PENDAHULUAN
Revolusi industri merupakan suatu momentum sejarah besar yang menjadi langkah
paling awal dari kemunculan negara-negara industri modern. Revolusi Industri adalah
mekanisasi dalam proses produksi di mana terjadi perubahan dari yang semula produksi
menggunakan tenaga manusia atau binatang berganti menjadi tenaga mesin sehingga proses
produsi semakin cepat dan menghasilkan banyak barang. Revolusi industri pada awalnya
berkembang di Inggris sekitar tahun 1760an yang biasa disebut Revolusi Industri 1.0. Pada
masa revolusi industri masyarakat mulai menggunakan mesin tenun, pemintal, lokomotif
dan lain sebagainya. Mesin menjadi kekuatan paling vital dalam menggerakan produksi.
Revolusi industri pertama kali terjadi di Inggris disebabkan: (1) Inggris merupakan
salah satu negara yang aman pada abad ke-18; (2) Inggris memiliki tenaga kerja yang
mendukung revolusi industri; (3) berkembangnya wiraswasta dan manufaktur; (4) Inggris
kaya akan batubara dan bijih besi; (5) penemuan mesin di Inggris, salah satunya adalah
mesin uap yang ditemukan oleh James Watt; (6) ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mendukung; (7) terjadinya Revolusi Agraria yang disebabkan oleh berkembangnya
kerajinan pakaian wol; serta (8) adanya sistem ekonomi liberal.
Sejauh perjalanan revolusi industri sejak abad ke-18, sekarang ini revolusi industri
telah memasuki fase keempat atau yang disebut Revolusi Industri 4.0. Berbeda dengan
revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi keempat ini memiliki skala, ruang
lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan
dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri
dan pemerintah.
Dalam paper ini akan dibahas mengenai pengertian revolusi industri generasi
keempat. Sejarah dan tahapan revolusi industri mulai dari revolusi industri 1.0 hingga
revolusi industri 4.0 juga penting untuk mengetahui perkembangan revolusi industri dari fase
ke fase. Dalam perkembangannya, revolusi industri memiliki ciri khusus pada setiap fase,
termasuk revolusi industri generasi keempat. Adanya revolusi industri generasi keempat
menimbulkan dampak besar terhadap perekonomian seluruh dunia, khususnya negara
Indonesia ini. Oleh karena itu, negara Indonesia perlu persiapan dalam menghadapi revolusi
industri generasi keempat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Revolusi Industri Generasi Keempat
Prof. Klaus Schwab, Ekonom terkenal dunia asal Jerman, Pendiri dan Ketua
Eksekutif World Economic Forum (WEF) yang mengenalkan konsep Revolusi Industri 4.0.
Dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution”, Prof Schwab (2017)
menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara
fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi
keempat ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan
teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi
semua disiplin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami
terobosoan berkat kemajuan teknologi baru diantaranya (1) robot kecerdasan buatan
(artificial intelligence robotic), (2) teknologi nano, (3) bioteknologi, dan (4) teknologi
komputer kuantum, (5) blockchain (seperti bitcoin), (6) teknologi berbasis internet, dan (7)
printer 3D.
Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital
yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini
atau generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas.
Teknologi internet yang semakin masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di
seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi
secara online. Munculnya bisnis transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab
menunjukkan integrasi aktivitas manusia dengan teknologi informasi dan ekonomi menjadi
semakin meningkat. Berkembangnya teknologi autonomous vehicle (mobil tanpa supir),
drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan nanoteknologi semakin menegaskan bahwa
dunia dan kehidupan manusia telah berubah secara fundamental.
Revolusi Industri 1.0 berlangsung periode antara tahun 1750-1850. Saat itu
terjadi perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan,
transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi generasi 1.0 melahirkan sejarah ketika tenaga
manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Salah satunya adalah kemunculan
mesin uap pada abad ke-18. Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil mengerek naik
perekonomian secara dramatis di mana selama dua abad setelah Revolusi Industri terjadi
peningkatan rata-rata pendapatan perkapita Negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat.
