Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

(Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia)

Di susun oleh :

WILDATUL ALUFIAH ( 2010421001 )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

FAKULTAS EKONOMI

PRODI AKUTANSI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas kehendak-
Nyalah saya masih dapat berkereasi untuk menghasilkan sebuah karya berupa sebua makalah
yang berjudul Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia.

Makalah ini di susun sebagai salah satu prasyarat untuk mengikuti ujian semester genap.
Selain itu juga sebagai sarana untuk mengembangkan daya kreasi, ekspresi, dan apresiasi
terhadap sejarah bangsa indonesia.

Sebagaimana makalah Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia, di


dalam makalah ini tertuang materi tentang asal usul datangnya nenek moyang bangsa Indonesia
dan cara mereka untuk menyebar ke seluruh wilayah nusantara. Dimana kedua materi ini di
susun sesuai setandar kompetensi yang berlaku  denagn sistematika penulisan yang baik dan
benar.

Saya berterimakasih atas kesediaannya untuk membaca makalah ini, terutama untuk nilai
yang diberikan. Akhirnya , semoga materi yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat sebagai
pelajaran untuk kita. Jayalah negriku jayalah sejarah negri ku.
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG...........................................................................................................4

B.      RUMUSAN MASALAH......................................................................................................4

C.      TUJUAN.............................................................................................................................. 4

BAB II : PEMBAHASAN

A.      TEORI ASAL USUSL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA…………………… 5

B.      KEDATANGAN DAN PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA… 6

C.      BANGSA AUSTRONESIA SEBAGAI NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA..…9

BAB III : PENUTUP

A.      SIMPULAN……………………………………………………………………………… 13

B.      SARAN……………………………………………………………………………………14

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Adapun latar belakang yang mendasari saya untuk menyusun makalah ini adalah untuk
lebih mengetahui tentang asal usul datangnya  nenek moyang bangsa indonesia ke kepulauan
nusantara.

B.    rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang saya gunakan adalah :

·        Darimana datangnya nenek moyang bangsa indonesia dan bagaimana cara mereka dapat
menyebar ke seluruh kawasan nusantara ?

·        Bagaimana cara mereka datang menuju ke nusantara da apa budaya yang mereka ?

C.    Tujuan

Adapun tujuan saya adalah untuk menegerjakan tugas pendidikan Pancasila yang
diberikan oleh dosen saya dan untuk mengetahui asal usul nenek moyang bangsa Indonesia.
BAB 2

PEMBAHASAN

A.   TEORI ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

Selaian munculnya teoro-teori yang lahir dari hasil penemuan fosil-fosil manusia purba
yang telah di temukan, berkembang pula teori-teori lainnya mengenai asal usul nenek moyang
bangsa Indonesia. Teori tersebut di kemukakan oleh beberapa ahli, antara lain sebagai berikut :

a)    Brandes

Berdasarkan perbandingan bahasa, Berandes menyimpulkan  bahwa bahasa yang di


gunakan  bangsa Indonesia memiliki kemiripan dengan bahasa yang di gunakan  bangsa-bagsa
yang emndiami pulau Formosa (Taiwan) di bagian utara , pulau jawa dan bali sebelah selatan,
dan pulau madagaskar di sebelah barat sampai dengan daerah tepi barat pantai amerika di
sebelah timur.

b)    William smith

Sama seperti Brandes, William smith mengemukkan pendapat dengan membandingkan


kesamaan bahasa. Ia mengemukakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari bangsa Melanesia,
dan Polinesia.

c)     Von heine geldren

Berdasarkan artefak yang di temukan di Indonesia, yang mirip dengan artefak yang di
temukan di Asia daratan, maka von heine geldren berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal
dari Asia daratan.

d)    Mohamad yamin

Salah seorang sejarawan Indonesia berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari
daerah Indonesia itu sendiri. Pendapat ini ia kemukakan berdasarkan banyaknya fosil dan artefak
tertua di temukan di Indonesia. Misalnya pethecantropus erectus, meganthropus paleojavanicus,
homo soloensis, dan homo wajakensis.

e)     H. kern

Menurut H. kern bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa, Kamboja. Berdasarkan
penelitiannya tentang perbandingan bahasa , ditemukan bahwa bahasa yang di pakai di daerah
tersebut sama dengan bahasa yan g di pakai di Nusantara
.

