Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

Ekonomi Industri
Tentang Revolusi Industri 4.0

Disusun
O
L
E
H

Nama :

Akhmad Kholis Nasution (1715210123)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI


FAKULTAS SOSIAL SAINS
PROGRAN STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
2019

KATA PENGANTAR

0
Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga,
sehingga kelompok kami bisa menulis makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta
salam semoga tercurah kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW semoga kita selalu
mendapat syafa’at darinya.

Dengan menyelesaikan makalah ini, penulis berusaha untuk belajar akan pentingnya
mengetahui sejarah munculnya revolusi industri serta pengaruh Revolusi Industri baik di
Eropa dan penemuan-penemuannya guna untuk menambah wawasan baik bagi penulis
maupun bagi para pembaca. Selain itu dengan menyelesaikan makalah ini kami juga dapat
menambah wawasan tentang sejarah lengkap Revolusi Industri 4.0.

Dengan selesainya makalah ini diharapkan teman-teman mahasiswa bisa lebih


mengetahui Revolusi Industri. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, oleh sebab itu sumbangan pemikiran yang bersifat koreksi untuk
penyempurnaan sangat di harapkan. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam menunjang pelaksanaan perkuliahan yang sedang kita laksanakan bersama.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan 5 September 2019

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................................ii

Daftar Isi ..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................................2

1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................................3

1.3. Tujuan Masalah .............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Revolusi Industri 4.0 ........................................................................................4

2.2 Prinsip Rancangan Revolusi Industri 4.0 ...........................................................................5

2.3 Era Disrupsi .......................................................................................................................6

2.4 Tantangan ...........................................................................................................................7

2.5 Analisis SWOT ..................................................................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan........................................................................................................................11

3.2. Saran..................................................................................................................................11

Daftar
Pustaka.....................................................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya


perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi,
dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya di dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke
seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan akhirnya ke seluruh dunia.

Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, dimana terjadinya peralihan dalam
penggunaan tenaga kerja yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia, yang
kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur. Periode awal
dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil, pengembangan teknik
pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi perdagangan turut
dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan raya dan rel kereta api. Adanya
peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian yang berbasis
manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke kota,
dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar.

Revolusi industri telah dirasakan oleh seluruh umat manusia di Dunia termasuk
Negara Indonesia. Indonesia yang dikenal dengan negara agraris, sebelum hadirnya industri,
Indonesia yang dulu mata pencahariannya sangat bergantung dengan alam misalnya
pertanian, perkebunan. Setelah terjadinya revolusi Industri,muncul pergeseran mata
pencaharian seperti pembagunan pabrik, yang memproduksi barang metah menjadi barang
siap pakai, sehingga banyak menyerapkan tenaga kerja. Oleh karena itu, mata pencaharian di
Indonesia sudah bervariasi yaitu tidak hanya bergantug pada bercocok tanam saja.

Adalah Prof Klaus Schwab, Ekonom terkenal dunia asal Jerman, Pendiri dan Ketua
Eksekutif World Economic Forum(WEF) yang mengenalkan konsep Revolusi Industri 4.0.

Dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution”, Prof Schawab
(2017) menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara
fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke-4
ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru
yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin
ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami terobosoan berkat
kemajuan teknologi baru diantaranya robot kecerdasan buatan (artificial intelligence robotic),
teknologi nano, bioteknologi, dan teknologi komputer kuantum, blockchain (seperti bitcoin),
teknologi berbasis internet, dan printer 3D. Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat
dari perjalanan sejarah revolusi industri yang dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof
Schwab, dunia mengalami empat revolusi industri. Revolusi industri 1.0 ditandai dengan
penemuan mesin uap untuk mendukung mesin produksi, kereta api dan kapal layar. Berbagai
peralatan kerja yang semula bergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian
digantikan dengan tenaga mesin uap. Dampaknya, produksi dapat dilipatgandakan dan
didistribusikan ke berbagai wilayah secara lebih masif. Namun demikian, revolusi industri ini
juga menimbulkan dampak negatif dalam bentuk pengangguran masal. Ditemukannya enerji
listrik dan konsep pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar
pada awal abad 19 telah menandai lahirnya revolusi industri 2.0. Enerji listrik mendorong
para imuwan untuk menemukan berbagai teknologi lainnya seperti lampu, mesin telegraf, dan
teknologi ban berjalan. Puncaknya, diperoleh efesiensi produksi hingga 300 persen.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, akan membahas tentang Revolusi Industri 4.0 yang perumusan
masalahnya dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah muncul Revolusi Industri 4.0?


