Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

MERKANTILISME
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi oleh
dosen pengampu Dr. Marselina S.E.,M.Sc

KELOMPOK 3

Anggota :

M. Fadhli Akbarsyah (1611021033)

Dinda Mian Sari (1711021031)

Isma Nada (1711021035)

Nur Fairuz Sani (1711021049)

Frans Simatupang (1711021061)

Feni Setiani (1711021073)

Deska Irwanti (1711021074)

Marina (1711021081)

Herza Hendradijaya (1711021101)

Nirmala Juwita (1711021107)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami limpahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Merkantilis” ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Aamiin.

Manusia sebagai makhluk sosial, tak lepas dari bantuan dan bimbingan
orang lain. Maka dari itu saya selaku penyusun makalah “Merkantilis” ini,
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Dengan selesainya makalah ini saya berharap semoga
makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, khususnya bagi para
pembaca.

Sebagai manusia biasa saya sadar bahwa pembuatan makalah tentang


“Merkantilis” ini masih jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah
milik Allah SWT, dan kelemahan adalah milik kita sebagai makhluk. Maka
dengan demikian demi terciptanya makalah yang lebih baik untuk kedepan, kami
mohon sekiranya para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk-Nya kepada
kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 2 September 2019

Kelompok 3

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL .....................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar belakang........................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................1
C. Tujuan dan manfaat................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
A. Pendahuluan serta sejarah merkantilisme...............................................4
B. Tujuan merkantilis..................................................................................5
C. Pokok-pokok ajaran merkantilisme........................................................6
D. Tokoh-tokoh merkantilisme...................................................................7
E. Jenis-jenis merkantilisme.......................................................................8
F. Praktik merkantilisme diberbagai negara...............................................7
G. Runtuhnya merkantilisme......................................................................10
H. Dampak-dampak merkantilisme............................................................11
BAB III PENUTUP.......................................................................................12

A. Simpulan ..........................................................................................13
B. Saran......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mercantilisme adalah sistem ekonomi yang digunakan pada abad 16 hingga 18,
terutama di Eropa. Tujuan dari paham merkantilisme ini adalah untuk meningkatkan
kekayaan suatu negara dengan memberlakukan peraturan pemerintah yang mengatur
semua kegiatan perdagangan. Merkantilisme percaya kekayaaan suatu bangsa dapat
dimaksimalkan dengan membatasi impor melalui tarif dan memaksimalkan ekspor.
Akibat dari merkantilisme ini adalah timbulnya kolonialisme dimana negara-negara
Eropa mendirikan wilayah jajahan di berbagai penjuru dunia. Koloni atau wilayah
jajahan ini didirikan untuk mensuplai negara Eropa dengan komoditas dagang, yang
kemudian bisa diekspor untuk memberi keuntungan dagang yang besar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah singkat merkantilisme?

2. Apa tujuan merkantislime?

3. Jelaskan pokok-pokok ajaran merkantilisme?

4. Siapakah tokoh-tokoh merkantilisme?

5. Jelaskan Jenis-jenis merkantilisme?

6. Bagaimana praktik merkantilisme diberbagai negara?

7. Jelaskan proses runtuhnya merkantilisme?

8. Dampak-dampak terjadinya merkantilisme?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian sejarah singkat merkantilisme.

2. Menjelaskan tujuan merkantilisme.

4
3. Menjelaskan pokok-pokok ajaran merkantilisme.

4. Menjelaskan tokoh-tokoh merkantilisme.

5. Menjelaskan Jenis-jenis merkantilisme.

6. Menjelaskan praktik merkantilisme diberbagai negara.

7. Menjelaskan runtuhnya merkantilisme.

8. Menjelaskan Dampak-dampak terjadinya merkantilisme.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendahuluan dan sejarah merkantilisme

Sistem perekonomian yang kita kenal saat ini tidaklah lepas dari yang
namanya suatu evolusi. Sama seperti manusia yang mengalami evolusi (teori darwin)
sistem perekonomian yang ada di dunia ini pun juga mengalami hal yang sama. Maka
dari itu sejarah perkembangan ilmu ekonomi yang ada haruslah dilacak terlebih
dahulu perkembangannya mulai dari era yunani kuno hingga saat ini. Bahkan
Aristoteles yang pertama kali memikirkan tentang sistem perekonomian dan
membedakannya menjadi dua yaitu, yang bersifat natural dan un-natural. Namun pada
pembahasan kali ini kita tidak akan membahas seluruh perkembangannya. Melainkan
lebih spesifik yaitu pada era merkantilisme.

Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan


suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh
negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat
sangat penting. Merkantilisme juga ditandai dengan adanya campur tangan
pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna
memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyaknya.
Jadi secara sederhananya pada sistem ekonomi merkantilisme, pemerintah atau
penguasa (raja-raja) akan memupuk kekayaan dalam bentuk aset (logam mulia) dan
melindungi aset tersebut dengan cara menekan eksport dan membatasi import.

1. Sejarah

Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal
periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran bernegara
sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu
negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem
kapitalisme mulai lahir.

