MERKANTILISME
Disusun
O
L
E
H
KELOMPOK 4
JERINA W
HENNY H
DAFFA
RYO
RAFFA
XI IPS 3
SMA SISINGAMANGARAJA
TANJUNGBALAI
T.A. 2018/2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... i
A. Latar Belakang
Dewasa ini kegiatan perdagangan internasional merupakan suatu kegiatan yang harus
dilakukan oleh setiap negara di muka bumi ini, dan sulit dilepaskan dari kegiatan ekonomi
suatu negara. Hal ini karena suatu negara tidak selalu dapat memenuhi kebutuhan hidup
setiap warga negaranya sendiri jadi dengan perdagangan internasional, negara tersebut bisa
memenuhi kebutuhan negaranya dengan cara impor, begitupun sebaliknya. Perdagangan
antar negara atau lebih di kenal dengan perdagangan internasional, sebenarnya sudah ada
sejak zaman dahulu, namun dalam ruang lingkup dan jumlah yang terbatas, dimana
pemenuhan kebutuhan setempat (dalam negeri) yang tidak dapat diproduksi, mereka
melakukan transaksi dengan cara barter (pertukaran barang dengan barang lainnya yang di
butuhkan oleh kedua belah pihak, dimana masing-masing negara tidak dapat memproduksi
barang tersebut untuk kebutuhannya sendiri). Hal ini terjadi karena setiap negara dengan
negara mitra dagangnya mempunyai beberapa perbedaan, di antaranya perbedaan kandungan
sumber daya alam, iklim, penduduk, sumber daya manusia, spesifikasi tenaga kerja,
konfigurasi geografis, teknologi tingkat harga, struktur ekonomi, sosial dan politik dan lain
sebagainya. Dari perbedaan tersebut di atas, maka atas dasar kebutuhan yang saling
menguntungkan, terjadilah proses pertukaran, yang dalam skala luas dikenal sebagai
perdagangan internasional.
Selama abad ke 17 dan 18, ada sekelompok pria (para pedagang, bankir, pegawai
pemerintah, bahkan para filsuf) telah menulis esai dan pamflet mengenai perdagangan
internasional yang kemudian memunculkan filosofi ekonomi yang disebut dengan
merkantilisme. Secara singkat penganut merkantilisme itu berpendapat bahwa satu-satunya
cara bagi sebuah negara untuk menjadi kaya dan kuat itu dengan cara melakukan sebanyak
mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor, atau dengan kata lain negara tersebut harus
melakukan perdagangan internasional.
Dari hal di atas terlihat bahwa merkantilisme dan perdagangan internasional itu memiliki
hubungan. Dan ternyata merkantilisme itu merupakan salah satu dari aliran pemikiran dalam
perdagangan internasional, dimana menurut merkantilisme ini berpendapat bahwa
perdagangan internsional akan terjadi apabila terdapat kesempatan memperoleh surplus
nerasa transaksi berjalan (current account).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Teori Perdagangan Internasional Merkantilisme ?
2. Siapa saja tokoh-tokoh merkantilisme ?
3. Apa saja masalah dalam ide merkantilisme ?
4. Apa saja dampak Merkantilisme ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Teori Perdagangan Internasional Merkantilisme ?
2. Untuk mengetahui Siapa saja tokoh-tokoh merkantilisme ?
3. Untuk mengetahui Apa saja masalah serta dampak merkantilisme ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan
suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara
yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting.
Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital
(mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan
modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya)
impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif.
Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan
ini dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong eksport
(dengan banyak insentif) dan mengurangi import (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang
besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan
dengan sistem ekonomi merkantilisme.
B. Sejarah Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu aliran filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang
dengan pesat pada abad ke-16 sampai abad ke-18 di Eropa Barat. Karena itulah mengapa
semua ahli ekonomi Eropa pada periode tersebut dianggap sebagai merkantilis. Padahal
istilah 'merkantilis' sediri saat itu belum dikenal. Merkantilisme baru diperkenalkan pertama
kali oleh Victor de Riqueti, marquis de Mirabeau pada tahun [1763], dan dipopulerkan oleh
Adam Smith pada tahun 1776 dalam bukunya The Wealth of Nations.
Abad ke-16 di Eropa tengah bermunculan negara-negara merdeka seperti Inggris,
Perancis, Jerman, Italia dan Belanda. Mereka memiliki keinginan kuat untuk
mempertahankan kedaulatan, kebebasan dengan menunjukkan kesejahteraan rakyatnya. Ciri
utama dari paham merkantilisme ditandai dengan campur tangan negara/raja secara
menyeluruh dalam setiap sendi ekonomi. Filosofi merkantilisme memberi dukungan penuh
bagi negara/raja untuk mengintervensi dan mengatur perekonomiannya. Sehingga
merkantilisme menjadi sebuah tahap dalam perkembangan sejarah kebijakan ekonomi
dimana kebijakan ekonomi dikaitkan dengan erat kepada kesatuan politik dan kekuatan
nasional.