B.    Kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia

1)    Proses kedatangan nenek moyang

Nenek moyang bangsa Indonesia yang datang pertama kali ke Nusantara adalah bangsa 
proto melayu  yang membawa kebudayaan neolitikum menggunakan perahu bercadik satu.
Mereka datang dari Yunan ke Indonesia melalui jalur barat dan timur. Migrasi jalur barat di
lakukan dari Yunan ke semenanjung Malaysia, Kalimantan , menuju Jawa dan Nusa Tenggara
dengan membawa kebudayaan kapak persegi. Penyebaran jalur timur di mulai dari Teluk Tonkin
menyusuri pantai Asia timur menuju Taiwan , Filipina, Sulawesi, Maluku, hingga ke Papua,
sampai Australia dengan membawa kebudayaan kapak lonjong. Kebudayaan kapak lonjong yang
di sebut Neolitikum papua ini banyak di temukan di Minahasa, Seram, Kalimantan, dan Papua.
Gelombang ke dua kedatangan nenek moyang bnagsa Indonesia terjadi sekitar 500 SM yang di
bawa oleh rumpun bangsa Deutro melayu menggunakan perahu bercadik dua. kebudayaan
Deutro melayu relative lebih maju daridi bandingkan dengan kebudayaan bangsa Proto melayu
karena sudah mengenal benda-benda dari perunggu seperti kapak corong , nekara, dan perhiasan
perunggu. Bangsa Deutro melayu akhirnya dapat mendesak bangsa Proto melayu yang lebih dulu
menetap di Indonesia. Bangsa Deutro melayu memilih tinggal di pesisir, muara, dan sungai
karena letaknya strategis, subur, memiliki persediaan bahan makanan yang melimpah, dan
mudah dilalui. Selanjutnya ras Deutro melayu menjadi nenek moyang sebagian besar  bangsa
Indonesia saat ini. Menurut Von heine geldren, nenek moyang bangsa Indonesia merupakan
campuran antara bangsa pendatang dari Yunan di Tiongkok selatan dengan penduduk asli
Indonesia.

B. KEDATANGAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

           Menurut pakar sejarah, setelah kepunahan manusia jenis Meganthropus, Pithecantropus,
dan Homo, Kepulauan Indonesia dihuni oleh manusia dan ras Austromelanosoid. Belum dapat
dipastikan apakah mereka penduduk asli atau pendatang. Berdasarkan keserupaan artefak
mesolithikum yang digunakan dengan artefak di Bacson-Hoabinh, dapat diperkirakan bahwa
mereka berasal dan Teluk Tonldn. (Bacson Hoabinh terletak di Teluk Tonkin).

     1. Kedatangan Proto-Melayu

        Sekitar 2000 SM, penduduk dan ras Melayu Austronesia dan Teluk Tonkin bermigrasi ke
Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Proto melayu atau Melayu Tua. Kedatangan mereka
itu mendesak penduduk dan ras Austromelaneoid ke pedalaman, bahkan ke Indonesia bagian
timur. Penduduk ras itu menjadi nenek moyang menduduk Papua sekarang.
Memasuki Kepulauan Indonesia, Proto-Melayu menempuh dua jalur, sesuai dengan jenis
kebudayaan yang dibawa.

a.  Jalur pertama menyebar ke Sulawesi, Maluku, dan Papua. Masyarakat Proto Melayu yang
menempuh jalur ini membawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak lonjong. Itulah sebabnya,
di bagian timur Indonesia banyak ditem ukan artefak Neohithikum berupa kapak lonjong.
Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini antara lain masyarakat Toraja.

b. Jalur kedua menyebar ke Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Masyarakat Proto-Melayu yang menempuh jalur ini membawa kebudayaan Neolithikum berupa
beliung persegi. Itulah sebabnya, di bagian barat Indonesia banyak ditemukan artefak 

c. Neolithikum berupa beliung persegi. Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini
antara lain masyarakat Nias, Batak, Dayak, dan Sasak.

    2. Kedatangan Deutero-Melayu

         Sekitar 500 SM, datang lagi gelombang migrasi penduduk dan ras Melayu Austronesia dan
Teluk Tonkin ke Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Deutero-Melayu atau Melayu
Muda. Kedatangan mereka mendesak penduduk keturunan Proto-Melayu yang telah lebih dahulu
menetap.

         Memasuki Kepulauan Indonesia, masyarakat Deuto-Melayu menyebar ke sepanjang


pesisir. Ada juga di antara mereka yang masuk ke pedalaman. Keturunan Deutero-Melayu antara
lain masyarakat Minang, Jawa, dan Bugis.

           Masyarakat Deutero-Melayu membawa kebudayaan perunggu, yang dikenal dengan


sebutan Kebudayaan Dong Son. Donon son adalah tempat di Teluk Tonkin tempat asal
kebudayaan perunggu di Asia Tenggara. Artefak perunggu yang ditemukan di Indonesia serupa
dengan artefak perunggu dan Dong Son.

Bangsa Indonesia termasuk ras Mongoloid terutama Malayan Mongoloid. Ras Mongoloid
mempunyai 3 subras yaitu:

1. Asiatik Mongoloid (Cina,Jepang,Korea)

2. Malayan Mongoloid (Melayu)

3. American Mongoloid (Suku Indian)

Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia, wilayah Indonesia sudah ada
suku Weddid dan Negrito. Kedua suku tersebut berasal dari daerah Tonkin.

