Anda di halaman 1dari 12

MODUL 1

Kegiatan Belajar 1

Negara, Bangsa, dan Masyarakat Indonesia Negara ialah tatanan dari rakyat, wilayah yang
dimiliki dan dikuasai oleh pemerintahan yang sah dan berdaulat. Negara mempunyai
kewenangan yang istimewa : membentuk angkatan bersenjata, lembaga peradilan,
pemerintahan, parlemen, mencetak uang, menggunakan kekerasan di wilayah kedaulatannya.
Pemerintah merupakan salah satu unsur aparatur negara, sebagai kelompok sosial pada
periode terbatas mendapat kesempatan memegang pucuk pimpinan eksekutif. Konsep negara
dan teori asal ususl negara didefinisikan beragam menurut para pakar. Hal ini tergantung dari
sudut pandang mereka. Berdirinya suatu negara, harus memiliki syarat - syarat, yaitu adanya
pemerintahan yang berdaulat, wilayah, warga negara, dan pengakuan pihak lain. Bangsa
adalah suatu kesatuan solidaritas, satu jiwa, dan satu asas spiritual yang tercipta oleh
pengorbanan masa lalu demi masa depan generasi penerusnya. Faktor yang mempersatukan
kelompok - kelompok masyarakat Indonesia sebagai bangsa ialah kesamaan latar belakang
sejarah, tekad untuk hidup bersama guna mencapai cita - cita masa depan yang lebih baik
(masyarakat adil dan makmur aman sentosa). Negara dan bangsa tidak sama, terdapat
pemisahan bahkan dapat terjadi permusuhan. Masyarakat adalah keseluruhan kompleks
hubungan individu yang luas dan terpola dalam lingkup yang besar (negara) atau kecil dalam
suatu suku bangsa atau kelompok sosial lainnya. Masyarakat warga negara (civil society)
atau masyarakat madani bukan berarti masyarakat sipil. Civil society adalah wilayah atau
ruang publik yang bebas, di mana individu, warga negara melakukan kegiatan secara
merdeka menyatakan pendapat, berserikat dan berkumpul. Dengan kata lain, civil society
dapat kita pahami sebagai suatu tatanan kehidupan yang menginginkan kesejajaran hubungan
antara warga negara dan negara atas dasar prinsip saling menghormati, hubungan negara
dengan warga negara bersifat konsultatif (tidak konfrontatif), warga negara mempunyai
kewajiban dan hak, dan negara memperlakukan warga negara secara adil, hak dan kebebasan
yang sama equal right. Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat
(masyarakat warga negara) diperlukan adanya kesatuan pola pikir, sikap dan tindakan. Bela
negara merupakan kewajiban dan hak setiap warga negara. Oleh karena tanggung jawab
kelangsungan hidup bangsa dan negara adalah tanggung jawab bersama sebagai bangsa.
Falsafah bangsa, pandangan hidup, ideologi, dasar negara, konstitusi, Wasantara dan Tannas
merupakan kerangka dasar kehidupan nasional yang hierarkis. Pancasila meruakan falsafah,
pandangan hidu, ideologi/aham, dan dasar negara yang tercantum dan tak terisahkan dalam
UUD 1945. Dalam mencaai tujuan nasional dierlukan teori - teori atau asas - asas yang
diyakini kebenarannya sebagai edoman dasar, Wasantara sebagai doktrin dasar dan Tannas
sebagai doktrin pelaksanaan.
Kegiatan Belajar 2

Makna dan Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan

1. Upaya sadar
2. Menyiapkan calon pemimpin
3. Mempunyai kecintaan, kesetiaan, dan keberanian, membela bangsa dan negara.
Dasar sejarah :
1. Upaya pada masa penjajahan
2. Gerakan yang dimulai pada tahun 1908\
3. Ikrar Pemuda pada 28 Oktober 1928
4. Semangat pemuda pada masa Jepang
5. Proklamasi kemerdekaan
6. Perjuangan pada awal masa kemerdekaan
7. Pengkhianatan, pemberontakan, dan penyelewengan

Dasar Hukum :