6
Dalam menjalankan gerakan merkantilisme, negara- Negara ini melakukan
perlindungan dagang dengan mengenakan bea cukai masuk yang sangat tinggi.
Perencanaan ekonomi dilakukan dengan menerapkan kebijakan sebagai berikut.
1. Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
2. Meningkatkan perdagangan luar negeri
3. Mengembangkan industry berorientasi ekspor
4. Meningkatkan pertambahan penduduk sebgai tenaga kerja industry
5. Melibatkan negara sebagai pengawas perekonomian

Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring
dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam
bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris,
yang notabene saat itu adalah negara industri terbesar di dunia.

Merkantilisme sendiri lebih dominan terkenal di eropa sekitar abad ke-16 sampai 18,
dan salah satu contoh negara di eropa yang menerapkan sistem ini pada saat itu adalah
perancis dibawah Raja Louis XIV. Adapun beberapa tokoh merkantilis yang terkenal
pada saat itu adalah Jean Bodin (1530-1596), Thomas Mun (1571-1641), Jean Baptis
Colbert (1619-1683), Sir William Petty (1623-1687), Sir Dudley North (1641-1691),
David Hume (1711-1776).

B. Tujuan Merkantilisme

Merkantilisme merupakan kebijakan sebuah ekonomi nasional dengan tujuan


untuk mengumpulkan cadangan moneter melalui sebuah keseimbangan perdagangan
yang positif, yang terutamanya pada sebuah barang jadi. Selain itu, tujuan dari
merkantilisme itu sendiri ialah menciptakan kekayaan dan kekuasaan demi
meningkatkan kemerdekaan dan keamanan nasional (Mas'oed, 1998, p. 4).

Terdapat dua hal utama yang dapat dipahami dari teori merkantilisme. Pertama
merkantilisme dipahami sebagai upaya atau cara yang digunakan pemerintah untuk
memanfaatkan kekayaan dan kekuasaan demi melindungi industri nasional dan
kepentingan nasional mereka (Mas'oed, 1998, p. 4). Kedua, dalam teori merkantilisme
negara dituntut untuk berperan aktif menggalakkan industri dalam negerinya.

7
C. Pokok-Pokok Ajaran Merkantilisme
Pokok-pokok ajaran merkantilisme setidaknya terdiri atas tujuh prinsip (Jacob Oser
dan Stanley L. Brue, 1988: 16-18), ketujuh prinsip itu meliputi:

1. Emas dan perak merupakan bentuk kekayaan yang paling disukai. Negara
membutuhkan kenaikan kekayaan penduduknya, sehingga pajak dapat dipungut untuk
memelihara birokrasi dan militer. Di samping itu, negara dalam meningkatkan
kekayaannya melibatkan diri dalam perdagangan dan industri. Dalam pemikiran kaum
merkantilis, pada saat perdagangan dan industri bisa bersaing dengan biaya yang
rendah otomatis akan mendorong ekspor. Surplus ekspor diperlukan untuk
menghasilkan banyak logam mulia dan logam mulia ini menjadi komoditas berharga
pada masa merkantilis.

2. Nasionalisme, Apa yang dimaksud nasionalisme dalam pemikiran merkantilisme?


Nasionalisme yang dimaksud dalam pemikiran merkantilisme adalah rasa cinta
terhadap bangsanya dengan melakukan segala upaya untuk meningkatkan pendapatan
bangsanya sendiri dengan menaikkan ekspor ke negara lain. Namun, kekeliruan yang
dilakukan oleh mazhab merkantilisme ini adalah pemikirannya tentang berbagai cara
untuk meningkatkan sumber daya negaranya, meskipun dengan merugikan negara
lain. Menurut mazhab ini, hanya negara kuatlah yang akan menaklukan jajahan,
mendominasi rute perdagangan, memenangkan perang, dan mampu bersaing dalam
perdagangan internasional (Sastradipoera, 2001: 16). Dengan demikian, pemikiran
nasionalisme dari mazhab merkantilisme ini telah bergeser menjadi militeralisme,
ekspansionisme, dan kolonialisme. Dampak dari pemikiran ini pada kenyataannya
terjadi sampai pada abad ke-21, yang menunjukkan bahwa negara-negara maju telah
mendominasi menjadi adikuasa bagi negara-negara pinggiran atau berkembang
lainnya.

3. Kebijaksanaan Ekspor–Impor, kaum merkantilis berpendapat bahwa cara untuk


meningkatkan sumber daya hanya dapat dilakukan dengan meningkatkan ekspor dan
mencegah impor. Kebijakan ini tergambarkan dari beberapa kebijakannya terkait
dengan pemberian monopoli, proteksi dan subsidi pada industri yang bergerak di
dalam negeri. Harapan utama dari kaum merkantilis ini adalah memperoleh emas dan
perak melalui perdagangan luar negeri, sebaliknya ketakutan bagi mereka adalah
kehilangan logam mulia akibat perdagangan luar negeri. Dorongan atas ekspor dan

8
keengganan untuk impor disebut dengan ‘ketakutan akan barang’ atau Fear of goods
(Sastradipoera, 2001: 17).

