Anda di halaman 1dari 12

Tantangan IMM dalam menghadapi Society 5.

MUHAMMAD HAFIZ B.SYAFRUDIN


1900015019
KOMSARIAT FAST
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Society 1.0
Revolusi Industri yang pertama terjadi pada abad ke-18 ditandai dengan penemuan
mesin uap yang digunakan untuk proses produksi barang. Saat itu, di Inggris, mesin uap
digunakan sebagai alat tenun mekanis pertama yang dapat meningkatkan produktivitas
industri tekstil. Peralatan kerja yang awalnya bergantung pada tenaga manusia dan hewan
akhirnya digantikan dengan mesin tersebut.
Selain itu, mesin uap digunakan pada bidang transportasi. Transportasi
internasional pada masa itu adalah transportasi laut yang masih menggunakan tenaga
angin. Namun, angin tidak dapat sepenuhnya diandalkan karena bisa jadi angin bertiup dari
arah yang berlawanan atau bahkan tidak ada angin sama sekali.
Penggunaan tenaga angin pada alat transportasi pun mulai berkurang semenjak
James Watt menemukan mesin uap yang jauh lebih efisien dan murah dibandingkan mesin
uap sebelumnya pada 1776. Dengan mesin uap tersebut, kapal dapat berlayar selama 24
jam penuh jika mesin uap tetap didukung dengan kayu dan batu bara yang cukup.
Revolusi industri memungkinkan bangsa Eropa mengirim kapal perang ke seluruh
penjuru dunia dalam waktu yang jauh lebih singkat. Negara-negara imperialis di Eropa
mulai menjajah kerajaan-kerajaan di Afrika dan Asia. Selain penjajahan, terdapat dampak
lain dari revolusi industri, yaitu pencemaran lingkungan akibat asap mesin uap dan limbah-
limbah pabrik lainnya.
2. Society 2.0
Revolusi industri 2.0 terjadi di awal abad ke-20. Revolusi industri ini ditandai
dengan penemuan tenaga listrik. Tenaga otot yang saat itu sudah tergantikan oleh mesin
uap, perlahan mulai tergantikan lagi oleh tenaga listrik. Walaupun begitu, masih ada
kendala yang menghambat proses produksi di pabrik, yaitu masalah transportasi. 
Di akhir 1800-an, mobil mulai diproduksi secara massal. Produksi massal ini tidak
lantas membuat proses produksinya memakan waktu yang cepat karena setiap mobil harus
dirakit dari awal hingga akhir di titik yang sama oleh seorang perakit mobil. Artinya, untuk
merakit banyak mobil, proses perakitan harus dilakukan oleh banyak orang yang merakit
mobil dalam waktu yang bersamaan.
Revolusi terjadi dengan terciptanya "lini produksi" atau assembly line yang
menggunakan "ban berjalan" atau conveyor belt pada 1913. Hal ini mengakibatkan proses
produksi berubah total karena untuk menyelesaikan satu mobil, tidak diperlukan satu orang
untuk merakit dari awal hingga akhir. Para perakit mobil dilatih untuk menjadi spesialis
yang mengurus satu bagian saja.
Selain itu, para perakit mobil telah melakukan pekerjaannya dengan bantuan alat-
alat yang menggunakan tenaga listrik yang jauh lebih mudah dan murah daripada tenaga
uap.
Revolusi industri kedua ini juga berdampak pada kondisi militer pada perang dunia
II. Ribuan tank, pesawat, dan senjata diciptakan dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini
produksi dan ban berjalan. Hal ini terjadi karena adanya produksi massal (mass
production). Perubahan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri boleh dibilang
menjadi komplit.
3. Society 3.0
Setelah revolusi industri kedua, manusia masih berperan sangat penting dalam
proses produksi berbagai macam jenis barang. Tetapi, setelah revolusi industri yang ketiga,
manusia tidak lagi memegang peranan penting. Setelah revolusi ini, abad industri pelan-
pelan berakhir dan abad informasi dimulai.
Jika revolusi pertama dipicu oleh mesin uap, revolusi kedua dipicu oleh ban
berjalan dan listrik, revolusi ketiga ini dipicu oleh mesin yang dapat bergerak dan berpikir
secara otomatis, yaitu komputer dan robot.
