MAKALAH
INDUSTRI DAN PEREKONOMIAN GLOBAL
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
SLAMET RAHARJO
MULYANA
NUR
RAHMAT
HIDAYAT
ARMANSYAH
NUR AMAL
NISMAH SALEH
JUSNIH
RIZA NUR FAISAH
AKMAL RAPY
NOVITASARY JONI
RENI ANGRENI
FAJAR WIJAYA
1196140101
1396140002
1396140006
1396140007
1396140011
1396141006
1396141009
1396141016
1396142009
1396142019
1396142027
1396142031
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekonomi tidak selamanya terus menerus berkembang dengan baik,
bahkan dalam tahun ini perekonomian bukan tambah berkembang akan tetapi
perekonomian dunia tambah merosot. Hal ini disebabkan kebutuhan pokok
yang semakin mahal dan harga minyak dunia yang sempat memaksa berbagai
sektor produksi ekonomi menaikkan ongkos produksinya dan tidak terkoreksi
hingga hari ini meskipun harga minyak dunia sekarang turun.
Sedangkan disisi lain adanya suatu dari imbasnya pemanasan global yang
telah menyerang lingkungan hidup bumi manusia, dengan cuaca buruk,
gelombang badai, banjir, tanah longsor, telah memukul hampir semua
produksi pertanian dan kelancaran sistem transportasi dunia. banyaknya
permasalahan yang ada maka hampir seluruh dunia perekonomian memburuk
dengan begitu adanya krisis ekonomi global.
Dengan adanya krisis global banyak perusahaan mengurangi tenaga kerja
(PHK) baik di Indonesia maupun di luar negeri dikarenakan permintaan
produk dalam negeri oleh pihak konsumen luar negeri yang menurun dan
juga perusahaan memangkas biaya produksi. Dan juga akibat orientasi ekspor
produk yang terlalu bertumpu pada pasar Amerika bahkan eksport Indonesia
ke negara Amerika menduduki peringkat kedua terbesar setelah jepang maka
mengakibatkan hantaman telak bagi Indonesia karena daya beli konsumsi
Amerika akan merosot akibat krisis finansial yang menerpanya. Bagi
Indonesia, krisis ini akan memiliki dampak yang saling terkait diberbagai
sektor. Pada akhirnya, semua ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Dewasa ini dunia industri, telah memasuki era modern. Kegiatan industri
semakin berkembang dan meningkat guna memenuhi kebutuhan manusia
sehingga timbulnya industrilisasi. Kegitan industrilisasi memiliki dampak
yang besar bagi kelestarian lingkungan. Dampak yang ditimbulkan dapat
menjadi dampak positif maupun negatif bagi lingkungan. Salah satu dampak
negatifnya adalah timbulnya global warming atau pemanasan global yang
terjadi saat ini.
Dimulai dari sejarah revolusi industri, Revolusi Industri adalah
perubahan teknologi, sosioekonomi, dan budaya pada akhir abad ke-18 dan
awal abad ke-19 Inggris dengan perkenalan mesin uap (dengan menggunakan
batu bara sebagai bahan bakar) dan ditenagai oleh mesin (terutama dalam
produksi tekstil). Perkembangan peralatan mesin logam keseluruhan pada dua
dekade pertama dari abad ke-19 membuat produk mesin produksi untuk
digunakan di industri lainnya. Yang terjadi dengan penggantian ekonomi yang
berdasarkan pekerja menjadi yang didominasi oleh industri dan diproduksi
mesin.
Revolusi ini dimulai diawal mulai Revolusi Industri tidak jelas tetapi T.S.
Ashton menulisnya kira-kira 1760-1830. Tidak ada titik pemisah dengan
Revolusi Industri II pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan
ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal tenaga uap,
rel, dan kemudian diakhir abad tersebut perkembangan mesin bakar dalam
dan perkembangan pembangkit tenaga listrik. Efek budayanya menyebar ke
seluruh Eropa Barat dan Amerika Utara, kemudian mempengaruhi seluruh
dunia. Efek dari perubahan ini di masyarakat Neolitikum ketika pertanian
mulai dilakukan dan membentuk peradaban, menggantikan kehidupan
nomadik. Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan
Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19.
Makna praktis industrialisasi adalah memajukan tenaga produktif
menjadi lebih modern, dapat diakses secara massal, dan tinggi kualitas. Tanpa
kemajuan tenaga produktif, negeri ini tidak akan punya ketahanan ekonomi
menghadapi gempuran neo-liberalisme. Tanpa ketahanan ekonomi,
kedaulatan negeri ini terutama kedaulatan rakyatnya berhenti sebatas cita-cita.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Sejarah Sektor Industri di Indonesia?
