Anda di halaman 1dari 6

Dinamika Pemikiran Ekonomi

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah :

“Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam”

Disusun oleh :

Pratika Oktavia Ramadhani : 402230006

Nurul Alvy Kholifatul Fadzillah : 402230036

Dosen Pengampu :

Sa’idi, M.E.

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PONOROGO

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dinamika perkembangan perekonomian pada suatu wilayah disebabkan oleh


fenomena urbanisasi yang berkorelasi dengan kegiatan industrialisasi. Hal
tersebut selaras dengan Harahap (2013) yang mendefinisikan proses urbanisasi
sebagai transformasi sosial ekonomi yang tumbuh sebagai akibat dari
pengembangan dan ekspansi kapitalisme (capitalist urbanization) yang
ditunjukkan melalui modernisasi. Perkembangan tersebut dapat dilihat pada
proses industrialisasi yang ditunjukkan melalui perubahan struktur
perekonomian yang bermula pada sektor pertanian (primer) beralih ke sektor
industri atau jasa. Keberedaan sektor industri pada konsep kutub pertumbuhan
ini diharapkan mampu menjadi katalis untuk menciptakan pengembangan
pada daerah perdesaan atau pedalaman serta memacu pembangunan pada
sektor-sektor lainnya. Mengacu bahwa pengembangan industri pada kota-kota
kecil dilakukan untuk mengatasi kekurangan pada konsep pengembangan
ekonomi sebelumnya, maka dalam perumusan kebijakan pengembangan di
kota-kota kecil perlu memperhatikan kondisi lokal, keterlibatan aktor lokal
dan penciptaan kelembagaan yang lebih fleksibel untuk mendukung proses
tersebut. Strategi-strategi pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan
berkeadilan diharapkan mampu menciptakan struktur industri yang kuat yang
ditunjukkan melalui adanya keterkaitan antar industri kecil, menengah dan
besar dalam hubungan yang saling menguntungkan. Oleh karena itu
pemahaman terkait dinamika pemikiran ekonomi perlu diketahui.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebijakan Merkantilis dalam Perdagangan Internasional.

Merkantilisme adalah doktrin ekonomi yang berlaku di sebagian besar Eropa


selama abad ke-17 dan 18. Merkantilisme termasuk dalam ‘pra sejarah’
ekonomi, sebelum menjadi bidang studi.1 Merkantilisme hanya mendapat
sedikit perhatian pada abad ke-20. Merkantilisme sebagian besar hanya
dipandang oleh sebelah mata, digunakan secara keliru untuk menyajikan teori-
teori lain dengan lebih baik. Akibatnya, ada sejumlah kesalahpahaman yang
meluas tentang kebijakan merkantilisme. Salah satunya adalah bahwa
merkantilisme hanyalah paham yang secara naif berfokus pada neraca
perdagangan (atau lebih buruk lagi, hanya fokus pada stok logam mulia atau
disebut ‘bullionism’). Kebijakan merkantilis dimaksudkan untuk memperkuat
negara dengan cara mempercepat aliran logam mulia ke negara tersebut dan
meningkatkan persediaannya. Dengan demikian kelahiran negara modern,
kebangkitan kegiatan ekonomi, dimulainnya sensasi kekayaan dan
peningkatan kerangka berpikir telah memainkan peran kunci dengan proses
pembentukan merkantilisme. Selama periode ini, negara juga menerapkan
kebijakan proteksi ekonomi untuk melindungi para pedagang pribumi dari
pedagang asing.2 Beberapa kebijakan ekonomi merkantilisme antara lain:

a. Menekan konsumsi dalam negeri serendah mungkin demi menambah


cadangan keuangan negara.

b. Barang mewah hanya konsumsi pejabat negara dan orang kaya.

c. Negara menerapkan kebijakan pajak tinggi.

1
Abdul Qoyum dkk “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam” (Jakarta: Departemen Ekonomi
dan Keuangan Syariah,2021) hlm.46
2
Reinert, Erik S; Reinert “Mercantilism and Economic Development: Schumpeterian
Dynamics, Institution Building and Internasional Benchmarking.” OIKOS 10,No.1
(2011): 8-37
d. Menerapkan kebijakan monopoli, ekonomi dikuasai kaum pedagang.3

e. Memberikan subsidi kepada industri barang ekspor dan melarang


ekspor barang mentah agar harga di dalam negeri tetap rendah.

f. Pembatasan impor dengan menaikkan tarif bea masuk, menerapkan


larangan langsung untuk impor barang yang dapat diproduksi dalam
negeri.

g. Dalam masalah tenaga kerja, kebijakan merkantilis adalah dengan


menekan upah buruh serendah mungkin setara dengan taraf subsisten.

h. Memperkuat armada perang dan militer dengan tujuan untuk


memonopoli perdagangan.4

Sistem ekonomi merkantilisme memiliki kelemahan, yaitu kekayaan


negara yang melimpah dari kegiatan perdagangan hanya dapat dinikmati
oleh para penguasa dan kaum pedagang, sementara sebagian besar rakyat
tetap hidup dalam kemiskinan dan kebodohan.5 Disinilah letak ironisnya
kebijakan merkantilisme: kebijakan yang seolah ditujukan untuk
kemakmuran rakyat nyatanya lebih dinikmati oleh sebagian kecil kaum
pengusaha dan pedagang yang berkongsi dengan para pejabat koruptor.
Kebijakan inilah yang kemudian memicu berbagai reaksi, diantaranya
muncul aliran yang dikenal dengan fisiokratis, dan munculnya pemikiran
Adam Smith yang tertuang dalam buku fenomenalnya “The Wealth of
Nations”.6