1. UUD 1945 : Pembukaan, Pasal 30 ayat (1), Pasal 31 ayat (1).


2. Skep Bersama Mendikbud - Menhankam NO. 22/U/1973 KEP/B/43/XIII/1967 1.
3. UU No. 20 tahun 1982 tentang ketentuan - ketentuan Pokok Pertahanan dan
Keamanan Negara RI yang disempurnakan dengan UU No. 3 Tahun 2002 tentang
UU Pertahanan Negara. Skep bersama Mendikbud - Menhankam No.
001/N/1982/KEP/002/II/1985.
4. UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang di sempurnakan
dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5. Keputusan Mendiknas No. 232/U/200 tentang Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
6. Keputusan dengan Dikti No. 38/Dikti/Kep/2002.

Kegiatan Belajar 3

Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

1. Pendidikan Kewarganegaraan diselenggarakan untuk menumbuhkan kesadaran bela


negara serta kemampuan berpikir secara komrehensif integral.
2. Untuk mencapai tujuan itu Pendidikan Kewarganegaraan membahas Wasantara,
Tannas, politik dan strategi nasional, politik dan strategi pertahanan keamanan, serta
sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.
Kaitan Hubungan Materi dengan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

1. Memahami dan mengenal lingkungan hidup bangsa kita tentang diri dan lingkungan
hidup bangsa Indonesia serta cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya merupakan syarat dasar untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.
2. Bangsa Indonesia mempunyai konsep kemampuan (power) yang merupakan derivasi dari
Pancasila, yaitu " Tannas". Adalah kewajiban para pemimpin termasuk para mahasiswa
sebagai calon pemimpin harus menjawab dan memahami konsep "Tannas"
3. Kemampuan/kekuatan (power) diwujudkan melalui pembangunan nasional.
Kebijaksanaan dan strategi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional
diwujudkan dalam bentuk GBHN (sekarang Propenas) oleh MPR setiap tahun. Oleh
karena itu, pada hakikatnya GBHN (Propenas) adalah Politik Nasional dan Strategi
Nasional
4. Cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara dalam kerangka Tannas yang
diwujudkan dalam Pembangunan Nasional sesuai dengan arahan GBHN. Sekarang
Propenas mutlak disertai dengan kerelaan berkorban untuk membela bangsa dan negara.
modul 2

Kegiatan Belajar 1
Latar Belakang Wawasan Nusantara Wasantara tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kepentingan nasional Indonesia, berangkat dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia
yang rawan perpecahan, keinginan untuk memanfaatkan konstelasi geografi Indonesia
yang berupa kepulauan dan berada di tengah - tengah dunia (posisi silang) untuk
kejayaan bangsa dan negara. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus mempunyai cara
pandang, cara lihat, cara tinjau terhadap diri dan lingkungannya. Cara pandang itu
melihat kepulauan Indonesia (perairan dan pulau) dan segala aspek kehidupan di
dalamnya menjadi satu kesatuan yang utuh. Cara pandang itu disebut sebagai Wasantara.
Pandangan yang demikian ini berkaitan dengan konsep geopolitik dan geostrategis yang
perlu mendapat pengakuan Internasional. Oleh karena itu, bangsa Indonesia
memperjuangkan dalam forum hukum laut internasional maupun menjadikan perjanjian
dengan negara - negara tetangga mengenai batas wilayah. Baru pada tahun 1982,
konvensi Hukum Laut menerima asas negara kepulauan atau asas nusantara diterima
sebagai hukum internasional, dan bersamaan dengan itu pula ditetapkan perluasan
yurisdiksi negara - negara pantai di lautan bebas atau ZEE. Hasil konvensi ini disahkan
pada bulan Agustus 1983 di New York.
Kegiatan Belajar 2

Hakikat dan Unsur Dasar Wawasan Nusantara Wasantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungan sesuai denganPancasila dan UUD 1945 yang
dilatarbelakangi oleh keadaan geografis negara, serta sejarah yang dialaminya dan
lingkungan strategik di sekitarnya. Jadi pada dasarnya, Wasantara merupakan
perwujudan nilai - nilai Pancasila di dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan.
Wasantara merupakan landasan dalam menyusun, meningkatkan serta membina Tannas
yang perwujudan dilaksanakan melalui pembangunan pada segala bidang kehidupan
nasional.
Landasan hukum Wasantara ialah :TAP MPR sejak 1973 - 1993.
Tujuan Wasantara ke dalam ialah mempersatukan bangsa Indonesia dalam semua aspek
kehidupan nasionalnya dan ke luar, ikut serta dalam upaya penertiban dunia.
Unsur dasar Wasantara meliputi wadah RI yang berwujud Nusantara, isi yang berupa
falsafah Pancasila, dan tata laku yang tertuang dalam UUD 1945.
Ajaran Wasantara ialah wujud dan isi kepribadian bangsa, yang hendak mewujudkan diri
dalam lingkungan Nusantara yang sarwa Nusantara menurut cara - cara Indonesia di
dalam kehidupan yang sarwa pula Ikhtisar unsur dasar Wasanta.
Kegiatan Belajar 3
Wasantara sebagai Landasan Ketahanan Nasional dan Pembangunan Nasional
Wasantara merupakan sumber utama dan landasan kehidupan nasional. Ia merupakan
dunia adeal yang kita tuju dan sebagai landasan dari tannas. Tannas pada hakikatnya
kemampuan dan ketangguhan bangsa, untuk menjamin kelangsungan hidupnya menuju
kejayaan bangsa dan negara. Tannas ini merupakan dunia nyata yang perlu diwujudkan.
Pembangunan nasional (bangnas) harus merupakan perwujudan wasantara dan
memperkokoh tannas. Pada hakikatnya pembangunan nasional adalah proses kegiatan
mewujudkan Tannas. Berhasilnya pembangunan akan meningkatkan tannas dan tannas
yang tangguh akan mendorong pembangunan nasional.
Wajah Wasantara sebagai :
1. Wawasan nasional ----------> TANNAS
2. Wawasan bangnas ----------> Pola dasar bangnas
3. Wawasan kewilayahan ----------> Hukum laut PBB
4. Wawasan Hankam ----------> Sishankamnas Wasantara harus selalu menjadi landasan
dari setiap perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan dalam tata kehidupan
berbangsa, bernegara dan bermasyaraka
MODUL 3

Kegiatan Belajar 1

Latar Belakang Tannas Indonesia Bangsa Indonesia mengalami penjajahan yang


cukup lama, perlawanan demi perlawanan dilakukan, tetapi tidak pernah berhasil karena tidak
adanya persatuan dan kesatuan dalam mengusir penjajah ( Belanda, Inggris, Portugis, dan
Jepang ). Kendatipun kemerdekaan telah diproklamasikan, perlawanan terhadap penjajah
yang ingin menguasai kembali Indonesia terus dilanjutkan dengan perjuangan bersenjata dan
diplomasi. Perjuangan bangsa Indonesia tidak bisa dipadamkan sampai negara Kesatuan
Republik Indonesia menjadi kenyataan. Perjuangan mengusir penjajah dan menghadapi
macam bentuk konflik di dalam negeri namun tetap membuat Negara Kesatuan
RepublikIndonesia tegak berdiri karena mempunyai keuletan atau kemampuan dan
ketangguhan untuk mempertahankan diri sebagai bangsa yang merdeka. Hal inilah yang
melahirkan konsep tannas.

Tannas adalah kondisi dinamik yang merupakan integrasi dan kondisi tiap - tiap aspek
kehidupan bangsa dan negara. Pada hakikatnya, tannas adalah kemampuan dan ketangguhan
suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan
negara. Untuk tetap memungkinkan berjalannya pembangunan nasional yang selalu harus
menuju ke tujuan yang ingin kita capai dan agar dapat secara efektif dihancurkan ancaman -
ancaman, diatasi tantangan - tantangan, dilenyapkan hambatan - hambatan, dan gangguan -
gangguan yang timbul, baik dari luar maupun dari dalam, perlu dipupuk terus menerus.
Tannas meliputi segala aspek kehidupan bangsa dan negara. Berhasilnya pembangunan
nasional akan meningkatkan tannas. Selanjutnya, tannas yang tangguh akan lebih mendorong
lagi pembangunan nasional.

