Anda di halaman 1dari 6

Perkembangan

Revolusi Industri Mulai


Era 1.0 Sampai 4.0
Mengintip Perkembangan Revolusi Industri Mulai
Era 1.0 Sampai 4.0

Revolusi Industri telah berlangsung lebih dari 3 abad lamanya, sehingga


mengakibatkan banyak perubahan di berbagai sektor kehidupan.
Bagaimana sebenarnya perkembangan dunia industri dari awal hingga saat ini?

Industri terus berkembang dari masa ke masa, karena itulah muncul


istilah Revolusi Industri yang merujuk kepada perubahan besar dari sektor
industri itu sendiri. Era revolusi industri pertama diketahui terjadi pada tahun
1750–1850, hingga abad ini era revolusi industri sudah masuk ke tahap 4.0

Apa artinya? Tentu saja berarti dunia industri telah melewati 4 tahap revolusi,
yang pastinya sudah berubah jauh. Sebelum era revolusi industri pertama,
semua pengerjaan masih dilakukan secara manual, dan sekarang kita lihat
beberapa sudah beralih secara otomatis.
1. Era Revolusi Industri 1.0: Mesin Uap

Revolusi Industri 1.0 ini dimulai ketika ditemukannya mesin uap di negara
Inggris. Hal ini ditandai dengan digunakannya mesin tenun mekanis bertenaga
uap pertama di dunia. Mesin tersebut digunakan untuk meningkatkan
produktivitas industri tekstil yang dulunya masih dikerjakan manual oleh
tangan manusia.
Penggunaan mesin uap pun semakin berkembang ke ranah transportasi.
Setelah ditemukannya mesin uap pada tahun 1776 oleh James Watt, maka era
transportasi yang lama pun perlahan berakhir.
Seiring berjalannya waktu, mesin uap berkembang pula di berbagai industri
lain. Mulai dari pertanian, pertambangan, transportasi, sampai ke manufaktur
pun mulai menggantikan tenaga manual. Di era ini jugalah pertama kali
kegiatan produksi massal terjadi.
Diketahui pendapatan per kapita negara-negara di dunia meningkat hingga 6
kali lipat berkat terjadinya Revolusi Industri 1.0 ini.
2. Era Revolusi Industri 2.0: Lini Produksi (Assembly Line)
Setelah era Revolusi Industri 1.0 berakhir pada tahun 1850-an, revolusi industri
pun masuk ke tahap selanjutnya yaitu Revolusi Industri 2.0 dengan
ditemukannya tenaga listrik.
Berbeda dengan revolusi pertama yang lebih berfokus kepada efisiensi mesin,
Revolusi Industri 2.0 lebih berfokus kepada proses produksi itu sendiri.
Salah satu contohnya adalah proses pembuatan mobil yang pada awalnya tidak
bisa dilakukan di tempat lain karena biaya yang sangat mahal, kemudian
diselesaikan dengan konsep Lini Produksi (Assembly Line) yang
memanfaatkan conveyor belt pada tahun 1913. Akibatnya proses perakitan
mobil bisa dilakukan lebih efisien oleh orang lain di tempat yang berbeda.
Prinsip ini lalu berkembang menjadi spesialisasi, dimana 1 orang hanya
menangani 1 proses perakitan.
Dampak Revolusi Industri 2.0 lain yang paling terlihat adalah saat Perang Dunia
II, dimana kala itu produksi kendaraan perang seperti tank, pesawat, dan
senjata tempur lainnya diproduksi secara besar-besaran.
3. Era Revolusi Industri 3.0: Teknologi Otomasi

Era teknologi disebut sebagai pemicu dimulainya Revolusi Industri 3.0. Di era
ini, peran manusia di industri pun mulai dikurangi, kemudian digantikan
dengan mesin-mesin pintar berteknologi khusus yang bisa memprediksi dan
membuat keputusan sendiri.
Penggunaan komputer mulai menggantikan hal-hal yang dulunya dilakukan
oleh manusia. Seperti mengirim dokumen, menghitung formula yang rumit,
sampai membuat pencatatan keuangan.
Dalam dunia manufaktur, Revolusi Industri 3.0 bisa dibilang merupakan
revolusi yang sangat penting. Mengingat manufaktur menuntut ketepatan dan
ketelitian yang sangat tinggi, dimana dua hal tersebut sangatlah sulit dilakukan
oleh manusia. Penggunaan teknologi pun menjadi sebuah solusi yang tepat,
sehingga produksi dalam jumlah yang besar dapat dilakukan secara otomatis,
cepat, dan juga berkualitas.
4. Era Revolusi Industri 4.0: Digital dan Internet

Revolusi Industri 4.0 dimana berfokus kepada perkembangan dunia digital dan
internet (Internet of Things). Berbagai inovasi seperti robot yang terhubung ke
internet, Artificial Intelligence (AI), cloud computing, dan sebagainya berkembang
sangat pesat di era ini.
Teknologi baru yang belum pernah ada sebelumnya seperti ojek online, tarik tunai
lewat ponsel, sampai warung digital pun bermunculan di era revolusi industri terbaru
ini.
Dalam skala industri, Revolusi Industri 4.0 meningkatkan kemampuan software dan
internet untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Salah satu contohnya adalah
pengumpulan data historis mesin oleh software yang digunakan untuk
menjadwalkan maintenance bulanan secara otomatis. Data-data tersebut nantinya
akan diproses oleh algoritma, sehingga menghasilkan keputusan logis layaknya
manusia.
Bahkan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian, mencanangkan
tajuk Making Indonesia 4.0 agar Indonesia bisa lebih siap dalam menghadapi Revolusi
Industri 4.0. Hal ini salah satunya ditandai dengan diperbaikinya berbagai infrastruktur
telekomunikasi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai