PENDIDIKAN PANCASILA
Di susun oleh :
FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUTANSI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas kehendak-
Nyalah saya masih dapat berkereasi untuk menghasilkan sebuah karya berupa sebua makalah
yang berjudul Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia.
Makalah ini di susun sebagai salah satu prasyarat untuk mengikuti ujian semester genap.
Selain itu juga sebagai sarana untuk mengembangkan daya kreasi, ekspresi, dan apresiasi
terhadap sejarah bangsa indonesia.
Saya berterimakasih atas kesediaannya untuk membaca makalah ini, terutama untuk nilai
yang diberikan. Akhirnya , semoga materi yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat sebagai
pelajaran untuk kita. Jayalah negriku jayalah sejarah negri ku.
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
C. TUJUAN.............................................................................................................................. 4
BAB II : PEMBAHASAN
A. SIMPULAN……………………………………………………………………………… 13
B. SARAN……………………………………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Adapun latar belakang yang mendasari saya untuk menyusun makalah ini adalah untuk
lebih mengetahui tentang asal usul datangnya nenek moyang bangsa indonesia ke kepulauan
nusantara.
· Darimana datangnya nenek moyang bangsa indonesia dan bagaimana cara mereka dapat
menyebar ke seluruh kawasan nusantara ?
· Bagaimana cara mereka datang menuju ke nusantara da apa budaya yang mereka ?
C. Tujuan
Adapun tujuan saya adalah untuk menegerjakan tugas pendidikan Pancasila yang
diberikan oleh dosen saya dan untuk mengetahui asal usul nenek moyang bangsa Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN
Selaian munculnya teoro-teori yang lahir dari hasil penemuan fosil-fosil manusia purba
yang telah di temukan, berkembang pula teori-teori lainnya mengenai asal usul nenek moyang
bangsa Indonesia. Teori tersebut di kemukakan oleh beberapa ahli, antara lain sebagai berikut :
a) Brandes
Berdasarkan artefak yang di temukan di Indonesia, yang mirip dengan artefak yang di
temukan di Asia daratan, maka von heine geldren berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal
dari Asia daratan.
Salah seorang sejarawan Indonesia berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari
daerah Indonesia itu sendiri. Pendapat ini ia kemukakan berdasarkan banyaknya fosil dan artefak
tertua di temukan di Indonesia. Misalnya pethecantropus erectus, meganthropus paleojavanicus,
homo soloensis, dan homo wajakensis.
e) H. kern
Menurut H. kern bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa, Kamboja. Berdasarkan
penelitiannya tentang perbandingan bahasa , ditemukan bahwa bahasa yang di pakai di daerah
tersebut sama dengan bahasa yan g di pakai di Nusantara
.
Nenek moyang bangsa Indonesia yang datang pertama kali ke Nusantara adalah bangsa
proto melayu yang membawa kebudayaan neolitikum menggunakan perahu bercadik satu.
Mereka datang dari Yunan ke Indonesia melalui jalur barat dan timur. Migrasi jalur barat di
lakukan dari Yunan ke semenanjung Malaysia, Kalimantan , menuju Jawa dan Nusa Tenggara
dengan membawa kebudayaan kapak persegi. Penyebaran jalur timur di mulai dari Teluk Tonkin
menyusuri pantai Asia timur menuju Taiwan , Filipina, Sulawesi, Maluku, hingga ke Papua,
sampai Australia dengan membawa kebudayaan kapak lonjong. Kebudayaan kapak lonjong yang
di sebut Neolitikum papua ini banyak di temukan di Minahasa, Seram, Kalimantan, dan Papua.
Gelombang ke dua kedatangan nenek moyang bnagsa Indonesia terjadi sekitar 500 SM yang di
bawa oleh rumpun bangsa Deutro melayu menggunakan perahu bercadik dua. kebudayaan
Deutro melayu relative lebih maju daridi bandingkan dengan kebudayaan bangsa Proto melayu
karena sudah mengenal benda-benda dari perunggu seperti kapak corong , nekara, dan perhiasan
perunggu. Bangsa Deutro melayu akhirnya dapat mendesak bangsa Proto melayu yang lebih dulu
menetap di Indonesia. Bangsa Deutro melayu memilih tinggal di pesisir, muara, dan sungai
karena letaknya strategis, subur, memiliki persediaan bahan makanan yang melimpah, dan
mudah dilalui. Selanjutnya ras Deutro melayu menjadi nenek moyang sebagian besar bangsa
Indonesia saat ini. Menurut Von heine geldren, nenek moyang bangsa Indonesia merupakan
campuran antara bangsa pendatang dari Yunan di Tiongkok selatan dengan penduduk asli
Indonesia.