2. Bagaimana pengaruh Revolusi Industri 4.0 di Indonesia?

3. Apa saja prinsip rancangan Revolusi Industri 4.0?

4. Bagaimana tantangan pada Revolusi Industri 4.0?

1.3 Tujuan Masalah

Dari perumusan masalah diatas, maka dapat diidentifikasi tujuan dari masalah Revolusi
Industri sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejarah Revolusi Industri 4.0


2. Untuk pengaruh Revolusi Industri 4.0 di Indonesia.

3. Menjelaskan prinsip rancangan Revolusi Industri 4.0.


4. Menjelaskan tantangan Revolusi Industri 4.0.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Revolusi Industri 4.0


Adalah Prof Klaus Schwab, Ekonom terkenal dunia asal Jerman, Pendiri dan Ketua
Eksekutif World Economic Forum (WEF) yang mengenalkan konsep Revolusi Industri
4.0. Dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution”, Prof Schawab
(2017) menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara
fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke-
4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan
teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah
mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah. Bidang-bidang
yang mengalami terobosoan berkat kemajuan teknologi baru diantaranya robot
kecerdasan buatan (artificial intelligence robotic), teknologi nano, bioteknologi, dan
teknologi komputer kuantum, blockchain (seperti bitcoin), teknologi berbasis internet,
dan printer 3D. Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah
revolusi industri yang dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia mengalami
empat revolusi industri. Revolusi industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap untuk
mendukung mesin produksi, kereta api dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang
semula bergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga
mesin uap. Dampaknya, produksi dapat dilipatgandakan dan didistribusikan ke berbagai
wilayah secara lebih masif. Namun demikian, revolusi industri ini juga menimbulkan
dampak negatif dalam bentuk pengangguran masal. Ditemukannya enerji listrik dan
konsep pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar pada
awal abad 19 telah menandai lahirnya revolusi industri 2.0. Enerji listrik mendorong para
imuwan untuk menemukan berbagai teknologi lainnya seperti lampu, mesin telegraf, dan
teknologi ban berjalan. Puncaknya, diperoleh efesiensi produksi hingga 300 persen.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada awal abad 20
telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara
otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh tenaga manusia tetapi menggunakan
Programmable Logic Controller (PLC) atau sistem otomatisasi berbasis komputer.
Dampaknya, biaya produksi menjadi semakin murah. Teknologi informasi juga semakin
maju diantaranya teknologi kamera yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin
berkembangnya industri kreatif di dunia musik dengan ditemukannya musik digital.

Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang
berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau
generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas.
Teknologi internet yang semakin masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di
seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi
secara online. Munculnya bisnis transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab
menunjukkan integrasi aktivitas manusia dengan teknologi informasi dan ekonomi
menjadi semakin meningkat. Berkembangnya teknologi autonomous vehicle (mobil tanpa
supir), drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan nanoteknologi semakin menegaskan
bahwa dunia dan kehidupan manusia telah berubah secara fundamental.

Gambar 1. Revolusi Industri 4.0 (Sumber: www.kompasiana.com)

2.2 Prinsip Rancangan Revolusi Industri 4.0

Dikutip dari Wikipedia, revolusi industri 4.0 memiliki empat prinsip yang
memungkinkan setiap perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan
berbagai skenario industri 4.0, diantaranya adalah:

1. Interoperabilitas (kesesuaian); kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan


manusia untuk terhubung dan saling berkomunikasi satu sama lain melalui media
internet untuk segalanya (IoT) atau internet untuk khalayak (IoT).
2. Transparansi Informasi; kemampuan sistem informasi untuk menciptakan
salinan dunia fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital dengan
data sensor.
3. Bantuan Teknis; pertama kemampuan sistem bantuan untuk membantu manusia
mengumpulkan data dan membuat visualisasi agar dapat membuat keputusan yang
bijak. Kedua, kemampuan sistem siber-fisik untuk membantu manusia melakukan
berbagai tugas yang berat, tidak menyenangkan, atau tidak aman bagi manusia.

4. Keputusan Mandiri; kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan dan


melakukan tugas semandiri mungkin.