4. Kolonisasi dan monopolisasi perdagangan kolonial. Pemikiran merkantilisme pada


kenyataannya telah mendorong kolonisasi yang dilakukan oleh negara-negara
kapitalis yang secara agresif mengumpulkan kekayaan dari negara yang dijajahnya
dan terus berupaya agar negara jajahannya secara abadi tergantung dan tunduk pada
negara induk. Sebagai contoh dari hal ini adalah kebijakan inggris yang mengeluarkan
undang-undang navigasi pada tahun 1651 dan 1660, dengan kebijakan tersebut
barang-barang yang diimpor ke negara Inggris raya dan koloni-koloni harus diangkut
oleh kapal-kapal Inggris dan harus dijual hanya ke inggris.

5. Penentangan atas bea, pajak dan restriksi intern terhadap gerakan (mobilitas)
barang. Pemikiran ini berdasarkan pada alasan bahwa ketika pajak dan bea dinaikkan,
maka akan menaikkan harga ekspor, yang pada akhirnya menghalangi masuknya
logam mulia. Namun, kebijakan ini bukan berarti pemerintah memberikan
keleluasaan perdagangan kepada semua pelaku usaha. Sebaliknya, mazhab
merkantilime lebih memilih untuk melakukan bantuan monopoli dan hak-hak
istimewa eksklusif kepada pelaku usaha industri tertentu.

6. Pemerintahan pusat yang kuat. Pemikiran-pemikiran mazhab merkantilisme hanya


dapat dilakukan dengan kekuatan pemerintahan yang besar. Hal ini dilakukan karena
para pejabat negara dalam pemerintahan akan terus berupaya mengerahkan kekuatan
militernya untuk memperoleh koloni-koloni baru dan memperoleh sumber daya di
daerah-daerah koloni tersebut. Di samping itu, pemerintah akan memberikan hak
monopoli yang istimewa kepada perusahaanperusahaan yang bergerak dalam
perdagangan luar negeri serta membatasi persaingan usaha yang terjadi di dalam
negeri. Jadi, pada dasarnya pemerintahan dalam pemikiran ekonomi mazhab
merkantilisme akan memiliki pengaruh dan kekuatan yang besar dalam perekonomian
dan hal ini hanya dapat dilakukan pada bentuk pemerintahan yang bersifat otoriter.

7. Kebijaksanaan kependudukan. Kaum merkantilis menganggap bahwa jumlah


penduduk yang banyak dan mampu bekerja keras menjadi pendukung utama
kemajuan perekonomian. Hal ini terjadi karena menurut kaum merkantilis semakin
banyak penduduk, maka tingkat penawaran tenaga kerja dapat dipertahankan bahkan
dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya akan berdampak pada tingkat upah yang

9
rendah. Tingkat upah yang rendah akan menekan biaya produksi dari barang yang
akan diekspor, dengan meningkatnya ekspor dari jumlah logam mulia yang masuk ke
negara tersebut.

D. Tokoh-tokoh merkantilisme

1. Jean Bodin (1530-1596)

Jean Bodin adalah seorang ilmuwan berbangsa Perancis, yang dapat dikatakan
sebagai orang pertama yang secara sistematis menyajikan teori tentang uang dan
harga. Menurutnya, bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri
dapat menyebabkan naiknya harga barang-barang. Selain itu, kenaikan harga-harga
barang juga dapat disebabkan oleh praktik monopoli dan pola hidup mewah dari kaum
bangsawan dan raja. Dalam praktik tersebut, biasanya rakyat menjadi korban,
sehingga sangat dikecam pada saat itu.

Dalam bukunya yang berjudul Reponse Aux Paradoxes de Malestroit (1568),


dikemukakan oleh bodin, naiknya harga-harga barang secara umum disebabkan oleh 5
faktor, yakni :

1. Bertambahnya logam mulia seperti perak dan emas.

2. Praktek momopoli yang dilakukan oleh dunia swasta paupun peran Negara.

3. Jumlah barang di dalam negeri menjadi langka oleh karena sebagian hasil
produksi di ekspor.

4. Pola hidup mewah kalangan bangsawan dan raja-raja.

5. Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang terkandung di dalamnya
dikurangi atau dipermainkan.

Bodin Sependapat dengan Machiavelli bahwa Negara mempunyai kekuasaan yang


mutlak terhadap warga Negara, karena Negara berada di atas hokum. Sebenarnya
teori yang dikemukakan oleh bodin ini agak berlebihan, akan tetapi teori ini
mencerminkan kebutuhan Negara-negara nasional yang sedang tumbuh akan
kekuasaan untuk menjaga kestabilan ekonomi dan menciptakan kemakmuran bagi
setiap rakyatnya.

10
Menanggapi perilaku mewah-mewahan yang dilakukn oleh para kaum bangsawan,
Jean Bodin menekankan apabila jumlah cadangan yang berupa persediaan emas
tersebut lebih baik disimpan terlebih dahulu, dan pengeluaran dilakukan secara hemat
dan berhati-hati yang akan berujung pada terkendalinya inflasi.

Teori Jean Bodin tentang nilai uang dinilai sangat maju, maka dari itu dalam selang
waktu sekitar setangah abad, Irving Fisher menggunakannya sebagai dasar teorinya
yakni teori kuantitas uang.

