Skripsi
Oleh :
ISMAIL HASAN
F 1105016
FAKULTAS EKONOMI
SURAKARTA
2009
1
BAB I
PENDAHULUAN
selama ini. Pecahnya gelombang krisis pada tahun 1997 tidak saja
terhadap permintaan uang. Naik-turunnya suku bunga SBI yang diikuti oleh
naik turunnya suku bunga deposito dan kredit perbankan yang pada
yang berlangsung cepat. Faktor lain yang juga berperan menciptakan krisis
satu krisis keuangan tersebut adalah gejolak nilai tukar yang telah
2
per tahun sebagai akibat banyaknya perusahaan yang mengurangi aktivitas
xvii).
permintaan uang kas untuk tujuan transaksi ini tergantung dari pendapatan.
Makin tinggi pendapatan, makin besar keinginan akan uang kas untuk
Dalam hal ini bank sentral mempunyai fungsi dan peranan yang
3
mengeluarkan dan mengedarkan mata uang sebagai sarana pembayaran yang
sah disuatu negara. Peran ini vital karena begitu penting dan luasnya fungsi
Fungsi uang tidak lagi dipergunakan sebagai alat pembayaran, tetapi juga
sebagian masyarakat. Pengertian uang tidak lagi sebatas pada uang kartal,
yaitu uang kertas maupun logam, tetapi telah berkembang menjadi berbagai
bentuk dan variasinya, dari uang giral, simpanan di bank, kartu kredit dan
kestabilan nilai dari mata uang yang diedarkan tersebut. Terlebih lagi pada
dunia modern sekarang ketika uang menjadi fiat money, dalam arti bahwa
jaminan dari penerbitan uang tersebut seperti pernah dialami pada jaman
standar emas. Karena itu kestabilan rupiah dari mata uang merupakan
4
masyarakat dapat tetap terjaga. Dalam prakteknya, kestabilan nilai dari mata
uang dimaksud mencakup kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan
jasa yang diukur dan tercermin pada perkembangan nilai tukar atau kurs
mata uang.
Kestabilan nilai mata uang, baik dalam artian inflasi maupun nilai
sehingga perekonomian nasional dapat bergairah. Lebih dari itu, inflasi yang
masyarakat kecil.
rendah. Demikian pula inflasi dan nilai tukar yang tidak stabil akan
kegiatan produksi dan investasi maupun dalam penentuan harga barang dan
nilai tukar sejak tahun 1997 menunjukkan betapa penting mencapai dan
menjaga laju inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil tersebut.
5
perekonomian secara keseluruhan. Konsekuensi atau pengaruh yang buruk
dari kurang terkendalinya jumlah uang beredar tersebut antara lain dapat
utama, yaitu tingkat produksi (output) dan harga. Peningkatan jumlah uang
satu bagian integral dari Kebijakan ekonomi makro yang ditempuh oleh
6
Perkembangan M1 dan M2 di Indonesia pada Pembangunan Jangka
Pertumbuhan uang dalam arti sempit setiap tahun rata-rata selama PJPI
sebesar 25.29% dan pertumbuhan uang dalam arti luas sebesar 30.75%,
beberapa terbitan, diolah). Pertumbuhan uang dalam arti luas ternyata lebih
cepat dibanding dengan uang dalam arti sempit, hal ini disebabkan karena
adanya kenaikan yang pesat dari deposito berjangka dan tabungan di bank-
bank di Indonesia dengan suku bunga yang relatif besar (Prawoto : 2000).
