41153030190012
IKOM A-1 Semester 1
Baru saja kita mendengar konsep revolusi industri 4.0 dengan memanfaatkan data, teknologi
blockchain, serta kecerdasan buatan, Jepang sudah hadir dengan konsep Society 5.0. Revolusi industri
dengan konsep baru ini dinilai dapat menggantikan 4 versi sebelumnya yang hanya menitikberatkan
pada produksi barang atau jasa.
Jika perkembangan teknologi sudah sebegitu majunya, lalu apalagi yang harus diperbaharui?
Mungkin itu yang ada di pikiran sebagian orang, tapi tidak dengan ide yang dirumuskan oleh
pemerintahan Jepang. Perkembangan teknologi yang begitu pesat, termasuk adanya peran-peran
manusia yang tergantikan oleh kehadiran robot cerdas, dianggap dapat mendegradasi peran manusia.
Hal ini yang melatar belakangi lahirnya Society 5.0 yang diperkenalkan di Kantor Perdana
Menteri Jepang pada hari Senin, 21 Januari 2019. Melalui Society 5.0, kecerdasan buatan (artificial
intelligence) akan mentransformasi big data pada segala sendi kehidupan serta the Internet of Thingsakan menjadi
suatu kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-
peluang bagi kemanusiaan. Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih
bermakna.
Dampak
Revolusi Industri mengubah Inggris menjadi negara industri yang maju dan modern. Di Inggris
muncul pusat-pusat industri, seperti Lancashire, Manchester, Liverpool, dan Birmingham. Seperti
halnya revolusi yang lain, Revolusi Industri juga membawa akibat yang lebih luas dalam bidang
ekonomi, sosial dan politik, baik di negeri Inggris sendiri maupun di negara-negara lain.
Pada tahun 2016, Google Arts & Culture bekerjasama 7 museum di Indonesia melakukan
perekaman virtual menggunakan teknologi Google Art Camera dan Google Cardboard sehingga
menghasilkan tur virtual 360. Pemanfaatan teknologi virtual reality di Indonesia masih tergolong baru
dan masih berkembang, tetapi di luar negeri penggunaan virtual reality sudah digarap secara serius.
Hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) megatakan bahwa masyarakat hanya 2%
yang berkunjung ke museum dan 5% ketempat bersejarah. Oleh karena itu, Penggunaan virtual reality
diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat untuk berkunjung serta memberikan pengalaman
dan pengetahuan baru.
Kebudayaan yang bersifat dinamis dan terus berkembang justru membutuhkan teknologi
pendukung, seperti halnya dalam penyimpanan arsip digital. Kepedulian masyarakat dan peran serta
pemerintah sangat dibutuhkan dalam perekaman dan pengarsipan kebudayaan daerah. Digitalisasi aset
budaya merupakan salah satu cara untuk melindungi warisan budaya Indonesia yang beragam untuk
generasi berikutnya.