2. Thomas Mun (1571-1641)

Thomas Mun adalah seorang saudagar kaya yang berasal dari Inggris. Dia banyak
menulis tentang perdagangan luar negeri. Buku yang ditulisnya dan sempat menjadi
karya yang terkenal berjudul England’s Treasure by Foreign Trade adalah salah satu
sumbangan besar terhadap teori perdagangan luar negeri. Thomas Mun mengecam
kaum bullion yang melarang mengalirnya emas keluar negeri.

Menurut Mun, untuk meningkatkan kekayaan Negara, cara yang biasa dilakukan
adalah lewat perdagangan. Dia berpedoman bahwa nilai ekspor keluar negeri harus
lebih besar dibandingkan dengan yang di impor oleh Negara itu. Menurutnya pula,
perdagangan masih tetap akan menguntungkan sekalipun tidak memiliki emas dan
perak, dengan cara melakukan transaksi pembayaran lewat bank. Yang digunakan
sebagai jaminan kredit adalah komoditi yang sedang diperjual-belikan itu.

Suatu Negara yang memiliki terlalu banyak uang justru tidak baik karena menaikkan
harga-harga, dan meskipun kenaikan tersebut akan meningkatkan pendapatan para
pengusaha, namum kenaikan tersebut secara umum langsung merugikan dan
mengurangi volume perdagangan, karena harga yang tinggi akan mengurangi
konsumsi dan permintaan.

3. Jean Baptis Colbert (1619-1683)

J. B. Colber adalah seorang pejabat Negara Perancis dengan kedudukan sebagai


Menteri Utama di Bidang Ekonomi dan keuangan dalam pemerintahan Louis XIV.

11
Tujuan yang dibuat olehnya lebih mengarah pada kekuasaan dan kejayaan Negara
daripada untuk meningkatkan kekayaan orang-perorang.

Ia mendorong usaha dalam sector kerajinan dan perdagangan dengan menekankan


pengenaan pabea impor, dengan tujuan memberikan subsidi kepada kapal-kapal
pengangkut Perancis, memperluas daerah jajahan Perancis, memperbaiki sisitem
transportasi dalam negeri. Untuk mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan tenaga
kerja yang banyak dan murah, maka tenaga kerja Perancis dilarang keluar negeri,
sedangkan imigran dari luar negeri di dorong masuk ke dalam Negara.

J. B. Colbert menjamin hak monopoli yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan


guna mendorong timbulnya perusahaan baru khususnya untuk perdagangan antar
Negara. Ia melakukan rangsangan terhadap penemuan-penemuan baru serta
membangun industry-industri percontohan. Ia juga mendorong pengembangan ilmu
pengetahuan dengan mendirikan akademi-akademi, perpustakaan, dan memberikan
subsidi ke setiap sector ekonomi.

Dalam praktik ekonomi, banyak terjadi aliansi antara para saudagar dengan penguasa.
Kaum saudagar disini memperkuat dan mendukung kedudukan dari penguasa.
Penguasa pun member bantuan dan perlindungan berupa monopoli, proteksi, dan
keistimewaan-keistimewaan lainnya. Pada abad tersebut, eropa dianggap sebagai
kapitalisme komersial, yang kadangkala disbut sbeagai kapitalisme saudagar karena
kaum saudagarlah yang memegang kendali perekonomian.

4. Sir William Petty (1623-1687)

Sebagai ahli akademisi yang mengajar di Oxford Universty, Sir William banyak

menuliskan tentang buku ekonomi politik. Selain itu, Petty juga dikenal sebagai
inonator, ahli bahasa, dokter, ahli usik, pelaut, dan wakil direktur di suatu akademi.

Dalam karyanya yang berjudul A treatise of Taxes and Contributions (1662), yang
berisi tentang teori yang menyatakan bahwa bukanlah jumlah hari kerja yang
menentukan nilai suati barang, melainkan biaya yang diperlukan agar para pekerja
tersebut dapat tetap bekerja.

12
Dalam hal uang, menurutnya uang diperluka dalam jumlah secukupnya, tetapi lebih
atau kurang dari yang diperlukan dapat mendatangkan kemhudaratan. Harga untuk
uang adalah bunga modal, dengan demikian, semakin besar jumlah uang beredar,
maka bunga modal turun, hal ini akan mendorong kegiatan usaha. Ia juga berpendapat
bahwa tingkat harga yang bervariasi proporsionalnya dengan jumlah uang yang
beredar. Teori inilah yang juga dikembangkan oleh Irving Fisher untuk Teori
Kuantitas Uang nya.

Karya yang lainnya adalah Political Arithmetic (1676), dalam karyanya ini, ia
menggambarkan bidang metodologi ekonomi. Dengan terbitnya buku ini maka studi
statsitika semakin berkembang di Inggris. Dialah yang mengemukakan pertama kali
tentang nilai tenaga kerja yang kurang dimengerti oleh ahli-ahli berikutnya sampai
tokoh kaum klasik yang bernama David Ricardo.

5. Sir Dudley North (1641-1691)

North adalah salah satu tokoh yang mendukung adanya perdagangan bebas tanpa
adanya campur tangan dan intervensi dari pemerintah melalui perundang-undangan
dan segala peraturannya. Ia juga menekankan bahwa pemerintah tidak perlu lagi
mencegah larinya emas keluar negeri selama emas tersebut digunakan sebagai
keperluan perdagangan.