Kegiatan Belajar 2

Pengertian Landasan, Asas, dan Ciri Tannas Indonesia Tannas pada hakikatnya adalah
kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin kelangsungan hidupnya menuju
kejayaan bangsa dan negara. Dalam fungsinya sebagai sistem pengaturan dan
penyelenggaraan kehidupan nasional maka dalam penyelenggaraan atau pembinaan tannas
dilakukan dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kedua pendekatan itu
(kesejahteraan - keamanan) tidak kita pisahkan dan hanya bisa dibedakan bak satu keping
mata uang, sisi yang satu berupa aspek kesejahteraan dan sisi yang lainnya berupa aspek
keamanan. Penekanan pada salah satu aspek tergantung pada kondisi yang dihadapi oleh
suatu bangsa.
Tannas dilandasi oleh Wasantara dalam upaya mencapai tujuan dan cita - cita bangsa
sebagai pengejawantahan Pancasila.

Asas tannas, yaitu

1. pendekatan kesejahteraan dan keamanan.


2. komprehensif dan integral. Sebagai doktrin ia merupakan cara terbaik yang
diakui kebenarannya dan dijadikan pedoman dalam memenuhi tuntutan
perkembangan, bangsa dan lingkungan hidup dan kejayaan bangsa dan negara.

Sebagai metode pemecahan masalah maka ia akan menjelaskan :


1. . kondisi kehidupan nasional dalam suatu waktu
2. memprediksi kehidupan nasional pada waktu yang akan datang.
3. mengendalikan kehidupan nasional agar sesuai dengan kondisi yang
diharapkan atau ditetapkan.

Selain mempunyai asas ia juga mempunyai sifat, yaitu :

1. 1. manunggal
2. mawas ke dalam dan ke luar
3. kewibawaan
4. berubah menurut waktu
5. tidak membenarkan adu kekuatan atau adu kekuasaan, dan
6. percaya pada diri sendiri Tannas sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan
sistem kehidupan nasional mempunyai wajah dan fungsi.

Wajah tannas dalam bentuk kondisi, doktrin, dan metode. Sebagai kondisi merupakan
totalitas segenap aspek kehidupan bangsa yang didasarkan nilai persatuan dan kesatuan (
Wasantara ) untuk mewujudkan daya tangkal, daya kekebalan dan daya kena dalam
berinteraksi dengan lingkungan. Sebagai doktrin ia merupakan cara terbaik yang ada
untuk mengimplementasikan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Sebagai metode ia
merupakan cara pemecahan masalah nasional dalam perkembangan bangsa dan untuk
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Fungsi tannas adalah sebagai doktrin perjuangan
nasional, metode pembinaan kehidupan nasional, pola dasar pembangunan nasional dan
sebagai sistem kehidupan nasional. Kegiatan belajar 3 Pendekatan Astagatra, Keterkaitan
Antargatra, dan Ketahanan Gatra dalam Sistem Tannas Indonesia Pengelompokan bidang
kehidupan bangsa Indonesia dibuat dalam 8 kelompok gatra ( model ) bidang kehidupan.
Kedelapan gatra tersebut ( Astagatra ) dibagi dalam dua kelompok, yaitu trigatra
(geografi, sumber kekayaan alam, dan demografi) dan pancagatra ( ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hankam ). Gatra - gatra tersebut dapat dibedakan secara
teoretik tetapi tidak bisa dipisahkan karena keterkaitan yang kuat satu sama lain. Oleh
karena itu, astagatra ini harus dilihat secara holistik dan integral ( bulat utuh menyeluruh
). Trigatra bersifat statis danPancagatra bersifat dinamis. Trigatra merupakan modal dasar
untuk meningkatkan Pancagatra.
Kelemahan di dalam satu gatra dapat mempengaruhi gatra yang lain dan sebaliknya
meningkatnya kekuatan pada salah satu gatra dapat meningkatkan gatra yang lain (
sinergi ).

Tannas pada hakikatnya adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan


keamanan. Dalam rangka itu, peranan gatra terhadap kondisi kesejahteraan dan keamanan
sebagai berikut :

1. Ada gatra yang sama besar peranannya untuk kesejahteraan dan keamanan.
2. Ada gatra yang lebih besar peranannya untuk kesejahteraan daripada
keamanan.
3. Ada gatra yang lebih besar peranannya untuk keamanan daripada
kesejahteraan. Trigatra, ideologi, politik peranannya sama besar dalam
kesejahteraan dan keamanan. Gatra Ekonomi, sosial budaya lebih besar
untuk kesejahteraan daripada keamanan. Hankam lebih besar untuk
kesejahteraan keamanan daripada kesejahteraan. Tannas merupakan
resultan ( hasil ) dari ketahanan masing - masing aspek kehidupan ( gatra ).

Kegiatan Belajar 4

Perwujudan Tannas Indonesia Dalam upaya mewujudkan tannas Indonesia maka harus
dilakukan pembangunan dalam segenap aspek kehidupan bangsa Indonesia ( Ideologi,
Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Hankam ). Pembangunan di bidang ideologi diarahkan
pada penghayatan dan pengamalan Pancasila, sebagai penuntun dan pegangan hidup dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa, dan bernegara bagi setiap warga negara Indonesia.
Hanya ideologi Pancasila yang paling tepat atau cocok bagi masyarakat majemuk seperti
Indonesia. Ideologi Pancasila merupakan ideologi " lintas kultural " yang telah diterima oleh
rakyat Indonesia dan telah diuji kebenarannya. Pembangunan di bidang politik telah
menghasilkan kerangka landasan sistem politik demokrasi Pancasila. Sementara itu budaya
politik, komunikasi politik dan partisipasi politik perlu dikembangkan. Selain itu, perlu
diciptakan keseimbangan kekuatan antara suprastruktur, infrastruktur dan substruktur politik
di Indonesia. Pembangunan Nasional dilakukan untuk mengatasi kelemahan - kelemahan
tersebut di atas sehingga akan memperkokoh ketahanan bidang politik Indonesia.

Pembangunan di bidang ekonomi telah membuat struktur perekonomian kita makin


seimbang antara sektor pertanian, industri dan jasa serta pertumbuhan perekonomian yang
cukup tinggi. Namun demikian, perlu dikokohkan perindustrian kita ( industri hulu - industri
hilir ) sehingga tingkat ketergantungan kita kepada barang impor rendah, ekspor non-migas
ditingkatkan yang akan mendorong peningkatan devisa negara, serta high cost ekonomi
dihilangkan. Dengan demikian, diharapkan pertumbuhan perekonomian dan pemerataan hasil
- hasil pembangunan lebih meningkat. Hal ini akan memperkokoh tannas Indonesia di bidang
ekonomi. Pembangunan nasional di bidang sosial budaya meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang kemajemukan bangsanya ( Bhinneka Tunggal Ika ) sehingga makin
meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat.
Tetapi yang masih perlu diperhatikan dalam pembangunan nasional, ialah
dihilangkannya sikap primordialisme, kolusi, korupsi dan nepotisme. Ditingkatkannya
disiplin nasional, pemasyarakatan budaya Pancasila, dan peningkatan keteladanan oleh para
pemimpin di semua tingkat, baik itu pemimpin formal maupun informal. Peningkatan
pembangunan untuk mengatasi kelemahan - kelemahan di bidang sosial budaya ini akan
memperkokoh ketahanan sosial budaya Indonesia. Pembangunan di bidang hankam telah
menanamkan tradisi pejuang dan doktrin hankamrata yang diterapkan ke dalam
sishankamrata. Namun demikian, sishankamrata tersebut masih perlu ditingkatkan dan
dimasyarakatkan, kesadaran bela negara dalam arti luas perlu dimasyarakatkan. Peningkatan
pembangunan untuk mengatasi kelemahan - kelemahan akan memperkokoh ketahanan, di
bidang pertahanan dan keamanan Indonesia. Kegiatan Belajar 5 Pembinaan Tannas Indonesia
Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, pada dasarnya untuk
mewujudkan tannas. Titik berat pembangunan nasional pada bidang ekonomi karena bidang
ekonomi ini mempunyai " daya biak " terhadap bidang - bidang kehidupan lainnya, untuk
meningkatkan spektrum kemampuan kita sebagai bangsa dan negara. Peningkatan spektrum
kemampuan tersebut untuk menghasilkan daya kembang, daya tangkal dan daya kena. Untuk
itu, diperlukan dukungan sumber daya manusia yang "berkualitas". Sumber daya manusia
yang berkualitas tinggi ( menguasai ilmu pengetahuan dan teknoligi serta dilandasi oleh iman
dan taqwa berakar pada budaya Pancasila ) merupakan kunci dari peningkatan tannas. Oleh
karena itu, dalam pembangunan nasional, pembangunan sumber daya manusia merupakan
titik sentral dan hal ini sejalan dengan hakikat pembangunan nasional Indonesia yaitu
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam pembangunan nasional diperlukan pimpinan nasional yang kuat, berwibawa, serta
mampu mempersatukan bangsa serta mempunyai visi ke depan membawa bangsa Indonesia
dalam mencapai tujuan dan cita - cita nasional. Dalam ketatanegaraan Indonesia, mekanisme
kepemimpinan nasional telah ditetapkan yang dikenal dengan mekanisme kepemimpinan 5
tahun yang dibagi dalam 13 tahapan. Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat ini perlu diwaspadai masih adanya bahaya laten yang bersifat ideologi
maupun non-ideologi yang ingin memecah belah kita sebagai bangsa. Untuk itu, diperlukan
kewaspadaan nasional yang sejalan dengan itu yakni berkehidupan Pancasila ( budaya
Pancasila ) yang diaktualisasikan dalam kehidupan sehari - hari.

