Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TANTANGAN INDUSTRIALISASI 4.0

DISUSUN OLEH :

MA’RUF (201710180311078)

M.HAMZAH NAUFAL (201810180311038)

DIAN PRASASTI (201810180311078080)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

NOVEMBER 2021

i
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Sejarah Perkembangan Revolusi Industri....................................................................3

2.2 Definisi Industri 4.0.....................................................................................................5

2.3 Karakteristik Revolusi Industri 4.0..............................................................................7

2.4 Dampak Revolusi Industri 4.0.....................................................................................9

2.5 Peran Sumber Daya Manusia dalam Revolusi Industri 4.0.......................................10

2.6 Tantangan-Tantangan Skill di Industri Masa Depan.................................................10

2.7 Kebutuhan Kompetensi Kerja di Masa Depan..........................................................11

2.8 Prinsip-Prinsip Revolusi Industri 4.0........................................................................12

2.9 Data Perkembangan Industrialiasasi 4.0....................................................................13

BAB III PENUTUP..................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke empat. European Parliamentary
Research Service dalam Davies (2015) menyampaikan bahwa revolusi industri terjadi
empat kali. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784 di mana
penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia. Revolusi
yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 di mana mesin-mesin produksi yang ditenagai
oleh listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara masal. Penggunaan teknologi
komputer untuk otomasi manufaktur mulai tahun 1970 menjadi tanda revolusi industri
ketiga. Saat ini, perkembangan yang pesat dari teknologi sensor, interkoneksi, dan
analisis data memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut
ke dalam berbagai bidang industri.
Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang unik jika dibandingkan dengan tiga
revolusi industri yang mendahuluinya. Istilah Industri 4.0 sendiri secara resmi lahir di
Jerman tepatnya saat diadakan Hannover Fair pada tahun 2011 (Kagermann dkk, 2011).
Negara Jerman memiliki kepentingan yang besar terkait hal ini karena Industri 4.0
menjadi bagian dari kebijakan rencana pembangunannya yang disebut High-Tech
Strategy 2020. Tujuan dari Revolusi Industri 4.0 yaitu untuk meningkatkan daya saing
industri tiap negara dalam menghadapi pasar global yang sangat dinamis. Kondisi
tersebut diakibatkan oleh pesatnya perkembangan pemanfataan teknologi digital di
berbagai bidang. Sebagian besar pendapat mengenai potensi manfaat Industri 4.0 adalah
mengenai perbaikan kecepatan fleksibilitas produksi, peningkatan layanan kepada
pelanggan dan  peningkatan pendapatan. 
Kedatangan Revolusi Industri 4.0 harus dijawab dengan kesiapan sumber daya
manusia untuk berbagai sektor. Cara kerja dan output dari hasil kerja menjadi hal yang
berubah di era ini. Jika tidak, tentu akan mengalami ketinggalan dan tidak mampu
bersaing dalam menampilkan yang terbaik. Revolusi Industri 4.0 memang memberikan
tantangan menarik sekaligus memberikan peluang untuk mencipta kancara baru, sistem
baru, dan budaya baru dalam kehidupan. Cara kerja ala 4.0 harus dikelola dengan baik
dan mampu menghasilkan output yang diinginkan. Dampak kehadiran Revolusi Industri
4.0 akan tampak jelas pada sektor pendidikan. Pada konteks ini, perguruan tinggi
mengalami perubahan yang meliputi sistem kerja, orientasi menghasilkan lulusan,
menyesuaikan dengan kebutuhan industri masa kini, menerapkan metode terkini dengan

1
diperkuat sistem informasi digital, dan kepemimpinan. Semua itu dilakukan karena
orientasi kompetensi yang dibutuhkan dan peran sumber daya manusia dalam revolusi
industri 4.0 juga berubah. Perguruan tinggi dan industri memang memiliki relasi kuat, di
mana output perguruan tinggi harus bisa terpakai di dunia industri.
Makalah ini bertujuan untuk memaparkan mengenai revolusi industri 4.0. Isi
makalah ini meliputi kajian terhadap definisi, karakteristik, tantangan, peluang dan
dampak dari Revolusi Industri 4.0. Makalah ini diharapkan dapat memberi gambaran
mengenai kompetensi apa saja yang dibutuhkan dan peran Sumber Daya Manusia di
dalam Revolusi Industri 4.0.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa pokok permasalahan  yang akan
kami bahas, antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah perkembangan revolusi industri?
2. Apa itu industri 4.0?
3. Bagaimana karakteristik revolusi industri 4.0?
4. Bagaimana dampak revolusi industri 4.0?
5. Bagaimana peran sumber daya manusia dalam revolusi industri 4.0?
6. Apa saja tantangan skill di industri masa depan?
7. Apa saja kebutuhan kompetensi kerja di masa depan?
8. Apa saja prinsip-prinsip revolusi industri 4.0?
9. Bagaimana data perkembangan industrialiasasi 4.0?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan revolusi industri.
2. Untuk mengetahui definisi industri 4.0.
3. Untuk mengetahui karakteristik revolusi industri 4.0.
4. Untuk mengetahui dampak revolusi industri 4.0.
5. Untuk mengetahui peran sumber daya manusia dalam revolusi industri 4.0.
6. Untuk mengetahui tantangan skill di industri masa depan.
7. Untuk mengetahui kebutuhan kompetensi kerja di masa depan.
8. Untuk mengetahui prinsip-prinsip revolusi industri 4.0.
9. Untuk mengetahui data perkembangan industrialiasasi 4.0.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Revolusi Industri


