut disebabkan butiran kecil mengisi pori pada butiran
besar. Dalam artian lain memiliki tingkat kepadatan yang tinggi. Jika volume pori-
porinya mengecil, ada baiknya bahan penguat yang diperlukan juga sedikit.
Tingkat kekasaran pasir menurut gradasinya telah dikelompokkan menjadi 4,
berdasarkan SK SNI SNI T-15-1990-03.
➢ Pasir halus
➢ Pasir agak halus
➢ Pasir agak kasar
➢ Pasir kasar

d. Bahan Tambahan
Yang dimaksud dengan bahan tambahan adalah bahan lain selain air, semen,
agregat, sebagai bahan dalam adukan beton untuk mengubah sifat-sifat beton
sesuai dengan keinginan.Misalnya untuk mempercepat pengerasan, menambah
kuat tekan dan lain-lain. Dalam SK SNI-S-18-1990-03 tentang spesifikasi
bahan tambahan dapat dibedakan menjadi lima jenis yaitu:
1. Bahan kimia tambahan untuk mengurangi air yang dipakai dengan pemakaian
bahan kimia itu diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah dari nilai
kekentalan adukan yang sama atau diperoleh kekentalan adukan lebih encer pada
faktor air semen biasa.
2. Bahan kimia tambahan untuk memperlambat proses ikatan awal.
3. Bahan kimia tambahan untuk mempercepat proses ikatan dan pengerasan beton.
4. Bahan kimia tambahan berfungsi ganda, yaitu untuk mengurangi dan
memperlambat proses ikatan.
5. Bahan kimia tambahan berfungsi ganda untuk mengurangi air dan mempercepat
proses ikatan serta pengerasan beton.
Dalam pekerjaan pembangunan rumah tinggal, digunakan juga aditon
sebagai bahan kimia yang berfungsi untuk mengurangi air dan mempercepat
proses ikatan serta pengerasan beton.

Anda mungkin juga menyukai