Dengan adanya permasalahan yang cukup rumit, maka dalam hal ini
7
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
moneter.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Bahan referensi atau input bagi peneliti lain yang mempunyai kaitan
kebijakan moneter.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Krisis Moneter
sementara ini telah berlangsung hampir dua tahun dan telah berubah
banyak tempat karena musim kering yang panjang dan terparah selama
oleh Bank Dunia (lihat World Bank: Bab 2 dan Hollinger). Yang
10
keseluruhan masih surplus meskipun defisit neraca berjalan cenderung
Indonesia yang selama ini lemah, hal ini dapat dilihat dari data-data
statistik, tetapi terutama karena utang swasta luar negeri yang telah
mencapai jumlah yang besar. Yang jebol bukanlah sektor rupiah dalam
rupiah yang sangat tajam, akibat dari serbuan yang mendadak dan
bila tetap ada gempuran terhadap mata uang rupiah, maka krisis akan
terjadi juga, karena cadangan devisa yang ada tidak cukup kuat untuk
11
bersusulan. Analisis dari faktor-faktor penyebab ini penting, karena
kebutuhan akan valas dalam jangka pendek dengan jumlah devisa yang
dan politik.
berputar-putar sekitar kurs nilai tukar valas, khususnya dollar AS, yang
dalam rupiah yang tetap, bahkan dalam beberapa hal turun ditambah
PHK, padahal harga dari banyak barang naik cukup tinggi, kecuali
umum sudah kita ketahui: kesulitan menutup APBN, harga telur ayam
naik, utang luar negeri dalam rupiah melonjak, harga BBM, tarif listrik
12
yang tinggi, toko sepi, PHK di mana-mana, investasi menurun karena
melonjak.
Masalah ini hanya bisa dipecahkan secara mendasar bila nilai tukar
valas bisa diturunkan hingga tingkat yang wajar atau nyata (riil).
harga bisa turun dari tingkat yang tinggi dan terjangkau oleh
krisis moneter.
Pada sisi lain merosotnya nilai tukar rupiah secara tajam juga
sekolah ke luar negeri, kebalikannya arus masuk turis asing akan lebih
13
Petani yang berbasis ekspor penghasilannya dalam rupiah
harga beras, gula, kopi dan sebagainya ikut naik. Sayangnya ekspor
lain juga mengalami depresiasi dalam nilai tukar mata uangnya dan
bisa menurunkan harga jual dalam nominasi valas. Hal yang serupa
negara lain.
14
inflasi yang tinggi, sehingga bila nilai tukar rupiah bisa dikembalikan
safety net ini bisa dikurangi secara drastis. Namun secara keseluruhan
dampak negatifnya dari jatuhnya nilai tukar rupiah masih lebih besar
2. Uang
a. Pengertian Uang
b. Kriteria Uang
15
2) Stability of Value
Karena kalau tidak, uang tidak akan diterima secara umum, karena
3) Elastisity of Supply
4) Portability
16
5) Durability
6) Divisibility
satu dengan yang lainnya, semua jenis uang harus dijaga agar tetap
nilainya.
c. Fungsi Uang
17
Artinya, si penjual barang mau menerima uang sebagai
pengumpul kekayaan.
uang harus bisa menyimpan daya beli atau “nilai”. Apabila tidak,
Jadi, misalnya dalam keadaan inflasi yang parah, nilai uang (untuk
18
uang dan lebih suka memegang barang. Uang kehilangan
19
sebagai satuan hitung, sebenarnya pertukaran lewat uang masih
bisa terjadi.
2005 : 13).
1) Motif Transaksi
20
2) Motif Berjaga-Jaga
3) Motif Spekulasi
21
spekulasi dari Keynes merupakan langkah “formalisasi” dari
K = RP………………………………………(1)
tingkat bunga, dan P adalah harga pasar atau nilai sekarang dalam
sebagai berikut :
P = K/R………………………………………..(2)
tingkat bunga turun, maka berarti harga pasar obligasi naik, dan
22
sebaliknya bila tingkat bunga naik maka harga pasar obligasi turun,
atau dengan kata lain semakin tinggi tingkat suku bunga semakin
tingkat bunga yang berlaku (R) dan nilai asset (kekayaan atau
23
Md = [ k Y + Ø (R, W) ] P…………………………..(2)
Md = [ k Y + Ø (R) ] P………………………………(3)
Ms = [ k Y + Ø (R) ] P………………………………(4)
fungsi yang tidak stabil, dalam arti bahwa fungsi ini bisa bergeser
1) Teori Klasik
dari teori ini adalah pada hubungan antara penawaran uang atau
24
a) Irving Fisher
MVt = PT…………………………………….(1)
uang yang diterima oleh penjual. Hal ini berlaku juga untuk
nilai dari barang yang dijual. Nilai dari barang yang dijual sama
25
Md = 1/Vt PT…………………………………….(2)
Md = Ms………………………………………….(3)
Ms = 1/Vt PT……………………………………..(4)
untuk Fisher dan para ahli ekonomi Klasik, adalah selalu pada
(Boediono,2005 : 18).
