Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

(Pendidikan Kewarganegaraan)

Disusun Oleh;
Nama : Ayu Sekar Arum
Kelas : 9 - D

SMP Negeri 2 Banyuresmi


Tahun ajaran 2023-2024

A. Pengertian Politik dan Strategi Nasional

1. Pengertian Politik
Perkataan politik berasal dari kata Yunani “polistaia”. Polis, berarti kesatuan masyarakat
yang mengurus diri sendiri/ berdiri (Negara) dan taia berarti urusan. Dari penggunaannya
kata politik sering mempunyai arti yang lain, untuk memberikan pengertian kata politik
disampaikan dulu beberapa arti kata politik dari segi kepentingan penggunaannya yaitu:
a) Dalam arti kepentingan umum (politics)
“poliitik” dalam arti kepentingan umum atau segala usaha untuk kepentingan umum, baik
yang berada di bawah kekuasaan Negara di pusat maupun maupun di daerah lazim disebut
politics yang berarti suatu rangkaian azaz atau prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat
yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Politik dalam artian ini adalah medan
dimana bergerak keseluruhan individu atau kelompok individu masing-masing mempunyai
kepentingan sendiri, ide sendiri.
b) Dalam arti kebijaksanaan (policy)
Merupakan penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang di angggap lebih
menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita atau keinginan dan keadaan yang kita
kehendaki. Jadi politik dalam artian ini adalah tindakan dari satu individu atau satu
kelompok individu mengenai satu masalah atau keseluruhan masalah dari masyarakat atau
Negara (Lemhannas, 1995).
Kata politik secara etimologis berasal dari bahasa yunani “polisteia” yang akar katanya
adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu Negara dan teia berarti
urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan
umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip,
keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita
kehendaki. Politics dan policy memiliki hubungan yang erat dan timbal balik. Politics
memberikan asas, jalan dan arah sedangkan policy memberikan pertimbangan cara
pelaksanaan asas, jalan dan arah tersebut sebaik-baiknya. Politik secara umum menyangkut
proses penentuan tujuan Negara dan cara melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu
memerlukan kebijakan-kebijakan umum yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau
alokasi sumber-sumber yang ada (Sumarsono, 2002).

Dari dua pengertian diatas dapat kami simpulkan politik adalah suatu bentuk proses
kegiatan yang berlangsung di suatu negara yang dalam pelaksanaannya bertujuan untuk
mewujudkan tujuan suatu bangsa dengan berdasarkan kebijakan yang telah berlaku dan
ditetapkan

2. Strategi Nasional

Strategi Nasional adalah cara melaksanakan politik nasional tersebut dalam mencapai
tujuan dan sasaran nasionalnya. Agar strategi nasional ini berjalan sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh pihak politik nasional, maka terlebih dahulu harus diadakan pemikiran
strategi yaitu melaksanakan telaah strategi dan perkiraan strategi yang berarti berpikir
secara intensif, ekstensif, analitis, sintetis serta menyeluruh (Lemhannas, 1995).

Strategi berasal dari kata yunani “strategia” yang diartikan sebagai “the art of the general”
atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von
Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang
penggunaan pertempuran untuk memenagan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri
merupakan kelanjutan dari politik. Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi
monopoli para jendral atau bidang-bidang militer, tapi telah meluas ke segala bidang
kehidupan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan
mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam) untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Politik nasional diartikan sebagai
kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan
nasional. Dengan demikian definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta
kebijaksanaan Negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan
pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Strategi nasional disusun untuk pelaksanaan politik nasional, misalnya strategi jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jadi strategi nasional adalah cara
melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh
politik nasional (Sumarsono, 2002).
Dari dua pengertian diatas dapat kami simpulkan strategi nasional adalah bentuk cara yang
harus dilakukan dalam pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan di politik nasional.
Dengan kata lain, strategi nasional merupakan cara untuk mewujudkan politik nasional
yang diharaapkan di suatu negara.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Polstranas

Perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan di menangkan tidak atas dasar kekuatan senjata
belaka.pemakaian seimbang dan serasi antara unsure inteligensi kekuatan jiwa
bangsaindonesia di satu pihak, yang di dalam perjuangan fisik dapat mempersatukan rakyat
lebih dari 13.667 buah pulau menjadi satu masa melawan belanda, dengan unsur kekerasan,
yaitu militer dan rakyat yang militant di lain pihak, menghasilan kemenangan yang gilang-
gilang dalam waktu hanya 5 tahun saja. Karena cetusan kalbu bangsa Indonesia tersebut
banyak bangsa terjajahberani mengadakan perjuangan terhadap penjajahan mereka masing-
masing untuk memperoleh kemerdekaan. Perjuangan bangsa Indonesia sejak awalnya
sudah berazas Revolution of Human Conscience. Dengan demikian maka perjuangan
bangsa Indonesia adalah prabawa dari azas geopolitik, satu panggilan untuk menyebarkan
benih yang sudah lama terpendam, yaitu benih human conscienceness, benih fitrah khas
umat manusia. Suatu perjuangan sebagai pancaran Amanat Penderitaan Rakyat, bahkan
amanat penderitaan umat manusia, akibat penjajahan, penindasan dan pengisapan,
mengakibatkan perjuangan Indonesia bercorak aneka muka dan merupakan perjuangan
umat manusia dan atau perjuangan dunia, yang bercita-cita tinggi, yaitu pembentukan suatu
Dunia baru bersih dari imperialisme dan kolonialisme di dalam segala bentuk dan
manifestasinya menuju perdamaian dunia sempurna abadi.