Dalam pernyataanya, fungsi uang dalam perekonomian suatu Negara adalah sebagai
alat untuk memajukan perdagangan dan bukan untuk symbol kekayaan Negara.
Negara akan jatuh miskin apabila uangnya digunakan untuk peperangan dan
kepentingan pembayaran untuk Negara lain. Menurutnya, bunga uang yang rendah
akan mendorong perdagangan dan kemudian akan memperkaya Negara.

6. David Hume (1711-1776)

Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan factor keadilan, dan beranggapan bahwa
ketidekadilan akan memperlemah suatu Negara. Setiap warga Negara harus
menikmati hasil kerjanya sesuai dengan kesempatan yang diperolehnya.

13
Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di
distribusikan lagi bagi kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan
keadilan yang diinginkan oleh Hume tersebut.

Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal :

“Price Specie-flow Mechanism”, David Hume presented areasonably complete


description of the interrelationship between a country’s balance of trade, the quantity
of money, and the general level of prices. In international trade theory this has
becaome known as the price specie-flow mechanism. Dalam teorinya ini, Hume
membahas tentang hubungan antara neraca perdagangan dengan jumlah uang dan
tingkat harga barang-barang umum pada suatu Negara (Teguh Sihono, 2008).

D. Jenis-jenis merkantilisme

Dua jeris Merkantilisme yang dapat dibedakan berdasarkan cara mencapai


kemakmuran, yaitu:

1. Kelompok Bullionist

Kelompok bullionist berkembang sebagai awal perkembangan merkantilis murni


dan dipelopori oleh Gerald Malynes Kelompak ini mengaitkan dan percaya bahwa
kemakmuran negara dengan diukur dari banyaknya logam mulia. Semakin besar
stok lagam mulia di suatu negeri maka semakin makmur, megah dan berkuasa
pula negara tersebut. Kaum Bullionist berfokus kepada perdangangan ke luar
negeri. Hal ini dikarenakan menjual barang akan mendapatkan keuntungan yang
lebih baik daripada membelinya. Barang mentah tidak boleh dijual ke luar negeri,
karena dianggap kurang menguntungkan.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh pada Bullionist adalah Thomas Miller dan Gerard
de Malynes.
Adapun kebijakan kelompok ini adalah :
- mendarong ekspor sabesar-besarya, (impor logam mulia)
- melarang impor dengan ketat, (kecuali logam mulia)
- surplus ekspor harus dibayar dengan logam mulia

2. Merkantilist Murni

14
Kata kunci merkantilist ini adalah suku bunga. Suku bunga rendah akan
menguntungkan pencari kredit, dan diperlukan untuk mendorong kegiatan ekonomi.
Agar kegiatan ekonomi dapat berkembang maka herga barang juga harus meningkat
dan peningkalan harga barang dapat terjadi meningkat jumlah uang beredar
meningkat. Agar uang bertambah maka jalan yang paling mudah adalah melakukan
perdagangan internasional. Oleh karena itu setiap negara wajib berusaha
memperoleh neraca perdagangan yang menguntungkan (favorable balance of trade).
Pendukung kelompok utama adalah Thomas Mun (inggris). ColbertPerancis). Von
Hornigh (Jerman) dan Becker (Austria).

E. Praktik Merkantilisme Diberbagai Negara


Politik Merkantilisme melahirkan terbentuknya persekutuan-persekutuan dagang
masyarakat Eropa, seperti EIC (kongsi perdagangan Inggris di India) dan VOC
(kongsi perdagangan Belanda di Indonesia). Inggris bangkit sejalan dengan zaman
penjelajahan samudera untuk mencari daerah-daerah baru yang kemudian dijadikan
sebagai koloni. Begitu juga dengan masyarakat Eropa lainnya, seperti Prancis,
Belanda, dan Spanyol.

Perkembangan Merkantilisme Di Berbagai Negara :

1. Jepang

Ekspansi yang dilakukan jepang selama periode awal “titik api” Perang Dunia ke II
hingga di bumi hanguskan-nya Hiroshima dan Nagasaki mencerminkan betapa
prinsip Merkantilis yang ada yaitu mencari daerah jajahan / object pemasaran
produk serta mencari bahan mentah dan rempah – rempah yang murah / Cuma-
Cuma yang jelas banyak terdapat di Bumi Asia sekaligus menjadi komoditi terlaku
di Eropa dan Amerika guna mencapai ekonomi yang stabil, kekuasaaan tak terbatas
serta kekuatan militer yang tak terkalahkan melalui kekayaan yang besar yang
didapat dengan kolonialisasi atau penjajahan sesuai cita cita yaitu “Dai Nippon” atau
“Jepang Raya”.
Setelah kekalahan besar Jepang di Perang Dunia II, system ekonomi Jepang tidak
lah degragasi walaupun dalam kondisi ricuh, korban perang dimana mana, banyak
warga kehilangan tempat tinggal nya. Sebaliknya bukan degradasi yang terjadi
melainkan evolusi perekonomian yang Merkantilis menjadi Neo-merkantilis dengan

15
ciri dan karakteristik yang defensive, buktinya mulai dari tahun 1960-an Jepang
mengeluarkan kebijakan – kebijakan ekonomi yang jauh bertentangan dengan
prinsip pasar bebas dan globalisasi. Pemerintah Jepang ingin sector – sector kunci
perekonomian untuk berkembang dan memberikan perlindungan, proteksi dan
subsidi kepada sector – sector tersebut dari kompetisi dengan Negara lain.
Pemerintah tetap mempertahankan hak untuk mengintervensi dan mengatur kurs
mata uang asing, dengan ini dia dapat membatasi arus investasi asing, hak untuk
mengelola akusisi teknologi asing oleh perusahaan-perusahaan domestic dan hak
untuk mempengaruhi komposisi perdagangan luar negri.Bank Ekspor Jepang dan
Bank Pembangunan Jepang di-setup sebagai mesin guna mengaliri dana kepada
perusahaan – perusahaan yang dibina oleh pemerintah.