2.3 Era Disrupsi


Seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, revolusi industri 4.0 telah
mendorong inovasi-inovasi teknologi yang memberikan dampak disrupsi atau perubahan
fundamental terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan tak terduga menjadi
fenomena yang akan sering muncul pada era revolusi indutsri 4.0. Kita menyaksikan
pertarungan antara taksi konvensional versus taksi online atau ojek pangkalan vs ojek online.

Publik tidak pernah menduga sebelumnya bahwa ojek/taksi yang populer


dimanfaatkan masyarakat untuk kepentingan mobilitas manusia berhasil ditingkatkan
kemanfaatannya dengan sistem aplikasi berbasis internet. Dampaknya, publik menjadi lebih
mudah untuk mendapatkan layanan transportasi dan bahkan dengan harga yang sangat
terjangkau. Yang lebih tidak terduga, layanan ojek online tidak sebatas sebagai alat
transportasi alternatif tetapi juga merambah hingga bisnis layanan antar (onlinedelivery
order). Dengan kata lain, teknologi online telah membawa perubahan yang besar terhadap
peradaban manusia dan ekonomi.
Menurut Prof Rhenald Kasali (2017), disrupsi tidak hanya bermakna fenomena
perubahan hari ini (today change) tetapi juga mencerminkan makna fenomena perubahan hari
esok (the future change). Prof Clayton M. Christensen, ahli administrasi bisnis dari Harvard
Business School, menjelaskan bahwa era disrupsi telah mengganggu atau merusak pasar-
pasar yang telah ada sebelumnya tetapi juga mendorong pengembangan produk atau layanan
yang tidak terduga pasar sebelunya, menciptakan konsumen yang beragam dan berdampak
terhadap harga yang semakin murah (sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Inovasi_disruptif ). Dengan demikian, era disrupsi akan terus
melahirkan perubahan-perubahan yang signifikan untuk merespon tuntutan dan kebutuhan
konsumen di masa yang akan datang.

2.4 Tantangan

Revolusi industri generasi empat tidak hanya menyediakan peluang, tetapi juga tantangan
bagi generasi milineal. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pemicu revolusi
indutri juga diikuti dengan implikasi lain seperti pengangguran, kompetisi manusia vs mesin,
dan tuntutan kompetensi yang semakin tinggi.

Menurut Prof Dwikorita Karnawati (2017), revolusi industri 4.0 dalam lima tahun
mendatang akan menghapus 35 persen jenis pekerjaan. Dan bahkan pada 10 tahun yang akan
datang jenis pekerjaan yang akan hilang bertambah menjadi 75 persen. Hal ini disebabkan
pekerjaan yang diperankan oleh manusia setahap demi setahap digantikan dengan teknologi
digitalisasi program. Dampaknya, proses produksi menjadi lebih cepat dikerjakan dan lebih
mudah didistribusikan secara masif dengan keterlibatan manusia yang minim. Di Amerika
Serikat, misalnya, dengan berkembangnya sistem online perbankan telah memudahkan proses
transaksi layanan perbankan. Akibatnya, 48.000 teller bank harus menghadapi pemutusan
hubungan kerja karena alasan efisiensi.

Namun demikian, bidang pekerjaan yang berkaitan dengan keahlian Komputer,


Matematika, Arsitektur dan Teknik akan semakin banyak dibutuhkan. Bidang-bidang
keahlian ini diproyeksikan sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mengandalkan teknologi
digital. Situasi pergeseran tenaga kerja manusia ke arah digitalisasi merupakan bentuk
tantangan yang perlu direspon oleh pendidik. Tantangan ini perlu dijawab dengan
peningkatan kompetensi pendidik maupun anak didik terutama penguasaan teknologi
komputer, keterampilan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama secara kolaboratif, dan
kemampuan untuk terus belajar dan adaptif terhadap perubahan lingkungan.

