Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

Asal Usul Nenek Moyang Indonesia

DIASUSUN OLEH
KELOMPOK 1
1. Aldo Ardiansyah
2. Kurnia Putri Sandy L.
3. M. Syahrul Mubarok
4. Wahyu Rama Danil
5. Nara Diya Ul Haq
KELAS
X IIS 3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadiat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
kehendaknya kita masih dapat berkreasi untuk menghasilkan sebuah karya berupa
sebuah makalah yang berjudul Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan
Indonesia.

Sebagaimana makalah Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia,


didalam makalah ini tetuang materi tentang Asal usul datangnya nenek moyang bangsa
Indonesia dan cara mereka untuk menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Dimana
kedua materi ini disusun sesuai sarana untuk mengembangkan daya kreasi, ekspresi dan
apresiasi terhadap sejarah bangsa Indonesia.

Kami berterimakasih atas kesediaannya untuk membaca makalah ini terutama


untuk nilai yang diberikan. Akhirnya, semoga materi yang ada dalam makalah ini dapat
bermanfaat sebagai untuk kita. Jayalah negeriku jayalah sejarah negeriku!

MATARAM, 5 September 2023

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG............................................................................................................... 4

B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................... 4

C. TUJUAN.............................................................................................................................. 4
BAB II : PEMBAHASAN

A. TEORI ASAL USUSL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA………………….………………………… 5

B. KEDATANGAN DAN PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA……………..………… 6

C. BANGSA AUSTRONESIA SEBAGAI NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA..…………….……… 9

BAB III : PENUTUP

A. SIMPULAN…………………………………………………………………………………………………………………… 13

B. SARAN…………………………………………………………………………………………….………………………….. 14

C. KRITIK…………………………………………………………………………………………………………………………. 15

DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Adapun latar belakang yang mendasari saya untuk menyusun makalah ini adalah untuk
lebih mengetahui tentang asal usul datangnya nenek moyang bangsa indonesia ke kepulauan
nusantara.
B. rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang saya gunakan adalah :

· Darimana datangnya nenek moyang bangsa indonesia dan bagaimana cara mereka dapat
menyebar ke seluruh kawasan nusantara ?

· Bagaimana cara mereka datang menuju ke nusantara da apa budaya yang mereka ?

C. Tujuan
Adapun tujuan saya adalah untuk menegerjakan tugas sejarah yang di berikan oelh guru
sejarah saya, dan melengkapi syarat untuk mengikuti ujian semester genap.

PEMBAHASAN

A. TEORI ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA


Selaian munculnya teoro-teori yang lahir dari hasil penemuan fosil-fosil manusia purba
yang telah di temukan, berkembang pula teori-teori lainnya mengenai asal usul nenek moyang
bangsa Indonesia. Teori tersebut di kemukakan oleh beberapa ahli, antara lain sebagai berikut :

a) Brandes

Berdasarkan perbandingan bahasa, Berandes menyimpulkan bahwa bahasa yang di


gunakan bangsa Indonesia memiliki kemiripan dengan bahasa yang di gunakan bangsa-bagsa
yang emndiami pulau Formosa (Taiwan) di bagian utara , pulau jawa dan bali sebelah selatan,
dan pulau madagaskar di sebelah barat sampai dengan daerah tepi barat pantai amerika di
sebelah timur.

b) William smith

Sama seperti Brandes, William smith mengemukkan pendapat dengan membandingkan


kesamaan bahasa. Ia mengemukakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari bangsa Melanesia,
dan Polinesia.

c) Von heine geldren


Berdasarkan artefak yang di temukan di Indonesia, yang mirip dengan artefak yang di
temukan di Asia daratan, maka von heine geldren berpendapat bahwa bangsa Indonesia
berasal dari Asia daratan.

d) Mohamad yamin

Salah seorang sejarawan Indonesia berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari
daerah Indonesia itu sendiri. Pendapat ini ia kemukakan berdasarkan banyaknya fosil dan
artefak tertua di temukan di Indonesia. Misalnya pethecantropus erectus, meganthropus
paleojavanicus, homo soloensis, dan homo wajakensis.

e) H. kern

Menurut H. kern bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa, Kamboja. Berdasarkan
penelitiannya tentang perbandingan bahasa , ditemukan bahwa bahasa yang di pakai di daerah
tersebut sama dengan bahasa yan g di pakai di Nusantara

B. Kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia


1) Proses kedatangan nenek moyang

Nenek moyang bangsa Indonesia yang datang pertama kali ke Nusantara adalah bangsa
proto melayu yang membawa kebudayaan neolitikum menggunakan perahu bercadik satu.
Mereka datang dari Yunan ke Indonesia melalui jalur barat dan timur. Migrasi jalur barat di
lakukan dari Yunan ke semenanjung Malaysia, Kalimantan , menuju Jawa dan Nusa Tenggara
dengan membawa kebudayaan kapak persegi. Penyebaran jalur timur di mulai dari Teluk
Tonkin menyusuri pantai Asia timur menuju Taiwan , Filipina, Sulawesi, Maluku, hingga ke
Papua, sampai Australia dengan membawa kebudayaan kapak lonjong. Kebudayaan kapak
lonjong yang di sebut Neolitikum papua ini banyak di temukan di Minahasa, Seram, Kalimantan,
dan Papua. Gelombang ke dua kedatangan nenek moyang bnagsa Indonesia terjadi sekitar 500
SM yang di bawa oleh rumpun bangsa Deutro melayu menggunakan perahu bercadik dua.
kebudayaan Deutro melayu relative lebih maju daridi bandingkan dengan kebudayaan bangsa
Proto melayu karena sudah mengenal benda-benda dari perunggu seperti kapak corong ,
nekara, dan perhiasan perunggu. Bangsa Deutro melayu akhirnya dapat mendesak bangsa
Proto melayu yang lebih dulu menetap di Indonesia. Bangsa Deutro melayu memilih tinggal di
pesisir, muara, dan sungai karena letaknya strategis, subur, memiliki persediaan bahan
makanan yang melimpah, dan mudah dilalui. Selanjutnya ras Deutro melayu menjadi nenek
moyang sebagian besar bangsa Indonesia saat ini. Menurut Von heine geldren, nenek moyang
bangsa Indonesia merupakan campuran antara bangsa pendatang dari Yunan di Tiongkok
selatan dengan penduduk asli Indonesia.

B. KEDATANGAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA


Menurut pakar sejarah, setelah kepunahan manusia jenis Meganthropus, Pithecantropus,
dan Homo, Kepulauan Indonesia dihuni oleh manusia dan ras Austromelanosoid. Belum dapat
dipastikan apakah mereka penduduk asli atau pendatang. Berdasarkan keserupaan artefak
mesolithikum yang digunakan dengan artefak di Bacson-Hoabinh, dapat diperkirakan bahwa
mereka berasal dan Teluk Tonldn. (Bacson Hoabinh terletak di Teluk Tonkin).

1. Kedatangan Proto-Melayu

Sekitar 2000 SM, penduduk dan ras Melayu Austronesia dan Teluk Tonkin bermigrasi ke
Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Proto melayu atau Melayu Tua. Kedatangan
mereka itu mendesak penduduk dan ras Austromelaneoid ke pedalaman, bahkan ke Indonesia
bagian timur. Penduduk ras itu menjadi nenek moyang menduduk Papua sekarang.

Memasuki Kepulauan Indonesia, Proto-Melayu menempuh dua jalur, sesuai dengan


jenis kebudayaan yang dibawa.

a. Jalur pertama menyebar ke Sulawesi, Maluku, dan Papua. Masyarakat Proto Melayu
yang menempuh jalur ini membawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak lonjong. Itulah
sebabnya, di bagian timur Indonesia banyak ditem ukan artefak Neohithikum berupa kapak
lonjong. Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini antara lain masyarakat Toraja.

b. Jalur kedua menyebar ke Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Masyarakat Proto-Melayu yang menempuh jalur ini membawa kebudayaan Neolithikum berupa
beliung persegi. Itulah sebabnya, di bagian barat Indonesia banyak ditemukan artefak

c. Neolithikum berupa beliung persegi. Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini
antara lain masyarakat Nias, Batak, Dayak, dan Sasak.

2. Kedatangan Deutero-Melayu

Sekitar 500 SM, datang lagi gelombang migrasi penduduk dan ras Melayu Austronesia dan
Teluk Tonkin ke Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Deutero-Melayu atau Melayu
Muda. Kedatangan mereka mendesak penduduk keturunan Proto-Melayu yang telah lebih
dahulu menetap.
Memasuki Kepulauan Indonesia, masyarakat Deuto-Melayu menyebar ke sepanjang
pesisir. Ada juga di antara mereka yang masuk ke pedalaman. Keturunan Deutero-Melayu
antara lain masyarakat Minang, Jawa, dan Bugis.

Masyarakat Deutero-Melayu membawa kebudayaan perunggu, yang dikenal dengan


sebutan Kebudayaan Dong Son. Donon son adalah tempat di Teluk Tonkin tempat asal
kebudayaan perunggu di Asia Tenggara. Artefak perunggu yang ditemukan di Indonesia serupa
dengan artefak perunggu dan Dong Son.