Revolusi Industri 2.0, juga dikenal sebagai Revolusi Teknologi adalah sebuah fase
pesatnya industrialisasi di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Revolusi Industri 1.0 yang
berakhir pertengahan tahun 1800-an, diselingi oleh perlambatan dalam penemuan makro
sebelum Revolusi Industri 2.0 muncul tahun 1870. Meskipun sejumlah karakteristik
kejadiannya dapat ditelusuri melalui inovasi sebelumnya di bidang manufaktur, seperti
pembuatan alat mesin industri, pengembangan metode untuk pembuatan bagian suku
cadang, dan penemuan Proses Bessemer untuk menghasilkan baja, Revolusi Industri 2.0
umumnya dimulai tahun 1870 hingga 1914, awal Perang Dunia I. Revolusi industri generasi
2.0 ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam
(combustionchamber). Penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat
terbang, dll yang mengubah wajah dunia secara signifikan.
Kemunculan teknologi digital dan internet menandai dimualinya Revolusi Indusri
3.0. Proses revolusi industri ini kalau dikaji dari cara pandang sosiolog Inggris David Harvey
sebagai proses pemampatan ruang dan waktu. Ruang dan waktu seamkin terkompresi. Dan,
ini memuncak pada revolusi tahap 3.0, yakni revolusi digital. Waktu dan ruang tidak lagi
berjarak. Revolusi kedua dengan hadirnya mobil membuat waktu dan jarak makin dekat.
Revolusi 3.0 menyatukan keduanya. Sebab itu, era digital sekarang mengusung sisi kekinian
(real time). Selain mengusung kekinian, revolusi industri 3.0 mengubah pola relasi dan
komunikasi masyarakat kontemporer. Praktik bisnis pun mau tidak mau harus berubah agar
tidak tertelan zaman. Namun, revolusi industri ketiga juga memiliki sisi yang layak
diwaspadai. Teknologi membuat pabrik-pabrik dan mesin industri lebih memilih mesin
ketimbang manusia. Apalagi mesin canggih memiliki kemampuan berproduksi lebih
berlipat. Konsekuensinya, pengurangan tenaga kerja manusia tidak terelakkan. Selain itu,
reproduksi pun mempunyai kekuatan luar biasa. Hanya dalam hitungan jam, banyak produk
dihasilkan. Jauh sekali bila dilakukan oleh tenaga manusia.
Pada revolusi industri generasi 4.0, manusia telah menemukan pola baru ketika
disruptif teknologi (disruptivetechnology) hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan
perusahaan-perusahaan incumbent. Sejarah telah mencatat bahwa revolusi industri telah
banyak menelan korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa. Lebih dari itu,
pada era industri generasi 4.0 ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan, namun
kelincahan perusahaan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat. Hal ini
ditunjukkan oleh Uber yang mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi di
seluruh dunia atau Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama di industri jasa
pariwisata. Ini membuktikan bahwa yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan
yang besar memangsa yang kecil.
REFERENSI
http://elmecon-mk.com/article/dampak-revolusi-industri-4-0/. [online]. Diakses pada
Selasa, 5 Juni 2018.
https://finance.detik.com/industri/d-3952668/apa-itu-revolusi-industri-40. 04/04/2018.
[online]. Diakses pada Selasa, 5 Juni 2018.
https://googleweblight.com/i?u=https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/04/134003826/
5-industri-utama-disiapkan-untuk-revolusi-industri-40&hl=en-ID. 04/04/2018. [online].
Diakses pada Selasa, 5 Juni 2018.
https://ivoox.id/revolusi-industri-dari-1-0-hingga-4-0/. 31/03/2018. [online]. Diakses pada
Selasa, 5 Juni 2018.
https://www.bernas.id/60821-kenali-ciri-revolusi-industri-40-dan-cari-peluangmu-di-
sini.html. 10/02/2018. [online]. Diakses pada Selasa, 5 Juni 2018.
Rosyadi, Slamet. 2018. Revolusi Industri 4.0: Peluang Dan Tantangan Bagi Alumni
Universitas Terbuka. Universitas Jenderal Soedirman.
Uly, Yohana Artha. 2018. Pemerintah Prioritaskan 5 Sektor Hadapi Revolusi Industri 4.0,
Apa Saja?. [online].
https://economy.okezone.com/read/2018/03/29/320/1879665/pemerintah-prioritaskan-5-
sektor-hadapi-revolusi-industri-4-0-apa-saja. Diakses pada Selasa, 5 Juni 2018.