Merkantilisme menitik beratkan kemakmuran suatu negara dari tingkat kekayaannya.
Pengumpulan kekayaan negara/raja dapat dilakukan dengan peningkatan volume
perdagangan. Volume perdagangan dapat ditingkatkan dengan (1)peningkatan produksi dan
(2)perluasan pasar. Kebutuhan akan pasar inilah yang yang menimbulkan peperangan di
negara Eropa dan dan lahirnya imprealisme.
Pada awal abad ke-16 beberapa kota besar seperti London, Paris dan Napoli mulai
bermunculan. Di kota-kota itu berbagai produk mulai dibuat oleh pengrajin. Periode ini
menandai kemunculan Masyarakat Pasar (Market Society). Saat merkantilisme berkembang,
Bangsa Eropa telah mengenal logam mulia sebagai medium of exchange (uang), sehingga
kemudian menetapkan standar ukuran kemakmuran suatu negara dengan jumlah logam mulia
yang dimiliki. Semakin banyak logam mulia, maka semakin makmur negara itu
dibandingkan dengan negara lainnya. Peningkatan produktivitas diperlukan untuk
meningkatkan ekspor, yang bisa mendatangkan surplus perdagangan.
Selain peningkatan produksi, upaya menambah kekayaan dalam merkantilisme adalah
perluasan pasar. Merkantilisme memandang perdagangan internasional sebagai suatu aspek
penting. Perdagangan internasional adalah cara untuk memperluas pasar dalam rangka
mendapatkan surplus perdagangan sebesar-besarnya. Kekayaan suatu negara diukur dari
perbandingan ekspor impornya. Seolah-olah ekspor dan impor berada dalam suatu
timbangan, di mana jika ekspor berlebih maka neraca perdangangan dianggap untung.
Dengan adanya keuntungan maka terjadi peningkatan pendapatan negara yang harus dibayar
dan diimbangi secara tunai dengan emas. Perpanjangan tangan para penguasa pada
merkantilisme terlihat dari kebijakan ekonomi proteksi, dimana negara/raja mendukung
ekspor dengan insentif dan menghadang import dengan tarif. Cara perluasan pasar yang
dilakukan pada masa merkantilisme ini adalah dengan penjelajahan samudra, membuka
wilayah-wilayah baru untuk di eksplorasi. Penjelajahan bangsa Eropa ini pada akhirnya
membawa ketamakan untuk menguasai sumber daya alam mereka sebagai bagian dari
kekayaan negara/raja-nya. Mereka menjadi wilayah-wilayah baru tersebut sebagai
jajahan/koloni mereka. Daerah koloni dipaksa untuk menghasilkan bahan mentah untuk
keperluan industri dan dipaksa untuk membeli hasil industri negara induk.
Contoh raja pengikut/ penganut sistem merkantilisme :
1. Raja Karel V dari negara Spanyol
2. Ratu Elizabeth dari Inggris
3. Prinsmaurits berasal dari Belanda
4. Louis XIV dari Prancis
2. Indonesia
Merkantilisme dianut : Perancis, Belanda, Jerman. Paham bertujuan mengumpulkan emas
sebanyak-banyaknya dalam kas negara. Neraca perdagangan aktif ciri-cirinya adalah:
1. Etatisme
2. Proteksionisme
3. Monopoli Perdagangan
4. Industri dalam negeri
5. Mencari daerah jajahan dengan kekayaan alam tinggi.
Pengaruh di Indonesia : Belanda yang menganut paham merkantilisme juga menerapkan
paham tersebut di negeri jajahannya termasuk di Indonesia. Revolusi industri menyebabkan
perubahan besar dalam memproduksi barang. Yang melopori perubahan adalah Inggris
Tahap – tahap :
Revolusi industri I : Teknik kuno, (Kayu , batu bara) di Inggris
Revolusi industri II : Teknik baru, ( listrik, bensin) Di AS, Jerman
Revolusi Industri III : Biotehnik, (atom, nuklir) Di Amerika , Uni Soviet
Akibat :
1. Bidang Ekonomi :Harga barang murah dan upah buruh murah
2. Bidang social : Urbanisasi besar-besaran
3. Bidang politik : Berkembang imperialisme modern
3. Spanyol
Spanyol daerah Amerika (terutama Amerika Tengah dan Amerika Selatan) menjadi
sasaran untuk memperoleh logam mulia sebanyak-banyaknya, sehingga Amerika mendapat
julukan Eldorado (negeri emas dan perak).