26
melihat kebutuhan uang atau permintaan akan uang dari
masa mendatang.
27
Md = k PY………………………………………(1)
Ms = Md………………………………………...(2)
sehingga :
Ms = k PY………………………………………(3)
atau :
P = 1/k Ms Y…………………………………....(4)
rencanakan tetap.
28
penurunan surat berharga atau obligasi) maka orang akan
c) Teori Keynes
pada penekanan pada fungsi uang yang lain, yaitu sebagai store
of purchasing power).
29
manfaat (penghasilan dalam bentuk uang ataupun dalam bentuk in
dari uang akan menjadi lebih kecil dari pada marginal returns dari
30
jumlah uang yang ia pegang dan menggantinya dengan aktiva-
2005 : 63).
Md = f (P, r, rFC)
31
Apabila dipertimbangkan pula pandangan Friedman
dinyatakan
dan warga negara asingdalam satu tahun tertentu (Sukirno, 1999: 33).
32
dapat menghitung kenaikan tersebut daritahun ke tahun barang dan
jasa yang dihasilkan haruslah dihitung pada harga yang tetap, yaitu
harga barang dan jasa yang berlaku pada satu tahun tertentu yang
dengan cara ini disebut produk domestik bruto harga konstan. Produk
1990: 16).
domestik bruto ini adalah teori ini kuatitas dari marshall yang
pendapatan.
M=kY.M
Ket:
persamaa
Y : Pendapatan
33
c. Pengaruh Produk Domestik Bruto Terhadap Jumlah Uang
Beredar
prinsip dasar yang sama yaitu tindakan memilih dari individu sebagai
meningkat.
tersebut dari tahun ke tahun, barang dan jasa yang dihasilkan haruslah
dihitung pada harga yang tetap, yaitu harga barang barang yang
berikutnya.
yang dicapai dalam satu tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke
34
nasional adalah istilah yang menerapkan tentang nilai barang-barang
4. Kurs
a. Definisi Kurs
Nilai tukar mata uang atau yang disebut kurs adalah harga satu
unit mata uang asing dalam bentuk mata uang domestik atau dapat
juga dikatakan harga mata uang domestik terhadap mata uang asing
perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya yang
kemudian disebut kurs (Boediono, 1993 : 43). Jadi kurs atau nilai tukar
valuta asing adalah perbandingan nilai atau harga mata uang uang
1997).
35
b. Teori Kurs
Pembentukan kurs
antar negara. Teori ini melihat bahwa nilai tukar atau kurs antara
dua mata uang dari dua negara ditentukan oleh besar kecilnya
negara tersebut.
36
Karena kecepatan proses penyesuaian tersebut ditentukan
pembentukan kurs.
harga uang dari dua jenis mata uang yang bersangkutan. Kurs
37
jenis uang tersebut tetap seimbang. Jika permintaan uang suatu
negara lebih kuat dari negara lain maka akan menguatkan nilai
uang negara tersebut dan nilai uang negara lain akan menjadi
lemah.
38
asumsinya yang menyatakan bahwa uang hanyalah salah satu dari
mata uangnya.
menguntungkan.
