Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP KIMIA FISIKA

BERAT MOLEKUL

Disusun Oleh :

Kelompok I (Satu)

Nama Anggota :

ALFIAH NURFAIZAH 0618 3040 0289

AZIZIL TASYA BIGHOIRI 0618 3040 0291

DELIKA AMARASULI 0618 3040 0292

DONI PRANATA 0618 3040 0292

FELISIA HANURA 0618 3040 0294

Kelas : 2 KB

Instruktur : MEILIANTI, S.T.,M.T.

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG

2019
BERAT MOLEKUL
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :
 Dapat menghitung berat molekul senyawa yang mudah menguap dengan
pengukuran massa jenis gas
 Dapat menggunakan alat dengan terampil dan teliti

II. ALAT YANG DIGUNAKAN


 Labu Erlenmeyer 250 ml atau Labu godok 250 ml
 Gelas kimia 600 ml
 Termometer
 Penangas air atau Hot plate
 Alumunium foil
 Karet atau tali
 Jarum
 Pipet ukur 10 ml, 25 ml
 Bola karet
 Desikator

III. BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN


 Aquadest
 Khloroform
 Aseton

IV. DASAR TEORI


Menentukan berat molekul dengan metode penentuan massa jenis gas
menggunakan alat Victor Meyer. Persamaaan gas ideal bersama-sama dengan
massa jenis gas dapat digunakan untuk menentukan berat molekul senyawa
volatile.
Dari persamaan gas ideal didapat :

𝑃𝑉 = 𝑛 𝑅𝑇 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎: 𝑛 = 𝑚⁄𝐵𝑀

𝑃𝑉 = (𝑚⁄𝐵𝑀)𝑅𝑇
𝑃 𝐵𝑀 = (𝑚⁄𝑉 )𝑅𝑇 ⟶ 𝜌 = 𝑚⁄𝑣

Keterangan :

- BM = berat molekul

-P = tekanan gas (atmosfer,atm)

-V = volume gas (liter)

-R = tetapan gas ideal (atm liter mol-1 K-1)

-T = temperatur absolut (K)

-ρ = massa jenis (gram/liter)

Bila suatu cairan volatile dengan titik didih lebih kecil dari 1000C ditempatkan dalam
labu erlenmeyer (labu godok) bertutup yang mempunyai lubang kecil pada bagian
tutupnya, kemudian labu Erlenmeyer dipanaskan, cairan akan menguap dan uapnya akan
mendorong udara yang terdapat pada labu Erlenmeyer keluar melalui lubang kecil tadi.
Setelah semua udara keluar, uap cair sendiri yang akan keluar, sampai akhirnya uap ini
akan berhenti keluar bila keadaan kesetimbangan dicapai yaitu tekanan udara luar. Pada
kondisi kesetimbangan ini, labu Erlenmeyer hanya berisi uap cairan dengan tekanan sama
dengan tekanan atmosfer, volume labu Erlenmeyer, dan suhu sama dengan titik didih air
dalam penangas air (sekitar 1000C). labu Erlenmeyer ini kemudian diambil dari penangas
air, di dinginkan dan di timbang sehingga massa gas yang terdapat di dalamnya dapat
diketahui. Kemudian dengan menggunakan persamaan :

𝐵𝑀 = (𝜌⁄𝜌) 𝑅𝑇, 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛.

Gas mempunyai sifat bahwa molekul-molekulnya sangat berjauhan satu sama


lain sehingga hampir tidak ada gaya tarik menarik atau tolak menolak diantara
molekul-molekulnya sehingga gas akan mengembang dan mengisi seluruh ruang
yang ditempatinya, bagaimana pun besar dan bentuknya. Untuk memudahkan
mempelajari sifat-sifat gas ini baiklah dibayangkan adanya suatu gas ideal yang
mempunyai sifat-sifat:
a. Tidak ada gaya tarik menarik di antara molekul-molekulnya.
b. Volume dari molekul-molekul gas sendiri diabaikan.
c. Tidak ada perubahan enersi dalam (internal energy = E) pada pengembangan.
Sifat-sifat ini didekati oleh gas inert (He, Ne, Ar dan lain-lain) dan uap Hg
dalam keadaanyang sangat encer. Gas yang umumnya terdapat di alam (gas sejati)
misalnya: N2, O2, CO2, NH3 dan lain-lain sifat-sifatnya agak menyimpang dari gas
ideal.
Densiti dari gas dipergunakan untuk menghitung berat molekul suatu gas, ialah
dengan cara membendungkan suatu volume gas yang akan dihitung berat
molekulnya dengan berat gas yang telah diketahui berat molekulnya (sebagai
standar) pada temperatur atau suhu dan tekanan yang sama. Densiti gas
diidenfinisikan sebagai berat gas dalam gram per liter. Untuk menentukan berat
molekul ini maka ditimbang sejumlah gas tertentu kemudian diukur PV dan T-nya.
Menurut hukum gas ideal :
PV=nRT
Bila gas ideal sifat-sifatnya dapat dinyatakan dengan persamaan yang sederhana
ialah PV = n R T, maka sifat-sifat gas sejati hanya dapat dinyatakan dengan
persamaan, yang lebih kompleks lebih-lebih pada tekanan yang tinggi dan
temperatur yang rendah. Bila diinginkan penentuan berat molekul suatu gas secara
teliti maka hukum-hukum gas ideal dipergunakan pada tekanan yang rendah.
Tetapi akan terjadi kesukaran ialah bila tekanan rendah maka suatu berat tertentu
dari gas akan mempunyai volume yang sangat besar.. Untuk suatu berat tertentu
bila tekanan berkurang volume bertambah dan berat per liter berkurang. Densiti
yang didefinisikan dengan W/V berkurang tetapi perbandingan densiti dan tekanan
d/p atau W/pV akan tetap, sebab berat total W tetap dan bila gas dianggap gas ideal
pV.
Hukum Keadaan Standar
Untuk melakukan pengukuran terhadap volume gas, diperlukan suatu keadaan
standar untuk digunakan sebagai titik acuan. Keadaan ini yang juga dikenal sebagai
STP (Standart Temperature and Pressure) yaitu keadaan dimana gas mempunyai
tekanan sebesar 1 atm (760mmHg) dan suhu °C (273,15 K). Satu mol gas ideal,
yaitu gas yang memenuhi ketentuan semua hukum-hukum gas akan mempunyai
volume sebanyak 22,414 liter pada keadaan standar ini.