Dari Tonkin kemudian menyebar ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di Samudera
Pasifik.

Suku Bangsa Melayu yang terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan menjadi
dua yaitu

1. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)

2. Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)

Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)

Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang kali
pertama di Indonesia sekitar 2000 tahun SM. Kedatangan bangsa Austronesia dari daratan Yunan
menuju Indonesia menempuh dua jalur berikut:

1. Jalur Utara dan Timur

2. Jalur Barat dan Selatan

1. Jalur Utara dan Timur

- Melalui Teluk Tonkin menuju Taiwan (Formosa), Filipina, Sulawesi, dan Maluku dengan
membawa kebudayaan kapak lonjong.

- Persebaran periode Proto Melayu ini membawa kebudayaan batu baru/Neolithikum.

2. Jalur Barat dan Selatan

- Melalui Semenanjung Malaka, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Nusa


Tenggara dengan membawa kebudayaan kapak persegi.

- Persebaran periode Deutro Melayu ini mebawa kebudayaan logam.

Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)

Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang
di Indonesia pada gelombang kedua terjadi pada sekitar 500 tahun SM. Bangsa Melayu Muda
datang ke Indonesia melalui jalur barat, yakni berangkat dari Yunan, Teluk Tonkin, Vietnam,
Thailand, Semenanjung Malaka, dan kemudian menyeberangi Selat Malaka hingga sampai di
Kepulauan Indonesia.

Penyebaran manusia purba di Indonesia tidak berlangsung dalam satu tahap. Berdasarkan
bukti-bukti sejarah yang ditemukan, kedatangan manusia purba di indonesia berlangsung tiga
tahap yaitu zaman mesolithikum, zaman neolithikum, dan zaman perundagian.

Zaman mesolithikum

Terjadi gelombang masuk manusia purba melonosoid dan daerah teluk tonkin, vietnam,
melalui jalur fhilipina, malaysia dan indonesia. Sisa keturunan bangsa melonosoid yang masih
ditemukan, antara lain orang sakai di siak, orang aeta di filipina, orang semang di malaysia, dan
orang papua melonosoid di indonesia

Zaman neolithikum (200 SM)

Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu tua (proto melayu) dari
daerah yunan, china, melalui jalur semenanjung malaya, indonesia, filipina, dan formosa.
Kebudayaan neolithikum, khususnya jenis kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong.

Zaman perundagian

Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu muda ( deutero melayu )
dari daerah teluk tonkin, vietnam ke daerah daerah di sebelah selatan vietnam, termasuk
indonesia.

Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong nekara ,
moko, bejana perunggu, dan arca perunggu. Kebudayaannya sering disebut kebudayaan Don son
karena berasal dari donson teluk tonkin)

PERSEBARAN MANUSIA DI KEPULAUAN INDONESIA


            Berbagai jenis ras diperkiraan berasal dari asia tengah hal tersebut didasarkan atas
penemuan tulang belulang kuno. Contohnya Papua Melanosoid, Europoid, Mongoloid, dan
Austroloid. Dari percampuran mereka lahirlah bangsa melayu yang menyebar melalui sungai dan
lembah kedaerah pantai  dikarenakan adanya wabah penyakit , ke teluk Tonkin lalu indo cina
menyebar ke Kamboja, Muang Thai yang kemudian menjadi bangsa Austroasia. Yang kemudian
mereka munuju kepulaan dan kemudian menjadi bangsa Austronesia.

            Bangsa Thailand Selatan, Singapura, Indonesia, Brunei, dan Philipina Selatan memiliki
kesamaan terhadap bangsa cina di sebelah timur dan bangsa India di sebelah barat

a.         Penyebaran Manusia dan Bahasa Austronesia

       Bahasa di asia tengah berasal dari keluarga sinn-tibet yang melahirkan bahasa Cina, Siam,
Tibet, Miao, Yiu, dan Burma. Penyebaran keselatan melahirkan bahasa Dravida,yaitu Telugu,
Tamil, Malayalam, sedangkan penyebaran ke Asia Timur dan Tenggara melahirkan bahasa
Austronesia yang menurunkan bahasa Melayu, Melanesia, Mikronesia, Polinesia.