Revolusi industri adalah kondisi yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan oleh
perubahan global. Proses produksi atau jasa yang awalnya sulit, butuh waktu dan proses
yang lama, butuh biaya atau modal yang mahal untuk menjadi lebih mudah, lebih cepat,
dan lebih murah dalam prosesnya. Jauh sebelum terjadi Revolusi Industri, manusia
memproduksi barang atau jasa dengan mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga
angin. Hal ini memiliki kendala yang sangat besar, karena tenaga - tenaga tersebut sangat
terbatas oleh jumlah dan usia. Sebagai contoh tenaga otot yang digunakan untuk
mengangkat barang berat akan membutuhkan waktu beristirahat secara berkala bahkan
meskipun telah menggunakan katrol sebagai bentuk efisiensi waktu dan tenaga tetapi
ternyata hal tersebut tidak dapat membantu proses pekerjaan itu. Keterbatasan tenaga
otot tersebut akhirnya digantikan oleh tenaga air atau tenaga angin sebagai sumber energi
dalam proses penggilingan. Tetapi tenaga uap dan anginpun terkendala dengan lokasi.
Tenaga tersebut hanya dapat diperoleh di daerah yang dekat dengan ar terjun dan di
daerah yang berangin.
1. Revolusi Industri 1.0
Revolusi ini dimulai pada tahun 1776 yaitu dengan ditemukannya mesin uap
oleh James Watt. Mesin uap yang ditemukan oleh James Watt itu memiliki
efesiensi yang jauh lebih murah dibandingkan mesin uap sebelum tahun 1776.
Mesin uap ini menggunakan energi dari kayu dan batu bara. Sebagai bukti
efisensinya, mesin uap tersebut mampu menggerakan kapal - kapal selama 24 jam
penuh. Sejak ditemukan mesin uap tersebut , Negara - negara Imperialis di Eropa
mulai melakukan ekspansi atau penjajahan di kerajaan - kerajaan Afrika dan Asia.
Selain dampak penjajahan, dampak yang lain mulai terjadi pencemaran
lingkungan yang dihasilkan dari penggunaan mesin - mesin uap tersebut sebagai
penghasil berbagai produk.
2. Revolusi Industri 2.0
Revolusi industri ke dua tepatnya terjadi di awal abad ke-20. Revolusi
industri ini ditandai dengan penemuan listrik oleh Thomas Alfa Edison. Tenaga
otot dan mesin uap sudah tergantikan oleh tenaga listrik. Walaupun begitu, masih
ada beberapa kendala yang menghambat proses produksi di pabrik, yaitu masalah

3
transportasi. Untuk mengatasi kendala tersebut maka di akhir 1800-an, mulai
dikenal mobil dan mulai diproduksi secara massal. Produksi massal ini
membutuhkan proses yang lama dalam penyelesaiannya karena pada proses
perakitan mobil dibutuhkan banyak orang, artinya untuk proses perakitan masih
membutuhkan tenaga manusia.
Seiring dengan perkembangan, mulai ditemukan dan sekaligus digunakan
"ban berjalan" atau conveyor belt pada 1913. Ban berjalan mengakibatkan proses
produksi berubah total karena untuk menyelesaikan satu mobil, tidak diperlukan
satu orang untuk merakit dari awal hingga akhir. Setiap orang akan menajdi
spesialis yang mengurus satu bagian saja. Para perakit tersebut juga dibantu oleh
alat-alat yang menggunakan tenaga listrik, sehingga pekerjaan tersebut jauh lebih
mudah dan murah daripada tenaga uap.
Revolusi industri 2.0 ini juga berdampak pada kondisi militer pada perang
dunia II. Ribuan tank, pesawat, dan senjata diciptakan dari pabrik-pabrik yang
menggunakan lini produksi dan ban berjalan. Hal ini mempermudah
terjadinya produksi massal (mass production). Perubahan lain yang terjadi adalah
masyarakat agraris menjadi masyarakat industri boleh dibilang menjadi komplet.
3. Revolusi Industri 3.0
Revolusi Industri 2.0, manusia masih diberi peran yang sangat vital dalam
proses produksi berbagai macam jenis barang. Tetapi, pada Revolusi Industri 3.0,
manusia tidak lagi memegang peranan penting karena peran manusia sudah
digantikan oleh mesin bergerak yang mampu berpikir secara otomatis, yaitu
komputer dan robot. Salah satu komputer pertama digunakan perang dunia II
yaitu mesin komputer Colossus yang mampu memecahkan kode buatan Nazi
Jerman. Komputer tersebut berupa mesin raksasa berukuran sebesar ruang tidur
yang tidak memiliki RAM sehingga tidak bisa diprogram untuk menerima
perintah dari manusia melalui keyboard. Komputer tersebut hanya mampu
menerima perintah melalui pita kertas dengan daya listrik sangat besar, yaitu
8.500 watt.
Seiring berjalannya waktu, kemajuan teknologi komputer berkembang sangat
pesat setelah selesainya perang dunia kedua. Penemuan transistor, semikonduktor
dan dilanjutkan dengan penemuan integrated chip (IC) membuat ukuran
komputer semakin kecil sehingga energi listrik yang dbutuhkan juga semakin
kecil, serta kemampuan berhitungnya juga semakin canggih.