V. PROSEDUR KERJA
1. Mengambil labu Erlenmeyer berleher kecil yang bersih dan kering, menutup dengan
alumunium foil, kemudian mengencangkan dengan menggunakan karet atau tali.
2. Menimbang labu Erlenmeyer tadi dan alumunium foil.
3. Mengambil 5 ml cairan yang mudah menguap ke dalam labu Erlenmeyer, kemudian
menutup kembali dengan menggunakan alumunium foil dan mengencangkan kembali
dengan karet, sehingga tutup ini bersifat kedap gas. Dengan jarum membuat sebuah
lubang kecil pada alumunium foil agar uap dapat keluar.
4. Menaruh Erlenmeyer dalam penangas air mendidih (1000C) sampai air kira-kira 1 cm
dibawah alumunium foil. Membiarkan labu Erlenmeyer tersebut dalam penangas air
sampai semua cairan volatile menguap. Mencatat suhu penangas air terebut.
5. Setelah semua cairan volatile dalam Erlenmeyer menguap, mengangkat labu Erlenmeyer
dari penangas dan mngeringkan air yang terdapat pada bagian luar labu Erlenmeyer
dengan lap, kemudian menempatkan labu Erlenmeyer dalam desikator untuk
mendinginkannya. Udara akan masuk kembali ke dalam labu Erlenmeyer melalui lubang
kecil tadi dan uap cairan volatile yang terdapat dalam labu Erlenmeyer akan kembali
mengembun menjadi cair.
6. Menimbang labu Erlenmeyer yang telah dingin tadi dengan menggunakan neraca
analitik.
7. Menentukan volume labu Erlenmeyer dengan jalan mengisi labu Erlenmeyer dengan air
sampai penuh dan mengukur massa air yang terdapat dalam labu Erlenmeyer tersebut.
Mengukur suhu air sehingga massa jenis air pada suhu tersebut = m/v.
8. Mengukur tekanan atmosfer dengan barometer.
VI. DATA PENGAMATAN

No. Data Hasil Percobaan


1. Massa labu Erlenmeyer, alumunium foil, karet & cairan x 109,1205 𝑔𝑟
2. Massa labu Erlenmeyer, alumunium foil & karet 108,4526 𝑔𝑟
3. Massa Erlenmeyer + air 406,3 𝑔𝑟
4. Massa air 298,7797 𝑔𝑟
5. Massa cairan 0,6679 𝑔𝑟
6. Suhu cairan yang terdapat dalam labu Erlenmeyer 280 𝐶
7. Suhu penangas air 1000 𝐶
8. Tekanan atmosfer 1,013 𝑎𝑡𝑚

VII. PERHITUNGAN

Suhu 0˚C 2˚C 4˚C 6˚C 8˚C


10˚C 0,9997 0,9995 0,9993 0,9990 0,9986
20˚C 0,9982 0,951 0,9973 0,9968 0,9963
30˚C 0,9957 0,9951 0,9944 0,9937 0,9930
1. Hitunglah Volume labu dengan menggunakan tabel massa jneis air dalam tabel
diatas.
2. Menghitung massa jenis gas x dengan menggunakan massa cairan gas dan
volume erlenmeyer.
3. Nyatakan suhu penangas air dalam kelvin
4. Dengan menggunakan rumus; PV = m/bm x RT
Bm gas x dapat dicari,dimana R=0,08206 L atm / mol K
Jawab:
1. Dik: Massa jenis air pada 28˚C = 0,9963 gr/ml
Massa air = 298,7797 gr
Dit: Volume labu erlenmeyer?
Ƿ = m/v
V = m/ƿ
= 298,7797 gr / 0,9963 gr/ml = 299,8893 ml = 0,2999 L
2. Dik: Massa cairan x / Kondestat = 0,6679 gr
Volume labu erlenmeyer = 299,8893 ml
Dit: Massa jenis zat x ?
Ƿ = m/v
= 0,6679gr / 299,8893 ml = 0,0022 gr/ml
3. Suhu penangas air = 100˚C
= 100 + 273˚K
= 373˚K
4. Dik : Massa cairan x / Kondestat = 0,6679 gr
Konstanta gas ideal (R) = 0,08206 L atm/ mol K
Temperatur absolut (˚K) = 373˚K
Tekanan gas (P) = 1,013 atm
Volume erlenmeyer = 0,2999 L