Oleh karena itu ada kesamaan istilah ,bahasa,nama hewan dan tumbuhan,jadi bangsa
pendukung bahasa Austronesia itu berasal dari daerah campa.cochin china,dan kamboja dan
daerah di sekitar pantai  , namun wilayah itu bukanlah penduduk asli.tempat asal  mereka berada
di daerah yang jauh lebih tinggi.

b.                  Penyebar Pendukung Kapak Persegi


          Menurut Kern dan Von Heine Geldern  persebaran kapak persegi  berasal dari daerah
Yunan di Cina Selatan , yaitu di daerah hulu sungai sungai terbesar di Asia Tenggara seperti di
sungai Brahmaputra, Irrawaddy, Salwin, Yang-tse-kiang, sungai Mekhong, dan sungai Menam.
Dengan melalui lembah sungai itu kebudayaan dan manusia pendukungnya menyebar menuju
hilir sungai sehingga sampai ke asia tenggara bagian utara. Disini kebudayaan itu mempunyai
cabang kebudayaan kapak bahu.  Dalam perkembangnya masing-masing berdiri sendiri dan
mempunyai jalan penyebaran yang berbeda. Pendukung kebudayaa kapak persegi yaitu adalah
bangsa Austronesia,mempunyai pusat di daerah Tonkin. Karena mereka  memiliki kepandaian
membuat perahu bercadik, mereka berlayar menggunakan perahu tersebut ke Malaysia barat
kemudian ke Sumatra, Jawa, Bali, dan terus ke timur. Sebagian menuju Kalimantan, dari
Kalimantan barat laut kebudayaan kapak persegi tersebar ke Philipina , Formosa, dan Jepang .

c.         Penyebaran Manusia dengan Perahu Bercadik

Hornell yang mengadakan penyelidikan terhadap jenis-jenis perahu di Nusantara dan


negar-negara disekitarnya menyimpulkan bahwa perahu bercadik adalah perahu khas bangsa
Indonesia. Di India selatan ada beberapa suku yang menurut corak kebudayaan dan fisiknya
banyak menyerupai orang Indonesia. Diantaranya suku terkenal sebagai penyelam mutiara di
teluk Manar. Mereka juga menggunakan perahu bercadik, sedangkan suku Shanar kehidupannya
terutama dari perkebunan kelapa. Tanaman kelapa tersebut diperkirakan berasal dari Indonesia
melalui Srilangka.       

d.             Gelombang Kedatangan Penduduk dari Asia Daratan ke Wilayah Nusantara

Berdasarkan fosil-fosil yang telah di temukan di wilayah Indonesia dapat diketahui


bahwa sejak 2 juta tahun yang lalu wilayah ini telah di huni. Penhuninya adalah manusia-
manusia purba dengan kebudayaan seperti : meganthropus paleojavanicus, pithecanthropus
erectus, pithecanthropus soloensis dan homo wajakensis. Manusia-manusia purba ini utamanya
homo wajakensis lebih mirip dengan manusia-manusia yang kini dikenal sebagai penduduk asli
Australia, aborigin.

            Dengan demikian,”penduduk asli Indonesia” adalah kaum negroid atau melanesoid atau
astroloid, yang berkulit hitam. Wilayah nusantara kemudian kedatangan bangsa melanesoid yang
berasal dari Tonkin, tepatnya dari bacson-hoabinh. Dari artefak-artefak yang ditemukan di
tempat asalnya menunjukan bahwa induk bangsa ini berkulit hitam, berbadan kecil dan termasuk
tipe veddoid-austrolaid. Sebelum didatangi bangsa-bangsa pengembara dari luar, tanah
dinusantara belum menjadi kepemilikan siapa pun. Hal ini berbeda dengan Manusia Indonesia
Purba yang tidak memerlukan tanah sebagai modal untuk hidup karena mereka berpindah-
pindah. Ketika sampai di satu tempat yang dilakukannya adalah mengumpulkan makanan (food
gathering). Biasanya mencari lembah-lembah atau wilayah yang terdapat aliran sungai untuk
mendapatkan ikan atau kerang (terbukti dengan ditemukannya fosil-fosil manusia purba
diwilayah nusantara di lembah-lembah sungai), walaupun tidak tertutup kemungkinan ada pula
yang memilih mencari di pedalaman. Ketika bangsa Melanesoid datang, mereka mulai menetap,
walaupun seminomaden. Jika sudah tidak mendapatkan lagi makanan mereka akan pindah. Oleh
karena itu, mereka memilih daerah yang banyak menghasilkan. Wilayah aliran sungai pula yang
akan menjadi targetnya. Alat-alat sederhana seperti: kapak genggam atau choppers, alat-alat
tulang dan tanduk rusa berhadapan dengan kapak genggam yang lebih halus atau febble, kapak
pendek dan sebagainya.