B. Fisiokratis sebagai Cikal Bakal Laissez-Faire

3
Endang Bidayani, Ekonomi Sumberdaya Pesisir Yang Tercemar, hlm.23

4
Nazaruddin Malik, Ekonomi Internasional, hlm.44

5
Endang Bidayani, Ekonomi Sumberdaya Pesisir Yang Tercemar.

6
Deliarnov, Ekonomi Politik,hlm.30
Sistem kolonialisme pada masa merkantilis memicu lahirnya Fisiokratis
sebagai kecaman terhadap pemikiran merkantilisme. Fisiokratis pertama kali
menjadi terkenal menjelang berakhirnya Perang Tujuh Tahun, ketika negara
Prancis dalam krisis karena efek gabungan dari hutang publik dan kekalahan
militer. Fisikiawan Francois Quesnay dan muridnya Victo Riquetti serta
Comte de Mirabeau, adalah penulis awal doktrin itu. Melalui kedekatan
mereka lewat pengadilan, para menteri dan ratu, mereka dapat menerbitkan
ide-ide mereka dalam Theorie de I’impot yang terbit pada tahun 1760. Ide-ide
fisiokratis ini menawarkan rencana yang sistematis untuk regenerasi Prancis.
Para pemikir fisiokratis mengakui pentingnya perdagangan bebas sebagai
pelengkap dari kegiatan pertanian. Dengan demikian, prinsip laissez-faire
berasal dari kelompok ini. Quesnay menyadari bahwa pedagang bermanfaat
bagi masyarakat dengan mengatur harga barang di pasar. Hal yang tidak bisa
diterima adalah pernyataan bahwa hanya pedagang yang menentukan
kemakmuran suatu bangsa. Pedagang hanya menjalankan fungsi sebagai
mediator harga.
Walaupun kaum petani sangat berjasa, dalam era merkantilisme mereka justru
menderita dengan keharusan membayar pajak yang tinggi dan berbagai
pungutan liar. Quesnay melihat ini sebagai bahaya laten, yang apabila kaum
petani tidak puas akan melawan kelompok saudagar yang lebih diuntungkan.
Apa yang ditakutkannya ini menjadi kenyataan, dengan meletusnya Revolusi
Perancis pada akhir abad ke-18 Masehi. Untuk memperbaiki keadaan ini,
kaum fisiokratis mengusulkan untuk meniadakan intervensi pemerintah dalam
perekonomian. Mereka juga meminta agar monopoli dan kemudahan yang
diberikan pada sekelompok orang dibuka, serta membuka sekat perdagangan.
Konsep inilah yang kemudian dikembangkan oleh Adam Smith dengan prinsip
Laissez-faire.7

C. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI KLASIK ( ADAM SMITH )

7
Ibid.hlm,40
Adam Smith dikenal luas sebagai Bapak Ekonomi Modern. Kontribusinya
telah diakui membantu membentuk kembali subjek ekonomi pada jalur ilmiah.
Ide-idenya mengenai ekonomi pasar dan peran negara dalam ekonomi
meletakkan dasar-dasar sistem kapitalis modern. Sebagai anggota mazhab
pemikiran ekonomi klasik, Smith seperti para ekoomi klasik lainnya,
menekankan pada pemikiran tentang bagaimana sistem pasar yang muncul
selama transisi dari sistem feodal, akan memenuhi kebutuhan baik produsen
maupun konsumen. Selain menjadi ekonom, Adam Smith dahulu dikenal
sebagai seorang profesor filsafat moral. Karya Smith yang berjudul “An
Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations” atau sering
dikenal dengan “The Wealth of Nations” telah membawa sudut pandang yang
berbeda untuk mengantarkan ekonomi pada era baru. Buku ini mengakhiri
doktrin merkantalisme yang mendominasi sistem ekonomi dan politik pada
masa itu. Adam Smith memberikan cetak biru untuk model organisasi sosial
yang didasarkan pada sistem kebebasan sempurna. Kepemilikan pribadi dan
pertukaran sukarela adalah fitur utama ekonomi kapitalis. Smith menawarkan
wawasan penting tentang peran pembagian kerja, persaingan, akumulasi
modal, dan properti pribadi dalam menciptakan masyarakat komersial yang
berfungsi dan makmur. Dia memberikan visi masyarakat dimana individu
mengikuti kepentingannya sendiri tanpa campur tangan negara atau otoritas
perencanaan pusat, melalui mekanisme yang disebut Ekonomi Politik, atau
dalam terminologi saat ini, ekonomi. Dalam hukum pasarnya, Adam Smith
mencoba menyelesaikan pertanyaan mendasar tentang bagaimana self-interest
dan hasrat individu dapat diarahkan ke arah yang dapat membawa hasil yang
bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.8

8
Farah Naz,”Adam Smith’s Model of Capitalism and Its Relevance Today” hlm.71-85

Anda mungkin juga menyukai