4
Semakin kecilnya ukuran komputer tersebut menyebabkan komputer -
komputer tersebut dapat dipasang di mesin-mesin pengoperasian produk tertentu.
Keberadaan komputer ini telah mengganti peran manusia baik sebagai operator
maupun sebagai pengendali produksi industri. Mengecilnya ukuran membuat
komputer bisa dipasang di mesin-mesin yang mengoperasikan lini produksi.
4. Revolusi Industri 4.0
Inilah revolusi yang sedang kita hadapi saat ini. Meskipun masih dalam tahap
proses pembenahan tetapi dampaknya sudah dapat kita rasakan. Industri 4.0
adalah tren utama di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi
dengan teknologi siber. Jerman merupakan Negara pencetus adanya Industri 4.0
yang ditandai dengan strategi teknologi canggih pemerintah yang mengutamakan
komputerisasi pabrik. Pada Revolusi Industri ini, tenaga manufaktur sudah enjadi
tren otomasi dan pertukaran data meliputi sistem ciber-fisik, cognitive computing
dan lain - lain.
Tren tersebut telah mengubah pola pikir dan kehidupan manusia di berbagai
bidang, termasuk dunia kerja, pendidikan bahkan gaya hidup masyarakatnya.
Singkatnya, revolusi industri 4.0 menjadikan teknologi cerdas atau robot sebagai
pusat utama untuk menghubungkan berbagai bidang kehidupan manusia.
2.2 Definisi Industri 4.0
Industri 4.0 adalah istilah untuk menyebut sekumpulan teknologi dan organisasi
rantai nilai berupa smart factory, CPS, IoT dan IoS. Smart factory adalah pabrik modular
dengan teknologi CPS yang memonitor proses fisik produksi kemudian menampilkannya
secara virtual dan melakukan desentralisasi pengambilan keputusan. Melalui IoT, CPS
mampu saling berkomunikasi dan bekerja sama secara real time termasuk dengan
manusia. IoS adalah semua aplikasi layanan yang dapat dimanfaatkan oleh setiap
pemangku kepentingan baik secara internal maupun antar organisasi. Terdapat enam
prinsip desain Industri 4.0 yaitu interoperability, virtualisasi, desentralisasi, kemampuan
real time, berorientasi layanan dan bersifat modular.
Berdasar beberapa penjelasan di atas, Industri 4.0 dapat diartikan Industri 4.0
memperkenalkan apa yang disebut "pabrik cerdas", di mana sistem fisik maya memantau
proses fisik pabrik dan membuat keputusan yang terdesentralisasi. Sistem fisik
menjadi Internet of Things, berkomunikasi dan bekerja sama baik satu sama lain dan
dengan manusia secara real time melalui web nirkabel.
1. Optimalisasi proses;