39
Dengan demikian adalah nilai dollar AS terapresiasi berarti
uang kuasi akan meningkat, yang berarti jumlah uang beredar pun akan
meningkat.
dalam negeri.
40
Operasi yang dilakukan oleh Bank Sentral ( Bank Indonesia )
SBI dapat dimiliki oleh perbankan atau pihak lain yang ditetapkan oleh
Umum atau pialang pasar uang dan pialang pasar modal yang ditunjuk
oleh BI.
Pialang Pasar
Modal / Uang
Perusahaan / BANK
Masyarakat INDONESIA
BANK UMUM
41
Penerbitan SBI mempunyai dasar hukum dari surat keputusan
3) SBI dapat dibeli melalui pasar dana atau pada saat diterbitkan
oleh BI.
membeli kembali.
42
Operasi pasar
terbuka (OPT)
Harga Stabil
Mengendalikan JUB
yaitu:
mencapai besarnya target uang inti yang ditetapkan. Untuk itu, tiap
diserap.
43
pemerintah di bank Indonesia), mutasi cadangan devisa, serta
44
Intervensi di pasar valuta asing dapat pula dilakukan Bank
Beredar
lebih tinggi.
uang beredar akan turun, dan sebaliknya, ketika suku bunga rendah,
45
maka masyarakat tidak tertarik untuk menabung sehingga jumlah uang
B. Penelitian Terdahulu
Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil. Penelitian ini
secara agregat dipengaruhi oleh tingkat tingkat bunga, uang inti dan
bunga dan uang inti pengaruhnya relatif rendah. Hasil analisis, baik dengan
OLS maupun TSLS tidak jauh berbeda. Hal ini terjadi karena nilai estimasi
tingkat bunga hampir sama dengan nilai yang ditaksir. Meskipun demikian,
metode OLS, baik di lihat dari uji F, uji t, elastisitas dan koefisien determinasi
(Daerobi,2000).
jumlah uang beredar dengan tingkat inflasi di Indonesia. Data yang diambil
adalah time series dalam kurun waktu tahun 1990-2004. Untuk mengetahui
46
ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
uang beredar denagn inflasi digunakan uji kausalitas granger. Adapun yang
dijadikan variabel dependen adalah jumlah uang beredar dalam arti sempit
(M1). Variabel independen dalam penelitian ini adalah uang inti (RM), suku
2000).
47
C. Kerangka Pemikiran
Produk
Domestik Bruto
JumlahUang
Kurs Beredar
Sertifikat
Bank
Indonesia
sentral saja, tetapi juga dipengaruhi oleh sektor swasta (lembaga perbankan
beredar. Masyarakat yang kaya atau mempunyai pendapatan yang tinggi akan
cenderung untuk lebih banyak menggunakan jasa perbankan. Hal ini akan
beredar. Apabila suku bunga naik, maka jumlah uang beredar akan menurun,
48
dan sebaliknya. Ketika suku bunga tinggi, maka masyarakat akan menyimpan
dananya dalam bentuk tabungan sehingga jumlah uang beredar akan turun,
dan sebaliknya, ketika suku bunga rendah, maka masyarakat tidak tertarik
asing, dimana rekening dan deposito dalam valuta asing ini merupakan
komponen uang kuasi, sehingga uang kuasi akan meningkat, yang berarti
D. Hipotesis
2. Diduga tingkat suku bunga akan berpengaruh secara negatif dan tidak
krisis.
sesudah krisis.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
Jumlah Uang Beredar, Produk Domestik Bruto (PDB), Suku Bunga Sertifikat
tahun 1985 sampai dengan Desember 2005, yaitu sebanyak 20 data tahunan
1. Jenis Data
2. Sumber Data
Bruto (PDB), Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan Kurs (Rupiah
diterbitkan oleh Bank Indonesia dari tahun 1985 sampai dengan 2005.
