Kelas : X.A
Mapel : Informatika
REVOLUSI INDUSTRI
Perkembangan Revolusi Industri 1.0
Revolusi Industri 1.0 adalah era yang terjadi pada abad ke-18 (1760–1840) dan ditandai dengan
adanya penemuan mesin uap pada tahun 1776 oleh James Watt di negara Inggris sehingga
membawa perubahan besar di berbagai sektor.
Mesin uap dengan bahan bakar batu bara ini ditenagai oleh mesin dan kebanyakan diperuntukkan
untuk produksi tekstil di Inggris.
Seiring berjalannya waktu, mesin uap berkembang pula di berbagai industri lain. Mulai dari
pertanian, pertambangan, transportasi, sampai ke manufaktur pun mulai menggantikan tenaga
manual.
Pada era ini jugalah pertama kali kegiatan produksi massal terjadi demi memenuhi kebutuhan yang
semakin bertambah jumlahnya. revolusi industri 1.0 ini terjadi di negara Inggris karena disebabkan
oleh beberapa hal:
1. Situasi politik dan ekonomi yang stabil di negara Inggris
2. Inggris kaya akan sumber daya alam
3. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi
4. Dukungan pemerintah terhadap penemuan di bidang teknologi (Hak Paten)
5. Arus urbanisasi dan perdagangan yang baik
6. Munculnya paham ekonomi liberal
7. Terjadinya revolusi agraria
Dampak Revolusi Industri 1.0
Perubahan besar tersebut ditandai dengan cara manusia dalam mengelola sumber daya serta
memproduksi produk khususnya di beberapa bidang seperti, pertanian, manufaktur, transformasi,
pertambangan dan teknologi di seluruh dunia.
Dengan adanya revolusi industri 1.0 tersebut akan menjadikan proses produksi yang ada menjadi
lebih cepat, efisien, dan mudah.
Era Revolusi Industri 2.0
Perkembangan Revolusi Industri 2.0
Setelah era 1.0 berakhir, revolusi industri pun masuk ke tahap selanjutnya yaitu Revolusi Industri
2.0.
Revolusi Industri 2.0 adalah era revolusi yang terjadi sekitar awal abad ke-19 (1870-an) dan
berfokus kepada efisiensi mesin di setiap lini (Assembly Line) dalam proses produksi karena
ditemukannya tenaga listrik.
Dengan adanya lini produksi pada tahun 1913, menyebabkan proses produksi yang ada berubah
total secara keseluruhan.
Proses produksi mobil tidak lagi memerlukan banyak tenaga untuk merakit dari awal hingga
akhir. Diselesaikan dengan konsep Lini Produksi (Assembly Line) dengan
memanfaatkan Conveyor Belt.
Prinsip ini lalu berkembang menjadi spesialisasi, dimana 1 orang hanya menangani 1 proses
perakitan.
Dampak Revolusi Industri 2.0: paling terlihat adalah di saat Perang Dunia II, dimana kala itu
produksi kendaraan perang seperti tank, pesawat, dan senjata tempur lainnya diproduksi secara
besar-besaran.