Menurut pakar sejarah, setelah kepunahan manusia jenis Meganthropus, Pithecantropus,
dan Homo, Kepulauan Indonesia dihuni oleh manusia dan ras Austromelanosoid. Belum dapat
dipastikan apakah mereka penduduk asli atau pendatang. Berdasarkan keserupaan artefak
mesolithikum yang digunakan dengan artefak di Bacson-Hoabinh, dapat diperkirakan bahwa
mereka berasal dan Teluk Tonldn. (Bacson Hoabinh terletak di Teluk Tonkin).
Sekitar 2000 SM, penduduk dan ras Melayu Austronesia dan Teluk Tonkin bermigrasi ke
Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Proto melayu atau Melayu Tua. Kedatangan mereka
itu mendesak penduduk dan ras Austromelaneoid ke pedalaman, bahkan ke Indonesia bagian
timur. Penduduk ras itu menjadi nenek moyang menduduk Papua sekarang.
Memasuki Kepulauan Indonesia, Proto-Melayu menempuh dua jalur, sesuai dengan jenis
kebudayaan yang dibawa.
a. Jalur pertama menyebar ke Sulawesi, Maluku, dan Papua. Masyarakat Proto Melayu yang
menempuh jalur ini membawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak lonjong. Itulah sebabnya,
di bagian timur Indonesia banyak ditem ukan artefak Neohithikum berupa kapak lonjong.
Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini antara lain masyarakat Toraja.
b. Jalur kedua menyebar ke Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Masyarakat Proto-Melayu yang menempuh jalur ini membawa kebudayaan Neolithikum berupa
beliung persegi. Itulah sebabnya, di bagian barat Indonesia banyak ditemukan artefak
c. Neolithikum berupa beliung persegi. Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini
antara lain masyarakat Nias, Batak, Dayak, dan Sasak.
Sekitar 500 SM, datang lagi gelombang migrasi penduduk dan ras Melayu Austronesia dan
Teluk Tonkin ke Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Deutero-Melayu atau Melayu
Muda. Kedatangan mereka mendesak penduduk keturunan Proto-Melayu yang telah lebih dahulu
menetap.
Bangsa Indonesia termasuk ras Mongoloid terutama Malayan Mongoloid. Ras Mongoloid
mempunyai 3 subras yaitu:
Dari Tonkin kemudian menyebar ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di Samudera
Pasifik.
Suku Bangsa Melayu yang terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan menjadi
dua yaitu
Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang kali
pertama di Indonesia sekitar 2000 tahun SM. Kedatangan bangsa Austronesia dari daratan Yunan
menuju Indonesia menempuh dua jalur berikut:
- Melalui Teluk Tonkin menuju Taiwan (Formosa), Filipina, Sulawesi, dan Maluku dengan
membawa kebudayaan kapak lonjong.
Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang
di Indonesia pada gelombang kedua terjadi pada sekitar 500 tahun SM. Bangsa Melayu Muda
datang ke Indonesia melalui jalur barat, yakni berangkat dari Yunan, Teluk Tonkin, Vietnam,
Thailand, Semenanjung Malaka, dan kemudian menyeberangi Selat Malaka hingga sampai di
Kepulauan Indonesia.
Penyebaran manusia purba di Indonesia tidak berlangsung dalam satu tahap. Berdasarkan
bukti-bukti sejarah yang ditemukan, kedatangan manusia purba di indonesia berlangsung tiga
tahap yaitu zaman mesolithikum, zaman neolithikum, dan zaman perundagian.
Zaman mesolithikum
Terjadi gelombang masuk manusia purba melonosoid dan daerah teluk tonkin, vietnam,
melalui jalur fhilipina, malaysia dan indonesia. Sisa keturunan bangsa melonosoid yang masih
ditemukan, antara lain orang sakai di siak, orang aeta di filipina, orang semang di malaysia, dan
orang papua melonosoid di indonesia
Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu tua (proto melayu) dari
daerah yunan, china, melalui jalur semenanjung malaya, indonesia, filipina, dan formosa.