50
C. Definisi Operasional Data
Jumlah uang beredar merupakan seluruh uang kartal, uang giral ditambah
dengan uang kuasi yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat. Jumlah
uang beredar dalam arti luas (M2) dinyatakan dalam satuan rupiah
Produk Domestik Bruto adalah nilai tambah barang dan jasa yang
dihasilkan oleh berbagai sektor produksi di suatu negara dalam jangka waktu
tertentu, dihitung dengan harga konstan atas dasar tahun 2000. PDB riil
Surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank
sistem diskonto yang dinyatakan dalam satuan persen, (Sugiono, 2003: 30).
4. Kurs (X 3 )
Kurs adalah harga per satu unit mata uang asing dalam bentuk mata uang
domestik atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestik terhadap mata
uang asing yang dinyatakan dalam satuan rupiah, (Salvatore, 1997 : 11).
51
D. Teknik Analisis Data
pendekatan model analisis time series (runtut waktu), variabel utama yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah Jumlah Uang Beredar sebagai
Arti stasioner adalah apabila suatu data runtut waktu memiliki rata-rata
tidak stasioner, varians menjadi besar bila jumlah data runtut waktu
52
Dengan menggunakan analisis regresi dapat diprediksi pengaruh
garis lurus akan menghasilkan persamaan yang baik, jika semua titik yang
apabila titik-titik pasangan data tersebar satu sama lain, maka persamaan
2. Uji Statistik
a. Uji t (t - test)
Ho : 1 0
Ha : 1 0
i
t hitung =
Se i
53
Dimana:
i = koefisien regresi
Kriteria pengujian:
1) Jika t > t(α/2;n-k) atau –t < -t(α/2;n-k), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
secara signifikan.
Dimana:
= derajat signifikasi
k = banyaknya parameter
-t/2(n-k) t/2(n-k)
Jika nilai prob-nya < 0,05 maka koefisien regresi itu signifikan
pada tingkat 5%
54
b. Uji F (uji secara bersama-sama)
berikut:
1) Ho : 1 2 3 4 0
Ha : 1 2 3 4 0
R 2 / k - 1
F hitung
1 - R 2 / N - k
Dimana:
R2 = koefisien determinan
k = jumlah variabel
Dimana:
n = jumlah observasi
k = banyaknya parameter
Kriteria pengujian:
55
2) Jika nilai F hitung > F tabel, Ho ditolak dan Ha diterima.
R2
1 1 R / N - k
2
N - k -1
Notasi:
R2 = koefisien determinasi
N = jumlah observasi
k = jumlah variabel
3. Analisis Ekonometrika
a) Uji Multikoliniearitas
56
nilai koefisien korelasi setiap variabel penjelas ( rxi,2 xj ), dengan nilai
koefisien determinasi R 2 xi, xj...xn . Apabila nilai r 2 xi, xj lebih kecil
b) Uji Heteroskedastisitas
(uji t dan uji F) menjadi tidak tepat dan koefisien regresi menjadi tidak
adalah dengan melakukan Uji gletser. Uji ini dilakukan melalui dua
berikut:
Y1 0 1X1 i
e i 0 1X 1 v i
57
Ho = Tidak terdapat heteroskedastisitas
Ha = Terdapat heteroskedastisitas
Bila nilai t hitung < t tabel pada taraf signifikansi tertentu dan
c) Uji Autokorelasi
1997:213).