Perang Salib mengakibatkan terjadinya perdagangan antara negara-negara Eropa dengan
negara-negara Timur Tengah. Namun, jalur perhubungan darat ke India (jalur Kafilah) sangat
berbahaya dan mahal. Sampai akhirnya Vasco Da Gama dari Portugis menemukan jalur laut
yang lebih murah dengan berlayar mengelilingi Afrika.
Suatu perjalanan yang dilakukan oleh Columbus untuk mencari jalur yang lebih
pendek menuju India berhasil menemukan benua Amerika. Ekspedisi Columbus tersebut
dibiayai oleh Spanyol, sehingga membuat Spanyol menjadi negara yang memenangkan
perlombaan dalam persaingan untuk mendapatkan barang dagangan berupa emas dan perak,
juga daerah untuk memasarkan produknya.
5. Portugis
Di Amerika, Portugis hanya memiliki daerah Brasilia di Amerika Selatan
5. Perancis
Peletak dasar merkantilisme di Perancis adalah Raja Louis ke XI. Masa kejayaan
merkantilisme di Perancis terjadi di bawah menteri keuangan Jean Colbert padan masa
pemerintahan Raja Louis XIV, sehingga merkantilisme di Perancis dikenal dengan sebutan
Colbertisme dengan tujuan utama memajukan industri.
Isi peraturan Colbertisme adalah:
a. Menghapus daerah bea cukai dalam negeri sehingga peredaran barang menjadi lebih
lancar dan harganya lebih murah.
b. Dilarang mengimpor barang yang dapat dihasilkan sendiri atau barang impor tersebut
dikenakan pajak yang tinggi.
c. Produksi dalam negeri yang diperlukan dilarang untuk di ekspor. Namun barang dari
luar negeri yang sangat diperlukan untuk mengembangkan ekonomi diberikan
keringanan atau dibebaskan dari pajak impor.
6. Inggris
Peletak dasar merkantilisme di Inggris adalah Raja Henry VII dengan jalan
meningkatkan industri topi dan meningkatkan perpajakan untuk memajukan
pelayaran/perdagangan. Dari politik merkantilisme muncul perserikatan dagang seperti
"EAST INDIAN COMPANY" atau EIC.
EIC memperoleh hak istimewa yaitu hak monopoli dagang serta hak merampas negeri
di India, Kanada, dan Amerika Utara. Merkantilisme di Inggris mengalami masa kejayaan
pada masa perdana menteri Oliver Cromwell yang mengeluarkan "ACT OF NAVIGATION"
yaitu peraturan tentang pelayaran dengan tujuan melindungi perdagangan di Inggris dari
negara-negara saingannya.
Isi Act Of Navigation adalah :
a. Barang-barang dari daerah jajahan Inggris hanya boleh di angkut dengan kapal-kapal
Inggris.
b. Barang-barang dari negara Eropa hanya boleh di angkut dengan kapal dari Inggris.
c. Pelayaran di pantai Inggris hanya untuk kapal Inggris
7. Jerman
Merkantilisme di Jerman dilaksanakan pada masa pemerintahan Kaisar Frederick
Wilhelm I dan di sebut "KAMERALISME" yang artinya adalah "kas dari raja".
Perekonomian digalakkan dengan cara menarik pajak setinggi-tingginya.
8. Belanda
Merkantilisme lebih ditekankan pada monopoli dagang, misalnya: Di Indonesia
dengan nama "Verenigde Oost Indische Compagnie" atau VOC Merkantilisme berkembang
ketika ekonomi eropa berada dalam masa transisi. Pusat kekuasaan yang sebelumnya
dipegang oleh para bangsawan digantikan oleh negara nasional. Perubahan teknologi dalam
hal perkapalan dan pertumbuhan pusat-pusat urban mendorong meningkatnya perdagangan
internasional. Merkantilisme memusatkan perhatian pada bagaimana perdagangan ini
memberi keuntungan yang sebesar-besarnya bagi negara.
Perubahan penting lainnya adalah penemuan pencatatan ganda dan akuntansi modern.
Accounting ini membuat aliran perdagangan masuk dan keluar tercatat dengan jelas, memberi
kontribusi pada pengawasan yang ketat terhadap keseimbangan perdagangan. Tentu saja
penemuan benua Amerika tak dapat diabaikan. Pasar-pasar baru dan pertambangan-
pertambangan baru mendorong perdagangan internasional hingga ke tingkat yang tak dapat
dibayangkan sebelumnya. Pertambangan-pertambangan ini ini mendorong pergerakan harga
dan peningkatan dalam volume aktivitas perdagangan itu sendiri. Sebagian besar negara-
negara eropa pada abad ke-16 sampai abad ke-18 menganut sistem ekonomi merkantilisme
ini, seperti Inggris yang pada saat itu merupakan negara industri terbesar di dunia, Prancis,
Belanda, dan negara-negara lainnya.