MODUL 4

Ketahanan Nasional Indonesia dalam Menghadapi Era Globalisasi

Kegiatan Belajar 1

Globalisasi Sebagai Tantangan Globalisasi adalah gejala menyatunya kehidupan manusia di


dunia tanpa, mengenal batas - batas fisik - geografik dn sosial. Ia dipicu dan dipacu oleh
kemajuan pesat dalam bidang teknologi yang dikenal dengan istilah Triple " T " Revolution,
yaitu perkembangan kemajuan di sektor teknologi komunikasi informasi, transportasi dan
trade ( liberalisasi perdagangan ). Terdapat empat jenis proses yang menyatukan kehidupan
manusia, yaitu citra global, mal global, tempat kerja global, dan keuangan global. Globalisasi
merupakan tantangan, dan menurut Champy, lingkungan yang mampu menghadapi tantangan
masa depan itu yaitu lingkungan yang merangsang pemikiran majemuk. Lingkungan itu tidak
mungkin lagi ditentukan oleh produsen, tetapi oleh suatu tim yang sadar akan tujuan yang
dicapai dan peka terhadap keinginan konsumen. Untuk memenuhi selera pasar " konsumen "
diperlukan manusia - manusia yang menguasai ilmu dan keterampilan tertentu serta
menjalankan instruksi pimpinan dengan penuh tanggung jawab. Masyarakat masa depan
merupakan masyarakat " meritokrasi ", yaitu masyarakat yang menghormati prestasi daripada
statusnya dalam organisasi. Selain itu, lingkungan yang menghormati seseorang yang dapat
menuntaskan pekerjaannya dan bukan berdasarkan kedudukannya di dalam organisasi.
Akibat hubungan bisnis ( perdagangan ) yang telah menyatukan kehidupan manusia maka
timbul kesadaran yang lebih intern terhadap hak - hak dan kewajiban asasi manusia. Sejalan
dengan itu, kehidupan demokrasi semakin marak dan manusia ingin menjauhkan diri dari
berbagai bentuk penindasan, kesengsaraan, diktator dan perang. Oleh karena itu, liberalisasi
dalam bidang ekonomi ini menuntut liberalisasi dalam bidang politik, di mana keduanya
harus berjalan seiring dan saling menunjang. Manusia ingin hidup bersama, saling bantu,
saling menguntungkan di dunia. Solidaritas umat manusia semakin kental dan semakin
bersatu dan karena itu menuntut pula pendidikan yang lebih baik, derajat kesehatan yang
lebih tinggi ( peningkatan kualitas sumber daya manusia ), penghapusan kemiskinan dan
hidup barsama dalam suasana damai. Nilai - nilai positif dari globalisasi ( kesejagatan ) ini
mempunyai dimensi - dimensi baru yang tidak dikenal sebelumnya seperti kriminalitas
internasional, pembajakan dan terorisme internasional, penyakit baru yang dengan cepat
menyebar ke seantero dunia.

