Anda di halaman 1dari 6

Nama : Imelda Stefany

Nim : 030536977
TUGAS 1 PKN

JAWABAN

1). Kondisi geografis dan kedudukan geografis dalam kaitannya dengan percaturan dunia serta
kebijakan-kebijakan dalam pemanfaatan kondisi dan kedudukan geografi turut menentukan
dalam pembentukan Wawasan Nasional. Kepulauan Nusantara merupakan kepulauan terbesar di
dunia.Bentuknya memanjang di sekitar katulistiwa. Panjang kepulauan Nusantara ini setara
dengan jarak pantai Timur ke pantai Barat Amerika Serikat Kepulauan Nusantara merupakan
kepulauan terbesar di dunia. Bentuknya memanjang di sekitar katulistiwa. Panjang kepulauan
Nusantara ini setara dengan jarak pantai Timur ke pantai Barat Amerika Serikat atau jarak
Moskow (Rusia) - London (Inggris)Negara kepulauan yang luas dan jumlah penduduk yang
besar (ke-4 dunia) kalau kita rinci karakteristik geografi dan penduduknya adalah sebagai
berikut.

a. Panjang wilayah 1/8 katulistiwa (1/8 40.000 km).

b. Jarak terjauh Utara-Selatan 1.118 km dan jarak terjauh Timur-Barat 5.110 km.

c. Dilalui oleh garis Katulistiwa, berada di antara 6° Lintang Utara – 11o Lintang Selatan; 95°
Bujur Timur – 141° Bujur Timur.

d. Berada di antara dua buah benua Asia - Australia; dan di antara dua buah samudra, yaitu
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

e. Terdiri dari 17.508 buah pulau besar dan kecil.

f. Luas daratan ± 1,9 juta km dan luas perairan 2/3 dari seluruh wilayah.

g. Indonesia bagian Barat dominan daratan daripada perairan, sedangkan Indonesia bagian Timur
lebih dominan perairan daripada daratan.
h. Pada umumnya tanahnya subur, kecuali di beberapa tempat di Kalimantan dan Irian.
i.Bumi mengandung kekayaan alam (mineral) yang potensial. Dari 11 mineral terpenting di
dunia, 7 jenis terdapat di Indonesia.

Sumber kekayaan alam yang berlimpah baik nabati, hewani maupun mineral cukup
banyak menarik penjajah untuk menguasai wilayah Nusantara.Konflik kepentingan penjajah
Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang dalam penguasaan sumber-sumber alam sering
terjadi di kepulauan Nusantara. Tidak jarang konflik kepentingan tersebut berujung pada
"perang"di antara mereka.

Namun, pada hakikatnya penjajah siapapun bangsanya pada intinya membawa kesengsaraan,
penderitaan lahir batin bagi bangsa terjajah. Oleh karena itu Bangsa Indonesia memerlukan
wawasan untuk mewujudkan cita-cita nasional, lihat: Perjalanan Sejarah.

a). Kondisi Geografis Indonesia

b). Kemajemukan bangsa Indonesia


c). Kedudukan geografis Indonesia pada posisi silang
d). Landasan pembangunan Nasional

2). ATHG dari dalam Negeri :


1. “Cinta tanah air” berkaitan dengan Wasantara. Setiap bangsa mempunyai lingkungan, baik
lingkungan alamiah, tanah air/ruang hidup atau juga disebut geografi maupun lingkungan sosial.
Berlandaskan pada falsafah/ideologinya, setiap bangsa mempunyai cara pandang tentang
dirinya hubungan dengan lingkungannya itu. Diri bangsa itu diwujudkan dan dicerminkan dari
sejarah dan kebudayaan bangsa. Cara pandang suatu bangsa tentang hubungan sejarah dan
kebudayaan dengan lingkungan, berdasarkan falsafah/ideologi yang dianut, membentuk
Wawasan Nasional suatu bangsa.
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara serta keyakinan akan kebenaran dan kesaktian ideologi
negara Pancasila, merupakan salah satu kekuatan atau kemampuan dasar bagi setiap bangsa
untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan kehidupannya.
3. Kemampuan/kekuatan (power) merupakan hasil upaya bangsa yang diwujudkan melalui
pembangunan nasional. Sebagai suatu Negara demokrasi mempersyaratkan seluruh rakyat
Indonesia turut serta secara aktif dalam melaksanakan pembangunan nasional (Bangnas).
4. Kerelaan berkorban untuk membela bangsa dan negara. Bab XII Pasal 30 UUD 1945
mengandung makna adanya demokratisasi dalam penyelenggaraan pertahanan keamanan negara
Republik Indonesia. Seluruh rakyat berhak dan wajib membela negara dan bangsanya.
Terwujudnya keikutsertaan warga negara dalam pembelaan negara itu mempersyaratkan bahwa
warga negara harus mengenal dan memiliki pengetahuan tentang pertahanan keamanan negara.
Oleh karena itulah, pertahanan keamanan (Hankam), yang mencakup; Konflik dan perang,
Pengantar Hankam negara; sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (Sish ankamrata) serta
politik strategi pertahanan keamanan yang berkaitan dengan pembinaan dan penggunaan
kekuatan Hankam dan dwifungsi ABRI dalam kenangan.

