Anda di halaman 1dari 4

CUACA

Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan
dalam jangka waktu yang singkat. cuaca terbentuk dari gugusan unsur cuaca dan jangka
waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya pagi hari, siang hari, atau sore hari, dan
keadaannya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya.

NO Pembeda Iklim Cuaca


1 Waktu Berlangsungnya Lama (30-100 Tahun) Relatif Singkat (per hari)
2 Cakupan Wilayah Sangat Luas Sempit
3 Sifat Perubahan Lambat Cepat Berubah
4 Kemudahan Prediksi Sulit Mudah

Unsur-unsur cuaca
Cuaca dan iklim dapat terbentuk dari unsur-unsur berikut :
1. Sinar matahari
Bumi beredar mengelilingi matahari pada lintasan elips yang disebut garis edar. Proses
penyinaran matahari pada bumi di sebut insolasi. Sebagai akibat penyinaran matahari, terjadi
pemanasan di permukaan bumi.
Proses pemanasan tersebut dinamakan radiasi. Radiasi dari sinar matahari menjadi sumber
pemanas utama bagi bumi. Radiasi matahari merupakan salah satu penyebab variasi dan
perubahan cuaca. Unsur radiasi matahari yang perlu di perhatikan adalah intensitas radiasi
dan lamanya radiasi berlangsung.

2. Suhu udara
Suhu atau temperatur udara merupakan kondisi yang dirasakan di permukaan Bumi
sebagai panas, sejuk atau dingin. Sebagaimana di ketahui bahwa permukaan Bumi menerima
panas dari penyinaran Matahari berupa radiasi gelombang elektromagnetik. Radiasi
sinar Matahari yang dipancarkan ini tidak seluruhnya sampai ke permukaan Bumi. Hal ini
dikarenakan pada saat memasuki atmosfer, berkas sinar Matahari tersebut mengalami
pemantulan (refleksi), pembauran (scattering), dan penyerapan (absorpsi) oleh material-
material di atmosfer. Persentase jumlah pemantulan dan pembauran sinar Matahari oleh
partikel atmosfer ini dinamakan albedo. Pada saat memasuki atmosfer, sekitar 7% energi
sinar Matahari langsung dibaurkan kembali ke angkasa, 15% diserap oleh partikel-
partikel udara dan debu atmosfer, 24% dipantulkan oleh awan, dan 3% diserap oleh partikel-
partikel awan. Jadi, persentase albedo sinar Matahari oleh atmosfer adalah sekitar 49%,
sedangkan yang sampai di permukaan Bumi hanya 51%. Energi Matahari yang sampai
di permukaan Bumi ini kemudian dipantulkan kembali sekitar 4%. Jadi, jumlah keseluruhan
energi Matahari yang diserap muka Bumi adalah sekitar 47%.
3. Tekanan udara
Faktor kedua yang mempengaruhi dinamika cuaca adalah tekanan udara, yaitu tenaga
yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam satuan wilayah tertentu dari suatu
tempat ke tempat lainnya. Tekanan udara sangat dipengaruhi tingkat kepadatan atau
kerapatan (densitas) massa udara. Semakin tinggi kerapatan udara, semakin tinggi pula
tekanannya. Berbeda dengan ting kat kerapatan yang berbanding lurus dengan tekanan udara,
suhu di suatu wilayah berbanding terbalik dengan tekanan udaranya. Semakin tinggi suhu
udara, semakin rendah tekanan udaranya. Hal ini dikarenakan suhu yang tinggi
menyebabkan udara di daerah itu memuai dan menjadi renggang. Alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan udara di suatu tempat dinamakan Barometer, yang menggunakan skala
milimeter air raksa (mmHg), milibar (mb), atau atmosfer (atm). Perbandingan ketiga skala
tersebut adalah 1 atm = 760 mm Hg = 1013,25 mb.