F. Tokoh-Tokoh Merkantalisme
Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa tokoh merkantilisme yang berasal dari golongan
tua maupun golongan muda.
1. Jean Bodin (1530-1596)
Jean Bodin adalah seorang ilmuwan berbangsa Perancis, yang dapat dikatakan sebagai
orang pertama yang secara sistematis menyajikan teori tentang uang dan harga. Menurutnya,
bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya
harga barang-barang. Selain itu, kenaikan harga-harga barang juga dapat disebabkan oleh
praktik monopoli dan pola hidup mewah dari kaum bangsawan dan raja. Dalam praktik
tersebut, biasanya rakyat menjadi korban, sehingga sangat dikecam pada saat itu.
Dalam bukunya yang berjudul Reponse Aux Paradoxes de Malestroit (1568),
dikemukakan oleh bodin, naiknya harga-harga barang secara umum disebabkan oleh 5 faktor,
yakni :
- Bertambahnya logam mulia seperti perak dan emas.
- Praktek momopoli yang dilakukan oleh dunia swasta paupun peran Negara.
- Jumlah barang di dalam negeri menjadi langka oleh karena sebagian hasil produksi di
ekspor.
- Pola hidup mewah kalangan bangsawan dan raja-raja.
- Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang terkandung di dalamnya
dikurangi atau dipermainkan.
Bodin Sependapat dengan Machiavelli bahwa Negara mempunyai kekuasaan yang
mutlak terhadap warga Negara, karena Negara berada di atas hokum. Sebenarnya teori yang
dikemukakan oleh bodin ini agak berlebihan, akan tetapi teori ini mencerminkan kebutuhan
Negara-negara nasional yang sedang tumbuh akan kekuasaan untuk menjaga kestabilan
ekonomi dan menciptakan kemakmuran bagi setiap rakyatnya.
Menanggapi perilaku mewah-mewahan yang dilakukn oleh para kaum bangsawan,
Jean Bodin menekankan apabila jumlah cadangan yang berupa perediaan emas tersebut lebih
baik disimpan terlebih dahulu, dan pengeluaran dilakukan secara hemat dan berhati-hati yang
akan berujung pada terkendalinya inflasi.
Teori Jean Bodin tentang nilai uang dinilai sangat maju, maka dari itu dalam selang
waktu sekitar setangah abad, Irving Fisher menggunakannya sebagai dasar teorinya yakni
teori kuantitas uang.
Pada dasarnya Merkantilisme adalah cara untuk mencapai kemakmuran negara. Namun
pada prakteknya ada dua jenis merkantilis yang bisa dibedakan berdasarkan cara mencapai
kemakmuran. Kedua jenis merkantilis tersebut adalah
1. Kelompok Bullionist
Kelompok bullionist berkembang sebagai awal perkembangan kelompok merkantilist murni,
dipelopori oleh Gerald Malynes. Kelompok ini mengaitkan kemakmuran negara dengan
banyaknya logam mulia. Semakin besar stok logam mulia di dalam negeri, semakin makmur,
megah dan berkuasa negara tersebut.
Kebijakan kelompok ini adalah
mendorong ekspor sebesar-besarnya, (kecuali logam mulia)
melarang impor dengan ketat, (kecuali logam mulia)
surplus ekspor harus dibayar dengan logam mulia
2. Merkantilist Murni
Kata kunci merkantilist murni adalah aspek suku bunga. Suku bunga yang rendah akan
menguntungkan pencari kredit, dan ini diperlukan untuk mendorong kegiatan ekonomi.
Agar kegiatan ekonomi dapat berkembang maka harga barang juga harus meningkat dan
peningkatan harga barang dapat terjadi apabila jumlah uang beredar meningkat. Agar uang
bertambah maka jalan yang paling mudah adalah melakukan perdagangan internasional. Oleh
karena itu setiap negara wajib berusaha memperoleh neraca perdagangan yang
menguntungkan (favorable balance of trade).
Pendukung utama kelompok merkantilis murni adalah Thomas Mun (Inggris), Colbert
(Perancis), Von Hornigh (Jerman) dan Becker (Austria).
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
a. Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
b. Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang positif akan
dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan demikian semakin besar
ekspor netto maka akan semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri.
c. Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba-yaran,sehingga negara
yang memiliki logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan kuat
d. Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai armada
perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama
e. Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan luar negeri
diikuti dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia