Anda di halaman 1dari 5

Nama : I Kadek Marssel Bagia Sedana

Kelas : A-2
NPP : 34.0274

TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI

A. Sejarah Sistem Ekonomi di Indonesia


Sebelum Merdeka :
1. Ketika para penjajah eropa memasuki Indonesia, maka saat itulah dikenal dengan
istilah “Periode Kolonialisme”. Pada saat itu pula perubahan pandangan mengenai
sistem ekonomi berdasarkan agraris (pertanian) beralih menjadi sistem ekonomi
Industri. Dengan berubahnya perekonomian menuju industrialisasi, maka banyak
sekali kebutuhan akan teknologi buatan Eropa yang dipakai saat itu karena dilakukan
dalam skala besar. Dari periode inilah akhirnya pemahaman kapitalisme dan
liberalisme menyebar di Negara Indonesia dimana hak kepemilikan diatur oleh
pemilik modal dan pemilik teknologi sehingga tidak heran kemiskinan meningkat
drastis di kalangan pribumi saat itu.
Setelah Merdeka :
1. Ekonomi Nasional (1945-1959)
Setelah proklamasi kemerdekaan, salah satu hal yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia saat itu adalah melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda.
Namun, karena pada saat itu perang mempertahankan kemerdekaan masih terjadi dan
kabinet sering berganti, kondisi ekonomi Indonesia menjadi lemah. Akhirnya,
dikeluarkanlah kebijakan yang disebut “Gunting Syarifudin” atas ide Menteri
Keuangan Syafruddin Prawiranegara. Berdasarkan kebijakan tersebut, uang NICA
dan uang De Javasche Bank dari pecahan Rp 5 ke atas digunting menjadi dua.
Guntingan kiri tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah
dari nilai semula. Pada tanggal yang telah ditetapkan, bagian kiri tersebut kemudian
harus ditukarkan dengan uang kertas baru di bank. Sedangkan guntingan kanan dapat
ditukar dengan obligasi negara sebesar setengah dari nilai semula, dan akan dibayar
tiga puluh tahun kemudian dengan bunga 3% setahun. Ini dilakukan untuk mengatasi
inflasi.

2. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966)


Setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Indonesia menjalankan
sistem demokrasi terpimpin. Secara otomatis, perekonomian Indonesia menjurus pada
sistem etatisme (segala-galanya diatur oleh pemerintah). Dikutip dari buku Modul
Konsep Sistem Ekonomi Indonesia oleh Drs. H. Bambang Hermanto dan Mas
Rasmini, saat itu bangsa Indonesia percaya diri terhadap kekuatan yang dimilikinya
sehingga ingin mandiri secara ekonomi. Konfrontasi politik dengan Malaysia dan
negara-negara Barat juga membuat investasi asing terhenti.
3. Masa Demokrasi Ekonomi (1967-1998)
Salah satu proyek besar pemerintah Orde Baru adalah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui proses industrialisasi dalam skala besar. Dikutip
dari buku yang sama, di masa Orde Baru, sistem ekonomi yang digunakan cenderung
kapitalistik, dimana Indonesia mulai terbuka dengan dunia internasional. Soeharto
berusaha untuk memperbaiki perekonomian Indonesia. Beberapa kebijakan yang
diambil Soeharto antara lain:

● Indonesia kembali bergabung dengan International Monetary Fund (IMF) sehingga


bantuan keuangan dari negara asing masuk ke Indonesia.
● Pembebasan bea cukai impor dan menanggulangi devaluasi rupiah sehingga dapat
meningkatkan nilai ekspor ke luar negeri.

4. Ekonomi Pancasila (1998-sekarang)


Apa sistem ekonomi Indonesia saat ini? Dumairy (1996) menjelaskan, “Ditinjau
berdasarkan sistem pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi, tak
terdapat alasan untuk menyatakan bahwa sistem ekonomi kita adalah kapitalis. Sama
halnya, tak pula cukup argumentasi untuk mengatakan bahwa kita menganut sistem
ekonomi sosialis. Indonesia mengakui pemilikan individual atas faktor-faktor
produksi, kecuali untuk sumber daya-sumber daya yang menguasai hajat hidup orang
banyak, dikuasai oleh negara. Hal ini diatur dengan tegas oleh Pasal 33 UUD 1945.
Jadi, secara konstitusional, sistem ekonomi Indonesia bukan kapitalisme dan bukan
pula sosialis”.

Menurut Sanusi (2000), sistem ekonomi Indonesia termasuk sistem ekonomi campuran
yang disesuaikan dengan UUD 1945. Karakteristik sistem ekonomi Pancasila di
antaranya adalah:

● Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.


● Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
● Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk kemakmuran rakyat
● Pemerintah mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh swasta agar terhindar dari
praktik kecurangan seperti penipuan, monopoli yang merugikan, serta mafia
perdagangan.
B. Kondisi Perekonomian Indonesia Pada Tahun 1930
Depresi Besar (juga dikenal sebagai krisis malaise atau krisis dekade 1930an) (bahasa
Inggris: Great Depression, bahasa Belanda: Crisis van de jaren 1930) adalah sebuah
peristiwa menurunnya tingkat ekonomi yang terjadi secara dramatis di seluruh dunia yang
terjadi mulai tahun 1929 dan berlangsung selama sekitar 10 tahun. Depresi dimulai dengan
peristiwa Kamis Hitam, yaitu peristiwa jatuhnya bursa saham New York pada tanggal 24
Oktober dan mencapai puncak terparahnya pada 29 Oktober 1929. Depresi ini
menghancurkan ekonomi baik negara industri maupun negara berkembang. Volume
perdagangan internasional berkurang drastis, begitu pula dengan pendapatan perseorangan,
pendapatan pajak, harga, dan keuntungan.
Kota-kota besar di seluruh dunia terpukul, terutama kota yang pendapatannya bergantung
pada industri berat. Kegiatan pembangunan gedung-gedung terhenti. Wilayah pedesaan yang
hidup dari hasil pertanian juga tak luput terkena dampaknya karena harga produk pertanian
turun 40 hingga 60 persen. Begitu pula dengan sektor primer lain seperti pertambangan dan
perhutanan.
Secara umum, beberapa hal yang menyebabkan terjadinya Great Depression di sebagian
besar negara di dunia yaitu:
1. Hancurnya pasar saham Wall Street
2. Besarnya beban utang rumah tangga dan lembaga keuangan
3. Menurunnya permintaan konsumen
4. Kegagalan kebijakan stabilisasi yang dilakukan pemerintah
5. Kepanikan bank atau bank panic (penarikan tabungan oleh nasabah secara
besar-besaran)
6. Jumlah uang beredar terlalu sedikit