Bangsa Indonesia termasuk ras Mongoloid terutama Malayan Mongoloid. Ras Mongoloid
mempunyai 3 subras yaitu:

1. Asiatik Mongoloid (Cina,Jepang,Korea)

2. Malayan Mongoloid (Melayu)

3. American Mongoloid (Suku Indian)

Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia, wilayah Indonesia sudah ada
suku Weddid dan Negrito. Kedua suku tersebut berasal dari daerah Tonkin.

Dari Tonkin kemudian menyebar ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di Samudera
Pasifik.

Suku Bangsa Melayu yang terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan menjadi
dua yaitu

1. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)

2. Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)

Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)

Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang kali
pertama di Indonesia sekitar 2000 tahun SM. Kedatangan bangsa Austronesia dari daratan
Yunan menuju Indonesia menempuh dua jalur berikut:

1. Jalur Utara dan Timur


2. Jalur Barat dan Selatan

1. Jalur Utara dan Timur

- Melalui Teluk Tonkin menuju Taiwan (Formosa), Filipina, Sulawesi, dan Maluku dengan
membawa kebudayaan kapak lonjong.

- Persebaran periode Proto Melayu ini membawa kebudayaan batu baru/Neolithikum.

2. Jalur Barat dan Selatan

- Melalui Semenanjung Malaka, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Nusa


Tenggara dengan membawa kebudayaan kapak persegi.

- Persebaran periode Deutro Melayu ini mebawa kebudayaan logam.

Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)

Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang
di Indonesia pada gelombang kedua terjadi pada sekitar 500 tahun SM. Bangsa Melayu Muda
datang ke Indonesia melalui jalur barat, yakni berangkat dari Yunan, Teluk Tonkin, Vietnam,
Thailand, Semenanjung Malaka, dan kemudian menyeberangi Selat Malaka hingga sampai di
Kepulauan Indonesia.

Penyebaran manusia purba di Indonesia tidak berlangsung dalam satu tahap.


Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, kedatangan manusia purba di indonesia
berlangsung tiga tahap yaitu zaman mesolithikum, zaman neolithikum, dan zaman perundagian.

Zaman mesolithikum

Terjadi gelombang masuk manusia purba melonosoid dan daerah teluk tonkin, vietnam,
melalui jalur fhilipina, malaysia dan indonesia. Sisa keturunan bangsa melonosoid yang masih
ditemukan, antara lain orang sakai di siak, orang aeta di filipina, orang semang di malaysia, dan
orang papua melonosoid di indonesia

Zaman neolithikum (200 SM)


Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu tua (proto melayu) dari
daerah yunan, china, melalui jalur semenanjung malaya, indonesia, filipina, dan formosa.
Kebudayaan neolithikum, khususnya jenis kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong.

Zaman perundagian

Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu muda ( deutero melayu
) dari daerah teluk tonkin, vietnam ke daerah daerah di sebelah selatan vietnam, termasuk
indonesia.

Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong


nekara , moko, bejana perunggu, dan arca perunggu. Kebudayaannya sering disebut
kebudayaan Don son karena berasal dari donson teluk tonkin)

PERSEBARAN MANUSIA DI KEPULAUAN INDONESIA

Berbagai jenis ras diperkiraan berasal dari asia tengah hal tersebut didasarkan atas
penemuan tulang belulang kuno. Contohnya Papua Melanosoid, Europoid, Mongoloid, dan
Austroloid. Dari percampuran mereka lahirlah bangsa melayu yang menyebar melalui sungai
dan lembah kedaerah pantai dikarenakan adanya wabah penyakit , ke teluk Tonkin lalu indo
cina menyebar ke Kamboja, Muang Thai yang kemudian menjadi bangsa Austroasia. Yang
kemudian mereka munuju kepulaan dan kemudian menjadi bangsa Austronesia.

Bangsa Thailand Selatan, Singapura, Indonesia, Brunei, dan Philipina Selatan memiliki
kesamaan terhadap bangsa cina di sebelah timur dan bangsa India di sebelah barat

a. Penyebaran Manusia dan Bahasa Austronesia

Bahasa di asia tengah berasal dari keluarga sinn-tibet yang melahirkan bahasa Cina, Siam,
Tibet, Miao, Yiu, dan Burma. Penyebaran keselatan melahirkan bahasa Dravida,yaitu Telugu,
Tamil, Malayalam, sedangkan penyebaran ke Asia Timur dan Tenggara melahirkan bahasa
Austronesia yang menurunkan bahasa Melayu, Melanesia, Mikronesia, Polinesia.