 ATHG dari dalam luar Negeri

1. Mahasiswa harus mempunyai Keadaan sosial yang serasi, stabil, dinamik, berbudaya, dan
berkepribadian hanya dapat berkembang di dalam suasana damai dan aman. Kemegahan sosial
budaya suatu bangsa mencerminkan tingkat kesejahteraan nasionalnya, fisik maupun mental.
Sebaliknya, keadaan
sosial yang timpang, dengan berbagai kontradiksi (kesenjangan), tanpa budaya (tak beradab) dan
kepribadian, memungkinkan timbulnya ketegangan sosial. Ketegangan ini dapat berkembang
menjadi revolusi sosial yang membahayakan tannas.
2. Dimensi kelangsungan hidup bangsa selain mengandung kemampuan menghadapi ATHG
harus mampu mendorong meningkatkan daya kreasi kearah integrasi, emansipasi daya cipta.
Serta ideologi negara harus memberikan harapan hidup lebih baik.

3). Rumusan terakhir tannas, merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa. Di
dalamnya mengandung “keuletan dan ketangguhan” yang mampu mengembangkan kekuatan
nasional. Kekuatan itu kita perlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan (ATHG), yang datang dari dalam atau dari luar, yang langsung atau
tidak langsung membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan mengejar tujuan nasional.

Untuk dapat memahami konsep tannas tersebut berikut ini diterjemahkan kata-kata Kunci dalam
konsep tannas.
1. Keuletan merupakan kualitas diri, masyarakat dan bangsa yang menunjukkan kemampuan
mengobservasi dampak ATHG untuk kemudian di atasi
2.Ketangguhan adalah kualitas yang menunjukkan kekuatan atau kekokohan sebagaimana
dipersepsikan dari luar oleh pihak lain. Jadi, ketangguhan sifatnya memancar ke luar yang
bilamana diproyeksikan sampai tingkat bangsa dan negara maka kualitas ketangguhan
memberikan dimensi kekuatan penangkalan.

3. Ancaman merupakan hal atau usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan
dan dilaksanakan secara konsepsional criminal serta politis.
4. Tantangan merupakan hal atau usaha yang bertujuan atau bersifat menggugah kemampuan.

5. Hambatan merupakan hal atau usaha yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau
menghalangi secara tidak konsepsional yang berasal dari diri sendiri.

6. Gangguan adalah hambatan yang berasal dari luar yang bertujuan melemahkan atau
menghalangi secara tidak konsepsional.
7. Identitas adalah ciri khas suatu bangsa dilihat secara keseluruhan yang membedakan dengan
bangsa lain.

8. Integritas adalah kesatuan (kebulatan) yang menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu
bangsa, baik itu aspek alamiah maupun aspek sosial.

Sistem kehidupan nasional yang diciptakan adalah kondisi kehidupan nasional pada suatu saat.
Hal ini karena adanya dinamika kehidupan bangsa dan negara serta dinamika bentuk ATHG
yang kita hadapi dari suatu saat ke saat lainnya.

4). Pembangunan di bidang ideologi diarahkan pada penghayatan dan pengamalan Pancasila,
sebagai penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa, dan bernegara
bagi setiap warga negara Indonesia. Hanya ideologi Pancasila yang paling tepat atau cocok bagi
masyarakat majemuk seperti Indonesia. Ideologi Pancasila merupakan ideologi “lintas kultural”
yang telah diterima oleh rakyat Indonesia dan telah diuji kebenarannya.
Pembangunan di bidang politik telah menghasilkan kerangka

landasan sistem politik demokrasi Pancasila. Sementara itu budaya politik, komunikasi politik
dan partisipasi politik perlu dikembangkan. Selain itu, perlu diciptakan keseimbangan kekuatan
antara suprastruktur, infrastruktur dan substruktur politik di Indonesia. Pembangunan Nasional
dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut di atas sehingga akan memperkokoh
ketahanan bidang politik Indonesia.Oleh para pemikir bangsa dirumuskan secara ringkas dan
padat dalam Pancasila (IdeologiPancasila)1. Para ahli falsafah telah menunjuk bahwa sila
pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” adalah dasar dari segala sila (Notonegoro 1959.106 107).
Dengan mengacu pada pemikiran tersebut, manusia Indonesia dengan kebudayaannya sebagai
proses pemanusiaan dirinya dapat digambarkan menjadi sebuah “segi tiga sama sisi” (gambar
teoretis sekadar untuk menunjukkan perbedaan pandangan sudut pandang) dengan puncaknya
sebagai sila ke-1 (Ketuhanan Yang Maha Esa), sedangkan kedua sudut dasarnya sila ke-2
(Kemanusiaan yang adil dan beradab) di sisi kiri, sila ke-3 (Persatuan Indonesia), sila ke-4
(Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan) dan
sila ke-5 (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) Dalam pengertian 1 adalah Engkau
yang abadi, sila kedua dikenal sebagai “Aku” manusia dalam konsep abstrak dan sila 3, 4, dan 5
dikenal sebagai sosialitas manusia.
Variasi gambaran menurut aliran liberalisme, misalnya sangat mengutamakan “Aku” dengan
mengorbankan kepentingan sosialitas dan kepentingan kerohanian keagamaan. Dengan demikian
wujud HAM akan mengutamakan “Aku” yang egois. Sistem sosial dan budaya dikembangkan
justru untuk mendukung aku manusia yang “mandireng pribadi”. Baik unsur sosialitas dan
religiositas hanya diperhatikan sejauh dianggap mendukung perkembangan kepentingan dan
keseimbangan harkat dan martabat “Aku”manusia.

Terimakasih

Lambok Rachel Juwita

Anda mungkin juga menyukai