Salah satu komputer pertama yang dikembangkan di era perang dunia II sebagai
mesin untuk memecahkan kode buatan Nazi Jerman adalah komputer bernama Colossus.
Komputer yang dapat diprogram tersebut merupakan mesin raksasa sebesar ruang tidur
yang tidak memiliki RAM dan tidak bisa menerima perintah dari manusia
melalui keyboard. Komputer purba tersebut hanya menerima perintah melalui pita kertas
yang membutuhkan daya listrik sangat besar, yaitu 8.500 watt.
Namun, kemajuan teknologi komputer berkembang luar biasa pesat setelah perang
dunia kedua selesai. Penemuan semikonduktor, transistor, dan kemudian integrated
chip (IC) membuat ukuran komputer semakin kecil, listrik yang dibutuhkan semakin
sedikit, serta kemampuan berhitungnya semakin canggih.
Mengecilnya ukuran membuat komputer bisa dipasang di mesin-mesin yang
mengoperasikan lini produksi. Komputer pun mulai menggantikan banyak manusia sebagai
operator dan pengendali lini produksi.
4. Society 4.0
Inilah revolusi industri yang saat ini sedang ramai diperbincangkan. Bahkan,
diangkat menjadi salah satu topik dalam Debat Capres 2019. Industri 4.0 adalah tren di
dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi siber. Istilah
industri 4.0 berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih Pemerintah
Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik.
Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan
pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem siber-fisik, internet of things (IoT), cloud
computing, dan cognitive computing.
Tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk ekonomi,
dunia kerja, bahkan gaya hidup. Singkatnya, revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi
cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia.
Banyak hal yang tak terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba muncul dan menjadi inovasi
baru, serta membuka lahan bisnis yang sangat besar. Contoh terdekatnya, munculnya
transportasi dengan sistem ride-sharingseperti Go-Jek dan Grab. Kehadiran revolusi
industri 4.0 memang menghadirkan usaha baru, lapangan kerja baru, dan profesi baru yang
tak terpikirkan sebelumnya.
Tidak dapat dipungkiri, berbagai aspek kehidupan manusia akan terus berubah
seiring dengan revolusi dan perkembangan teknologi yang terjadi. Memang perubahan
seringkali diiringi banyak dampak negatif dan menimbulkan masalah-masalah baru.
Namun, perubahan juga selalu bisa membawa masyarakat ke arah yang lebih baik.
5. Society 5.0
Dalam kehidupan saat ini, ekonomi merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan saat ini, untuk itu Society 5.0 ada untuk mengintegrasikan antara kehidupan
dunia hanyat dan dunia maya. Sebenarnya konsep revolusi 4.0 dan Society 5.0 tidak
memiliki perbedaan yang jauh. Hanya saja konsep Society 5.0 lebih memfokuskan konteks
terhadap manusia. Jika Revolusi industry 4.0 menggunakan AI, dan kecerdasan buatan
yang merupakan komponen utama dalam membuat perubahan di masa yang akan datang.
Sedangkan Society 5.0 menggunakan teknologi modern hanya saja mengandalkan manusia
sebagai komponen utamanya. Dirilisnya konsep Society 5.0 juga merupakan jawaban dari
tantangan yang sedang dihadapi Jepang. Jepang sendiri saat ini sedang mengalami masalah
akibat berkurangnya populasi. Hal ini membuat penduduk pada usia produktif menjadi
berkurang. Dan Jepang berusaha untuk menstabilkan kondisi tersebut salah satunya dengan
menerapkan konsep Society 5.0.
Konsep Society 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep sebelumnya.
Pada Society 1.0, manusia masih berada di era berburu dan mengenal tulisan. Pada Society
2.0 adalah era pertanian dimana manusia sudah mulai mengenal bercocok tanam. Lalu
pada Society 3.0 sudah memasuki era industry yaitu ketika manusia sudah mulai
menggunakan mesin untuk menunjang aktivitas sehari-hari, setelah itu munculah Society
4.0 yang kita alami saat ini, yaitu manusia yang sudah mengenal komputer hingga internet
juga dalam penerapannya di kehidupan. Jika Society 4.0 memungkinkan kita untuk
mengakses juga membagikan informasi di internet. Society 5.0 adalah era dimana semua
teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri. Internet bukan hanya sekedar untuk
berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan.