Oleh karena itu ada kesamaan istilah ,bahasa,nama hewan dan tumbuhan,jadi bangsa
pendukung bahasa Austronesia itu berasal dari daerah campa.cochin china,dan kamboja dan
daerah di sekitar pantai , namun wilayah itu bukanlah penduduk asli.tempat asal mereka
berada di daerah yang jauh lebih tinggi.

b. Penyebar Pendukung Kapak Persegi

Menurut Kern dan Von Heine Geldern persebaran kapak persegi berasal dari daerah
Yunan di Cina Selatan , yaitu di daerah hulu sungai sungai terbesar di Asia Tenggara seperti di
sungai Brahmaputra, Irrawaddy, Salwin, Yang-tse-kiang, sungai Mekhong, dan sungai Menam.
Dengan melalui lembah sungai itu kebudayaan dan manusia pendukungnya menyebar menuju
hilir sungai sehingga sampai ke asia tenggara bagian utara. Disini kebudayaan itu mempunyai
cabang kebudayaan kapak bahu. Dalam perkembangnya masing-masing berdiri sendiri dan
mempunyai jalan penyebaran yang berbeda. Pendukung kebudayaa kapak persegi yaitu adalah
bangsa Austronesia,mempunyai pusat di daerah Tonkin. Karena mereka memiliki kepandaian
membuat perahu bercadik, mereka berlayar menggunakan perahu tersebut ke Malaysia barat
kemudian ke Sumatra, Jawa, Bali, dan terus ke timur. Sebagian menuju Kalimantan, dari
Kalimantan barat laut kebudayaan kapak persegi tersebar ke Philipina , Formosa, dan Jepang .

c. Penyebaran Manusia dengan Perahu Bercadik

Hornell yang mengadakan penyelidikan terhadap jenis-jenis perahu di Nusantara dan


negar-negara disekitarnya menyimpulkan bahwa perahu bercadik adalah perahu khas bangsa
Indonesia. Di India selatan ada beberapa suku yang menurut corak kebudayaan dan fisiknya
banyak menyerupai orang Indonesia. Diantaranya suku terkenal sebagai penyelam mutiara di
teluk Manar. Mereka juga menggunakan perahu bercadik, sedangkan suku Shanar
kehidupannya terutama dari perkebunan kelapa. Tanaman kelapa tersebut diperkirakan berasal
dari Indonesia melalui Srilangka.

d. Gelombang Kedatangan Penduduk dari Asia Daratan ke Wilayah Nusantara

Berdasarkan fosil-fosil yang telah di temukan di wilayah Indonesia dapat diketahui


bahwa sejak 2 juta tahun yang lalu wilayah ini telah di huni. Penhuninya adalah manusia-
manusia purba dengan kebudayaan seperti : meganthropus paleojavanicus, pithecanthropus
erectus, pithecanthropus soloensis dan homo wajakensis. Manusia-manusia purba ini utamanya
homo wajakensis lebih mirip dengan manusia-manusia yang kini dikenal sebagai penduduk asli
Australia, aborigin.

Dengan demikian,”penduduk asli Indonesia” adalah kaum negroid atau melanesoid atau
astroloid, yang berkulit hitam. Wilayah nusantara kemudian kedatangan bangsa melanesoid
yang berasal dari Tonkin, tepatnya dari bacson-hoabinh. Dari artefak-artefak yang ditemukan di
tempat asalnya menunjukan bahwa induk bangsa ini berkulit hitam, berbadan kecil dan
termasuk tipe veddoid-austrolaid. Sebelum didatangi bangsa-bangsa pengembara dari luar,
tanah dinusantara belum menjadi kepemilikan siapa pun. Hal ini berbeda dengan Manusia
Indonesia Purba yang tidak memerlukan tanah sebagai modal untuk hidup karena mereka
berpindah-pindah. Ketika sampai di satu tempat yang dilakukannya adalah mengumpulkan
makanan (food gathering). Biasanya mencari lembah-lembah atau wilayah yang terdapat aliran
sungai untuk mendapatkan ikan atau kerang (terbukti dengan ditemukannya fosil-fosil manusia
purba diwilayah nusantara di lembah-lembah sungai), walaupun tidak tertutup kemungkinan
ada pula yang memilih mencari di pedalaman. Ketika bangsa Melanesoid datang, mereka mulai
menetap, walaupun seminomaden. Jika sudah tidak mendapatkan lagi makanan mereka akan
pindah. Oleh karena itu, mereka memilih daerah yang banyak menghasilkan. Wilayah aliran
sungai pula yang akan menjadi targetnya. Alat-alat sederhana seperti: kapak genggam atau
choppers, alat-alat tulang dan tanduk rusa berhadapan dengan kapak genggam yang lebih halus
atau febble, kapak pendek dan sebagainya.