Perjuangan berdasarkan pancasila sebagai azas bangsa Indonesia, melandasi bukan saja
pelaksanaan perjuanganya, melainkan juga penemuan kembali integritas bangsa Indonesia
dan merupakan kekuatan pendorong penyebaran ideologi pancasila. Di tinjau dari sejarah
dan dari letak geografi, jiwa manusia yang hidup di atasnya dan lingkungan, timbullah
beberapa faktor yang merupakan potensi atau kekuatan yang di gunakan untuk
merealisasikan perjuangan tersebut maupun adanya masalah-masalah atau problem yang
harus di hadapi sebagai hakekat ancaman. Potensi serta masalah-masalah tersebut
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi politik dan strategi nasional, yang terdiri dari
unsur-unsur ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, Hankam, dan hekekat ancaman.
A. Ideologi dan Politik
Potensi ideologi dan politik di himpun dalam pengertian kesatuan dan persatuan nasional
yang menggambarkan kepribadian bangsa, keyakinan atas kemampuan sendiri dan yang
berdaulat serta berkesanggupan untuk menolong bangsa-bangsa yang masih di jajah guna
mencapai kemerdekaannya. Mengadakan kerja sama regional serta membentuk dan
mewujudkan kesetabilan di wilayah Asia Tenggara dan mengusahakan adanya kerja sama
internasional dalam rangka perjuangan dalam menghapuskan imperialism dan kolonialisme
dalam segala bentuk dan manifestasinya dan dari mana pun datangnya, keseluruhan itu
tidak terlepas terhadap penggabdian untuk kepentingan nasional.
B. Ekonomi
Kesuburan, kekayaan alam, maupun tenaga kerja yang terdapat di Indonesia merupakan
potensi ekonomi yang besar sekali bukan saja untuk mencukupi kebutuhan rakyat
Indonesia, bahkan kemungkinan mampu untuk membantu mencukupi keperluan dunia.
Jumlah penduduk Indonesia secara cepat berkembang, dapat di dalam waktu yang tidak
terlalu lama membawa Indonesia menjadi kekuatan yang perlu di perhitungkan adalah baik
jiwa di kembangkan bakat dan kemampuan di bidang ekonomi yang di wariskan kepada
kita. Secara fisik Indonesia menduduki posisi silang antara 2 (dua) benua dan 2 (dua)
samudra. Posisi silang Indonesia itu tidak hanya bersifat fisik saja. Tetapi saja mempunyai
pengaruh terhadap ideologi, politik, sosial, ekonomi, militer, dan demografi, di mana
penduduk terdapat di antara Negara yang berpendudukan minus di selatan (Australia) dan
penduduk yang besar di utara (RRC).
C. Sosial Budaya
Bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku, bahasa, dan dialek serta beraneka warna
tradisi atau adat-istiadat, mempersulit persatuan dan kesatuan bangsa. Tetapi justru ke-
Bhinneka Tunggal Ika-an inilah merupakan kekuatan kita, karena ruang hidup (lebensraum)
yang sama dan persamaan juga di dalam penderitaan serta penanggungan. Bahaya
pemecahan mudah sekali timbul, sukuisme dan rasialisme merupakan tantangan dan
ancaman laten. Oleh sebab itu segala daya dan dana harus di kerahkan dan di manfaatkan
untuk kepentingan preservation of national unity. Ke- Bhennika Tunggal Ika-an merupakan
pengikat persatuan ampuh.
D. Hankam
Perjuangan Indonesia sekaligus telah melahirkan Negara Republik Indonesia dan kekuatan-
kekuatan bersenjata dari kandungan rakyat yang terus-menerus di bimbingkan dan
dikembangkan. Kekuatan-kekuatan bersenjata tersebut telah melampaui proses-proses
penyempurnaan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang secara kronologis pertumbuhan itu
selalu menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pertahanan dan keamanan nasional yang
menjadi satu-satunya hak milik nasional yang masih tetap untuk walaupun telah
menghadapi segala macam kekuatan sosial dalam perjuangan Indonesia serta memiliki
potensi yang di sebut sistem Pertahanan Keamanan Rakyat
Semesta (SISHANKAMRATA).
E. Ancaman
Yang di maksud dengan “ancaman” yaitu semua bentuk bahaya yang bersifat ancaman,
hambatan, dan tantangan, yang mempunyai akibat negatif dalam kelangsungan hidup,
integritas, dan identitas suatu negara dan bangsa. Dalam rangka mencapai tujuan nasional,
negara-negara besar dapat mewujudkan ambisinya sedemikian rupa. Perwujudan ambisinya
itu di salurkan melalui bidang-bidang impoleksom, baik secara terbuka maupun secara
tertutup, sehingga fisik maupun non fisik dengan menggunakan berbagai dalih untuk
mencapai sasarannya. Wujud ambisinya merupakan suatu cetusan dari kepentingan-
kepentingannya. Contoh ambisi dari beberapa negara besar di berbagai bidang di antaranya
adalah:
 Bidang Ideologi merupakan keperluan untuk meluaskan ideologinya seperti yang
dilakukan Uni Soviet dan RRC dalam usama pengkomunisan dunia.
 Bidang Politik merupakan keperluan untuk memperluas pengaruhnya, seperti yang
dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam usahanya untuk merebut
dominasi dunia.
 Bidang Ekonomi merupakan keperluan untuk mendapatkan bahan mentah serta pasaran
bagi industrinya dan memelihara life-line-nya. Seperti yang di lakukan Jepang dalam
usaha ekonominya.
 Bidang Sosial-Budaya merupakan keperluan untuk meluaskan kebudayaanya, seperti
yang di lakukan Amerika Serikat dengan usaha Amerikanisasi dunia.
 Bidang Militer merupakan keperluan untuk mempartahankan kepentingan-
kepentingannya di luar atau untuk membantu sekutu-sekutunya berdasarkan fakta-fakta
militer, seperti yang di lakukan Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan move-move
militernya (Lemhannas, 1995).
4. Hubungan antara Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, dan Politik Strategis
Nasional
Wawasan Nusantara adalah Wawasan Nasional bangsa Indonesia yang memanfaatkan
konstelasi geografi Indonesia. Wawasan tersebut merupakan orientasi hidup bangsa
Indonesia yang bersifat integratif dan seimbang di bidang bangsa, wilayah, psikologi,
ideologi, kebudayaan, politik, ekonomi, sosial, hukum, pertahanan dan keamanan. Selain
orientasi hidup integratif harus juga seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat, antara