Dalam Society 5.0, nilai baru yang diciptakan melalui perkembangan teknologi
dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi pada
kemudian hari.
Memang terdengar sulit untuk dilakukan mengingat saat ini masalah tersebut masih
saja terjadi terutama di Negara berkembang seperti Indonesia. namun bukan berarti tidak
bisa di lakukan. Jepang sendiri sudah membuktikan sebagai Negara dengan teknologi
paling maju saat ini. Tentunya dengan hal tersebut. Jepang tentunya akan terus
mengembangkan teknologi hingga konsep Society 5.0 bisa terealisasikan sepenuhnya.
Pada Society 5.0 masyarakat tidak perlu repot-repot lagi dalam melakukan sesuatu
yang dianggap sulit. Sebagai contoh, pada zaman ini, ketika melakukan pengiriman barang,
perlu waktu berhari-hari hingga barang itu bisa sampai, belum lagi kendala teknis yang
memungkinkan proses pengiriman tersebut menjadi semakin lama. Society 5.0 mencoba
membuat sesuatu yang lebih modern dengan cara menggunakan drone sebagai alat bantu
manusia. Dengan didukung dengan Iot, robot, juga kecerdasan buatan, drone dapat
mempercepat pengiriman barang sehingga waktu yang diperlukan juga lebih singkat dan
tentunya meminimalisir kendala teknis yang ada. Selanjutnya dalam bidang kesehatan,
teknologi AI memungkinkan kita untuk mengetahui informasi kesehatan keluarga kita,
dengan begitu kita tidak perlu cemas ketika sewaktu-waktu keluarga kita mengalami
masalah pada kesehatan kita, karena dengan bantuan AI juga kecerdasan buatan, dapat
memberikan informasi mengenai detak jantung juga tekanan darah. Society akan sangat
berguna pada rumah pintar, jika setiap bangun tidur kita membutuhkan alarm. Namun AI
bisa memastikan apakah kita benar-benar bangun atau tidak, juga ketika rumah kita sedang
ditinggal pergi, AI dapat membuat sistem keamanan seperti CCTV namun dalam aspek
yang lebih modern sehingga rumah bisa lebih aman untuk ditinggali.
Lalu dalam bidang transportasi, sebagian orang pasti mempunyai rumah yang akses
jalannya tidak mendukung dengan transportasi yang ada, sehingga akses rute terkadang
tidak terdapat di internet. Bagi lansia mungkin akan semakin kesulitan mengingat tenaga
mereka yang sudah tidak seperti dulu lagi, dan tentunya akan kesulitan dalam
menggunakan teknologi yang ada. AI dapat memungkinkan kendaraan umum bisa
mengakses rute terpencil dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal untuk menyewa
supir. AI bisa mendeteksi apakah pengendara tersebut mengantuk ataupun tidak dalam
kondisi yang baik sehingga dapat mengurangi resiko kecelakaan. Sebenarnya contoh-
contoh kecil dari konsep Society 5.0 sudah ada dan beberapa sudah kita rasakan. Hanya
saja belum terintegrasi satu dengan lainnya. Society 5.0 merupakan suatu program dimana
inovasi yang dilakukan bukan semata hanya mengenal inovasi teknologi melainkan apa
kebutuhan dari masyarakat.
Meski saat ini banyak orang yang memperdebatkan mengenai konsep Revolusi
Industri 4.0 juga Society 5.0 bukan berarti kedua konsep tersebut merugikan, hanya saja
bagaimana kita menyikapinya. Sebagain orang berpendapat bahwa Society 5.0 lebih baik
karena dianggap lebih humanis dibanding Revolusi 4.0. Namun bukan berarti Revolusi 4.0
tidak bisa bersaing karena pada dasarnya konteks dari kedua konsep tersebut hampir sama
yaitu berusaha untuk mengembangkan teknologi ke arah yang lebih baik. Mengenai
penerapannya di Indonesia, cepat atau lambat konsep ini pasti akan diterapkan di Indonesia
karena Negeri kita sendiri membutuhkan teknologi yang lebih baik demi mencegah
kesenjangan sosial dan masalah ekonomi yang ada. Kita tidak akan tau apakah kita akan
bergantung pada kedua konsep tersebut di kemudian hari, hanya saja kita harus siap ketika
konsep tersebut mulai diterapkan di Indonesia.