            Kebudayaan bangsa Melanesoide ini adalah kebudayaan Mesolitikum yang sudah mulai
hidup menetap dalam kelompok, sudah mengenal api, meramu dan berburu binatang. Teknologi
pertanian juga sudah mereka miliki sekalipun mereka belum dapat menjaga agar satu bidang
tanah dapat ditanami berkali-kali. Cara bertani mereka masih dengan sistem perladangan
berpindah-pindah. Dengan demikian, mereka harus berpindah ketika lahan yang lama tidak bisa
ditanami lagi atau karena habisnya makanan ternak. Gaya hidup ini dinamakan dengan
seminomaden.  Dalam setiap perpindahan manusia beserta kebudayaan yang datang ke
nusantara, selalu di lakukan oleh bangsa yang tingkat peradabannya lebih tinggi dari bangsa yang
dating sebelumnya. Dari semua gelombang pendatang dapat di lihat bahwa mereka adalah
bangsa-bangsa yang mulai bahkan telah menetap. Jika kehidupan mereka masih berpindah, maka
perpindahan bukanlah sesuatu hal yang aneh. Namun dalam kehidupan yang telah menetap,
pilihan untuk meninggalkan daerah asal bukan tanpa alasan yang kuat. Ketika kehidupan mulai
menetap, maka tanah yang mereka butuhkan adalah tanah sebagai media untuk tetap hidup.
Mereka sangat membutuhkan tanah yang luas karena teknologi pertaniannya masih rendah.

Sekitar tahun 2000SM, bangsa melanesoid yang akhirnya menetap di nusantara kedatangan pula
bangsa dan kebudayaannya lebih tinggi yang berasal dari rumpun melayu austronosia yakni
bangsa melayu tua atau proto melayu, suatu ras mongoloid yang berasal dari daerah yunan, dekat
lembah sungai Yang Tze, Cina Selatan.

            Orang-orang melayu tua, telah mengenal budaya bercocok tanam yang cukup maju dan
bahkan mereka sudah beternak. Dengan demikian mereka telah dapat menghasilkan makanan
sendiri (food producing). Kemampuan ini membuat mereka dapat menetap secara lebih
permanen. Pola menetap ini mengharuskan mereka untuk mengembangkan berbagai jenis dasar-
dasar kebudayaan.Mereka juga mulai membangun satu sistem politik dan pengorganisasian
untuk mengatur pemukimannya. Pengorganisasian ini membuatnya sanggup belajar membuat
peralatan rumah tangga dari tanah dan berbagai perlatan lain dengan lebih baik. Mereka
mengenal adanya sistem kepercayaan untuk membantu menjelaskan gejala alam yang ada
sehubungan dengan pertanian mereka. Arus pendatang tidak hanya datang dalam sekali saja.
Pihak-pihak yang kalah dalam perebutan tanah di daerah asalnya akan mencari tanah-tanah di
wilayah lain. Demikian juga, yang menimpa bangsa melayu tua yang sudah mengenal bercocok
tanam, berternak, dan menetap. Kembali lagi, daerah subur dengan aliran sungai atau mata air
yang menjadi incaran. Namun kedatangan bangsa melayu tua juga memungkinkan terjadinya
percampuran darah antara bangsa ini dengan bangsa Melanesia yang telah terlebih dahulu datang
di nusantara.

            Pada tahun 200-300SM, datanglah orang-orang melayu tua yang telah bercampur dengan
bangsa aria di daratan yunan. Mereka disebut orang melayu muda atau deutero melayu dengan
kebudayaan perunggunya.  Kebudayaan ini lebih tinggi lagi dari kebudayaan batu muda yang
telah ada karena telah mengenal logam sebagai alat perkakas hidup dan alat produksi.

Kedatangan bangsa melayu muda mengakibatkan bangsa melayu tua yang tadinya hidup
disekitar aliran sungai dan pantai terdesak pula ke pedalaman karena kebudayaannya tidak
banyak berubah. Dengan menguasai tanah, bangsa melayu muda dapat berkembang dengan pesat
kebudayaannya bahkan menjadi penyumbang terbesar untuk cikal bakal bangsa indonesia
sekarang.Dalam kedatangan-kedatangan tersebut penduduk yang lebih tua menyerap bahasa dan
adat para imigran. Jarang terjadi pemusnahan dan pengusiran bahkan tidak ada penggantian
penduduk secara besar-besaran. Percampuran-percampuran inilah yang menjadi cikal bakal
nusantara yang telah menjadi titik pertemuan dari ras kuning ( mongoloid ) yang bermigrasi ke
selatan dari yunan, ras hitam yang di miliki oleh bangsa melanesoid.