Kebudayaan neolithikum, khususnya jenis kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong.
Zaman perundagian
Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu muda ( deutero melayu )
dari daerah teluk tonkin, vietnam ke daerah daerah di sebelah selatan vietnam, termasuk
indonesia.
Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong nekara ,
moko, bejana perunggu, dan arca perunggu. Kebudayaannya sering disebut kebudayaan Don son
karena berasal dari donson teluk tonkin)
Bangsa Thailand Selatan, Singapura, Indonesia, Brunei, dan Philipina Selatan memiliki
kesamaan terhadap bangsa cina di sebelah timur dan bangsa India di sebelah barat
Bahasa di asia tengah berasal dari keluarga sinn-tibet yang melahirkan bahasa Cina, Siam,
Tibet, Miao, Yiu, dan Burma. Penyebaran keselatan melahirkan bahasa Dravida,yaitu Telugu,
Tamil, Malayalam, sedangkan penyebaran ke Asia Timur dan Tenggara melahirkan bahasa
Austronesia yang menurunkan bahasa Melayu, Melanesia, Mikronesia, Polinesia.
Oleh karena itu ada kesamaan istilah ,bahasa,nama hewan dan tumbuhan,jadi bangsa
pendukung bahasa Austronesia itu berasal dari daerah campa.cochin china,dan kamboja dan
daerah di sekitar pantai , namun wilayah itu bukanlah penduduk asli.tempat asal mereka berada
di daerah yang jauh lebih tinggi.
Dengan demikian,”penduduk asli Indonesia” adalah kaum negroid atau melanesoid atau
astroloid, yang berkulit hitam. Wilayah nusantara kemudian kedatangan bangsa melanesoid yang
berasal dari Tonkin, tepatnya dari bacson-hoabinh. Dari artefak-artefak yang ditemukan di
tempat asalnya menunjukan bahwa induk bangsa ini berkulit hitam, berbadan kecil dan termasuk
tipe veddoid-austrolaid. Sebelum didatangi bangsa-bangsa pengembara dari luar, tanah
dinusantara belum menjadi kepemilikan siapa pun. Hal ini berbeda dengan Manusia Indonesia
Purba yang tidak memerlukan tanah sebagai modal untuk hidup karena mereka berpindah-
pindah. Ketika sampai di satu tempat yang dilakukannya adalah mengumpulkan makanan (food
gathering). Biasanya mencari lembah-lembah atau wilayah yang terdapat aliran sungai untuk
mendapatkan ikan atau kerang (terbukti dengan ditemukannya fosil-fosil manusia purba
diwilayah nusantara di lembah-lembah sungai), walaupun tidak tertutup kemungkinan ada pula
yang memilih mencari di pedalaman. Ketika bangsa Melanesoid datang, mereka mulai menetap,
walaupun seminomaden. Jika sudah tidak mendapatkan lagi makanan mereka akan pindah. Oleh
karena itu, mereka memilih daerah yang banyak menghasilkan. Wilayah aliran sungai pula yang
akan menjadi targetnya. Alat-alat sederhana seperti: kapak genggam atau choppers, alat-alat
tulang dan tanduk rusa berhadapan dengan kapak genggam yang lebih halus atau febble, kapak
pendek dan sebagainya.
Kebudayaan bangsa Melanesoide ini adalah kebudayaan Mesolitikum yang sudah mulai
hidup menetap dalam kelompok, sudah mengenal api, meramu dan berburu binatang. Teknologi
pertanian juga sudah mereka miliki sekalipun mereka belum dapat menjaga agar satu bidang
tanah dapat ditanami berkali-kali. Cara bertani mereka masih dengan sistem perladangan
berpindah-pindah. Dengan demikian, mereka harus berpindah ketika lahan yang lama tidak bisa
ditanami lagi atau karena habisnya makanan ternak. Gaya hidup ini dinamakan dengan
seminomaden. Dalam setiap perpindahan manusia beserta kebudayaan yang datang ke
nusantara, selalu di lakukan oleh bangsa yang tingkat peradabannya lebih tinggi dari bangsa yang
dating sebelumnya. Dari semua gelombang pendatang dapat di lihat bahwa mereka adalah
bangsa-bangsa yang mulai bahkan telah menetap. Jika kehidupan mereka masih berpindah, maka
perpindahan bukanlah sesuatu hal yang aneh. Namun dalam kehidupan yang telah menetap,
pilihan untuk meninggalkan daerah asal bukan tanpa alasan yang kuat. Ketika kehidupan mulai
menetap, maka tanah yang mereka butuhkan adalah tanah sebagai media untuk tetap hidup.