Inovasi dan kemajuan di mana-mana dipimpin oleh kemunculan kuat bidang seperti
Kecerdasan Buatan, Robotika, halaman internet, kendaraan robot, bioteknologi,
nanoteknologi, pencetakan 3-D, ilmu material, komputasi quantum, dan penyimpanan
energi. Dampak dari teroboan tersebut begitu pesat. Karena menghadapi berjalannya RI 4.0
tersebut maka dunia pendidikan juga harus mengantisipasi dan mulai lebih awal dengan
pendidikan 4.0 sebuah langkah kecil untuk memenuhi tujuan tersebut. Pendidikan tidak
terbatas pada kelas. Pendidikan 4.0 berkembang pada premis dasar. Ruang kelas online telah
memfasilitasi pembelajaran dengan lebih banyak cara daripada yang pernah kita bayangkan.
Pendidikan sekarang dipandang lebih sebagai proses seumur hidup daripada ritual yang
berorientasi pada kelas atau dalam hal ini hanya sekedar batu loncatan ke dunia profesional.
Peserta didik dan pendidik sekarang akan mencari cara untuk mendefinisikan kembali cara-
cara di mana pembelajaran selalu mempengaruhi kehidupan mereka. Pendidikan 4.0 tentang
bagaimana sekolah menyiapkan untuk memasuki babak baru dunia pendidikan yang berubah
begitu cepat.
Jika mengacu pendapat Martadi Ketua Dewan Pendidikan Surabaya, Era revolusi industri 4.0
juga mengubah cara pandang tentang pendidikan. Perubahan yang dilakukan tidak hanya
sekadar cara mengajar, tetapi jauh yang lebih esensial, yakni perubahan cara pandang
terhadap konsep pendidikan itu sendiri. Pendidikan setidaknya harus mampu menyiapkan
anak didiknya menghadapi tiga hal: a) menyiapkan anak untuk bisa bekerja yang
pekerjaannya saat ini belum ada; b) menyiapkan anak untuk bisa menyelesaikan masalah
yang masalahnya saat ini belum muncul, dan c) menyiapkan anak untuk bisa menggunakan
teknologi yang sekarang teknologinya belum ditemukan. Sungguh sebuah pekerjaan rumah
yang tidak mudah bagi dunia pendidikan. Untuk bisa menghadapi semua tantangan tersebut,
syarat penting yang harus dipenuhi adalah bagaimana menyiapkan kualifikasi dan
kompetensi guru yang berkualitas. Pasalnya, di era revolusi industri 4.0 profesi guru makin
kompetitif.

2.5 Analisis SWOT


 Strengths
Pemerintah Indonesia sudah mulai berbenah menanggapi adanya
perubahan industri dengan meluncurkan roadmap ‘Making Indonesia 4.0’ sebagai
strategi untuk memuluskan langkah Indonesia menjadi salah satu kekuatan baru di
Asia pada April 2018 lalu. Roadmap ini memberikan arah yang jelas bagi
pergerakan industri nasional di masa depan, termasuk fokus pada pengembangan
sektor prioritas yang akan menjadi kekuatan Indonesia menuju Industri 4.0.

Pemerintah memilih sektor makanan dan minuman, tekstil, otomotif,


kimia, serta elektronik sebagai fokus dalam program revolusi Industri 4.0.
Pemilihan kelima sektor tersebut bukan tanpa alasan, selain pelaksanaannya yang
lebih mudah karena sudah lebih siap, sektor tersebut juga dapat memberikan
dampak yang besar bagi pertumbuhan industri dan ekonomi Indonesia. Hal
tersebut diungkapkan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto dalam acara
Obsat ke-202 bertajuk “Menuju Indonesia 4.0” di Paradigma Cafe, Jakarta (Jumat,
11/5/2018). Di samping itu, Airlangga menegaskan bahwa kelima sektor tersebut
juga memiliki kontribusi yang besar terhadap ekspor, tenaga kerja, dan Produk
Domestik Bruto (PDB).

 Weaknesses
Kendati memiliki sumber daya manusia (SDM) yang banyak dan sumber
daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki kualitas sumber daya manusia
yang rendah. Karena kualitas rendah, maka produktivitas tenaga kerja Indonesia
juga rendah.

Produktivitas tenaga kerja Indonesia berada pada urutan keempat di


tingkat ASEAN dan urutan ke-11 dari 20 anggota negara anggota ASEAN
Productivity Organisation (APO). Sedangkan, untuk daya saing, saat ini Indonesia
berada pada urutan ke-36 dari 137 negara di tingkat ASEAN dan urutan ke-9 dari
negara-negara yang tercatat dalam The Global Competitiveness Report 2017–
2018.

 Opportunities
Dengan implementasi industri 4.0, target besar nasional dapat tercapai.
Target itu antara lain membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia pada
tahun 2030, mengembalikan angka ekspor netto industri sebesar 10 persen, dan
meningkatkan produktivitas tenaga kerja industri hingga dua kali lipat
dibandingkan peningkatan biaya tenaga kerja industri dengan mengadopsi
teknologi dan inovasi yang mampu menciptakan kurang lebih 10 juta lapangan
kerja baru di tahun 2030.