5
2. Transformasi digital;
3. Analisis data;
4. Otomasi;
5. Model bisnis baru, pengembangan keterampilan yang dibutuhkan.
Studi menyebutkan istilah revolusi industri 4.0 pertama kali muncul pada 2011,
ketika pemerintah Jerman memperkenalkan strategi pemanfaatan teknologi yang disebut
dengan Industri 4.0. Industri 4.0 sendiri merupakan salah satu pelaksanaan proyek
Strategi Teknologi Modern Jerman 2020 (Germany’s High-Tech Strategy 2020). Strategi
tersebut diimplementasikan melalui peningkatan teknologi sektor manufaktur, penciptaan
kerangka kebijakan strategis yang konsisten, serta penetapan prioritas tertentu dalam
menghadapi kompetisi global. Dari hal tersebut, kemudian muncul istilah industrial
revolution 4.0. Kata ‘revolusi’ digunakan untuk menunjukkan perubahan yang sangat
cepat dan fundamental, serta bersifat disruptive (merusak tatatan lama yang sudah ada
selama bertahun-tahun). Sementara gelombang ke-4 menandakan urutan kejadian
revolusi industri yang pernah ada. Secara singkat periodisasi revolusi industri bisa
dijelaskan sebagai berikut:
1. Revolusi Industri Gelombang ke-1 (Industrial Revolution 1.0). Terjadi pertama
kali di Inggris di mana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan
pekerjaan manusia, kemudian menyebar ke daratan Eropa dan Amerika pada
pertengahan abad ke-17.
2. Revolusi Industri Gelombang ke-2 (Industrial Revolution 2.0). Merupakan
lanjutan revolusi sebelumnya, yang terjadi pada pertengahan abad ke-18 di Eropa.
Revolusi ini ditandai dengan pemanfaatan tenaga listrik (electricity) untuk
mempermudah serta mempercepat proses produksi, distribusi, dan perdagangan.
3.  Revolusi Industri Gelombang ke-3 (Industrial Revolution 3.0). Berkembang pada
era 1970’an, terutama di Amerika Serikat, dengan diperkenalkannya sistem
teknologi informasi (IT) dan komputerisasi untuk menunjang otomatisasi
produksi (production automation). Tidak seperti dua revolusi industri sebelumnya
yang memerlukan beberapa dekade untuk menyebar, revolusi gelombang ke-3 ini
menyebar begitu cepat ke negara-negara lain, dari daratan Eropa hingga Asia.
4. Revolusi Industri Gelombang ke-4 (Industrial Revolution 4.0). Era 2000’an
hingga saat ini merupakan era penerapan teknologi modern, antara lain teknologi
fiber (fiber technology) dan sistem jaringan terintegrasi (integrated network),
yang bekerja di setiap aktivitas ekonomi, dari produksi hingga konsumsi.

6
Dalam salah satu studinya, the World Economic Forum (WEF) menyatakan bahwa
revolusi industri 4.0 ditandai oleh pembauran (fusion) teknologi yang mampu menghapus
batas-batas penggerak aktivitas ekonomi, baik dari perspektif fisik, digital, maupun
biologi. Dengan bahasa yang lebih sederhana bisa dikatakan bahwa pembauran teknologi
mampu mengintegrasikan faktor sumberdaya manusia, instrumen produksi, serta metode
operasional, dalam mencapai tujuan.
2.3 Karakteristik Revolusi Industri 4.0
Karakteristik revolusi industri 4.0 ditandai dengan berbagai teknologi terapan
(applied technology), seperti advanced robotics, artificial intelligence, internet of
things, virtual and augmented reality, additive manufacturing, serta distributed
manufacturing yang secara keseluruhan mampu mengubah pola produksi dan model
bisnis di berbagai sektor industri. Adapun pengertian dari istilah-istilah tersebut adalah:
1. Advanced Robotics. Instrumen ini merupakan peralatan yang digunakan secara
mandiri, yang mampu berinteraksi secara langsung dengan manusia, serta
menyesuaikan perilaku berdasarkan sensor data yang diberikan. Fungsi utamanya
adalah untuk memperpendek waktu tunggu dan waktu layanan, sehingga
menghasilkan efisiensi.
2.  Artificial Intelligence (AI). AI adalah sistem mesin berteknologi komputer yang
mampu mengadopsi kemampuan manusia. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan
kinerja dan produktivitas, sekaligus meminimalisir risiko kesalahan yang bisa
dilakukan oleh tenaga kerja manusia.
3. Internet of Things (IoT). IoT merupakan teknologi yang memungkinan setiap
instrumen terkoneksi satu sama lain secara virtual, sehingga mampu mendukung
kinerja operasioanal usaha, pengawasan terhadap perfoma manajemen, serta
peningkatan nilai guna output.
4. Virtual and Augmented Reality. Virtual Reality merupakan simulasi yang
dilakukan oleh komputer dalam membentuk sebuah realitas rekaan. Teknologi ini
mampu memanipulasi penglihatan manusia sehingga seolah-olah berada di
tempat atau lingkungan yang berbeda dari kenyataan sesungguhnya. Sementara
Augmented Reality adalah teknologi yang mampu menghasilkan informasi dari
kondisi lingkungan sebenarnya, lalu diproses secara digital dan digunakan untuk
tujuan tertentu.