BAB 2
BADAN ESSAY

PENGERTIAN MAHASISWA
1. MENURUT KBBI (KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA)
Mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi serta dalam struktur pendidikan
Indonesia menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi di antara yang lainnya.
2. MENURUT KNOPFEMACHER [DALAM SUWONO, 1978]
Mahsiswa adalah insan-insan calon sarjana yang terlibat dalam suatu
instansi perguruan tinggi, dididik serta di harapkan menjadi calon – calon
intelektual.
3. MENURUT SARWONO [1978]
Mahasiawa adalah setiap orang yang secara resmi telah terdaftar untuk
mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar antara 18 – 30
tahun. Mahasiswa adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh
status karena memiliki ikatan dengan perguruan tinggi.
Mahasiswa juga merupakan seorang calon intelektual ataupun cendekiawan
muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai
predikat dalam masyarakat itu sendiri
CIRI-CIRI MAHASISWA MENURUT KARTONO (DALAM ULFAH, 2010) :
Mahasiswa memiliki kemampuan dan juga kesempatan untuk belajar di
perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan dalam golongan intelegensia.
Dengan memiliki kesempatan yang ada, mahasiswa diharapkan kelak bisa
bertindak sebagai pemimpin yang mampu serta terampil, baik sebagai pemimpin
masyarakat maupun dalam dunia kerja nantinnya.
Mahasiswa diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi
proses modernisasi dalam kehidupan mayarakat.
Mahasiswa diharapkan mampu memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang
berkualitas serta profesional.
PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA :
1. MENURUT GUARDIAN OF VALUE
Anda yang sudah dikatakan sebagai pelajar tingkat tinggi memiliki peran
sebagai penjaga nilai-nilai masyarakat yang kebenarannya mutlak, yakni
menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan sifat
yang dibutuhkan dalam kehidupan dalam masyarakat lainnya.
Selain itu juga, dituntut pula untuk mampu berpikir secara ilmiah tentang
nilai-nilai yang mereka jaga. Bukan hanya itu saja, Anda juga sebagai pembawa,
penyampai, dan penyebar nilai-nilai serta ilmu-ilmu yang telah mereka pelajari.
2. MENURUT AGENT OF CHANGE
Mahasiswa juga bertindak sebagai penggerak yang mengajak seluruh
masyarakat untuk dapat bergerak dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih
baik lagi, dengan pertimbangan berbagai ilmu, gagasan, serta pengetahuan yang
mereka miliki. Bukan waktunya lagi sebagai orang yang berpendidikan tinggi
hanya diam dan juga tidak peduli dengan permasalahan banggsa dan juga
negarannya, karena dipundak merekalah (mahasiswa) titik kebangkitan suatu
negara atau bangsa diletakan.
3. MENURUT MORAL FORCE
Mahasiswa memiliki tingkat pendidikan yang paling tinggi, sehingga
‘diwajibkan’ untuk mereka memiliki moral yang baik pula. Tingkat intelektual
seorang mahasiswa akan disejajarkan dengan tingkat moralitasnya dalam
kehidupannya. Hal ini yang menyebabkan mengapa seseorang yang berpedidikan
tinggi dijadikan kekuatan dari moral bangsa yang diharapkan mampu menjadi
contoh dan juga penggerak perbaikan moral pada masyarakat.
PERAN ISTIMEWA MAHASISWA ;
Mahasiswa mempunyai peran istimewa yang telah dikelompokkan dalam
tiga fungsi, yakni
1. SEBAGAI SOCIAL CONTROL
Mahasiswa dengan pendidikannya sehingga memiliki kemampuan
intelektual, kepekaan sisoal serta sikap kritisnya, kelak diharapkan mahasiswa
mampu menjadi pengontrol sebuah kehidupan sosial dalam masyarakat dengan
cara memberikan saran, kritik dan juga solusi untuk permasalahan sosial
masyarakat maupun permasalahan bangsa.