Dit : BM?

BM = MRT/PV

= (o,6679 gr x 0,08206 L atm / mol K x 373˚K)/(1,013 atm x 0,2999 L)

= (20,4433/0,3038) gr/mol

= 67,29 gr/mol

BM secara Teori

BM Aseton (CH3COCH3) = 3 Ar C + 6 Ar H + 1 Ar )

= 3(12.011) + 6(1) + 16

= 36.033 + 6 + 16 = 58.033 gr/mol

% Kesalahan :

67,29𝑔𝑟 ⁄𝑚𝑜𝑙−58.033𝑔𝑟 ⁄𝑚𝑜𝑙


= 67,29𝑔𝑟 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝑥 100 % = 13,67%

VIII. PERTANYAAN
Jika berat molekul gas x = 120 gram/mol Dan dianalisa menunjukkan bahwa :
Karbon (10 %), Klor (89,0 %), Hydrogen (1,0 %). Bagaimana rumus molekul
senyawa tersebut.
JAWABAN :
BM gas X = 120 gr/mol ( %gas = % mol)
C = 10% mol x 120 gr/mol = 12 gr
Cl = 89% mol x 120 gr/mol = 106,8 gr
H = 1% mol x 120 gr/mol = 1,2 gr
mol = gr/ ar
n C = 12 gr / 12 gr/mol = 1 mol
n Cl = 106,8 gr / 35,5 gr/mol = 3 mol
n H = 1,2 gr / 1 gr/mol = 1mol
jadi, rumus molekul senyawa tersebut adalah CHCl3

IX. ANALISIS PERCOBAAN


Pada Pratikum kali ini bertujuan untuk menentukan berat molekul senyawa
volatil berdasarkan pengukuran massa jenis gas dengan menggunakan persamaan
gas ideal. Metode tersebut adalah salah satu alternatif dari metode penentuan massa
jenis gas. Persamaan gas ideal bersama-sama dengan massa jenis gas dapat
digunkan untuk menentukan berat molekul senyawa volatil. Senyawa volatil
merupakan senyawa yang mudah menguap.
Langkah awal dari pratikum ini adalah menentukan massa erlenmeyer kosong
agar dapat menentukan massa cairan. Berat labu erlenmeyer ditambahkan
aluminium foil dan karet yakni 108,4526 gr. Kemudian aseton dimasukkan ke
dalam labu erlenmeyer dan dipanaskan di water bacth pada suhu 100˚C sampai
semua cairan volatil menguap. Lalu diletakkan di dalm desikator, setelah itu
timbang dan ditambahkan air untuk mengetahui suhu air dan didapatkan suhi air
28˚C.
Prinsipnya kita anggap tidak ada massa zat yang hilang ketika kita melakukan
penguapan. Dengan mengubah cairan menjadi gas. Dalam perhitungan berat
molekul aseton dapat menggunakan persamaan gas ideal yaitu dengan adanya
volume air dan massa jenis maka berat molekul dapat dihitung, dengan demikian
semakin besar nilai dari massa cairan maka semakin besar pula berat molekulnya.
Nilai BM aseton berdasarkan percobaan adalah 67,29 gr/mol sedangkan berdasarkan
teori adalh 58,033 gr/mol sehingga diperoleh persen kesalahannya 13,76%.
X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
 Penentuan berat molekul senyawa volatil dapat dilakukan dengan mengukur
massa jenis senyawa dan menggunakan persamaan gas ideal.
 Nilai BM yang diperoleh adalah 67,29 gr/mol (percobaan) dan 58,033 gr/mol
(teori) sehingga %kesalahanya adalah 13,76%.
 Nilai massa cairan volatil dipengaruhi oleh berat molekul (BM), dengan
demikian semakin besar nilai massa maka semakin besar pula BMnya.

XI. DAFTAR PUSTAKA


Tony bird, Penuntun Praktikum Kimia Fisika untuk Universitas, PT. Gramedia,
Jakarta, 1987.
Kasie laboratorium. Penuntun Pratikum Kimia Fisika. Politeknik Negeri Sriwijaya.
2018/2019
GAMBAR ALAT

ERLENMEYER PIPET UKUR

BOLA KARET

PENANGAS AIR

Anda mungkin juga menyukai