Yang juga memiliki peran utama dan membuat Jepang “Take Off” dari Negara
berkembang menjadi Negara maju adalah ide dimana Kementrian Industri dan
perdangangan Internasional (MITI) yaitu sebuah departemen setingkat kementrian
di Jepang yang mengatur produksi dan distribusai barang dan jasa. Badan ini
mengembangkan :
1. Rencana dan rancangan terkait struktur industry jepang,

2. Mengendalikan perdagangan luar negeri Jepang

3. Menjamin aliran tetap barang- barang di dalam perekonomian Nasional

4. Mendorong perkembangan industry di bidang manufaktur, pertambangan dan


distribusi
5. Serta mengawasi usaha usaha untuk mendapatkan bahan mentah dan
sumberdaya energy yang dapat diandalkan
Oleh karena itu kemajuan dan kesuksesan ekonomi Jepang merupakan langkah
yang digerakkan secara terpusat dan dipantau oleh pemerintah, serta
pengalokasian sumber – sumberdaya tidak dilepaskan begitu saja kepada Pasar
bebas. Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa “Macan Asia” yang
menggenggam ekonomi dunia ini tidak mengikuti ajaran ortodhoks, tetapi justru
intervensi pemerintah-lah yang menggerakkan Jepang untuk menuju kepada posisi
dimana saat ini dia capai. Perekonomian “macan” secara prinsip adalah
perekonomian berbasis konsumen, dimana ekspo merupakan mesin penggerak

16
ekonomi. Tepat seperti prinsip dalam merkantilisme atau kini evolusi nya yaitu
neo-merkantilisme.

2. Indonesia
Merkantilisme dianut : Perancis, Belanda, Jerman. Paham bertujuan
mengumpulkan emas sebanyak-banyaknya dalam kas negara. Neraca perdagangan
aktif ciri-cirinya adalah:
1. Etatisme
2. Proteksionisme
3. Monopoli Perdagangan
4. Industri dalam negeri
5. Mencari daerah jajahan dengan kekayaan alam tinggi.
Pengaruh di Indonesia : Belanda yang menganut paham merkantilisme juga
menerapkan paham tersebut di negeri jajahannya termasuk di Indonesia. Revolusi
industri menyebabkan perubahan besar dalam memproduksi barang. Yang
melopori perubahan adalah Inggris

Tahap – tahap :

Revolusi industri I : Teknik kuno, (Kayu , batu bara) di Inggris


Revolusi industri II : Teknik baru, ( listrik, bensin) Di AS, Jerman
Revolusi Industri III : Biotehnik, (atom, nuklir) Di Amerika , Uni Soviet
Akibat :
1. Bidang Ekonomi :Harga barang murah dan upah buruh murah
2. Bidang social : Urbanisasi besar-besaran
3. Bidang politik : Berkembang imperialisme modern

3. Spanyol
Spanyol daerah Amerika (terutama Amerika Tengah dan Amerika Selatan)
menjadi sasaran untuk memperoleh logam mulia sebanyak-banyaknya, sehingga
Amerika mendapat julukan Eldorado (negeri emas dan perak).
Perang Salib mengakibatkan terjadinya perdagangan antara negara-negara Eropa
dengan negara-negara Timur Tengah. Namun, jalur perhubungan darat ke India
(jalur Kafilah) sangat berbahaya dan mahal. Sampai akhirnya Vasco Da Gama

17
dari Portugis menemukan jalur laut yang lebih murah dengan berlayar
mengelilingi Afrika.
Suatu perjalanan yang dilakukan oleh Columbus untuk mencari jalur yang lebih
pendek menuju India berhasil menemukan benua Amerika. Ekspedisi Columbus
tersebut dibiayai oleh Spanyol, sehingga membuat Spanyol menjadi negara yang
memenangkan perlombaan dalam persaingan untuk mendapatkan barang
dagangan berupa emas dan perak, juga daerah untuk memasarkan produknya.

4. Portugis
Di Amerika, Portugis hanya memiliki daerah Brasilia di Amerika Selatan.

5. Perancis
Peletak dasar merkantilisme di Perancis adalah Raja Louis ke XI. Masa kejayaan
merkantilisme di Perancis terjadi di bawah menteri keuangan Jean Colbert padan
masa pemerintahan Raja Louis XIV, sehingga merkantilisme di Perancis dikenal
dengan sebutan Colbertisme dengan tujuan utama memajukan industri.
Isi peraturan Colbertisme adalah:
A. Menghapus daerah bea cukai dalam negeri sehingga peredaran barang
menjadi lebih lancar dan harganya lebih murah.
B. Dilarang mengimpor barang yang dapat dihasilkan sendiri atau barang impor
tersebut dikenakan pajak yang tinggi.
C. Produksi dalam negeri yang diperlukan dilarang untuk di ekspor. Namun
barang dari luar negeri yang sangat diperlukan untuk mengembangkan ekonomi
diberikan keringanan atau dibebaskan dari pajak impor.