Mereka sangat membutuhkan tanah yang luas karena teknologi pertaniannya masih rendah.
Sekitar tahun 2000SM, bangsa melanesoid yang akhirnya menetap di nusantara kedatangan pula
bangsa dan kebudayaannya lebih tinggi yang berasal dari rumpun melayu austronosia yakni
bangsa melayu tua atau proto melayu, suatu ras mongoloid yang berasal dari daerah yunan, dekat
lembah sungai Yang Tze, Cina Selatan.
Orang-orang melayu tua, telah mengenal budaya bercocok tanam yang cukup maju dan
bahkan mereka sudah beternak. Dengan demikian mereka telah dapat menghasilkan makanan
sendiri (food producing). Kemampuan ini membuat mereka dapat menetap secara lebih
permanen. Pola menetap ini mengharuskan mereka untuk mengembangkan berbagai jenis dasar-
dasar kebudayaan.Mereka juga mulai membangun satu sistem politik dan pengorganisasian
untuk mengatur pemukimannya. Pengorganisasian ini membuatnya sanggup belajar membuat
peralatan rumah tangga dari tanah dan berbagai perlatan lain dengan lebih baik. Mereka
mengenal adanya sistem kepercayaan untuk membantu menjelaskan gejala alam yang ada
sehubungan dengan pertanian mereka. Arus pendatang tidak hanya datang dalam sekali saja.
Pihak-pihak yang kalah dalam perebutan tanah di daerah asalnya akan mencari tanah-tanah di
wilayah lain. Demikian juga, yang menimpa bangsa melayu tua yang sudah mengenal bercocok
tanam, berternak, dan menetap. Kembali lagi, daerah subur dengan aliran sungai atau mata air
yang menjadi incaran. Namun kedatangan bangsa melayu tua juga memungkinkan terjadinya
percampuran darah antara bangsa ini dengan bangsa Melanesia yang telah terlebih dahulu datang
di nusantara.
Pada tahun 200-300SM, datanglah orang-orang melayu tua yang telah bercampur dengan
bangsa aria di daratan yunan. Mereka disebut orang melayu muda atau deutero melayu dengan
kebudayaan perunggunya. Kebudayaan ini lebih tinggi lagi dari kebudayaan batu muda yang
telah ada karena telah mengenal logam sebagai alat perkakas hidup dan alat produksi.
Kedatangan bangsa melayu muda mengakibatkan bangsa melayu tua yang tadinya hidup
disekitar aliran sungai dan pantai terdesak pula ke pedalaman karena kebudayaannya tidak
banyak berubah. Dengan menguasai tanah, bangsa melayu muda dapat berkembang dengan pesat
kebudayaannya bahkan menjadi penyumbang terbesar untuk cikal bakal bangsa indonesia
sekarang.Dalam kedatangan-kedatangan tersebut penduduk yang lebih tua menyerap bahasa dan
adat para imigran. Jarang terjadi pemusnahan dan pengusiran bahkan tidak ada penggantian
penduduk secara besar-besaran. Percampuran-percampuran inilah yang menjadi cikal bakal
nusantara yang telah menjadi titik pertemuan dari ras kuning ( mongoloid ) yang bermigrasi ke
selatan dari yunan, ras hitam yang di miliki oleh bangsa melanesoid.
Untuk mengetahui asal nenek moyang bangsa Indonesia, kita dapat menggunakan dua
cara, yakni persebaran rumpun bahasa dan persebaran kebudayaan bercocok tanam.
Bahasa yang tersebar di Indonesia termasuk rumpun bahasa Melayu Austronesia.