2. Apakah Pengertian Industrialisasi?
3. Bagaimanakah Konsep dan Tujuan Industrialisasi?
4. Dibedakan Berdasarkan Apa Saja Jenis Industri itu?
5. Bagaimanakah Sejarah Globalisasi?
6. Apakah Pengertian dan Ciri Globalisasi?
7. Bagimana Dampak Globalisasi Terhadap Perdagangan Internasional?
8. Bagaimana Dampak Globalisasi Terhadap Perekonomian?
C. Tujuan Penulisan
Selain untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Ekonomika
Industri, dan dilihat dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan
dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:
1. Sejarah Sektor Industri di Indonesia
2. Pengertian Industrialisasi
3. Konsep dan Tujuan Industrialisasi
4. Jenis Industri
5. Sejarah Globalisasi
6. Pengertian dan Ciri Globalisasi
7. Dampak Globalisasi Terhadap Perdagangan Internasional
8. Dampak Globalisasi Terhadap Perekonomian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Sektor Industri di Indonesia
Tahun 1920-an industri modern di Indonesia hampir semua dimiliki oleh
orang asing, walau jumlahnya hanya sedikit. Indutri kecil yang ada pada masa
itu berupa industri rumah tangga seperti penggilingan padi, pembuatan gula
merah (tebu dan nira), rokok kretek, kerajinan tekstil, dan sebagainya tidak
terkoordinasi dengan baik. Perusahaan modern hanya ada dua, yaitu pabrik
rokok milik British American Tobaco (BAT) dan perakitan kendaraan
bermotor General Motor Car Assembly. Depresi ekonomi yang melanda
Indonesia tahun 1930an meruntuhkan perekonomian, megakibatkan
menurunnya penerimaan ekspor dari 1.448 gulden menjadi 505 gulden (1929)
yang mengakibatkan pengangguran. Melihat situasi tersebut pemerintah
Hindia Belanda mengubah system dan pola kenijakan ekonomi dari sector
perkebunan ke sektor industri, dengan memberi kemudahan dalam pemerian
ijin dan fasilitas bagi pendirian industri baru.
Berdasarkan Sensus Industri Pertama (1939), industry yang ada ketika itu
mempekerjakan 173 ribu orang di bidang pengolahan makanan, tekstil dan
barang logam, semuanya milik asing. Pada masa PD II kondisi industrialisasi
cukup baik. Namun setelah pendudukan Jepang keadaannya terbalik.
Disebabkan larangan impor bahan mentah dan diangkutnya barang capital ke
Jepang dan pemaksaan tenaga kerja (romusha). Setelah Indonesia merdeka,
mulai dikembangkan sector industry dan menawarkan investasi walau dalam
tahap coba-coba. Tahun 1951 pemerintah meluncurkan RUP (Rencana
Urgensi Perekonomian). Program utamanya menumbuhkan dan mendorong
industri kecil pribumi dan memberlakukan pembatasan industri besar atau
modern yang dimiliki orang Eropa dan Cina.
B. Pengertian Industrialisasi
Istilah industrialisasi secara ekonomi diartikan sebagai kegiatan
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi, dapat
pula diartikan sebagai himpunan perusahaan-perusahaan sejenis dimana kata
industri dirangkai dengan kata yang menerangkan jenis industrinya.
Misalnya, industri obat-obatan, industri garmen, industri perkayuan, dsb.
Industrialisasi dalam arti sempit menggambarkan penggunaan secara luas
sumber-sumber tenaga non-hayati, dalam rangka produksi barang atau jasa.
Meskipun definisi ini terasa sangat membatasi industrialisasi tidak hanya
terdapat pada pabrik atau manufaktur, tapi juga bisa meliputi pertanian karena
pertanian tidak bisa lepas dari mekanisasi (pemakaian sumber tenaga nonhayati) demikian pula halnya dengan transportasi dan komunikasi.
b.
c.
d.
e.
juga kebanyakan negara, memilki suatu lembaga pemerintah, exportimport bank (bank Ekspor-impor) yang diarahkan untuk paling tidak
memberikan pinjaman-pinjaman yang disubsidi untuk membantu ekspor.
7. Pengendalian Pemerintah (National Procurement)
Pembelian-pembelian oleh pemerintah atau perusahaan-perusahaan yang
diatur secara ketat dapat diarahkan pada barang-barang yang diproduksi di
dalam negeri meskipun barang-barang tersebut lebih mahal daripada yang
diimpor. Contoh yang klasik adalah industry telekomunikasi Eropa.