7
5. Additive Manufacturing. Teknologi ini merupakan otomatisasi proses produksi
melalui teknologi 3D (three dimensional). Hal ini memberi pengaruh positif pada
kecepatan pengolahan dan transportasi produk.
6. Distributed Manufacturing. Merupakan konsep penempatan lokasi produksi dan
pengintegrasian proses produksi, sehingga bisa berada sedekat mungkin dengan
konsumen untuk menjawab kebutuhan riil mereka. Tujuannya adalah untuk
mencapai economies of scale, sekaligus mengurangi beban biaya (cost
efficiency).
Melalui penerapan teknologi modern, sektor industri tidak lagi semata-mata
berfokus pada pengembangan usaha dan peningkatan laba, melainkan juga pada
pendayagunaan dan optimalisasi setiap aktivitas, mulai dari pengadaan modal, proses
produksi, hingga layanan kepada konsumen (World economic Forum. Impact of the
Fourth Industrial Revolution on Supply Chains, October, 2017).
Selain membawa dampak positif, revolusi industri 4.0 juga memunculkan berbagai
tantangan yang mesti dijawab. The United Nations Industrial Development Organization
(UNIDO) menekankan agar kehadiran industri 4.0 bisa meningkatkan perekonomian
negara-negara miskin dan berkembang, sekaligus mendorong terwujudnya agenda-
agenda pembangunan seperti yang tertuang dalam the Sustainable Development
Goals (SDGs). Namun demikian UNIDO juga mengkhawatirkan terjadinya gap yang
semakin besar diantara negara-negara maju yang mampu mengaplikasikan teknologi
modern, dengan negara-negara miskin dan berkembang yang tertinggal dalam
pengembangan teknologi.
Masalah yang tidak kalah penting adalah dampak penerapan teknologi terhadap
peran tenaga kerja serta pemeratan kesejahteraan. UNIDO menegaskan beberapa poin
penting terkait perkembangan industri 4.0, yakni:
1. Industri 4.0 diharapkan memberi manfaat untuk kepentingan manusia,
lingkungan, dan kesejahteraan bersama.
2.  Industri 4.0 diharapkan mampu mendorong pengembangan kapasitas manusia,
sehingga menjadi semakin terdidik dan terampil.
3. Akses terhadap teknologi diharapkan terjangkau dengan mudah, sehingga bisa
diterapkan di semua negara.
4. Kemajuan teknologi diharapkan mampu menghasilkan keterbukaan informasi.
5. Kemajuan teknologi diharapkan bisa menggeser paradigma lama, dari persaingan
(competition) menjadi koneksi (connection) dan kerjasama (collaboration).

8
6. Penerapan teknologi diharapkan mampu menjawab tantangan perubahan iklim
dan upaya pelestarian lingkungan.
Sementara upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan di era
revolusi industri 4.0, antara lain:
1. Mengidentifikasi area strategis dalam rangka meningkatkan kecepatan,
fleksibilitas, produktivitas, dan kualitas output.
2. Menganalisa dampak pemanfaatan teknologi dalam jangka panjang, terutama
terhadap serapan tenaga kerja dan lingkugan hidup.
3. Mempersiapkan infrastruktur, serta program pendidikan dan keterampilan,
sehingga mampu meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dalam
penguasaan teknologi.
2.4 Dampak Revolusi Industri 4.0
Manusia melakukan proses inovasi dan teknologi untuk menghasilkan output yang lebih
tinggi dengan seefisien mungkin. Perubahan teknologi menyebabkan perubahan struktural
dan mengakibatkan beberapa pekerjaan hilang. Sebagai contoh, dahulu ketika komputer
pertama kali diperkenalkan, tenaga kerja yang memiliki keterampilan mengetik dengan
mesin tik terancam oleh mereka yang memiliki keterampilan menggunakan computer.
Semenjak revolusi industri 3.0, inovasi telah mendorong terciptanya teknologi yang
menghemat penggunaan tenaga kerja. Hal ini telah mendorong terhapusnya beberapa
lapangan pekerjaan, terutama di negara-negara maju. Terdapat berbagai studi yang
mendukung hipotesis bahwa banyak pekerjaan yang telah hilang akibat mekanisasi. Dalam
studinya, (Frey & Osborne, 2013) memprediksi bahwa hingga tahun 2030, hampir 50%
pekerja di AS menghadapi resiko kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi dalam proses
produksi. Berikut adalah 13 pekerjaan yang akan hilang otomatisasi dalam proses produksi:
1. Drivers (Supir);
2. Printers and publishers (Percetakan & penerbitan);
3. Cashier (kasir);
4. Travel Agents (Agen Perjalanan);
5. Manufacturing Workers (Pekerja Pabrik);
6. Waiting tables and bartending (Penunggu Meja dan Pelayan Bar);
7. Bank tellers (Kasir Bank);
8. Millitery Pilot and soldiers (Pilot dan Tentara Militer);
9. Fast food workers (Pekerja makanan cepat saji);
10. Telemarketer (promosi/Marketing di Media Umum);