C. Sejarah Munculnya Kapitalisme dan Sosialisme


1. Sosialisme
Istilah sosialisme digunakan pertama kali oleh Alexander Vinet, seorang teolog Protestan
asal Perancis. Dalam artikelnya yang dimuat di surat kabar Le Semeur (Penabur) di tahun
1831, paham sosialisme adalah paham yang bertujuan untuk membentuk negara yang
memberlakukan usaha kolektif dan membatasi kepemilikan secara perorangan.
Perkembangan industrialisasi di Eropa mendorong kemunculan paham sosialisme. Sebagian
besar lembaga usaha atau perusahaan merupakan milik swasta atau perorangan. Untuk
menjalankan usaha dan pabriknya itu, setiap pemilik usaha (kapitalis) membutuhkan orang
sebagai pekerja (buruh).

Para pekerja ini dieksploitasi besar-besaran dengan upah yang rendah. Mereka bahkan
tidak mendapat jaminan dan perlindungan kesejahteraan. Kondisi tersebut memicu
meningkatnya kemiskinan dan kriminalitas. Di sisi lain, kaum kapitalis semakin kaya raya
dan menguasai perekonomian. Kondisi di atas membuat kaum kapitalis dan kaum buruh
(proletar) memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Untuk itu, mereka yang menentang
sistem ekonomi seperti ini, khususnya kaum buruh melakukan perlawanan.

Mereka juga melayangkan sejumlah tuntutan berupa hak-hak, jaminan, dan perlindungan
kesejahteraan dari kaum kapitalis. Mereka bersatu dan membentuk kelompok dengan
kepentingan untuk memperjelas status dan kedudukan mereka. Kelompok ini yang kemudian
disebut sebagai golongan sosialis. Paham sosialisme didukung dan diperjuangkan oleh
sejumlah tokoh yang sangat dikenal di seluruh dunia. Tokoh-tokoh paham sosialisme adalah
Robert Owen (Inggris), Saint Simon dan Charles Fourier (Perancis), Karl Marx dan Friedrich
Engels (Jerman).

2. Kapitalisme

Kapitalisme adalah ideologi yang didasarkan pada nilai-nilai kapital atau permodalan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kapitalisme adalah sistem atau paham
ekonomi yang modalnya bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta
dengan ciri persaingan di pasaran bebas. Karl Marx mengungkapkan bahwa kapitalisme
adalah sistem ekonomi yang bebas, yaitu bebas dari pembatasan oleh penguasa dan bebas
dari pembatasan produksi. Hal serupa dikatakan oleh Ayn Rand bahwa kapitalisme adalah
suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu, termasuk hak
milik di mana semua pemilikan adalah milik privat.

Kapitalisme dapat dilihat dari lembaga dan mekanismenya, yaitu ekonomi pasar, adanya
hak pemilikan, adanya usaha swasta, persaingan bebas, dan adanya kebebasan. Mengutip
Kapitalisme: Sebuah Pengantar Singkat, perkembangan kapitalisme berasal dari struktur
politik multi-bangsa yang ada di Eropa. Kapitalisme berasal dari kata dasar "kapital" yang
berarti modal. Istilah kapitalisme awalnya muncul dari konsep ekonomi dari Inggris di abad
ke-18, kemudian menyebar ke Eropa Barat dan Amerika Utara sebagai akibat dari
perlawanan terhadap ajaran gereja.

Adam Smith menjelaskan kapitalisme melalui ilustrasi bahwa “Apa yang kita harapkan
untuk makan malam kita tidaklah datang dari keajaiban si tukang daging, si pemasak bir
atau tukang roti, melainkan dari apa yang mereka hormati dan kejar sebagai kepentingan
pribadi.”

D. Ciri-ciri Kapitalis dan Sosialis

Terdapat empat ciri-ciri sistem ekonomi kapitalis, yaitu:

1. Sangat minimnya campur tangan pemerintah.


2. Diakuinya kepemilikan individual atas faktor-faktor produksi.
3. Kebebasan masyarakat untuk berinovasi diakui dan dihormati.
4. Menganut sistem keadilan, yaitu setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi
kerjanya.
Ciri--ciri negara yang menganut sistem ekonomi sosialis yaitu seluruh sumber daya ekonomi
dimiliki dan dikuasai oleh negara. Setiap kegiatan ekonomi harus diusahakan secara
bersama-sama. Setiap perusahaan adalah milik negara sehingga tidak ada perusahaan yang
dimiliki swasta. Pemerintah memiliki kewenangan penuh dalam menentukan jenis dan
jumlah barang yang dihasilkan suatu perusahaan. Negara memiliki wewenang dalam
menentukan harga barang dan distribusi barang. Seluruh warga masyarakat merupakan
karyawan bagi negara.Pemerintah tidak mengakui hak milik individu.

Anda mungkin juga menyukai