Rumpun bahasa ini meliputi wilayah yang luas: dari Madagaskar di Afrika sampai ke Melanesia
dan Polinesia di Samudera Pasifik, lalu dan Taiwan sampai ke Indonesia. Penggunaan bahasa
Melayu Austronesia di wilayah yang luas itu erat kaitannya dengan persebaran penduduk yang
menggunakan bahasa tersebut.
Para pakar sejarah berpendapat bahwa bahasa Melayu Austronesia berasal dari Taiwan.
Sekitar 5000 SM, masyarakat di Taiwan menggunakan bahasa yang disebut Proto Austronesia
(Austronesia kuno).
Masyarakat di tempat itu telah mengenal cocok tanam dan beternak. Masyarakat itu
kemudian menyebar ke sebelah selatan Cina, Vietnam, Semenanjung Malaya, lalu ke Indonesia.
Ada juga yang mengarungi laut menuju Filipina terus ke arah kepulauan di Indonesia dan
Samudera Pasifik.
Peralihan dan kebudayaan berburu dan mengumpulkan makanan pada kebudayaan
bercocok tanam merupakan perubahan amat besar. Perubahan itu tidak mungkin dilakukan oleh
penduduk asli Indon esia yang sudah terbiasa dengan kehidupan berburu dan mengumpulkan
makanan. Para pakar sejarah menyimpulkan bahwa kebudayaan bercocok tanam diperkenalkan
oleh masyarakat pendatang. Mereka ini sudah terbiasa dengan bercocok tanam dan beternak di
tempat asalnya. Kebiasaan itu mereka terapkan di tempat baru di Indonesia. Pendatang inilah
yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia.
Nenek moyang bangsa Indonesia ternyata berasal dan luar Indonesia, yaitu dan daerah
Yunan, di sebelah selatan Cina (sekarang RRC). Kesimpulan tersebut dibuktikan oleh kesamaan
artefak prasejarah yang ditemukan di wilayah itu dengan artefak prasejarah di Indonesia. Dari
artefak yang ditemukan di Yunan, tampak bahwa sekitar 3000 SM, masyarakat di wilayah itu
telah mengenal cocok tanam.
Kemudian, masyarakat Yunan melakukan migrasi ke daerah sekitar Teluk Tonkin,
sebelah utara Vietnam. Di tempat itu mereka mengembangkan kebudayaan bercocok tanam. Dari
tempat itu, mereka melakukan migrasi ke Kepulauan Indonesia. Migrasi dilakukan secara
bergelombang. Gelombang yang satu dengan yang berikut bejarak waktu lebih dan 1000 tahun
Bangsa melayu tua adalah orang-orang Austronesia dari asia yang pertamakali datang ke
Indonesia pada sekitar 2500 tahun SM. Bangsa melayu tua memasuki wilayah nusantara melalui
2 jalur yakni:
Bangsa melayu tua memiliki kebudayaan yang lebih tinggi daripada Homo sapiens di
Indonesia. Kebudayaan bangsa melayu tua di sebut kebudayaan Neolitikum. Meskipun hampir
segala peralatan mereka terbuat dari batu, pembuatannya sudah di haluskan. Hasil budaya zaman
ini yang paling terkenal adalah kapak persegi yang banyak di temukan di wilayah Indonesia
bagian barat (Sumatra , Jawa, Kalimantan, dan Bali). Menurud penelitian H. kern di kalumpang
(Sulawesi utara) telah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dengan kapak lonjong yang
di bawa oleh orang-orang Austronesia yang datang mengunakan jalan barat menuju ke
Indonesia.
Suku bangsa Indonesia yang masuk keturunan bangsa ini adalah suku Dayak, Toraja,
Sasak, Nias, Batak, dan Kubu.
Pada kurun waktu tahun 400-300 SM terjadi gelombang nenek moyang bangsa Indonesia
datang ke Nusantara. Bangsa melayu muda berhasil mendesak dan berasimilasi dengan
pendahulunya, bangsa Proto melayu. Bangsa Deutro melayu datang ke Indonesia melalui jalan
barat.
Bangsa deutro melayu memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan bangsa Proto
melayu karena mereka telah dapat membuat barang-barang dari perunggu dan besi. Hasil
budayanya yang terkenal adalah kapak corong, dan nekara.