Peran mahasiswa sebagai social control terjadi saat ada hal yang tidak beres
maupun ganjil dalam masyrakat. Siswa/i yang mengecam pendidikan tinggi sudah
seharusnya memberontak terhadap kebusukan-kebusukan yang terjadi dalam
birokrasi yang selama ini dianggap lazim.
Kemudian jika sudah manusia berpedidikan tinggi acuh dan juga tidak
peduli dengan lingkungannya, maka sudah tidak ada lagi harapan yang lebih baik
untuk kehidupan bangsa nantinnya
Memang sudah seharusnya sebagai seorang berpendidikan menumbuhkan
jiwa kepedulian sosialnya, dimana yang berpendidikan harus peduli terhadap
masyarakat. Sebab manusia yang berpedidikan tinggi adalah bagian dari
masyarakat. Kepedulian tersebut bukan hanya diwujudkan dalam bentuk demo
ataupun turun kejalan saja, tetapi dengan pemikiran-pemikiran cemerlangnya,
diskusi-diskusi, atau memberikan bantuan moril dan juga materil kepada
masyarakat serta bangsa.
2. SEBAGAI AGENT OF CHANGE :
Pelajar tingkat tinggi juga sebagai agen perubahan. yakni bertindak bukan
ibarat pahlawan yang datang ke sebuah negeri kemudian dengan gagahnya
mengusir para penjahat serta dengan gagah sang pahlawan pergi dari daerah
tersebut diiringi tepuk tangan oleh penduduk setempat. Dalam artian ini
mahasiswa tidak hanya menjadi penggagas perubahan, tetapi sebagai objek atau
pelaku dalam perubahan tersebut. Sikap kritis yang positif harus dimiliki dan
sering dapat membuat sebuah perubahan besar dan juga membuat para pemimpin
yang tidak berkompeten menjadi gerah serta cemas.
Banyak pembodohan serta ketidakadilan yang telah dilakukan oleh
pemimpin bangsa ini. Sudah seharusnya Anda berpikir untuk mengembalikan dan
juga mengubah keadaan tersebut. Perubahan yang dimaksud yakni perubahan
kearah yang positif serta tidak menghilangkan jati dirinya sebagai mahasiswa dan
juga Bangsa Indonesia.
3. SEBAGAI IRON STOCK :
Pelajar tingkat tinggi juga memiliki peran sebagai generasi penerus bangsa
sangat diharapkan mempunyai kemampuan, ketrampilan, serta akhlak mulia untuk
dapat menjadi calon pemimpin yang siap pakai. Anda itu merupakan sebuah asset,
cadangan, dan juga harapan bangsa untuk masa depan.
Kamu bukan hanya sebagai kaum akademisi intelektual yang hanya duduk
serta mendengarkan dosen dalam ruangan perkuliahan saja. Kamu harus
memperkaya dirinnya dengan pengetahuan yang lebih baik juga dari segi
keprofesian maupun kemasyarakatan.
Ini juga merupakan sebagai iron stock yakni merupakan seorang calon
pemimpin bangsa masa depan yang kelak akan menggantikan generasi yang telah
ada, jadi tidak cukup jika hanya dengan memupuk ilmu yang spesifik saja. Perlu
pula adanya soft skill seperti leadership, kemampuan memposisikan diri, serta
sensitivitas yang tinggi.
GERAKAN IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH DALAM MENGHADAPI
SOCIETY 5.0
Gerakan mahasiswa berbasis Islam secara umum muncul sebagai respon terhadap
sebuah realitas sosial. Sejarah mencatat bahwa gerakan–gerakan Islam kampus muncul
sebagai respon pemuda dan mahasiswa Muslim atas kondisi sosial-keagamaan dan politik
yang berlaku. Menurut Wildan gerakan–gerakan Islam di berbagai perguruan tinggi di
Indonesia berdiri dan berkembang karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, faktor
ideologis, faktor politik, faktor globalisasi, faktor Political Opportunity Structure. Menurut
Wildan memasuki Indonesia merdeka, gerakan mahasiswa Islam ditandai dengan
berdirinya sejumlah organisasi dengan basis massa di kampus.Sebagai kader IMM yang
selalu peduli sosial dimana yang sudah masuk pada Society 5.0,maka kita harus
mengembalikan lagi Identitas kita sebagai kader IMM dimana kita tidak mengenal lagi
moral dan juga tidak lagi berkumpul untuk membahas perkara yang selalu kita hadapi
dalam masyarakat,karena Dunia sudah serba canggih walaupun dalam era sociery 5.0 serba
memudahkan kita menggunakan alat – alat industry yang memiliki fungsi yang dulunya
sempit dan sejarang menjadi luas dan susah untuk dipungkiri.