9
11. Accountans  and tax preparers (Akuntan dan penyusun pajak);
12. Stcok Traders (Pedagang saham);
13. Construction workers (Pekerja Konstruksi);
2.5 Peran Sumber Daya Manusia dalam Revolusi Industri 4.0
Dalam pengembangan industri 4.0 perlu dukungan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang baik. Sebab meskipun banyak yang sudah menggunakan robot dalam industri, perlu
juga tenaga manusia. Karena antara industri 4.0 dengan SDM sangat erat sekali
kaitannya. Sebagai contohnya, dengan adanya pekerja manusia, maka masyarakat akan
memiliki penghasilan dan bisa meningkatkan angka Konsumsi. juga penting agar
masyarakat bisa mendapatkan pekerjaan dan bisa menjadi konsumen.
Peranan manusia, peranan pekerja, peranan inovatif tetap menjadi inti dari revolusi
industri 4.0. Karena apabila tidak ada pekerja siapa yang berpenghasilan, apabila tidak
ada yang berpenghasilan siapa yang membeli barang yang dihasilkan oleh robot.
Contohnya, pada industri pertanian yang tentunya masih diperlukan tenaga manusia.
Sebab industri ini, meskipun bisa menggunakan robot, namun tenaga manusia masih
dibutuhkan.
Banyak negara-negara melakukan perubahan Cina dan Singapura misalnya
menggunakan teknologi untuk melakukan perubahan dan juga Mengembangkan riset
namun tetap manusia yang melakukan perubahan dan mengembangkan riset tersebut.
Meski teknologi akan menyebabkan beberapa pekerjaan hilang, teknologi juga dapat
mendorong munculnya berbagai bidang baru yang mungkin belum terbayangkan saat ini.
Bahkan teknologi telah menciptakan lebih banyak pekerjaan baru daripada yang hilang.
Sebagai contoh, komputer telah menggantikan peran mesin ketik.
Namun komputer telah pula menciptakan permintaan terkait pekerjaan yang berbasis
komputer, seperti pengembangan dan pemrograman komputer. Potensi penciptaan
lapangan pekerjaan baru akan selalu ada, namun karena belum terbayang dan belum
dapat diketahui saat ini, perubahan cenderung ditolak dan mengakibatkan kekhawatiran
di antara pekerja.
2.6 Tantangan-Tantangan Skill di Industri Masa Depan
Berikut merupakan 5 skill yang pertumbuhan permintaannya akan paling tinggi
berdasarkan beberapa sektor industri, di mana sebelumnya sektor tersebut tidak banyak
membutuhkannya.
1. Complex Problem Solving

10
Kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui
solusinya di dalam dunia nyata.
2. Social Skill
Kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi, persuasi, mentoring,
kepekaan dalam memberikan bantuan hingga emotional intelligence.
3. Process Skill
Kemampuan terdiri dari: active listening, logical thinking, dan monitoring
self and the others.
4. System Skill
Kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan keputusan dengan
pertimbangan cost-benefit serta kemampuan untuk mengetahui bagaimana sebuah
sistem dibuat dan dijalankan.
5. Cognitive Abilities Skill
Kemampuan yang terdiri dari antara lain: Cognitive
Flexibility, Creativity, Logical Reasoning, Problem Sensitivity, Mathematical
Reasoning, dan Visualization.
2.7 Kebutuhan Kompetensi Kerja di Masa Depan
Menurut World Economic Forum kebutuhan kompetensi kerja pada masa depan
adalah sebagai berikut:
1. Abilities
Tabel 1. Kemampuan kognitif & Kemampuan Fisik

Kemampuan Kognitif Kemampuan Fisik


1. Fleksibilitas kognitif 1. Kekuatan fisik
2. Kreativitas 2. Ketangkasan dan ketelitian
3. Logika
4. Kepekaan terhadap masalah
5. Kemampuan matematis
6. Visualisasi
2. Basic Skills
Tabel 2. Keterampilan Konten & Keterampilan Proses

Keterampilan Konten Keterampilan Proses


1. Kemampuan belajar secaraaktif 1. Kemampuan mendengar secara aktif
2. Ekspresioral 2. Berpikir kritis

11
3. Kemampuan membaca 3. Pengawasan diri dan lingkungan
4. Kemampuan menulis
5. Pengetahuan teknologi informasi
dan komunikasi (ICT).
3. Cross-functional Skills
Tabel 3. Keterampilan Sosial & keterampilan sistem

Keterampilan Sosial Keterampilan Sistem


1. Berkoordinasi dengan orang lain 1. Penilaian dan pengambilan
2. Kecerdasan emosional keputusan
3. Negosiasi 2. Analisa sistem
4. Persuasi
5. Orientasi pelayanan
6. Melatih dan mengajar orang lain
Tabel 4. Keterampilan MSDM  & Keterampilan Teknis