2)    Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia

Proses kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia ke kepulauan nusantara berlangsung


secara bertahap/ bergelombang. Cirri-ciri perpindahan gelombang tahap pertama dalah
kebudayaan Neolitikum (batu muda), dan menggunakan perahu bercadik satu. Migrasi
gelombang kedua mengunakan perahu bercadik dua. Sebenarnya bangsa yang datang ke
Indonesia dan menjadi nenek moyang bangsa Indonesia itu merupakan ras campuran antara
bangsa Mongol dan Melayu. Dari hasil pencampuran ras tersebut, lahirlah bangsa Proto melayu
(melayu tua) dan Deutro melayu (melayu muda). Ras melayu tua datang pada gelombang
pertama dan menjadi suku bangsa yang tinggal di daerah pedalaman, seperti suku batak di
Sumatra, suku dayak di Kalimantan, dan suku toraja di sulawesi. Sementara ras melayu muda
datang pada gelombang kedua dan menjadi cikal bakal suku-suku jawa, sunda, bali, dan suku-
suku yang mendiami wilayah pesisir di pulau-pulau tersebut.

Menurut Soekmono dalam pengantar sejarah kebudayaan Indonesia I, masyarakat pada


zaman praaksara yang datang pertamakali di kepulauan Indonesia adalah ras Austroloid sekitar
20.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, disusul kedatangan ras Melanesia mongoloid sekitar 10.000
tahun yang lalu. Ras yang terakhir datang ke Indonesia adalah ras Melayu mongoloid sekitar
2500 tahun SM pada zaman Neolitikum dan Logam. Ras Austroloid kemudian bermigrasi ke
Australia dan sisanya dan sisanya hidup di Nusa Tenggara Timur dan Papua, sedangkan ras
Melanesia mongoloid berkembang di Maluku dan papua. Ras Melayu mongoloid menyebar di
Indonesia bagia barat. Ras-ras tersebut tersebar dan membentuk berbagai suku bangsa di
Indonesia. Kondisi tersebut juga mendorong terjadinya kemajemukan  kelompok social di
Indonesia.
Pada saat nenek moyang bangsa Indonesia datang secara bergelombang dari asia daratan
ke Nusantara sekitar 2500 tahun SM, keadaan geografis Indonesia yang luas telah memaksa
nenek moyang bagsa Indonesia untuk menetap di daerah yang terpisah satu sama lain. Isolasi
geografis tersebut mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau di Nusantara tumbuh
menjadi kesatuan suku bangsa yang hidup terisolasi dari suku bangsa lainnya. Setiap suku
bangsa tersebut tumbuh menjadi kelompok masyarakat yang di satukan oleh ikatan-ikatan
emosianal serta memandanmg diri mereka sebagai suatu kelompok masyarakat tersendiri.
Selanjutnya, kelompok suku bangsa tersebut mengembangkan kepercayaan bahwa mereka
memiliki asal-usul keturunan yang sama dengan didukung oleh suatu kepercayaan yang
berbentuk mitos-mitos yang hidup didalam masyarakat. Suku bangsa di Indonesia seperti suku
Jawa, Sunda, Batak, Minang, Timor, Bali, Sasak, Papua, dan Maluku memiliki adat istiadat dan
bahasa yang berbeda-beda. Setiap suku bangsa tersebut tumbuh dan berkembang sesuai dengan
alam lingkungannya. Keadaan geografis yang terisolir menyebabkan penduduk setiap pulau
mengembangkan pola hidup dan adat istiadat yang berbeda-beda. Misalnya, perbedaan bahasa
dan adat istiadat antara suku bangsa Gayo-Alas didaerah pegunungan Gayo-Alas dengan
penduduk suku bangsa Aceh yang tinggal di pesisir pantai Aceh.

PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia| Nenek monyang bangsa indonesia


memiliki asal-muasal nenek monyang bangsa indonesia itu dari mana ??.Serta Proses datangnya
ke Indonesia, Nenek Monyang bangsa indonesia terdapat dari rumpun-rumpun seperti Rumpun
Melayu Austronesia, Masyarakat tani di yunan, dan adapula cara kedatangan nenek monyang
bangsa indonesia yaitu  Kedatangan Proto Melayu, Kedatangan Duetro Melayu, Dalam
Kedatangan nenek monyang memiliki jalur-jalur dalam kedatangannya atau dari mana mereka
berasal serta dalam kedatangan nenek monyang bangsa indonesia membawa berbagai alat-alat
atau peralatan-peralatan. Untuk mengetahui asal nenek monyang bangsa indonesia dapat
menggunakan dua cara yaitu persebaran rumpun bahasa dan persebaran budaya bercocok, Untuk
mengetahui Persebaran Nenek moyang bangsa indonesia mari kita lihat pembahasan dibawah
ini...

             

PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA 

A. Nenek Moyang Indonesia


            Nenek moyang bangsa Indonesia bukanlah manusia-manusia jenis Meganthropus
Palaeojavanicus, Pithecantropus Erectus, Homo Soloensis, atau Homo Wajakensis. Walaupun
terdapat di Indonesia, manusia-manusia jenis itu sudah punah.

           Untuk mengetahui asal nenek moyang bangsa Indonesia, kita dapat menggunakan dua
cara, yakni persebaran rumpun bahasa dan persebaran kebudayaan bercocok tanam.