Menurut Anggaran Dasar IMM Bab I pasal 1 dan 2 pengertian Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah adalah suatu gerakan mahasiswa Islam yang beraqidah Islam, bersumber
pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.Untuk menjadi kader yang selalu menegakkan dan
menjunjung tinggi agama islam, sesuai Al-qur’an dan as-Sunnah sebagai upaya menopang,
melangsungkan dan merasakan cita–cita pendirian Muhammadiyah,Tapi kita selalu terlena
dengan yang namanya Teknologi dan menyalahgunakan,kadang jika kita berfikir kembali
dengan hadirnya terknologi malah menbuat komunikasi kita semakin renggang dan bersifat
acuh tak acuh dalam menanggapi masalah-masalah yang dihadapi para kader IMM.
Tujuan Muhammadiyah tercantum dalam tujuan IMM sebagai bentuk perjuangan,
Tujuan IMM adalah mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia
dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah. Maksud dari kata berakhlak mulia
dipahami menjadi dua macam. Pertama sebagai tindakan praksis, karena dalam akhlak
yang merupakan sikap yang terlihat serta terbaca oleh manusia. Akhlak mencerminkan
perilaku dari seseorang dalam menyikapi berbagai persoalan yang terjadi pada realitas
sosial. Yang kedua adalah tindakan transenden pada tuhan, yang merupakan cerminan dari
pengetahuan yang berdialektika dengan agama, dalam rangka meningkatkan ibadah kepada
Allah.
Berdasarkan tujuan tersebut, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memiliki peranan
dan fungsi yaitu dalam menhadapi society 5.0 ;
 IMM sebagai Organisasi Kader. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai
organisasi kader Senantiasa berupaya mengadakan proses untuk aktualisasikan
dan mengembangkan potensi manusiawi kader Ikatan sesuai dengan fitrah yang di
berikan Allah swt, dalam rangka meningkatkan kualitas diri agar memiliki
kemampuanserta kemauan untuk menghayatkan, mengamalkan serta
mengembangkan dalam ber Islam, kemanusiaan, berbangsa dan bernegara menuju
kualifikasi Insan Utama, yakni sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa
tanpa terpengaruh oleh kejamnya Zaman yang menghadirkan semua kemudahan
sehingga kita lupa akan identitas kita sebagai gerakan yang memiliki ideology dan
tujuan yang jelas.
 IMM sebagai Organisasi dakwah. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai
organisasi dakwah selalu berusaha menginternalisasikan dan menyiarkan dakwah
islam ke segenap dimensi kehidupannya, menyadarkan dan meyakinkan kadernya,
bahwa mereka berada dalam kaitan dan tanggung jawab sebagai khalifatul fil ard,
pengemban misi rabbani, dimana dalam gerakannya IMM bergerak di bidang
keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan.IMM sebagai Eksponen
Mahasiswa dalam Muhammadiyah. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai
eksponen mahasiswa Islam dalam Muhammadiyah, yaitu bahwa IMM adalah
berarti merupakan bagian dari mata rantai dari perjuangan dan gerakan mahasiswa
Islam Indonesia yang berada dalam Muhammadiyah, yaitu mahasiswa yang sadar
akan keharusan melanjutkan tradisi revolusioner yang di rintis oleh KH Ahmad
Dahlan, yang sadar akan benarnya ajaran yang di dakwahkan Muhammadiyah dan
sadar akan pentingnya peran akademisi bagi masa depan Muhammadiyah.
Transformasi digital telah mengubah berbagai kebiasaan dan cara hidup masyarakat
dan kalangan industri. Hal ini merupakan proses mengadaptasi praktik bisnis yang ada
dengan metode digital baru untuk meningkatkan efisiensi dan mengikuti tuntutan pasar
yang berubah dengan cepat.
Sebagai kader IMM yang selalu menjunjung tinggi akan Akhlatul Kharimah dan
selalu mengikuti tuntunan zaman,maka yang harus diperhatikan adalah ;
1. lakukan apa yang diperlukan untuk menemukan keberanian, untuk berbicara
dengan sesama kader IMM tentang berbagai skenario yang mungkin muncul dan
bagaimana para kader IMM untuk mengatasinya.
2. Mengajukan pertanyaan. Cari tahu tentang IQ syber pada setiap kader IMM.
Seberapa pintar para kader akan teknologi? Apakah kita menyadari begitu sesuatu
keluar di dunia maya, kita tidak bisa mendapatkannya kembali? Atau apakah kita
benar-benar berpikir bahwa begitu gambar menghilang dari Snapchat, gambar itu
hilang untuk selamanya?
3. Sebagai Kader IMM selalu semangat bekerja dalam bidang kehidupan lain dengan
para kader-kader untuk memastikan bahwa kita memiliki alat untuk menavigasi
subjek yang rumit. Apakah kita menerima tanggung jawab? Apakah kita
menghargai diri kita sendiri dan orang lain? Apakah kita mempraktikkan empati
dan rasa hormat? Apakah kita sangat membutuhkan perhatian dan ingin
menyesuaikan diri?
4. Gunakan pedoman yang adil dan masuk akal dengan menghadapi seputar
penggunaan teknologi.
Menurut Marzuki karakter islami adalah hasil atau akibat dari penerapan syariah
(ibadah dan muammalah) yang dilandasi oleh fondasi akidah yang kokoh. Karena tanpa
akidah dan syariah,kita akan termakan oleh hasutan setan yang membuat kita terlenadan
sangat mustahil akan terwujud karakter (akhlak) yang sebenarnya. Menurut Abudin
karakter Islami atau akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah,
disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang didasarkan pada ajaran Islam yang selalu
terdepan pada perkembangan Zaman tanpa melunturkan identitas kita sebagai kader IMM
pada society 5.0.

BAB 3
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan pula bahwa karakter islami merupakan sistem penanaman nilai–
nilai akhlak manusia yang baik dengan melibatkan keyakinan, pengetahuan, kesadaran
baik terhadap Allah, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan maupun kebangsaan
sehingga menjadi manusia insan kamil. Karakter Islami didasarkan pada dua sumber pokok
ajaran islam, yaitu Al-Qur’an dan sunnah Nabi SAW. Menurut Abudin, ruang lingkup
karakter islami sama dengan ruang lingkup ajaran Islam itu sendiri, khususnya yang
berkaitan dengan pola hubungan akhlak atau karakter untuk menghadapi setiap
permasalahan yang kita hadapi teruma perubahan zaman dan pengaruh internet pada
society 5.0
Referensi ;
pengertian-mahasiswa-definisi-menurut.html
pengertian-mahasiswa-menurut-para-ahli-beserta-peran-dan-fungsinya/
Agham, Noor Chozin. 1997. Melacak Sejarah Kelahiran dan Perkembangan Ikatan
Mahasiswa Muhamamdiyah. Jakarta: PERKASA. Aris Kurniawan. 2018. Peran
Mahasiswa Menurut para Ahli Beserta Peran dan Fungsinya. (Online),
(https://www.gurupendidikan.co.id) diakses tanggal 11 Desember 2018 pukul 20.15)
Azzam. 2011. Melacak Akar Ideologi Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia. (Online),
(http://www.academia.edu) diakses tanggal 12 Desember 2018 pukul 05.23) Bungin,
Burhan. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Caly, Sadli. 2012. Mahasiswa dan Menulis. (Online), (http://etheses.uin-malang.ac.id)
diakses tanggal 12 Desember 2018 pukul 08.48 Dewan Pimpinan Pusat IMM. Sistem
Perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Jakarta : 2011.
Buku Sistem Perkaderan Ikatan: 2011.

Sumber: hasil wawancara dengan kader IMM FAST.

Anda mungkin juga menyukai