Keterampilan Manajemen Sumber Keterampilan Teknis


Daya Manusia
1. Manajemen sumber finansial 1. Perawatan dan reparasi
2. Manajemen bahan baku mesin/peralatan
3. Manajemen personal 2. Pengoperasian dan pengawasan
4. Manajemen waktu mesin/peralatan
3. Pemrograman
4. Pengawasanmutu (Qualty Control)
5. Perancangan teknologi dan
kemampuan pengguna
6. Troubleshooting
2.8 Prinsip-Prinsip Revolusi Industri 4.0
Ada empat desain prinsip industri 4.0 yaitu sebagai berikut:
1. Interkoneksi (sambungan) yaitu kemampuan mesih, perangkat, sensor dan orang
untuk terhubung dan berkomunikasi melalui internet of things (IoT) atau internet
of people (IoP). Prinsip ini membutuhkan kolaborasi, keamanan dan standar.
2. Transparasi informasi merupakan kemampuan sistem informasi untuk
menciptakan salinan virtual dunia fisik dengan memperkaya model digital dengan
data sensor termasuk analisis data penyediaan informasi.

12
3. Adanya bantuan teknis yang meliputi: pertama, kemampuan sistem bantuan untuk
mendukung manusia dengan menggabungkan dan mengevaluasi informasi secara
sadar untuk membuat keputusan yang tepat dan memecahkan masalah mendesak
dalam waktu singkat. Kedua, kemampuan sistem untuk mendukung manusia
dengan melakukan bebagai tugas yang tidak menyenangkan, terlalu melelakan
atau tidak aman untuk dilakukan melalui bantan visual dan fisik.
4. Keputusan terdesentralisasi yang merupakan kemampuan sistem fisik maya untuk
membuat keputusan sendiri dan menjalankan tugas seefektif mungkin.
2.9 Data Perkembangan Industrialiasasi 4.0
Konsep Revolusi Industri 4.0 dirasakan belum benar-benar matang dan masih
berkembang. Hal ini dapat dilihar dari jumlah artikel berjudul “ Revolusi Industri 4.0 “
publikasi Scopus masih deskriptif dan konseptual. Konsep yang telah ada tidak dapat
begitu saja dipaksakan untuk diterapkan secara global. Hal ini disebabkan perkembangan
tiap-tiap industri di berbagai belahan dunia beragam dan sangat tergantung dengan
kebijaksanaan pemerintahan masing-masing. selain itu karakteristik perindustrian suatu
negara juga amat menetukan Konsep Revolusi Industri 4.0. Dalam bidang teknologi
Revolusi Industri 4.0.
Perkembangan teknologi saat ini menjadi faktor utama dalam mendorong
pertumbuhan industri di Indonesia. Bahkan, ke depan teknologi bukan lagi menjadi suatu
hal yang baru bagi sektor-sektor industri di Tanah Air. Saat ini Indonesia sedang
memasuki disrubsi era teknologi telah merubah untuk berinteraksi satu sama lain. Tidak
hanya itu internet juga turut mengubah cara kita berinteraksi dengan mesin. Dengan big
data seiring tumbuhnya ekosistem bisnis berbasis online seperti e-commerce, pengolahan
big data layak menjadi salah satu sorotan utama untuk menganalisis kebutuhan dan
keputusan yang tepat. Pengolahan data yang tepat akan memberikan akurasi yang tinggi
untuk memprediksi berkembanganya Revolusi Industri 4.0 seiring perkembangan
teknogi di sector-sektor industri di Indonesia juga negara-negara di dunia. Walaupun
berkembangnya Revolusi Industri 4.0 masih belum benar-benar matang namun nilai
pasar analisis big data, bisnis e-commerce dapat melihat kecenderungan konsumen di
Indonesia menaik, dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Kecenderungan perilaku inilah
yang dimanfaatkan untuk menggagas inovasi yang lebih tepat sasaran. Disini kesiapan
Big Data dapat dikatakan dapat menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0.