Kebudayaan bangsa Melanesoide ini adalah kebudayaan Mesolitikum yang sudah mulai
hidup menetap dalam kelompok, sudah mengenal api, meramu dan berburu binatang.
Teknologi pertanian juga sudah mereka miliki sekalipun mereka belum dapat menjaga agar satu
bidang tanah dapat ditanami berkali-kali. Cara bertani mereka masih dengan sistem
perladangan berpindah-pindah. Dengan demikian, mereka harus berpindah ketika lahan yang
lama tidak bisa ditanami lagi atau karena habisnya makanan ternak. Gaya hidup ini dinamakan
dengan seminomaden. Dalam setiap perpindahan manusia beserta kebudayaan yang datang ke
nusantara, selalu di lakukan oleh bangsa yang tingkat peradabannya lebih tinggi dari bangsa
yang dating sebelumnya. Dari semua gelombang pendatang dapat di lihat bahwa mereka
adalah bangsa-bangsa yang mulai bahkan telah menetap. Jika kehidupan mereka masih
berpindah, maka perpindahan bukanlah sesuatu hal yang aneh. Namun dalam kehidupan yang
telah menetap, pilihan untuk meninggalkan daerah asal bukan tanpa alasan yang kuat. Ketika
kehidupan mulai menetap, maka tanah yang mereka butuhkan adalah tanah sebagai media
untuk tetap hidup. Mereka sangat membutuhkan tanah yang luas karena teknologi
pertaniannya masih rendah.

Sekitar tahun 2000SM, bangsa melanesoid yang akhirnya menetap di nusantara kedatangan
pula bangsa dan kebudayaannya lebih tinggi yang berasal dari rumpun melayu austronosia
yakni bangsa melayu tua atau proto melayu, suatu ras mongoloid yang berasal dari daerah
yunan, dekat lembah sungai Yang Tze, Cina Selatan.

Orang-orang melayu tua, telah mengenal budaya bercocok tanam yang cukup maju dan
bahkan mereka sudah beternak. Dengan demikian mereka telah dapat menghasilkan makanan
sendiri (food producing). Kemampuan ini membuat mereka dapat menetap secara lebih
permanen. Pola menetap ini mengharuskan mereka untuk mengembangkan berbagai jenis
dasar-dasar kebudayaan.Mereka juga mulai membangun satu sistem politik dan
pengorganisasian untuk mengatur pemukimannya. Pengorganisasian ini membuatnya sanggup
belajar membuat peralatan rumah tangga dari tanah dan berbagai perlatan lain dengan lebih
baik. Mereka mengenal adanya sistem kepercayaan untuk membantu menjelaskan gejala alam
yang ada sehubungan dengan pertanian mereka. Arus pendatang tidak hanya datang dalam
sekali saja. Pihak-pihak yang kalah dalam perebutan tanah di daerah asalnya akan mencari
tanah-tanah di wilayah lain. Demikian juga, yang menimpa bangsa melayu tua yang sudah
mengenal bercocok tanam, berternak, dan menetap. Kembali lagi, daerah subur dengan aliran
sungai atau mata air yang menjadi incaran. Namun kedatangan bangsa melayu tua juga
memungkinkan terjadinya percampuran darah antara bangsa ini dengan bangsa Melanesia
yang telah terlebih dahulu datang di nusantara.

Pada tahun 200-300SM, datanglah orang-orang melayu tua yang telah bercampur
dengan bangsa aria di daratan yunan. Mereka disebut orang melayu muda atau deutero melayu
dengan kebudayaan perunggunya. Kebudayaan ini lebih tinggi lagi dari kebudayaan batu muda
yang telah ada karena telah mengenal logam sebagai alat perkakas hidup dan alat produksi.

Kedatangan bangsa melayu muda mengakibatkan bangsa melayu tua yang tadinya hidup
disekitar aliran sungai dan pantai terdesak pula ke pedalaman karena kebudayaannya tidak
banyak berubah. Dengan menguasai tanah, bangsa melayu muda dapat berkembang dengan
pesat kebudayaannya bahkan menjadi penyumbang terbesar untuk cikal bakal bangsa
indonesia sekarang.Dalam kedatangan-kedatangan tersebut penduduk yang lebih tua
menyerap bahasa dan adat para imigran. Jarang terjadi pemusnahan dan pengusiran bahkan
tidak ada penggantian penduduk secara besar-besaran. Percampuran-percampuran inilah yang
menjadi cikal bakal nusantara yang telah menjadi titik pertemuan dari ras kuning ( mongoloid )
yang bermigrasi ke selatan dari yunan, ras hitam yang di miliki oleh bangsa melanesoid.

2) Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia


Proses kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia ke kepulauan nusantara
berlangsung secara bertahap/ bergelombang. Cirri-ciri perpindahan gelombang tahap pertama
dalah kebudayaan Neolitikum (batu muda), dan menggunakan perahu bercadik satu. Migrasi
gelombang kedua mengunakan perahu bercadik dua. Sebenarnya bangsa yang datang ke
Indonesia dan menjadi nenek moyang bangsa Indonesia itu merupakan ras campuran antara
bangsa Mongol dan Melayu. Dari hasil pencampuran ras tersebut, lahirlah bangsa Proto melayu
(melayu tua) dan Deutro melayu (melayu muda). Ras melayu tua datang pada gelombang
pertama dan menjadi suku bangsa yang tinggal di daerah pedalaman, seperti suku batak di
Sumatra, suku dayak di Kalimantan, dan suku toraja di sulawesi. Sementara ras melayu muda
datang pada gelombang kedua dan menjadi cikal bakal suku-suku jawa, sunda, bali, dan suku-
suku yang mendiami wilayah pesisir di pulau-pulau tersebut.

Menurut Soekmono dalam pengantar sejarah kebudayaan Indonesia I, masyarakat pada


zaman praaksara yang datang pertamakali di kepulauan Indonesia adalah ras Austroloid sekitar
20.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, disusul kedatangan ras Melanesia mongoloid sekitar
10.000 tahun yang lalu. Ras yang terakhir datang ke Indonesia adalah ras Melayu mongoloid
sekitar 2500 tahun SM pada zaman Neolitikum dan Logam. Ras Austroloid kemudian bermigrasi
ke Australia dan sisanya dan sisanya hidup di Nusa Tenggara Timur dan Papua, sedangkan ras
Melanesia mongoloid berkembang di Maluku dan papua. Ras Melayu mongoloid menyebar di
Indonesia bagia barat. Ras-ras tersebut tersebar dan membentuk berbagai suku bangsa di
Indonesia. Kondisi tersebut juga mendorong terjadinya kemajemukan kelompok social di
Indonesia.

Pada saat nenek moyang bangsa Indonesia datang secara bergelombang dari asia
daratan ke Nusantara sekitar 2500 tahun SM, keadaan geografis Indonesia yang luas telah
memaksa nenek moyang bagsa Indonesia untuk menetap di daerah yang terpisah satu sama
lain. Isolasi geografis tersebut mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau di
Nusantara tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa yang hidup terisolasi dari suku bangsa
lainnya. Setiap suku bangsa tersebut tumbuh menjadi kelompok masyarakat yang di satukan
oleh ikatan-ikatan emosianal serta memandanmg diri mereka sebagai suatu kelompok
masyarakat tersendiri. Selanjutnya, kelompok suku bangsa tersebut mengembangkan
kepercayaan bahwa mereka memiliki asal-usul keturunan yang sama dengan didukung oleh
suatu kepercayaan yang berbentuk mitos-mitos yang hidup didalam masyarakat. Suku bangsa
di Indonesia seperti suku Jawa, Sunda, Batak, Minang, Timor, Bali, Sasak, Papua, dan Maluku
memiliki adat istiadat dan bahasa yang berbeda-beda. Setiap suku bangsa tersebut tumbuh dan
berkembang sesuai dengan alam lingkungannya. Keadaan geografis yang terisolir menyebabkan
penduduk setiap pulau mengembangkan pola hidup dan adat istiadat yang berbeda-beda.
Misalnya, perbedaan bahasa dan adat istiadat antara suku bangsa Gayo-Alas didaerah
pegunungan Gayo-Alas dengan penduduk suku bangsa Aceh yang tinggal di pesisir pantai Aceh.

PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA


Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia| Nenek monyang bangsa indonesia
memiliki asal-muasal nenek monyang bangsa indonesia itu dari mana ??.Serta Proses
datangnya ke Indonesia, Nenek Monyang bangsa indonesia terdapat dari rumpun-rumpun
seperti Rumpun Melayu Austronesia, Masyarakat tani di yunan, dan adapula cara kedatangan
nenek monyang bangsa indonesia yaitu Kedatangan Proto Melayu, Kedatangan Duetro Melayu,
Dalam Kedatangan nenek monyang memiliki jalur-jalur dalam kedatangannya atau dari mana
mereka berasal serta dalam kedatangan nenek monyang bangsa indonesia membawa berbagai
alat-alat atau peralatan-peralatan. Untuk mengetahui asal nenek monyang bangsa indonesia
dapat menggunakan dua cara yaitu persebaran rumpun bahasa dan persebaran budaya
bercocok, Untuk mengetahui Persebaran Nenek moyang bangsa indonesia mari kita lihat
pembahasan dibawah ini...

PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

A. Nenek Moyang Indonesia

Nenek moyang bangsa Indonesia bukanlah manusia-manusia jenis Meganthropus


Palaeojavanicus, Pithecantropus Erectus, Homo Soloensis, atau Homo Wajakensis. Walaupun
terdapat di Indonesia, manusia-manusia jenis itu sudah punah.