d < dI : menolak Ho
d < 4 – dI : menolak Ho
58
Ragu-Ragu Ragu-Ragu
Autokorelasi Autokorelasi
Positif Negatif
Tidak ada
autokorelasi
0 dL dU 4 –dU 4 –dL 4 dL
nilai dI dan dU. Apabila dU < d < 4 – dU, maka Ho diterima, yang
maka dapat digunakan B-G Test, yakni berupa regresi atas semua
variabel bebas dalam persamaan regresi OLS tersebut dan variabel lag
sebagai berikut:
59
Ho : 0 berarti tidak ada masalah autokorelasi
Dimana X 2 (0,05) adalah nilai kritis Chi-Square yang ada dalam tabel
60
BAB IV
runtut waktu (time series), dimana data yang dikumpulkan dalam kurun waktu
tertentu dari suatu sample. Dalam penelitiaan ini data yang digunakan adalah
variabel dalam penelitian ini berupa pendekatan teori ekonomi, teori statistik
analisis time series (runtut waktu), variabel utama yang akan digunakan dalam
61
Estimation Command:
=====================
LS M2 C PDB BUNGA KURS
Estimation Equation:
=====================
M2 = C(1) + C(2)*PDB + C(3)*BUNGA + C(4)*KURS
Substituted Coefficients:
=====================
M2 = -258307.7161 + 0.1685564691*PDB - 9467.845658*BUNGA +
108.8397805*KURS
juga akan meningkat 1 satuan dan jika X1 turun 1 satuan maka Y juga akan
meningkat 1 satuan maka Y juga akan meningkat 2 satuan dan jika X2 turun
C. Uji Statistik
1) Uji t
berikut;
a) : 0,05 / 2 : 025
b) Perhitungan uji t :
Nilai t tabel :t ;N–k
2
62
c) Daerah penguji
Ha Ha
diterima Ho diterima
ditolak
-2,110 2,110
Gambar 4.1 Daerah Terima Dan Tolak Uji t
signifikan.
signifikan
2) Uji F
BUNGA dan KURS terhadap jumlah uang beredar (M2). Adapun langkah-
63
a) : 0,05
df : 17
b) Perhitungan uji F
F tabel : 3,20
F hitung : 83.704
c) Daerah pengujian
Ha
Ho diterima
ditolak
3,20 83.704
Gambar 4.2 Daerah Terima Dan Tolak (uji F)
PDB,
BUNGA, 83,704 3,20 0.000000 Signifikan
KURS
Sumber : Data Diolah
Dari hasil pengolahan data diperoleh F hitung = 83,704, sedangkan
F tabel (83,704 > 3,20), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel
64
3) Nilai R2
D. Analisis Ekonomatrika
1) Uji Multikolineritas
antar variabel independen memiliki r 2 yang lebih kecil dari pada R 2 . Hal
65
2) Uji Heteroskedastisitas
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 08/06/09 Time: 12:04
Sample(adjusted): 1986 2005
Included observations: 20 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 8.09E+09 3.15E+09 2.566044 0.0194
RESID^2(-1) 0.250362 0.245030 1.021761 0.3204
R-squared 0.054820 Mean dependent var 1.03E+10
Adjusted R-squared 0.002310 S.D. dependent var 1.01E+10
S.E. of regression 1.01E+10 Akaike info criterion 49.00643
Sum squared resid 1.84E+21 Schwarz criterion 49.10600
Log likelihood -488.0643 F-statistic 1.043996
Durbin-Watson stat 1.860767 Prob(F-statistic) 0.320431
`Sumber : Hasil pengolahan komputer, Eviews
66
Obs*R 2 lebih kecil dari pada χ2 . Hal ini menunjukan bahwa pada model
3) Uji Autokorelasi
dengan observasi lain yang berlainan waktu. Jika terjadi korelasi antara
satu residual dengan residual yang lain, maka model mengandung masalah
Ragu-Ragu Ragu-Ragu
Autokorelasi Autokorelasi
Positif Negatif
Tidak ada
autokorelasi
Nilai Durbin Watson sebesar 1,22 terlatak pada sebelah kiri d u hal
67
Namun juga untuk mengetahui terdapat autokorelasi atau tidak,
dapat juga dihitung dengan B-G Test, yaitu jika nilai probabilitas variabel
empirik lolos dari masalah autokorelasi (Siti Aisyah Tri Rahayu, Modul
1. B-G Test
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 08/06/09 Time: 12:03