Di satu pihak, ekonomi global menuju satu kesatuan, tetapi di pihak lain terjadi tren
politik lahirnya ratusan negara baru. Dalam kaitan ini, apakah globalisasi itu akan
menghilangkan nation state ( negara bangsa ) dan identitas bangsa. Buah pikiran Kenechi
Ohmae dalam " Dunia tanpa batas " bukan dimaksudkan demikian. Apa yang dikemukakan
terutama dalam bidang bisnis komunikasi dan informasi memang akan menebus batas - batas
nation, tetapi tidak dengan sendirinya menghilangkan identitas suatu bangsa. Apabila kita
mengenal bentuk - bentuk budaya yang terikat pada waktu dan pada tempat yang beraneka
ragam dengan kekhasannya, kini dengan proses globalisasi menjadi ancaman. Kontak budaya
tidak terelakkan akibat komunikasi yang semakin lancar. Terjadilah relativitas nilai budaya
dan memungkinkan munculnya sinkretisme budaya yang sifatnya transnasional. Di sisi lain
kita melihat akibat desploitasi sumber daya, gaya hidup yang konsumerisme, urbanisasi, dan
pembangunan yang ekstensif dan intensif dengan segala eksesnya menjadi bencana bagi umat
manusia dan makhluk hidup lainnya di planet bumi yang hanya satu ini. Di sisi lain kita
melihat keterbatasan daya dukung planet bumi karena terbatasnya sumber daya alam dan
jumlah penduduk yang terus bertambah secara eksponensial serta perusakan bumi oleh
manusia itu sendiri. Melihat hal ini kita bisa berpandangan pesimis, namun ada juga yang
berpandangan optimis karena pada dasarnya manusia dapat memecahkan masalahnya sendiri
akibat dari kemampuan teknologi yang diciptakan. Dalam kondisi ini muncul gagasan yang
optimis, yaitu hendaknya umat manusia membuat suatu " Kampung Global " ( global village
) tempat hidup manusia bersama - sama memecahkan masalahnya mengenai dunia yang
makmur, damai dan sejahtera. Sejalan dengan itu gagasan pemerintahan global ( global
government ) diutarakan karena kekhawatiran umat manusia atas bumi yang memerlukan
pemeliharaan agar pembangunan dapat berkesinambungan ( sustainable development )

MODUL 5

Politik dan Strategi Nasional

Kegiatan Belajar 1

Pengertian dan Landasan Politik dan Strategi Nasional ( Polstranas ) Politik nasional
adalah asas, haluan dan kebijaksanaan negara tentang pembinaan serta penggunaan potensi
nasional dalam bangnas untuk mencapai tujuan nasional. Politik nasional mencakup politik
dalam negeri, politik ekonomi, politik pertahanan dan keamanan. Faktor yang mempengaruhi
politik nasional ialah ideoligi, ekonomi, sosial budaya dan Hankam. Stranas adalah " tata cara
" untuk melaksanakan politik / kebijaksanaan nasional untuk mencapai sasaran dan tujuan
nasional. Kebijaksanaan nasional ( National Policies ) yaitu rencana alokasi sumber
kemampuan bangsa, dari rincian langkah - langkah dan tahapan waktu yang diperlukan untuk
mencapai sasaran nasional.

Sasaran nasional ( National Objectives ) yaitu kondisi nyata yang hendak dicapai
dengan melibatkan usaha dan sumber kemampuan yang tersedia yang telah ditetapkan
melalui kebijaksanaan nasional. Sasaran nasional ini kemudian diwujudkan melalui sejumlah
kegiatan nasional ( National Commitment ). Landasan politik dan strategi dan strategi
nasional ialah Tannas, Wasantara, UUD 1945, dan Pancasila. Sistem perencanaan strategik
adalah perangkat untuk mengendalikan seluruh tingkat perencanaan dalam upaya mencapai
sasaran nasional. Untuk itu, diperlukan perencanaan strategik guna menghadapi masa depan
yang merupakan alternatif strategi terbaik dalam menghadapi ATHG yang mungkin timbul
demi membangun kemampuan dan ketangguhan. Dalam merencanakan masa depan tersebut
dilakukan secara berjenjang, yaitu sebagai berikut :