Untuk mengetahui asal nenek moyang bangsa Indonesia, kita dapat menggunakan dua
cara, yakni persebaran rumpun bahasa dan persebaran kebudayaan bercocok tanam.
1. Rumpun Bahasa Melayu Austronesia

Bahasa yang tersebar di Indonesia termasuk rumpun bahasa Melayu Austronesia.


Rumpun bahasa ini meliputi wilayah yang luas: dari Madagaskar di Afrika sampai ke Melanesia
dan Polinesia di Samudera Pasifik, lalu dan Taiwan sampai ke Indonesia. Penggunaan bahasa
Melayu Austronesia di wilayah yang luas itu erat kaitannya dengan persebaran penduduk yang
menggunakan bahasa tersebut.

Para pakar sejarah berpendapat bahwa bahasa Melayu Austronesia berasal dari Taiwan.
Sekitar 5000 SM, masyarakat di Taiwan menggunakan bahasa yang disebut Proto Austronesia
(Austronesia kuno).

Masyarakat di tempat itu telah mengenal cocok tanam dan beternak. Masyarakat itu
kemudian menyebar ke sebelah selatan Cina, Vietnam, Semenanjung Malaya, lalu ke Indonesia.
Ada juga yang mengarungi laut menuju Filipina terus ke arah kepulauan di Indonesia dan
Samudera Pasifik.

2. Masyarakat Tani di Yunan

Peralihan dan kebudayaan berburu dan mengumpulkan makanan pada kebudayaan


bercocok tanam merupakan perubahan amat besar. Perubahan itu tidak mungkin dilakukan
oleh penduduk asli Indon esia yang sudah terbiasa dengan kehidupan berburu dan
mengumpulkan makanan. Para pakar sejarah menyimpulkan bahwa kebudayaan bercocok
tanam diperkenalkan oleh masyarakat pendatang. Mereka ini sudah terbiasa dengan bercocok
tanam dan beternak di tempat asalnya. Kebiasaan itu mereka terapkan di tempat baru di
Indonesia. Pendatang inilah yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia.

Nenek moyang bangsa Indonesia ternyata berasal dan luar Indonesia, yaitu dan daerah
Yunan, di sebelah selatan Cina (sekarang RRC). Kesimpulan tersebut dibuktikan oleh kesamaan
artefak prasejarah yang ditemukan di wilayah itu dengan artefak prasejarah di Indonesia. Dari
artefak yang ditemukan di Yunan, tampak bahwa sekitar 3000 SM, masyarakat di wilayah itu
telah mengenal cocok tanam.

Kemudian, masyarakat Yunan melakukan migrasi ke daerah sekitar Teluk Tonkin, sebelah
utara Vietnam. Di tempat itu mereka mengembangkan kebudayaan bercocok tanam. Dari
tempat itu, mereka melakukan migrasi ke Kepulauan Indonesia. Migrasi dilakukan secara
bergelombang. Gelombang yang satu dengan yang berikut bejarak waktu lebih dan 1000 tahun.

C. Bangsa Austronesia sebagai nenek moyang bangsa Indonesia


Orang-orang Austronesia yang memasuki wilayah Nusantara dan menetap di sebut
bangsa melayu Indonesia. Mereka inilah yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia
sekarang. Bangsa melayu ini dapat di bedakan menjadi dua suku bangsa.

1. Bangsa melayu tua (proto melayu)

Bangsa melayu tua adalah orang-orang Austronesia dari asia yang pertamakali datang
ke Indonesia pada sekitar 2500 tahun SM. Bangsa melayu tua memasuki wilayah nusantara
melalui 2 jalur yakni:

§ Jalur barat melaui semenanjung melayu (Malaysia) – Sumatra.

§ Jalur timur melalui Filipina- Sulawesi.

Bangsa melayu tua memiliki kebudayaan yang lebih tinggi daripada Homo sapiens di
Indonesia. Kebudayaan bangsa melayu tua di sebut kebudayaan Neolitikum. Meskipun hampir
segala peralatan mereka terbuat dari batu, pembuatannya sudah di haluskan. Hasil budaya
zaman ini yang paling terkenal adalah kapak persegi yang banyak di temukan di wilayah
Indonesia bagian barat (Sumatra , Jawa, Kalimantan, dan Bali). Menurud penelitian H. kern di
kalumpang (Sulawesi utara) telah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dengan kapak
lonjong yang di bawa oleh orang-orang Austronesia yang datang mengunakan jalan barat
menuju ke Indonesia.

Suku bangsa Indonesia yang masuk keturunan bangsa ini adalah suku Dayak, Toraja,
Sasak, Nias, Batak, dan Kubu.