 Threats
Revolusi industri 4.0 tidak datang tanpa membawa masalah baru. Salah
satu masalah yang mungkin ditimbulkan oleh revolusi ini yakni terciptanya
pengangguran yang dipengaruhi oleh melebarnya ketimpangan ekonomi.
Digitalisasi dapat menggeser peran konvensional di dalam pasar. Sopir
transportasi konvensional seperti sopir ojek pangkalan, angkot, dan taksi
berpeluang masuk jurang pengangguran akibat kemunculan transportasi daring
yang dinilai jauh lebih murah dan nyaman di mata masyarakat saat ini. Tidak
hanya itu, pedagang di kios-kios tradisional dapat merugi dan akhirnya bangkrut
akibat gelombang e-commerce melalui kemunculan berbagai toko daring yang
menyediakan barang yang lebih bervariasi, murah, dan mudah diakses.

Tidak hanya digitalisasi, ke depan, penggunaan robot dalam mendukung


otonomisasi di ranah industri manufaktur dan jasa akan semakin tidak terelakkan.
Hal ini didorong keinginan perusahaan untuk memangkas biaya yang ditimbulkan
sumber daya manusia. Tuntutan kenaikan upah yang tidak diiringi dengan
produktivitas menjadi salah satu permasalahan yang sering dialami oleh
perusahaan terkait dengan sumber daya manusia.

Perkembangan teknologi yang pesat cepat atau lambat akan berpengaruh


pada permintaan tenaga kerja di masa depan. Ke depan, permintaan tenaga kerja
bergeser. Industri akan cenderung memilih tenaga kerja terampil menengah dan
tinggi (middle and highly-skilled labor) ketimbang tenaga kerja kurang terampil
(less-skilled labor) karena perannya dalam mengerjakan pekerjaan repetisi dapat
digantikan dengan otonomisasi robot.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Revolusi industri 4.0 akan membawa banyak perubahan dengan segala konsekuensinya,
industri akan semakin kompak dan efisien. Namun ada pula risiko yang mungkin muncul,
misalnya berkurangnya Sumber Daya Manusia karena digantikan oleh mesin atau robot.

Dunia saat ini memang tengah mencermati revolusi industri 4.0 ini secara saksama.
Berjuta peluang ada di situ, tapi di sisi lain terdapat berjuta tantangan yang harus dihadapi.
Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan berkembangnya Internet of/for Things, kehadirannya
begitu cepat.
Banyak hal yang tak terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba muncul dan menjadi inovasi baru,
serta membuka lahan bisnis yang sangat besar. Munculnya transportasi dengan sistem ride-
sharing seperti Go-jek, Uber, dan Grab. Kehadiran revolusi industri 4.0 memang
menghadirkan usaha baru, lapangan kerja baru, profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya.

2.6 Saran

Apabila terdapat kekurangan dalam data-data yang penulis susun maka penulis memohon
kepada pembaca agar memberi masukan atau menyempurnakan makalah ini. Adapun penulis
mendapatkan sumber data yang belum tentu sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

 id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri
 Karnawati, D. 2017.Revolusi industri, 75% jenis pekerjaan akan hilang. Diambil dari
https://ekbis.sindonews.com/read/1183599/34/r evolusi-industri-75-jenis-pekerjaan-
akan-hilang-1488169341
 Kasali, R. 2017. Meluruskan Pemahaman soal Disruption. Diambil dari
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/05/05/073000626/meluruskan.pemahaman.so
al. disruption.
 Rakhmat, J. 1997. Hegemoni budaya. Yogyakarta: Yayasan. Bentang Budaya.
 Schwab, K. 2017. The fourth industrial revolution. Crown Business Press.
 Tofler, A. 1970. Future shock . USA: Random House.
 Untung rugi revolusi industri 4.0 versi Presiden Jokowi. 2018. Diambil November
https://www.merdeka.com/uang/untung-rugi-revolusi-industri-40-versi-presiden-
jokowi.html
 www.anneahira.com/penemuan-penemuan-saat-revolusi-industri.htm
 https://rudiirawanto.files.wordpress.com/2011/01/revolusi-industri.pdf

Anda mungkin juga menyukai