     1. Rumpun Bahasa Melayu Austronesia

            Bahasa yang tersebar di Indonesia termasuk rumpun bahasa Melayu Austronesia.
Rumpun bahasa ini meliputi wilayah yang luas: dari Madagaskar di Afrika sampai ke Melanesia
dan Polinesia di Samudera Pasifik, lalu dan Taiwan sampai ke Indonesia. Penggunaan bahasa
Melayu Austronesia di wilayah yang luas itu erat kaitannya dengan persebaran penduduk yang
menggunakan bahasa tersebut.

           Para pakar sejarah berpendapat bahwa bahasa Melayu Austronesia berasal dari Taiwan.
Sekitar 5000 SM, masyarakat di Taiwan menggunakan bahasa yang disebut Proto Austronesia
(Austronesia kuno).

           Masyarakat di tempat itu telah mengenal cocok tanam dan beternak. Masyarakat itu
kemudian menyebar ke sebelah selatan Cina, Vietnam, Semenanjung Malaya, lalu ke Indonesia.
Ada juga yang mengarungi laut menuju Filipina terus ke arah kepulauan di Indonesia dan
Samudera Pasifik.

     2. Masyarakat Tani di Yunan

           Peralihan dan kebudayaan berburu dan mengumpulkan makanan pada kebudayaan
bercocok tanam merupakan perubahan amat besar. Perubahan itu tidak mungkin dilakukan oleh
penduduk asli Indon esia yang sudah terbiasa dengan kehidupan berburu dan mengumpulkan
makanan. Para pakar sejarah menyimpulkan bahwa kebudayaan bercocok tanam diperkenalkan
oleh  masyarakat pendatang. Mereka ini sudah terbiasa dengan bercocok tanam dan beternak di
tempat asalnya. Kebiasaan itu mereka terapkan di tempat baru di Indonesia. Pendatang inilah
yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia.

        Nenek moyang bangsa Indonesia ternyata berasal dan luar Indonesia, yaitu dan daerah
Yunan, di sebelah selatan Cina (sekarang RRC). Kesimpulan tersebut dibuktikan oleh kesamaan
artefak prasejarah yang ditemukan di wilayah itu dengan artefak prasejarah di Indonesia. Dari
artefak yang ditemukan di Yunan, tampak bahwa sekitar 3000 SM, masyarakat di wilayah itu
telah mengenal cocok tanam.
           Kemudian, masyarakat Yunan melakukan migrasi ke daerah sekitar Teluk Tonkin,
sebelah utara Vietnam. Di tempat itu mereka mengembangkan kebudayaan bercocok tanam. Dari
tempat itu, mereka melakukan migrasi ke Kepulauan Indonesia. Migrasi dilakukan secara
bergelombang. Gelombang yang satu dengan yang berikut bejarak waktu lebih dan 1000 tahun

C.    Bangsa Austronesia sebagai nenek moyang bangsa Indonesia

Orang-orang Austronesia yang memasuki wilayah Nusantara dan menetap di sebut


bangsa melayu Indonesia. Mereka inilah yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia
sekarang. Bangsa melayu ini dapat di bedakan menjadi dua suku bangsa.

1.     Bangsa melayu tua (proto melayu)

Bangsa melayu  tua adalah orang-orang Austronesia dari asia yang pertamakali datang ke
Indonesia pada sekitar 2500 tahun SM. Bangsa melayu tua memasuki wilayah nusantara melalui
2 jalur yakni:

§  Jalur barat melaui semenanjung melayu (Malaysia) – Sumatra.

§  Jalur timur melalui Filipina- Sulawesi.

Bangsa melayu tua memiliki kebudayaan yang lebih tinggi daripada Homo sapiens di
Indonesia. Kebudayaan bangsa melayu tua di sebut kebudayaan Neolitikum. Meskipun hampir
segala peralatan mereka terbuat dari batu, pembuatannya sudah di haluskan. Hasil budaya zaman
ini yang paling terkenal adalah kapak persegi yang banyak di temukan di wilayah Indonesia
bagian barat (Sumatra , Jawa, Kalimantan, dan Bali). Menurud penelitian H. kern di kalumpang
(Sulawesi utara) telah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dengan kapak lonjong yang
di bawa oleh orang-orang Austronesia yang datang mengunakan jalan barat menuju ke
Indonesia.

Suku bangsa Indonesia yang masuk keturunan bangsa ini adalah suku Dayak, Toraja,
Sasak, Nias, Batak, dan Kubu.

2.     Bangsa melayu muda (deutro melayu)

Pada kurun waktu tahun 400-300 SM terjadi  gelombang nenek moyang bangsa Indonesia
datang ke Nusantara. Bangsa melayu  muda berhasil mendesak dan berasimilasi dengan
pendahulunya, bangsa Proto melayu. Bangsa Deutro melayu datang ke Indonesia melalui jalan
barat.

