DOSEN PENGAMPU:
DRS. HAFNITA SARI DEWI LUBIS, M.SI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
NAMA:MUHAMMAD NABIEL ARRAIHAN(3233121017)
LORENTI BR NAINGGOLAN(--------)
2023
KATA PENGANTAR
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah
ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan
dari berbagai pihak.
Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan…………………………………………..1
1. Kesimpulan ……………………………………………………
18
2. Saran
…………………………………………………………..19
3. Daftar Pustaka
………………………………………………..19
MAKALAH MASA PRA AKSARA
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Manusia pra aksara adalah manusia yang hidup sebelum tulisan dikenal.
Karena belum ditemukan peninggalan tertulis, maka gambaran mengenai
kehidupan manusia purba dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan
berupa fosil, artefak, abris saus roche, Kejokken Moddinger dan lainnya.
Menurut para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan.
Daerah Yunan terletak di daratan Asia Tenggara. Tepatnya, di wilayah
Myanmar sekarang. Seorang ahli sejarah yang mengemukakan pendapat ini
adalah Moh. Ali. Pendapat Moh. Ali ini didasarkan pada argumen bahwa
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari hulu - hulu sungai besar di Asia
dan kedatangannya ke Indonesia dilakukan secara bergelombang.
Gelombang pertama berlangsung dari tahun 3000 SM – 1500 SM dengan
menggunakan perahu bercadik satu. Sedangkan gelombang kedua
berlangsung antara tahun 1500 SM – 500 SM dengan menggunakan perahu
bercadik dua. Tampaknya, pendapat Moh. Ali ini sangat dipengaruhi oleh
pendapat Mens bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah
Mongol yang terdesak ke selatan oleh bangsa - bangsa yang lebih kuat.
Sementara, para ahli yang lain memiliki pendapat yang beragam dengan
berbagai argumen atau alasannya, seperti:
Prof. Dr. H. Kern dengan teori imigrasi menyatakan bahwa nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari Campa, Kochin Cina, Kamboja. Pendapat ini
didasarkan pada kesamaan bahasa yang dipakai di kepulauan Indonesia,
Polinesia, Melanisia, dan Mikronesia. Menurut hasil penelitiannya, bahasa -
bahasa yang digunakan di daerah - daerah tersebut berasal dari satu akar
bahasa yang sama, yaitu bahasa Austronesia. Hal ini dibuktikan dengan
adanya nama dan bahasa yang dipakai daerah - daerah tersebut. Objek
penelitian Kern adalah kesamaan bahasa, namanama binatang dan alat -
alat perang.
2. TUJUAN PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang akan di ketahui
bahwa;
c. Untuk mengetahui jenis – jenis manusia purba pada zaman pra aksara.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Masa Praaksara
Kurun waktu pada masa praaksara diawali sejak manusia ada dan berakhir
sampai manusia mengenal tulisan. Berakhirnya masa praaksara setiap
bangsa tidaklah sama. Bangsa Mesir telah mengenal tulisan. Sebaliknya,
bangsa Australia baru mengenal tulisan sekitar awal abad ke-20. Berarti
penduduk asli bangsa Australia aru meninggalkan masa praaksara pada
awal abad ke-20.
2) Erosi atau proses pengikisan lapisan kulit bumi yang disebabkan oleh
angin, air hujan, dan aliran air sungai
Masa praaksara disebut zaman es atau kala plestosen, dimana bagian barat
Indonesia berhubungan dengan daratan asia tenggara, sedangkan bagian
timur wilayah Indonesia berhubungan dengan Australia.
Kala plestosen berlangsung kira-kira 3 juta sampai 10 ribu tahun yang lalu.
Dalam keseluruhan sejarah bumi, kala plestosen merupakan masa geologi
yang paling muda dan singkat. Akan tetapi, bagi sejarah umat manusia, kala
plestosen merupakan merupakan bagian yang paling tua.
Pada masa plestosen, suhu di bumi menurun dan gletser yang biasanya
hanya terdapat di daerah-daerah kutub serta puncak gunung dan
pegunungan tinggi meluas, sehingga daerah yang berdekatan dengan
tempat-tempat tersebut dan tempat-tempat lain tertutup oleh lapisan es,
misalnya di daerah Amerika, Eropa dan Asia serta pegunungan tinggi
lainnya.
Kondisi hewan pada masa plestosen tidak banyak berbeda dengan kehidpan
manusia, yakni bahwa hidup hewan bergantung pada keadaan iklim dan
tumbuh-tumbuhan. Tiap perubahan iklim dapat mengakibatkan
berubahnya atau berpindahnya kelompok hewan. Di sapmping itu, adanya
bencana alam juga menyebabkan proses berpindahnya hewan ke daerah
lain.
Salah satu jenis makanan manusia pada masa praaksara adalah kerang.
Kulit kerang tersebut banyak dibuang di tempat-tempat tertentu, yang
disebut sebagai dapur sampah atau kjokkenmoddinger. Di dapur sampah
tersebut berupa bukit kerang dan sering diketemukan bekas peralatan yang
biasa dipergunakan manusia praaksara. Hal ini banyak dijumpai di Medan
(Sumatera Utara) dan di Langsa (Aceh).
c. Hidupnya telah menetap dalam waktu agak lama sekitar 2 atau 3 masa
panen baru berpindah.
d. Memiliki pralatan terbuat dari batu yang diasah halus, berbentuk beliung
persegi, dan alat pemukul kulit kayu.
Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang
sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia
sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara.
2. Fosil manusia yang ditemukan di Wajak (Tulung Agung) tahun 1889 oleh
Van Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis kemudian diberi nama
menjadi Homo Sapiens Wajakensis
2. MASA AKSARA
4) Dalam kepercayaan
Nenek moyang yang sudah memiliki kepercayaan asli (animisme,
dinamisme) mulai mengenal agama Hindu dan Buddha. Sehingga, meskipun
telah menyembah Dewa Hindu atau Buddha, mereka tetap bersesaji untuk
memuja roh (sesuai keyakinan animisme dan dinamisme).
2) Jejak nonhistoris, yaitu suatu kejadian pada masa lampau yang tidak
memiliki nilai sejarah.
Sumber tertulis sezaman ialah sumber tersebut ditulis oleh orang yang
mengalami peristiwa itu, atau ditulis waktu itu, atau ditulis tidak lama
setelah peristiwa itu terjadi. Sumber setempat maksudnya adalah
penulisannya di dalam negeri sendiri. Contoh sumber tertulis sezaman dan
setempat adalah prasasti. Prasasti
1. Prasasti
Prasasti merupakan salah satu rekaman tertulis tentang masa lampau yang
sudah menjadi kebiasaan para penguasa untuk mengingat dan
mengabadikan suatu peristiwa penting yang dialami oleh raja atau penguasa.
Prasasti adalah peninggalan tertulis yang dipahatkan dan dilukiskan pada
bahan yang tidak mudah musnah, seperti batu, logam, dan gading. Pada
umumnya, prasasti menuliskan suatu peristiwa yang cukup penting pada
masa lampau. Prasasti umumnya dibuat atas perintah raja yang berkuasa.
Tujuan pembuatan prasasti adalah untuk mengabadikan suatu peristiwa
penting yang dialami oleh seorang raja atau sebuah kerajaan. Pada abad ke-
4 sampai dengan ke-8, prasasti di Nusantara mengguankan huruf Pallawa
dan bahasa Sanskerta, prasati-prasasti tersebut biasa ditulis dalam bentuk
syair dengan menggunakan kaidah-kaidah dari India.
Prasasti berupa tujuh buah yupa (tugu batu) yang diperkirakan berasal dari
tahun 400 M, berhuruf Pallawa, dan berbahasa Sansekerta. Isinya,
peringatan upacara kurban agama Hindu yang diperintah oleh Raja
Mulawarman, Putra Aswawarman, dan cucu Kudungga.
Prasasti Kalasan, berangka tahun 700 Saka (778 M), berbahasa Sanskerta,
dan ditulis dengan huruf Pra-Nagari. Prasasti Klurak (dekat Prambanan),
berangka tahun 704 Saka (782 M), ditulis dengan bahasa Sansekerta dan
huruf Pra-Nagari. Berisi mengenai pembuatan area Manjusri.
Dokumen
Kitab
Kitab merupakan sebuah kasastra para pujangga pads masa lampau yang
dapat dijadikan petunjuk untuk mengungkap suatu peristiwa di masa
lampau. Para pujangga umunya menulis atas perintah raja. Itulah
sebabnya, isi tulisan banyak menulis keagungan dan kebesaran raja yang
bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Terlepas dari mana asal usul nenek moyang bangsa Indonesia dan kapan
mereka mulai tinggal di wilayah Indonesia, kita harus percaya bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia telah ribuan tahun sebelum masehi telah hidup di
wilayah Indonesia. Kehidupan mereka mengalami perkembangan yang
teratur seperti bangsa - bangsa di belahan dunia lain.
Kehidupan sosial, masyarakat semi nomaden setingkat lebih baik dari pada
masyarakat nomaden. Jumlah anggota kelompok semakin bertambah besar
dan tidak hanya terbatas pada keluarga tertentu. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa rasa kebersamaan di antara mereka mulai
dikembangkan. Rasa kebersamaan ini sangat penting dalam
mengembangkan kehidupan yang harmonis, tenang, aman, tentram, dan
damai. Nilai - nilai kehidupan, seperti gotong royong, saling membantu,
saling mencintai sesama manusia, saling menghargai dan menghormati telah
berkembang pada masyarakat pra aksara.
b. Saran
1. Kita Harus Bersyukur Karena kita tidak perlu bersusah keras lagi untuk
mencari makanan kini kita tinggal membeli apa yang kita inginkan .
3. Masa kita sekarang adalah masa yang modern tentunya perlu di syukuri
dan dinikmati sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
http://herydotus.wordpress.com/2011/12/26/perkembangan-rekaman-tertulis/
http://muchlis-7a.blogspot.com/2012/01/manusia-pra-aksara.html
http://www.crayonpedia.org/mw/
Bab_2._Kehidupan_Pada_Masa_Pra_Aksara_di_Indonesia_-
_I_Wayan_Legawa_7.1