6. Inggris
Peletak dasar merkantilisme di Inggris adalah Raja Henry VII dengan jalan
meningkatkan industri topi dan meningkatkan perpajakan untuk memajukan
pelayaran/perdagangan. Dari politik merkantilisme muncul perserikatan dagang
seperti "EAST INDIAN COMPANY" atau EIC.
EIC memperoleh hak istimewa yaitu hak monopoli dagang serta hak merampas
negeri di India, Kanada, dan Amerika Utara. Merkantilisme di Inggris mengalami
masa kejayaan pada masa perdana menteri Oliver Cromwell yang mengeluarkan

18
"ACT OF NAVIGATION" yaitu peraturan tentang pelayaran dengan tujuan
melindungi perdagangan di Inggris dari negara-negara saingannya.

Isi Act Of Navigation adalah :


A. Barang-barang dari daerah jajahan Inggris hanya boleh di angkut dengan
kapal-kapal Inggris.
B. Barang-barang dari negara Eropa hanya boleh di angkut dengan kapal dari
Inggris.
C. Pelayaran di pantai Inggris hanya untuk kapal Inggris.

7. Jerman
Merkantilisme di Jerman dilaksanakan pada masa pemerintahan Kaisar Frederick
Wilhelm I dan di sebut "KAMERALISME" yang artinya adalah "kas dari raja".
Perekonomian digalakkan dengan cara menarik pajak setinggi-tingginya.

8. Belanda
Merkantilisme lebih ditekankan pada monopoli dagang, misalnya: Di Indonesia
dengan nama "Verenigde Oost Indische Compagnie" atau VOC Merkantilisme
berkembang ketika ekonomi eropa berada dalam masa transisi. Pusat kekuasaan
yang sebelumnya dipegang oleh para bangsawan digantikan oleh negara nasional.
Perubahan teknologi dalam hal perkapalan dan pertumbuhan pusat-pusat urban
mendorong meningkatnya perdagangan internasional. Merkantilisme memusatkan
perhatian pada bagaimana perdagangan ini memberi keuntungan yang sebesar-
besarnya bagi negara.
Perubahan penting lainnya adalah penemuan pencatatan ganda dan akuntansi
modern. Accounting ini membuat aliran perdagangan masuk dan keluar tercatat
dengan jelas, memberi kontribusi pada pengawasan yang ketat terhadap
keseimbangan perdagangan. Tentu saja penemuan benua Amerika tak dapat
diabaikan. Pasar-pasar baru dan pertambangan-pertambangan baru mendorong
perdagangan internasional hingga ke tingkat yang tak dapat dibayangkan
sebelumnya. Pertambangan-pertambangan ini ini mendorong pergerakan harga
dan peningkatan dalam volume aktivitas perdagangan itu sendiri. Sebagian besar
negara-negara eropa pada abad ke-16 sampai abad ke-18 menganut sistem

19
ekonomi merkantilisme ini, seperti Inggris yang pada saat itu merupakan negara
industri terbesar di dunia, Prancis, Belanda, dan negara-negara lainnya.
Merkantilisme menyulut terjadinya kekerasan di eropa antara abad ke-17 hingga
abad ke-18. Karena kekayaan dunia dipandang sebagai tetap, maka satu-satunya
cara untuk meningkatkan kekayaan negara adalah dengan mengambilnya dari
negara lain. Sejumlah perang, yang paling diingat adalah perang Anglo-Dutch dan
perang Franco-Dutch , dapat dihubungkan secara langsung dengan teori
merkantilisme ini. Peperangan yang tak ada akhirnya dari periode ini juga
membuat merkantilisme dilihat sebagai komponen penting dari kesuksesan
militer. Ia juga menyulut era imperialisme, dimana negara berusaha
mengumpulkan koloni yang dapat menjadi sumber-sumber bahan mentah dan
pasar-pasar eksklusif. Selama masa merkantilis, kekuasaan eropa menyebar ke
seluruh dunia. Sebagaimana ekonomi domestik, ekspansi ini sering kali dilakukan
di bawah perlindungan dan dukungan perusahaan dengan monopoli yang dijamin
pemerintah di beberapa bagian tertentu di dunia, seperti Dutch East India
Company atau Hudson’s Bay Company
F. Runtuhnya Merkantilisme

Pada abad ke 18 pada masa revolusi industri di Inggris berakibat dengan


terciptanya produk baru secara massal, yang pada akhirnya berpengaruh pada
kebijakan merkantilisme. Akhirnya sistem ekonomi merkantilisme tumbang, dan
digantikan oleh sistem ekonomi yang dibawa oleh Adam Smith. Adam
Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru
diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri terbesar di
dunia. Merkantilisme yang berkembang dari abad ke-15 itu menurut filsuf Adam
Smith sistem liberal yang merajalela dan menurut aliran klasik, ekonomi liberal
itu disebabkan oleh adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan
jumlah penduduk. Mula - mula kemajuan teknologi lebih cepat dari pertambahan
jumlah penduduk, tetapi akhirnya terjadi sebaliknya, sehingga perekonomian
mengalami kemacetan.