Bangsa deutro melayu memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan bangsa Proto
melayu karena mereka telah dapat membuat barang-barang dari perunggu dan besi. Hasil
budayanya yang terkenal adalah kapak corong, dan nekara.
Selain kebudayaan logam, bangsa melayu muda juga mengembangkan kebudayaan
Megalitikum. Hasil kebudayaan ini misalnya Menhir, Dolmen, Sarkofagus, Kubur batu, dan
Punden berundak. Suku bangsa Indonesia yang termasuk keturunan bangsa melayu muda adalah
suku Jawa, Melayu, Minag, Bugis, Bali, dan suku Makasar di Sulawesi.

Selain dua bangsa di atas masih ada masih ada dua bangsa lagi yang menjadi nenek moyang
bangsa Indonesia :                      

  I.         Bnagsa Melanesia

Bansa Melanesia atau Melanesia mongoloid memiliki cirri-ciri kulit kehitaman, badan
kekar, rambut keriting, mulut lebar, dan hidung mancung.bangsa ini sampai sekarang masih
memiliki sisa-sisa keturunannya seperti suku-suku di Riau, suku-suku bangsa Papua melanesoid
yang mendiami pulau Papua, dan pulau-pulau Melanesia.

  II.            Bangsa primitif

Sebelum kelompok bangsa melayu memasuki nusantara sebenarnya telah ada kelompok-
kelompok manusia yang lebih dahulu tinggal di Indonesia. Mereka yang termasuk bangsa
Primitif adalah sebagai berikut :

§  Manusia pleistosen (purba)

Kehidupan manusia purba selalu berpindah tempat dengan kemampuan yang sangat
terbatas. Demikian pula kebudayaannya sehingga corak kehidupan manusia purba ini tidak dapat
diikuti kembali kecuali beberapa aspek saja. Misalnya teknologi yang masih sangat sederhana
( Teknologi Paleolitikum)

§  Suku wedoid

Sisa-sisa suku Wedoid sampai sekarang masih ada, misalnya suku Sakai di Siak dan serta
suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang. Mereka hidup dari meramu dan berkebudayaan
sedarhana. Mereka juga sulit sekali menyesuaikan diri dengan masyarakat modern.

§  Suku negroid

Di Indonesia sudah tidak terdapat lagi sisa-sisa kehidupan suku Negroid. Akan tetapi, di
pedalaman Malaysia dan Filipina keturunan suku Negroid masih ada. Suku yang termasuk ras
negroid, misalnya suku semang di semenanjung Malaysia dan suku negroid di Filipina. Mereka
akhirnya terdesak oleh orang-orang melayu modern sehingga sehingga suku ini hanya
menempadi daerah pedalaman yang terisolasi.
BAB 3

PENUTUP

A.   SIMPULAN

Nenek moyang bangsa Indonesia datang ke nusnatara melalui dua jalur yakni jalur barat
dan timur. Migrasi jalur barat di lakukan dari yunan ke semenanjung Malaysia, Kalimantan ,
menuju Jawa dan Nusa Tenggara. Penyebaran jalur timur di mulai dari Teluk Tonkin menyusuru
pantai asia timur menuju Taiwan , Filipina, Sulawesi, Maluku, papua, sampai australia . Mereka
datang secara bergelombang, gelombang pertama adalah bangsa prota melayu yang datang
membawa kebudayaan kapak persegi dan kapal bercadik satu. Gelombang kedua adalah bangsa
deutro melayu yang datang membawa kebudayaan kapak lonjong dan kapal bercadik dua.

Sebelum kedua bangsa melayu tersebut datang ke nusantara da beberapa suku primitive
yang sudah terlebih dahulu menetap di nusantara.

Oleh karna itu saat bengsa melayu datang ke nusantara meraka melakukan proses kawin
mengawin dangan suku asli yang sudah mendiami nusantara terlebih dahulu. Karna itu bangsa
Indonesia sekarang adalah turunan dari bangsa deutro melayu, prota melau, bangsa Melanesia
dan bangsa primitive yang dulu mendiami nusantara.

Dan padasaat itu keadaan geografis Indonesia yang luas memaksa mereka untuk tinggal
terpencar di seluruh wilayah nusantara yang sangat luas. Sehingga mereka hidup sacara terisolasi
dari suku bangsa yang lain.

B. SARAN
Saya menyadari dalam membuat makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
saya membuka kritik dan saran tentang makalah ini yang bersifat membangun
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/33558601/MAKALAH_SEJARAH_TENTANG_ASAL_USUL_PENYEBARAN_
NENEK_MOYANG_BANGSA_INDONESIA?auto=download&email_work_card=download-paper

Anda mungkin juga menyukai