1. Rencana jangka panjang ( 10 - 25 tahun ), pola umum pembangunan


nasional.
2. Rencana jangka sedang ( menengah ) 5 tahun ( rencana pembangunan 5
tahun ).
3. Rencana jangka pendek ( 1 tahun ) program pembangunan tahunan. Ketiga
jenjang perencanaan ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan
RANGKUMAN MODUL 6

Demokrasi Kegiatan Belajar 1

Pengertian Demokrasi Kata demokrasi sangat populer di dunia karena banyak negara
di dunia menggunakan demokrasi sebagai landasan sistem politik kenegaraan yang mengatur
kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ungkapan kata
demokrasi sendiri bermakna " rakyat yang berkuasa " dan kalau diterjemahkan dalam
pemerintahan maka dapat berarti pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Demokrasi dapat dipandang dari sudut individu dan masyarakat dari sudut pandang individu
kita mengenal demokrasi liberal. Dari sudut pandang masyarakat kita mengenal demokrasi
non-liberal ( kepentingan masyarakat lebih diutamakan daripada kepentingan individu ). Ada
dua aliran kelompok pemikiran dalam demokrasi, yaitu aliran demokrasi konstitusional dan
kelompok aliran yang menamakan dirinya komunisme.

RANGKUMAN MODUL 7

Hak Asasi Manusia

Kegiatan Belajar 1

Makna, Hakikat, dan Perkembangan Pemikiran HAM HAM adalah hak - hak yang
melekat pada diri manusia yang telah diperoleh dan dibawa bersama dengan kelahiran di
dalam kehidupan masyarakat.Disebut HAM karena melekat pada eksistensi manusia yang
bersifat universal, merata dan tidak dapat dialihkan karena hakikat HAM merupakan upaya
menjaga eksistensi manusia secara utuh melalui alih keseimbangan, yaitu keseimbangan hak
dan kewajiban serta keseimbangan kepentingan perseorangan dan umum. HAM dilahirkan
oleh sebuah Komisi PBB pada 10 Desember 1948 yang secara resmi diterima PBB sebagai
Universal Declaration of Human Rights. Di Indonesia, HAM diatur secara formal dalam
sistem hukum nasional. Dalam Amandemen UUD 1945, HAM dituangkan dalam Bab X, Bab
XA

RANGKUMAN MODUL 8

Otonomi Daerah

Kegiatan Belajar 1

Pengertian Otonomi Daerah Otonomi daerah adalah pemerintahan oleh, dari, dan
untuk rakyat dalam suatu negara bangsa, melalui lembaga - lembaga pemerintah formal di
luar pemerintah Pusat. Kewenangan dalam otonomi daerah tersebut diberikan oleh
pemerintah pusat secara terbatas dalam kerangka Negara Kesatuan RI. Ada dua bentuk
Otonomi, yaitu otonomi yang bersifat artifisial atau diciptakan dengan produk hukum dan
otonomi asli. Otonomi merupakan varian dari asas kedaerahan dan desentralisasi politik.
Desentralisasi sering disebut sebagai pemberian otonomi atau proses pengotonomian.
Hubungan desentralisasi dan otonomi daerah diumpamakan seperti dua sisi dari satu keping
mata uang ( G.S. Maryanov, 1958 ).
Dilihat dari sudut pandang pemerintah pusat yang berlangsung penyelenggaraan
desentralisasi dalam negara kesatuan RI, sedangkan dilihat dari sudut pandang pemerintah
daerah yang terjadi Otonomi. Dalam praktik kedua istilah ini sering ditukar pakaikan.
Desentralisasi bukan merupakan alternatif dari sentalisasi karena tidak dilawankan dan
karenanya tidak bersifat dikotomis. Ia merupakan sub-sistem dalam sistem negara bangsa.
Negara bangsa merupakan sistem, sedangkan desentralisasi, otonomi daerah, dan tugas
berbantuan merupakan spesiesnya.

Anda mungkin juga menyukai