jiwa dan pikiran, antara material dan spiritual, antara peri hidup darat, laut, dengan udara,
antara nasional dan internasional dan antara individu dengan masyarakat. Dengan perkataan
lain bahwa orientasi hidup bangsa Indonesia harus diarahkan kepada tercapainya kesatuan
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Berdasarkan hal tersebut, maka
geostrategi harus dapat kita rumuskan yang di dalamnya secara tegas merumuskan
kepentingan-kepentingan nasional utama (the national interest) yang merupakan suatu
infrastruktur bagi penentuan politik dan strategi nasional.
Selain itu, ketahanan nasional yang seimbang di segala bidang yakni politik, ekonomi,
sosial budaya, dan hankam merupakan kekuatan di dalam pelaksanaan politik dan strategi
nasionalnya, dan sebaliknya dengan berhasilnya pencapaian sasaran-sasaran nasional akan
memberikan pengaruh kepada peningkatan Ketahanan Nasional.Dengan kata lain dapat
juga dilihat hubungannya bahwa ketahanannasional merupakan pedoman arah dan sasaran
pembangunan nasional yang selalu diarahkan untuk mewujudkan Wawasan Nusantara,
selain itu bahwa pembangunan nasional diselenggarakan dengan pendekatan nasional untuk
menyelesaikan permasalahan dalam pembangunan nasional dengan menggunakan metode
Astagatra dan keterpaduan menyeluruh. Ketahanan nasional yang seimbang di segala
bidang merupakan kekuatan di dalam pelaksanaan politik dan strategi nasionalnya, dan
sebaliknya dengan berhasilnya pencapaian sasaran-sasaran nasional akan memberikan
pengaruh kepada peningkatan Ketahanan Nasional (Lemhannas, 1995).
5. Proses Perencanaan Pembangunan Nasional
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembangunan nasional adalah
perencanaan pembangunan nasional itu sendiri. Suatu perencanaan yang sifatnya strategis
nasional harus mengikat semua aparatur pemerintah, swasta maupun lembaga-lembaga
masyarakat lainnya untuk menjamin terjadinya usaha di bidang rencana maupun pada
pelakanaannya, untuk penyusunan strategi yang akan ditempuh dalam pencapaian sasaran-
sasaran nasional. Untuk mencapai sasaran tersebut perlu disusun rencana dalam bentuk
program sebagai berikut :
1. Perencanaan pelaksanaan politik dan strategi nasional.
2. Interalasi system perencanaan.
3. Saat dan waktu perencanaan.
Di dalam pelaksanaan pembangunan harus melalui tahap-tahap pembangunan. Tahap yang
satu harus jelas kaitannya dan fungsinya terhadap tahap yang lain, harus merupakan
kelanjutan dan peningkatan dari tahap selanjutnya. Tahap-tahap inilah yang dituangkan ke
dalam rencana pembangunan jangka panjang menengah yang meliputi jangka waktu lima
tahun yang dikenal dengan Repelita. Pada pembangunan nasional terdapat pola umum yang
terdiri dari program-program yang dikelompokkan dalam empat bidang :
1. Pembangunan bidang ekonomi, yaitu strategy of unbalanced growth artinya
pembangunan tidak dapat dilakukan secara menyeluruh pada semua sektor di bidang
ekonomi dengan intensitas dan volume serta waktu yang sama.
2. Pembangunan bidang sosial budaya, pembangunan di bidang ini meliputi keluarga
berencana, transmigrasi, kesehatan, pendidikan, tenaga kerja, kesejahteraan sosial,
kebudayaan, dan agama.
3. Pembangunan bidang politik, secara strategis diporoskan kepada pembangunan
kekuasaan yang berdasarkan atas hokum sesuai dengan UUD 1945.
4. Pembangunan bidang hankamnas, dalam realisasi pembangunan hankamnas tergantung
pada kondisi-kondisi yang dapat diciptakan oleh pelaksanaan rangkaian rencana-rencana
jangka menengah dalam bidang ekonomi, yang menjadi sumber dan penyediaan sarana-
sarana bagi rencana-rencana pembangunan dalam bidang hankamnas (Lemhannas, 1995).
Politik dan strategi nasional dalam aturan ketatanegaraan selama ini dituangkan dalam
bentuk GBHN yang diterapkan oleh MPR. Selanjutnya, pelaksanaannya dilaksanakan oleh
presiden/mandataris MPR. GBHN pada dasarnya merupakan haluan Negara tentang
pembangunan nasional yang diterapkan setiap lima tahun dengan mempertimbangkan
perkembangan dan tingkat kemajuan kehidupan rakyat dan bangsa Indonesia. Pelaksanaan
dituangkan dalam pokok-pokok kebijaksanaan pelaksanaan pembangunan nasional yang
ditentukan oleh presiden sebagai mandataris MPR dengan mendengarkan dan
memperhatikan sungguh-sungguh pendapat dari lembaga tinggi negara khususnya DPR,
merupakan politik pemerintah. Jadi, politik pemerintah tidak menyalahi jiwa demokrasi dan
tetap berpedoman pada ketetapan MPR. Politik pembangunan sebagai pedoman dalam
pembanguan nasional memerlukan keterpaduan tata nilai, struktur, dan proses. Keterpaduan
tersebut merupakan himpunan usaha untuk mencapai efisiensi, daya guna, dan hasil guna
sebesar mungkin dalam penggunaan sumber dana dan daya nasional guna mewujudkan
tujuan nasional. Karena itu, kita memerlukan sistem manajemen nasional. Sistem
manajemen nasional berfungsi memadukan penyelenggaraan siklus kegiatan perumusan,
pelaksanaan, dan pengendalian pelaksanaan kebijaksanaan. Sistem manajemen nasional
memadukan seluruh upaya manajerial yang melibatkan pengambilan keputusan
berkewenangan dalam rangka mewujudkan ketertiban sosial, politik, dan administrasi.
Makna Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk
mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju serta
kukuh kekuatan moral dan etikanya. Tujuan pembangunan nasional itu sendiri adalah
sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Dan
pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan
tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan nasional mencakup hal-hal yang
bersifat lahiriah maupun batiniah yang selaras, serasi, dan seimbang. Itulah sebabnya
pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia
yang seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan batin (Sumarsono, 2002).

Anda mungkin juga menyukai