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -11717.19 192176.3 -0.060971 0.9521
PDB -0.008307 0.132403 -0.062738 0.9508
BUNGA 1967.008 5104.642 0.385337 0.7051
KURS -0.073161 6.927182 -0.010561 0.9917
RESID(-1) 0.400580 0.261261 1.533254 0.1447
R-squared 0.128107 Mean dependent var 2.63E-11
Adjusted R-squared -0.089867 S.D. dependent var 101760.3
S.E. of regression 106234.4 Akaike info criterion 26.18894
Sum squared resid 1.81E+11 Schwarz criterion 26.43764
Log likelihood -269.9839 F-statistic 0.587717
Durbin-Watson stat 1.737890 Prob(F-statistic) 0.676239
Sumber : Hasil pengolahan komputer, Eviews
68
E. Interpretasi Ekonomi
sebesar 0.168556. Hal ini berarti tanda parameter untuk Produk Domestik
Bruto adalah negatif serta tidak signifikan dan tidak berpengaruh terhadap
jumlah uang beredar M2. Produk Domestik Bruto yang signifikan dengan
suatu proporsi konstan dari tingkat pendapatan nasional. Ini berarti jika
PDB naik 1 milyar rupiah maka jumlah uang beredar M2 akan naik
Hasil dari Produk Domestik Bruto riil dalam penelitian ini sesuai
uang yaitu pada motif transaksi dan berjaga-jaga yang ditentukan oleh
tingkat pendapatan, pada saat pendapatan tinggi lebih banyak uang yang
peningkatan.
Tingkat Bunga sebesar -9467.846. Hal ini berarti tanda parameter untuk
0.082 dan tidak berpengaruh terhadap jumlah uang beredar M2. Ini berarti
69
jika tingkat suku bunga naik 1% maka jumlah uang beredar M2 akan
jumlah uang beredar M2, pengaruh ini sesuai dengan teori yang ada
uang. Dengan demikian salah satu kunci sukses bank ke depan ialah
menjaga suku bunga untuk kredit tetap rendah supaya dapat mengguggah
pertumbuhan di sektor riil terutama kredit investasi dan modal kerja yang
suku bunga kreditnya. Akan lebih baik jika perbankan terus menurunkan
suku bunga kredit sehingga masyarakat bisa mempunyai uang lebih untuk
bahwa Kurs sebesar 108.8398. Hal ini berarti tanda parameter untuk kurs
terhadap jumlah uang beredar M2. Ini berarti jika kurs Dollar mengalami
untuk melakukan transaksi impor tersebut. Nilai tukar suatu mata uang
70
didefinisikan sebagai harga relatif dari suatu mata uang terhadap mata
rupiah dengan dua pertimbangan utama, yaitu : (1) kestabilan nilai tukar
(2) nilai tukar rupiah yang bergejolak dan merosot drastis akan
ditetapkan.
71
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Domestik Bruto riil yang mewakili pendapatan nasional, suku bunga, kurs
Indonesia pada kurun waktu tahun 1985 sampai 2005 dengan metode
Ordinary Least Squares (OLS), dari hasil analisis data yang telah dilakukan
sebesar 0.168556, yang berarti jika PDB naik 1 rupiah maka jumlah
dinaikan 1%, maka jumlah uang beredar turun sebesar -9467.846 rupiah.
berarti jika kurs rupiah naik maka akan berakibat naiknya jumlah beredar
72
B. Saran-saran
1. Melihat dari pengaruh suku bunga SBI terhadap jumlah uang beredar,
pertumbuhan output.
orang dalam satu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. PDB yang
73
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. 2005. Ekonomi Moneter, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 5.
Yogyakarta: BPFE.
2005, 129-142.
Jakarta, 1997.
Iswardono. 1994. Uang dan Bank Uang dan Bank, edisi 4. Yogyakarta: BPFE.
2000 Hal:1-13.
Kebanksentralan.
Indonesia.
74
Gujarati, Damodar, 1998, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta. Indrawati, Sri
UI, Jakarta.
Jakarta.
75