2. Bangsa melayu muda (deutro melayu)

Pada kurun waktu tahun 400-300 SM terjadi gelombang nenek moyang bangsa
Indonesia datang ke Nusantara. Bangsa melayu muda berhasil mendesak dan berasimilasi
dengan pendahulunya, bangsa Proto melayu. Bangsa Deutro melayu datang ke Indonesia
melalui jalan barat.
Bangsa deutro melayu memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan bangsa Proto
melayu karena mereka telah dapat membuat barang-barang dari perunggu dan besi. Hasil
budayanya yang terkenal adalah kapak corong, dan nekara.

Selain kebudayaan logam, bangsa melayu muda juga mengembangkan kebudayaan


Megalitikum. Hasil kebudayaan ini misalnya Menhir, Dolmen, Sarkofagus, Kubur batu, dan
Punden berundak. Suku bangsa Indonesia yang termasuk keturunan bangsa melayu muda
adalah suku Jawa, Melayu, Minag, Bugis, Bali, dan suku Makasar di Sulawesi.

Selain dua bangsa di atas masih ada masih ada dua bangsa lagi yang menjadi nenek moyang
bangsa Indonesia :

I. Bnagsa Melanesia

Bansa Melanesia atau Melanesia mongoloid memiliki cirri-ciri kulit kehitaman, badan
kekar, rambut keriting, mulut lebar, dan hidung mancung.bangsa ini sampai sekarang masih
memiliki sisa-sisa keturunannya seperti suku-suku di Riau, suku-suku bangsa Papua melanesoid
yang mendiami pulau Papua, dan pulau-pulau Melanesia.

II. Bangsa primitif

Sebelum kelompok bangsa melayu memasuki nusantara sebenarnya telah ada


kelompok-kelompok manusia yang lebih dahulu tinggal di Indonesia. Mereka yang termasuk
bangsa Primitif adalah sebagai berikut :

§ Manusia pleistosen (purba)

Kehidupan manusia purba selalu berpindah tempat dengan kemampuan yang sangat
terbatas. Demikian pula kebudayaannya sehingga corak kehidupan manusia purba ini tidak
dapat diikuti kembali kecuali beberapa aspek saja. Misalnya teknologi yang masih sangat
sederhana ( Teknologi Paleolitikum)

§ Suku wedoid

Sisa-sisa suku Wedoid sampai sekarang masih ada, misalnya suku Sakai di Siak dan serta
suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang. Mereka hidup dari meramu dan
berkebudayaan sedarhana. Mereka juga sulit sekali menyesuaikan diri dengan masyarakat
modern.
§ Suku negroid

Di Indonesia sudah tidak terdapat lagi sisa-sisa kehidupan suku Negroid. Akan tetapi, di
pedalaman Malaysia dan Filipina keturunan suku Negroid masih ada. Suku yang termasuk ras
negroid, misalnya suku semang di semenanjung Malaysia dan suku negroid di Filipina. Mereka
akhirnya terdesak oleh orang-orang melayu modern sehingga sehingga suku ini hanya
menempadi daerah pedalaman yang terisolasi.

PENUTUP

a. SIMPULAN
Nenek moyang bangsa Indonesia datang ke nusnatara melalui dua jalur yakni jalur barat
dan timur. Migrasi jalur barat di lakukan dari yunan ke semenanjung Malaysia, Kalimantan ,
menuju Jawa dan Nusa Tenggara. Penyebaran jalur timur di mulai dari Teluk Tonkin menyusuru
pantai asia timur menuju Taiwan , Filipina, Sulawesi, Maluku, papua, sampai australia . Mereka
datang secara bergelombang, gelombang pertama adalah bangsa prota melayu yang datang
membawa kebudayaan kapak persegi dan kapal bercadik satu. Gelombang kedua adalah
bangsa deutro melayu yang datang membawa kebudayaan kapak lonjong dan kapal bercadik
dua.

Sebelum kedua bangsa melayu tersebut datang ke nusantara da beberapa suku


primitive yang sudah terlebih dahulu menetap di nusantara.

Oleh karna itu saat bengsa melayu datang ke nusantara meraka melakukan proses
kawin mengawin dangan suku asli yang sudah mendiami nusantara terlebih dahulu. Karna itu
bangsa Indonesia sekarang adalah turunan dari bangsa deutro melayu, prota melau, bangsa
Melanesia dan bangsa primitive yang dulu mendiami nusantara.

Dan padasaat itu keadaan geografis Indonesia yang luas memaksa mereka untuk tinggal
terpencar di seluruh wilayah nusantara yang sangat luas. Sehingga mereka hidup sacara
terisolasi dari suku bangsa yang lain.

Anda mungkin juga menyukai