13
Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia sehingga memiliki potensi
sebagai penghasil dan pengguna data yang sangat besar. Tak sulit menemukan bukti
pemanfaatan teknologi dan data secara masif, karena dapat kita temukan dengan mudah
dalam kehidupan sehari-hari.Tumbuh suburnya layanan e-dagang dan layanan
transportasi daring menjadi bukti nyata yang tak terbantahkan dari kesuksesan
pemanfaatan teknologi big data di tanah air. Disamping itu, muncul banyak perusahaan
startup yang berbasis data maupun teknologi big data serta artificial intelligence yang
bermunculan. Guna mendorong pemanfaatan teknologi big data untuk menghadapi
revolusi industri 4.0. Perkembangan teknologi big data dan AI, berbagai inisiatif data
nasional seperti Satu Data Indonesia dan Satu Peta Indonesia, serta pemanfaatan big data
dalam bisnis perbankan, e-dagang dan transportasi dalam menjawab tantangan Revolusi
Industri 4.0.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa
kesimpulannya yaitu:
1. Karakteristik revolusi industri 4.0 ditandai dengan berbagai teknologi terapan
(applied technology), seperti advanced robotics, artificial intelligence, internet of
things, virtual and augmented reality, additive manufacturing, serta distributed
manufacturing yang secara keseluruhan mampu mengubah pola produksi dan
model bisnis di berbagai sektor industri.
2. Inovasi telah mendorong terciptanya teknologi yang menghemat penggunaan
tenaga kerja. Hal ini telah mendorong terhapusnya beberapa lapangan pekerjaan,
terutama di negara-negara maju. Contoh pekerjaan yang akan hilang akibat
mekanisasi yaitu teller bank, kasir dll.
3. Peranan manusia, peranan pekerja, peranan inovatif tetap menjadi inti dari
revolusi industri 4.0. Karena apabila tidak ada pekerja siapa yang berpenghasilan,
apabila tidak ada yang berpenghasilan siapa yang membeli barang yang
dihasilkan oleh robot. Contohnya, pada industri pertanian yang tentunya masih
diperlukan tenaga manusia. Sebab industri ini, meskipun bisa menggunakan
robot, namun tenaga manusia masih dibutuhkan.
4. 5 skill yang pertumbuhan permintaannya akan paling tinggi berdasarkan beberapa
sektor industri, di mana sebelumnya sektor tersebut tidak banyak
membutuhkannya yaitu: Complex Problem Solving, Social Skill, Process Skill,
System Skill, Cognitive Abilities Skill.
5. Menurut World Economic Forum kebutuhan kompetensi kerja diklasifikasikan
sebagai berikut: Kemampuan Kognitif, Kemampuan fisik, Keterampilan Konten,
Keterampilan Proses, Keterampilan Sosial, Keterampilan Sistem, Keterampilan
MSDM dan Keterampilan Teknis.
6. Pengolahan data yang tepat akan memberikan akurasi yang tinggi untuk
memprediksi berkembanganya Revolusi Industri 4.0 seiring perkembangan
teknogi di sector-sektor industri di Indonesia juga negara-negara di dunia.
Walaupun berkembangnya Revolusi Industri 4.0 masih belum benar-benar
matang namun nilai pasar analisis big data, bisnis e-commerce dapat melihat
kecenderungan konsumen di Indonesia menaik

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Aldianto, L., Mirzanti, I. R., Sushandoyo, D., & Dewi, E. F. (2018). Pengembangan Science
dan Technopark dalam Menghadapi Era Industri 4.0. Jurnal Manajemen Indonesia
18(1), 68-76.

Drath, R, & Horch, A (2014). Industrie 4.0: Hit or hype?[industry forum]. IEEE industrial
electronic magazine.8(2),pp.56-58.

Ghufron, M. (2018). Revolusi Industri 4.0 : Tantangan, Peluang Dan Solusi Bagi Dunia
Pendidikan. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian &
Pengabdian kepada Masyarakat, 332-337.

Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. (2016). Design Principles for Industrie 4.0 Scenarios.
49th Hawaii International Conference on System Sciences, 3928-3937.

Kagermann, H, Lukas W.D & Wahister.W (2011) Industrie 4.0:Mit dem internet der dinge
auf dem weg zur 4. Industriellen revolution.http//www.vdinachrichren.co/teknik-
Gesellschatt/industrie 4.0 Mit-internet-Dinge-Weg – 4 industriellen-Revolution.

Kagermann, H, Lukas W.D & WahisterSecuring the Future for German Manufacturing
Compenie. Master’s thesis University of Twente.

Kamil, I., Yuliandra, B., & Taufik. (2018). A Study to Investigate Technopreneurship Talent
for Higher Education Students [Engineering, Agriculture Engineering,and Information
Technology Students inUniversitas Andalas Indonesia]. International Journal of
Engineering & Technology, 933-938.

Kovar, J. Mouralova, K,Ksica, F,. Kroupa, J., Andrs,O,. & Hadas, Z. (2016). Virtual reality in
contex of industry 4.0 proposed projects at Brno University of Technology.
Mechatronics- Mechatronika (ME) IEEE 17th internasional Converence, pp. 1-7.

Merkel, A, (2014). Speech by Federal Chancellor Angela Markel to the OECD Conference.
htpp://www.bundesreierung. de/Content/EN/Reden/2014-02-19-0ecd-merkel-paris-en.
html.

Neugebauer, R., Hippmann, S ., Leis, M & Landherr, M (2016). Industrie 4.0-From the
Perspective of Applied ReseachProcedia CIRP, Vol. 57, pp 2-7.

17
18

Anda mungkin juga menyukai