Negara-negara mensyaratkan eropa pada dasarnya bebas berdagang satu
sama lain. Namun pembeli-pembeli utama dari peralatan telekonumikasi
adalah perusahaan-perusahaan telepon dan di Eropa perusahaanperusahaan ini hingga kini dimiliki pemerintah, pemasok domestic
meskipun jika para pemasok tersebut mengenakan harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pemasok-pemasok lain. Akibatnya adalah hanya
sedikit perdagangan peralatan komunikasi di Eropa.
8. Hambatan-Hambatan Birokrasi (Red Tape Barriers)
Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa melakukannya secara
formal. Untungnya atau sayangnya, begitu mudah untuk membelitkan
standar kesehatan, keamanan, dan prosedur pabean sedemikian rupa
sehingga merupakan perintang dalam perdagangan. Contoh klasiknya
adalah Surat Keputusan Pemerintah Perancis 1982 yang mengharuskan
seluruh alat perekam kaset video melalui jawatan pabean yang kecil di
Poltiers yang secara efektif membatasi realiasi sampai jumlah yang
relative amat sedikit.
Globalisasi ekonomi adalah kehidupan ekonomi global yang bersifat
terbuka dan tidak mengenal batas-batas territorial, atau kewilayahan
antara daerah yang satu dengan daerah yanglain. Disini dunia dianggap
sebagai suatu kesatuan yang semua daerah dapat terjangkau dengan cepat
dan mudah. Sisi perdagangan dan investaris menuju kea rah liberalisasi
kapitalisme sehingga semua orang bebas untuk berusaha dimana saja dan
kapan saja didunia ini.
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan, dimana negara-negara diseluruh dunia menjadi suatu
kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas
territorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan
seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal barang dan jasa.
Dampak Globalisasi Terhadap Perdagangan Internasional
a. Dampak Positif :
1. Produksi global dapat ditingkatkan.
2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara.
3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri.
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Industrialisasi secara ekonomi diartikan sebagai kegiatan mengolah
bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Industrialisasi
dianggap sebagai resep meningkatkan aktivitas ekonomi, produktivitas, dan
peningkatan standar hidup. Negara sedang berkembang melakukan
industrialisasi karena keinginannya yang lepas dari ketergantungan terhadap
nagara maju.
Pembahasan mengenai industrialisasi dalam konteks internasional perlu
membedakan dua hal, yakni tren jangka panjang dan pergerakan yang
berulang.
Periode tahun Sembilan puluhan tampaknya belum memberikan
prospek yang baik bagi Negara sedang berkembang. Masalah hutang masih
terus menjadi beban, lalu ekspansi ekonomi yang berkelanjutan masih kurang
mendapatkan perhatian lebih. Kemajuan teknologi tampaknya justru akan
mengurangi relokasi industri dari Negara maju ke nagara sedang berkembang.
Padahal, relokasi industri selama ini merupakan salah satu harapan bagi
Negara sedang berkembang dalam mengembangkan industrinya.
Kita telah mengetahhui beberapa kendala industrialisasi di Negara
sedang berkembang, seperti tingkat pendapatan yang rendah membatasi
ukuran pasar domestik, rendahnya investasi mempersulit pembangunan
industri yang modern, serta kurangnya pekerja yang terampil dan
berpendidikan. Adapun bahwa kondisi internasional bisa menjadi faktor yang
mengungtungkan dan bisa menjadi kendala industrialisasi suatu Negara.
Serta terlambatnya dalam memulai industrialisasi akan mempersulit
Negara sedang berkembang untuk menghasilkan produk manufaktur yang
kompetitif serta memaksa Negara sedang berkembang untuk melindungi
pasar domestiknya dengan proteksi. Di sisi lain, dengan keterlambatan
industrialisasi tersebut merupakan keuntungan karena Negara yang terlambat
tinggal menggunakan teknologi yang ada dari Negara maju tanpa harus
memulai dari awal.
DAFTAR PUSTAKA
http://dokawal.blogspot.com/2012/03/makalah-dampak-globalisasi-dalam.html
Basri, Faisal, 2002, Perekonomian Indonesia, Erlangga, Jakarta
Tambunan, Dr. Tulus T.H, 2001, Transpormasi Ekonomi di Indonesia, Salemba
Empat, Jakarta.
www.google.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi#Dampak_globalisasi
http://gioakram13.blogspot.com/2013/04/pengaruh-perdagangan
internasional.html#ixzz3T7RJ4Inm
www.crayonpedia.org/mwId.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional