Anda di halaman 1dari 4

Gambaran pengembangan iptek yang tidak sesuai dengan Nilai-nilai

pancasila.

Diposting oleh Unknown di 13.07

Gambaran pengembangan iptek yang tidak sesuai dengan Nilai-nilai pancasila


Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahtraan dan peningkatan harkat dan
martabatnya maka manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi ( iptek) pada hakekatnya merupakan suatu hasil
kreativitas rokhani manusia, unsur jiwa ( rokhani) manusia meliputi aspek akal
rasa dan kehendak. Akal merupakan potensi rokhaniah manusia dalam hubungan
dengan intelektualitas , rasa dalam bidang estetis, dan kehendak dalam bidang
moral ( etika). Atas dasar kreativitas akalnya manusia mengembangkan iptek
dalam rangka untuk memperoleh kekayaan alam yang di sediakan oleh tuhan yang
maha esa, oleh karena itu tujuaan yang essensial dari ipteks adalah demi
kesejahtraan umat manusia, sehingga iptek pada hakekatnya tidak bebas nilai
namun terikat olaeh nilai. Dalam masalah ini pancasila telah memberikan dasar
nilai–nilai bagi pengembangan iptekdemi kesejahtraan hidup manusia.
Pengembangan iptek sebagai hasil budaya manusia harus di dasarkan pada moral
ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Pancasila yang sila-silanya
merupakan suatu kesatuan yang sistematis haruslah menjadi sistem etika dalam
pengembangan iptek. Sila ketuhanan yang maha Esa, mengomplementasikan ilmu
pengetahuan, mencipta, pertimbangan antara rasional dan irasional, antara akal,
rasa, dan kehendak berdasarkan sila ini iptek tidak hanya memberikan apa yang di
temukan, dibuktikan dan di ciptakan tetapi juga di pertimbangkan maksud-
maksudnya dan akibatnya apakah merugikan manusia dengan
sekitarnya.Pengolahan di imbangi dengan melestarikan. Sial ini menepatkan
manusia di alam semesta bukan sebagi pusatnya melainkan sebagai bagian yang
sistematik dari alam yang di kelolanya. (T. Jacob, 1986). Contoh nilai iptek yang
tidak sesuai dengan nilai pancasila, Adanya kebebasan dalam memeluk agama
seiring dengan kemajuan jaman banyak bermunjulan berbagai macam bentuk
aliran-aliran yang muncul di indonesia yang tentunya bertentangan dengan nilai
pancasila,misalkan Aliran Ateisme: mewajibkan untuk pemeluknya untuk tidak
mempercayai tuhan dalam artian bahwa kehidupan itu di tentukan oleh hukum-
hukum kehidupan tertentu, agama dimusuhi kerena menganggap agama sebagai
penghalang kemajuan memelihara kekolotan. Sila kemanusiaan yang adil dan
beradab,memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam pengembangan
iptek haruslah bersifat beradab, iptek adalah sebagai hasil budaya manusia yang
beradap dan bermoral. Oleh karena itu pengembangan ipteks haruslah di dasarkan
pada hakekat tujuan demi kesejahtraan umat manusia, iptek bukan untuk
kesombongan , kecongkaan dan keserakahan manusia namun harus di abdikan
demi peningkatan harkat dan martabat manusia. Contoh nilai iptek yang tidak
sesuai dengan nilai pancasila, dengan pengembangan iptek semakin pesat
kemajuan teknologi sekarang lebih mudah dalam melakukan hal, nilai negatif
menjadikan moralitas tidak beradab melakukan hal kesusilaan perzinahan lalu di
unggah keyoutube di internet, tanpa tanggung jawab yang jelas dari sini akan
merusak moralitas generasi penerus bangsa karena mudah seakan–akan difasilitas
warnet . Sila persatuan indonesia, mengkomplementasiakan universalia dan
internasionalisme ( kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan iptek
diarahkan demi kesejahtraan umat manusia termasuk didalamnya kesejahtraan
bangsa indonesia. Pengembangan ipteks hendaknya dapat mengembangkan rasa
nasioanisme. Kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat
manusia di dunia. Contoh nilai iptek yang tidak sesuai dengan nilai pancasila,
semangat nasionalisme tidak hilang cinta tanah air dan kebersamaan Binika
tunggal ika, misalnya lebih mencintai produk barang laur negri ketimbang produk
barang dalam negri, hilangnya kebersamaan disaat kita terpuruk belum lama ini
mengenai kenaikan bbm naik namun sangat disayangkan malah saling tuduh sana
sini saling tuding sana sini menyalahkan tidak adanya kekompakan dan
kebersamaan untuk saling menyadarkan dan mencari solusi bukan dengan demo
yang anarkis dll yang merugikan banyak pihak. Sila kerayatan yang di pimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, mendasari
pengembangan iptek secara demokratis. Artinya setiap ilmuan haruslah memiliki
kebebasan untuk mengembangkan iptek. Selain itu dalam pengembangan iptek
setiap ilmuan juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan
harus memiliki sikap yang terbuka artinya terbuka untuk dikritik, dikaji ulang
maupun di bandingkan dengan penemuan teori lainnya. Contoh Nilai yang tidak
sesuai dengan nilai pancila, memiliki sikap yang terbuka mendengarkan masukan
kritikan demi membangun dan memajukan dalam segala bidang, misal yang
mempunyai kekuasaan harus mendengarkan dan menerima masukan, kritikan dari
kalangan masyarakat bawah tidak hanya dari kalangan elit politik dll. Sila keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia. mengkomplementasikan pengembangan iptek
haruslah menjaga keseimbangan kaeadilan dalam kehidupan manusia yaitu
keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusaia
dengan tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat
bangsa dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya ( T. Jacob, 1986).
Contoh nilai iptek yang tidak sesuai dengan nilai pancasila,memikirkan
keseimbangan bersama dalam keadilan dalam kehidupan maksudnya disini
mempunyai sikap sosial yang tinggi tidak hanya mikirkan dirinya sendiri
menghilangkan sikap yang merugikan orang banyak. Misalkan dalam kasus
hukum,hukum bisa di beli dengan uang yang tadinya tersangka bersalah menjadi
tidak bersalah karena suap menyogok dengan uang dengan maksud meringankan
bahkan menghilangakan hukuman. Selanjutnya T.Jacob (2000) berpendapat bahwa
Pancasila mengandung hal-hal yang penting dalam pengembangan iptek, yaitu: 1.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengingatkan manusia bahwa ia hanyalah
makhluk Tuhan yang mempunyai keterbatasan seperti makhluk-makhluk lain, baik
yang hidup maupun yang tidak hidup. Ia tidak dapat terlepas dari alam, sedangkan
alam raya dapat berada tanpa manusia. 2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab,
usaha untuk menyejahterakan manusia haruslah dengan cara-cara yang
berprikemanusiaan. Desain, eksperimen, ujicoba dan penciptaan harus etis dan
tidak merugikan uamat manusia zaman sekarang maupun yang akan datang.
Sehingga kita tidak boleh terjerumus mengembangkan iptek tanpa nilai-nilai
perikemanusiaan. 3. Sila Persatuan Indonesia, mengingatkan pada kita untuk
mengembangkan iptek untuk seluruh tanah air dan bangsa. Dimana segi-segi yang
khas Indonesia harus mendapat prioritas untuk dikembangkan secara merata untuk
kepentingan seluruh bangsa, tidak hanya atau terutama untuk kepentingan bangsa
lain. 4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, membuka kesempatan yang sama bagi semua warga
negara untuk mengembangkan iptek, dan mengenyam hasilnya, sesuai kemampuan
dan keperluan masing-masing. 5. Sila Keadilan sosial, memperkuat keadilan yang
lengkap dalam alokasi dan perlakuan, dalam pemutusan, pelaksanaan,perolehan
hasil dan pemikiran resiko, dengan memaksimalisasi kelompok-kelompok
minimum dalam pemanfaatan pengembangan teknologi. Berkat kemajuan IPTEK,
kini kita begitu mudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat dunia.
Terjadinya proses akulturasi dan pengaruh nilai-nilai kebudayaan antar bangsa
secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi nilai, tata hidup,
gaya hidup, sikap hidup, maupun pikiran kita. Untuk itu diperlukan sikap
bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman, sekaligus
waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai
dengan kepribadian kita yang kita serap. Dengan meningkatnya hubungan antar
bangsa di dunia, maka pengaruh tata nilai dan budaya luar akan makin tinggi pula
masuk ke Indonesia. Akibatnya kalau kita tidak mempunyai ketahanan mental,
ideologi, dan kewaspadaan kita dapat menjadi korban globalisasi dan pergaulan
antar bangsa. Sadar akan besarnya bahaya yang akan mengancam moralitas
bangsa, pemerintah mengambil langkah-langkah guna mempertahankan
kepribadian bangsa Indonesia kepribadian yang dimaksud adalah kepribadian yang
berakar dan bersejarah dan kebudayaan Indonesia. Yaitu kebudayaan yang
menghargai keserasian dan keselarasan sebagai nilai esensial. Nilai-Nilai yang
Dapat Merusak Kepribadian Bangsa dan pengaruh dampak negatif iptek Adapun
beberapa nilai-nilai yang tidak sesuai atau lebih – lebih yang dapat merusak
kepribadian bangsa yang harus kita tolak, misalnya : 1) Sekularisme, yaitu paham
atau pandangan falsafah yang berpendirian bahwa moralitas tidak perlu didasarkan
pada ajaran agama. 2) Individualisme, yaitu sikap yang mementingkan kepentingan
sendiri 3) Hedonisme, yaitu paham yang melihat bahwa kesenangan atau
kenikmatan menjadi tujuan hidup dan tindakan manusia 4) Materialisme, yaitu
sikap yang selalu mengutamakan dan mengukur segala sesuatu berdasarkan materi.
Hubungan batiniah tidak lagi menjadi bahan pertimbangan dalam hubungan antar
manusia 5) Ekstremisme, yaitu pikiran atau tindakan seseorang yang melampaui
batas kebiasaan / norma-norma yang ada dan berlaku di suatu tempat 6)
Chauvinisme, yaitu paham yang mengagung-agungkan bangsa sendiri dan
merendahkan bangsa lain 7) Elitisme, yaitu sikap yang cenderung bergaya hidup
berbeda dengan rakyat kebanyakan 8) Konsumenisme, yaitu paham atau gaya
hidup menganggap barang-barang sebagai ukuran kebahagiaan dan kesenangan 9)
Diskriminatif, yaitu sifat seseorang yang suka membeda-bedakan antar yang satu
dengan lainnya 10. Glamoristik, yaitu sikap atau gaya hidup suka menonjolkan
kemewahan

Anda mungkin juga menyukai