G. Dampak Terjadinya Merkantilisme

Kebijakan merkantilisme sering menyebabkan perang dan menimbulkan


pergerakan ekspansi kolonal. Saat itu kesadaran negara sudah mulai muncul dn

20
memicu intervensi suatu negara yang mengatur perekonomiannya dan akhirnya
pada jaman tersebut sistem kapitalisme mulai lahir.

Dengan perkembangan teknologi,  merkantilisme mampu mendukung perubahan


bentuk usaha domestic system berubah menjadi manufacture system. Dengan
demikian politik ekonomi merkantilisme mendukung berlangsungnya revolusi
industri yang berkembang di negara Inggris. Revolusi industri ini juga kemudian
mengantarkan kita pada perubahan signifikan dalam sejarah manusia.

Dampak dari merkantilisme dalam sejarah:


1. Lahirnya kolonialisme imprealisme
2. Aktifnya perdagangan internasional.
3. Berkembangnya teknologi-teknologi baru, misalnya Act of Navigation yang
sangat membantu perkapalan Inggris, penemuan mesin uap dalam rangka efisiensi
produksi membawa Inggris pada revolusi industry.

Beberapa dampak Merkantilisme bagi Indonesia


1. Kedatangan Belanda ke Nusantara, yaitu dengan Pembentukan voc di batavia
untuk menghindari persaingan tidak sehat antar pedagang eropa. Selain itu VOC
memiliki kekuatan monopoli dengan kerajaan-kerajaan di nusantara. VOC berhak
ikut campur dalam urusan intern kerajaan.

2. Pemberlakuan Sistem Sewa tanah oleh Raffles.


Pendapatan negara pada masa pemerintahan Raffles didapat dari pajak sewa
tanah. Raffles berpandangan bahwa tanah merupakan milik negara. Rakyat hanya
memiliki hak untuk mengolahnya. Rakyat dibebaskan untuk menanam apapun,
asal pajak berjalan lancar.
Akan tetapi sistem tersebut gagal diterapkan setelah bertahun-tahun lamanya.
Rakyat yang diberi kebebasan untuk menanam, justru terjebak pada kebiasaan
lama. Mereka menjual hasil panen kepada bupati, bukan kepada pasar. Akhirnya
sistem sewa tanah ini tidak berhasil, karena hanya menguntungkan para tengkulak.

3. Stratifikasi Sosial

Adapun stratifikasi sosial yang ditetapkan pemerintah belanda:

21
•Golongan 1: Orang Belanda dan Orang Asing kulit putih

•Golongan 2: Orang timur Asing

•Golongan 3: Orang Pribumi

Pembedaan kelas sosial tersebut diikuti dengan pembedaan hak dan kewajiban.
Hal ini bertujuan untuk menjaga prestise pemerintah kolonial dengan menciptakan
superioritas orang kulit putih dan inferioritas orang pribumi.

22
BAB III

KESIMPULAN

Mercantilisme adalah sistem ekonomi yang digunakan pada abad 16 hingga 18,
terutama di Eropa. Tujuan dari paham merkantilisme ini adalah untuk meningkatkan
kekayaan suatu negara dengan memberlakukan peraturan pemerintah yang mengatur
semua kegiatan perdagangan. Merkantilisme percaya kekayaaan suatu bangsa dapat
dimaksimalkan dengan membatasi impor melalui tarif dan memaksimalkan ekspor.
Akibat dari merkantilisme ini adalah timbulnya kolonialisme dimana negara-negara
Eropa mendirikan wilayah jajahan di berbagai penjuru dunia. Koloni atau wilayah
jajahan ini didirikan untuk mensuplai negara Eropa dengan komoditas dagang, yang
kemudian bisa diekspor untuk memberi keuntungan dagang yang besar.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/pegertian-merkantilisme/

https://id.wikipedia.org/wiki/Merkantilisme

https://portal-ilmu.com/teori-merkantilisme/

etd.repository.ugm.ac.id › S2-2014-342180-chapter I

www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKSA4301-M1.pdf

http://poernomoagusto.blogspot.com/2012/03/konsep-merkantilisme-dan-pendapat-
para.html?m=1

https://www.coursehero.com/file/p1dhjbpb/C-jenis-Merkantilisme-dasarnya-
Merkantilisme-adalah-cara-untuk-mencapai/
https://prezi.com/m/ts5in7wrexmu/merkantilisme/http://grupodiez-
irbinus.blogspot.com/2014/04/merkantilisme.html?m=1

http://ve9sonyacantik.blogspot.com/2011/01/negara-penganut-merkantilisme-
eropa.html?m=1

https://brainly.co.id/tugas/17577248

http://thaliaintanpratiwi.blogspot.com/2015/11/merkantilisme-di-dunia.html

Keterangan :
Diakses pada tanggal 30,31 agustus 2019 pukul 18.30 WIB

24

Anda mungkin juga menyukai