Selain kebudayaan logam, bangsa melayu muda juga mengembangkan kebudayaan
Megalitikum. Hasil kebudayaan ini misalnya Menhir, Dolmen, Sarkofagus, Kubur batu, dan
Punden berundak. Suku bangsa Indonesia yang termasuk keturunan bangsa melayu muda adalah
suku Jawa, Melayu, Minag, Bugis, Bali, dan suku Makasar di Sulawesi.
Selain dua bangsa di atas masih ada masih ada dua bangsa lagi yang menjadi nenek moyang
bangsa Indonesia :
Bansa Melanesia atau Melanesia mongoloid memiliki cirri-ciri kulit kehitaman, badan
kekar, rambut keriting, mulut lebar, dan hidung mancung.bangsa ini sampai sekarang masih
memiliki sisa-sisa keturunannya seperti suku-suku di Riau, suku-suku bangsa Papua melanesoid
yang mendiami pulau Papua, dan pulau-pulau Melanesia.
Sebelum kelompok bangsa melayu memasuki nusantara sebenarnya telah ada kelompok-
kelompok manusia yang lebih dahulu tinggal di Indonesia. Mereka yang termasuk bangsa
Primitif adalah sebagai berikut :
Kehidupan manusia purba selalu berpindah tempat dengan kemampuan yang sangat
terbatas. Demikian pula kebudayaannya sehingga corak kehidupan manusia purba ini tidak dapat
diikuti kembali kecuali beberapa aspek saja. Misalnya teknologi yang masih sangat sederhana
( Teknologi Paleolitikum)
§ Suku wedoid
Sisa-sisa suku Wedoid sampai sekarang masih ada, misalnya suku Sakai di Siak dan serta
suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang. Mereka hidup dari meramu dan berkebudayaan
sedarhana. Mereka juga sulit sekali menyesuaikan diri dengan masyarakat modern.
§ Suku negroid
Di Indonesia sudah tidak terdapat lagi sisa-sisa kehidupan suku Negroid. Akan tetapi, di
pedalaman Malaysia dan Filipina keturunan suku Negroid masih ada. Suku yang termasuk ras
negroid, misalnya suku semang di semenanjung Malaysia dan suku negroid di Filipina. Mereka
akhirnya terdesak oleh orang-orang melayu modern sehingga sehingga suku ini hanya
menempadi daerah pedalaman yang terisolasi.
BAB 3
PENUTUP
A. SIMPULAN
Nenek moyang bangsa Indonesia datang ke nusnatara melalui dua jalur yakni jalur barat
dan timur. Migrasi jalur barat di lakukan dari yunan ke semenanjung Malaysia, Kalimantan ,
menuju Jawa dan Nusa Tenggara. Penyebaran jalur timur di mulai dari Teluk Tonkin menyusuru
pantai asia timur menuju Taiwan , Filipina, Sulawesi, Maluku, papua, sampai australia . Mereka
datang secara bergelombang, gelombang pertama adalah bangsa prota melayu yang datang
membawa kebudayaan kapak persegi dan kapal bercadik satu. Gelombang kedua adalah bangsa
deutro melayu yang datang membawa kebudayaan kapak lonjong dan kapal bercadik dua.
Sebelum kedua bangsa melayu tersebut datang ke nusantara da beberapa suku primitive
yang sudah terlebih dahulu menetap di nusantara.
Oleh karna itu saat bengsa melayu datang ke nusantara meraka melakukan proses kawin
mengawin dangan suku asli yang sudah mendiami nusantara terlebih dahulu. Karna itu bangsa
Indonesia sekarang adalah turunan dari bangsa deutro melayu, prota melau, bangsa Melanesia
dan bangsa primitive yang dulu mendiami nusantara.
Dan padasaat itu keadaan geografis Indonesia yang luas memaksa mereka untuk tinggal
terpencar di seluruh wilayah nusantara yang sangat luas. Sehingga mereka hidup sacara terisolasi
dari suku bangsa yang lain.
B. SARAN
Saya menyadari dalam membuat makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
saya membuka kritik dan saran tentang makalah ini yang bersifat membangun
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/33558601/MAKALAH_SEJARAH_TENTANG_ASAL_USUL_PENYEBARAN_
NENEK_MOYANG_BANGSA_INDONESIA?auto=download&email_work_card=download-paper