4. Kelembapan Udara
massa udara terdiri atas berbagai macam gas dengan kandungan yang berbeda-
beda. Salah satunya adalah uap air. Banyaknya uap air yang terkandung dalam sejumlah
massa udara dikenal dengan kelembapan atau kelengasan udara.
Jika tingkat kelembapan relatif telah mencapai 100%, massa udara akan mencapai
titik jenuh sehingga dapat terjadi proses kondensasi (pengembunan), di mana uap air akan
berubah kembali menjadi titik-titik air di atmosfer. Kumpulan titik-titik air di
atmosfer disebut awan.
Ada kalanya pada saat kelembapan udara mencapai titik jenuh (100%), suhu udara
sudah sangat rendah sampai berada di bawah titik beku sehingga uap air tidak lagi mengalami
proses kondensasi. Uap air mengalami terjadi sublimasi di mana uap air berubah menjadi
bentuk kristal-kristal es.
Kelembapan udara ada 2 jenis sebagai berikut:
1. Kelembapan mutlak (absolut) yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah uap air dalam
satuan gram pada satu meter kubik udara.
2. Kelembapan relatif (nisbi), yaitu angka dalam persen yang menunjukkan
perbandingan antara banyaknya uap air yang benar-benar dikandung udara pada suhu
tertentu dan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung udara.
5. Angin
Perbedaan tekanan udara di berbagai wilayah di muka Bumi mengakibatkan
terjadinya gerakan massa udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan
rendah. Pola gerakan udara dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu adveksi, konveksi, dan
turbulensi. Adveksi adalah gerakan udara yang arahnya mendatar atau horizontal.
Konveksi adalah gerakan massa udara dengan arah vertikal. Adapun turbulensi adalah
perubahan arah dan kecepatan gerakan udara karena faktor-faktor tertentu.
Gerakan massa udara yang arahnya horizontal dikenal dengan istilah angin. Arah dan
kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut anemometer mangkok. Satuan yang biasa
digunakan dalam menentukan kecepatan angin adalah kilometer per jam atau knot (1 knot =
0,5148 m/det = 1,854 km/jam). Sistem penamaan angin biasanya dihubungkan dengan arah
datangnya massa udara tersebut. Misalnya angin passat tenggara, artinya gerakan
massa udara tersebut datangnya dari arah tenggara.
Berkaitan dengan gerakan angin, seorang ahli ilmu cuaca dari Prancis Buys Ballot
mengemukakan dua pernyataan yang dikenal dengan hukum Buys Ballot. Adapun bunyi
hukum tersebut adalah sebagai berikut. Angin adalah massa udara yang bergerak dari daerah
bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum. Di Belahan Bumi Utara (BBU), arah
gerakan angin dibelokkan ke kanan, sedangkan di Belahan Bumi Selatan (BBS) arah
angin dibelokan ke kiri.
Pembelokan arah angin seperti dikemukakan tersebut adalah adanya gaya coriolis
akibat dari rotasi Bumi. Secara umum, sirkulasi gerakan angin di muka Bumi dibedakan
menjadi dua kelompok utama, yaitu angin umum dan angin lokal. Angin umum adalah
gerakan massa udara yang senantiasa berembus sepanjang tahun dan meliputi wilayah yang
luas, meliputi Angin Passat, Angin Muson, Angin Barat, dan Angin Timur. Angin lokal
adalah jenis angin yang hanya berhembus di wilayah-wilayah dan waktu-waktu tertentu saja.
Beberapa contoh angin lokal antara lain angin darat-angin laut, angin gunung-angin, lembah,
angin siklon-angin antisiklon, dan angin fohn.
6. Curah hujan
Hujan adalah suatu proses jatuhnya air dari udara ke permukaan bumi. Air yang jatuh dapat
berbentuk cair maupun padat (es dan salju). Hujan terjadi karena menguapnya air sebagai
akibat dari pemanasan sinar matahari.
Uap-uap air tersebut kemudian naik ke atmosfer dan mengalami kondensasi sehingga
membentuk awan. Lama kelamaan awan akan makin berat, karena kandungan airnya makin
banyak. Bila uap air di awan telah mencapai jumlah tertentu, maka titik-titik air pada awan
tersebut akan jatuh sebagai hujan.

7. Awan
Awan merupakan kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) di dalam udara di atmosfer yang
terjadi karena adanya pengembunan atau pemadatan uap air yang terdapat dalam udara
setelah melampaui keadaan jenuh. Awan merupakan cikal-bakal terjadinya hujan, namun bisa
atau tidaknya awan menimbulkan hujan tergantung oleh musim. Kondisi awan dapat berupa
cair, gas, atau padat karena dipengaruhi oleh suhu. Berdasarkan bentuknya awan dibagi
menjadi 4 yakni sebagai berikut :
a. Awan Cumulus
Awan cumulus adalah awan putih yang bergerombol yang sering kita lihat di siang dan sore
hari.
b. Awan Stratus
Awan stratus adalah awan yang berbentuk seperti selimut yang berlapis-lapis dan relatif luas.
c. Awan Cirrus
Awan cirrus adalah awan yang letaknya tinggi sekali dan tipis seperti tabir.
d. Awan Nimbus
Awan nimbus adalah awan gelap dengan bentuk yang tidak menentu, awan ini menandakan
akan terjadinya hujan.

Anda mungkin juga menyukai