Anda di halaman 1dari 11

STUDI KASUS GEOSTRATEGI INDONESIA

SENGKETA TERPECAHNYA NEGARA TIMUR LESTE YANG TERLEPAS DARI


NEGARA KESATUAN INDONESIA
Dosen Pembimbing: Nanang Qosim, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh:
Sengketa Terpecahnya Negara Timur Leste
yang terlepas dari Negara Kesatuan
Indonesia
Sengketa Terpecahnya Negara Timur Leste yang terlepas dari Negara Kesatuan Indonesia

Ketika membahas timur leste atau yang sekarang disebut negara timur-timur, sama halnya
kita mengenang luka lama yang sudah sejak lama hilang. Wilayah itu dulunya merupakan
bagian dari wilayah indonesia. Namun setelah jajak pendapat, Timor Leste membelah
menjadi bagian negara sendiri yang terlepas dari Negara Kesatuan Repbulik Indonesia.dilihat
dari jejak asal usulnya timur leste merupakan wilayah jajahan portugis pada masa silam.

Konflik sendiri secara umum didefinisikan sebagai situasi dimana dua atau lebih aktor
berjuang untuk mendapatkan sumber langka dalam waktu yang sama,atau setidaknya aktor-
aktor tersebut mempunyai posisi yang dipersepsikan dan diyakini berlawanan dalam satu
waktu yang sama.Secara lebih khusus, untuk sengketa dan konflik perbatasan, Paul K. Huth
menjelaskan ada tiga faktor mengapa wilayah perbatasan sering disengketakan dan menjadi
pemicu konflik, yaitu kandungan sumber daya alamnya, Komposisi agama dan etnis dalam
populasinya, dan lokasinya yang strategis secara militer.

Sengketa perbatasan yang terjadi antara Indonesia dan timor leste memang lebih disebabkan
perebutan lahan petanian (sumber daya alam) antara kedua warga negara yakni warga desa
Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara
Timur dan warga Pasabbe, Distrik Oecussi, Timor Leste. Permasalahan mengenai penetepan
sengketa batas wilayah antar kedua negara juga menjadi pemicu, namun pendekatan
pembangunan ekonomi berupa kesejahterhaan dan tingkat pendidikan juga berpengaruh
dalam konflik tersebut.

Resolusi konflik secara umum dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan untuk
menyelesaikan konflik secara konstruktif dengan cara mencari kesepakatan antara para pihak
yang terlibat dalam konflik.Menurut Vestergaard, resolusi konflik mencakup dua hal utama,
yaitu isu dan relasi (hubungan antar-aktor). Johan Galtung memperkenalkan tiga pendekatan
perdamaian dalam resolusi konflik. Pertama, pemeliharaan perdamaian (peacekeeping), yaitu
upaya untuk mengurangi atau menghentikan kekerasan melalui intervensi yang dilakukan
oleh pihak penengah, umumnya dilakukan oleh militer. Kedua, penciptaan perdamaian
(peacemaking), yaitu upaya untuk menciptakan kesepakatan politik antarpihak yang bertikai,
baik melalui mediasi, negosiasi, arbitrasi, maupun konsolidasi. Ketiga, pembangunan
perdamaian (peacebuilding) yaitu upaya rekonstruksi dan pembangunan sosial ekonomi
pasca konflik untuk membangun perubahan sosial secara damai. Dengan tiga tahapan ini,
diharapkan konflik bisa terselesaikan sampai ke akar masalah, sehingga di masa mendatang
konflik tersebut tidak pecah kembali.
Pemerintah Indonesia ataupun Timor Leste harus duduk bareng demi menciptakan
perdamaian di perbatasan, jangan sampai ketika konflik tersebut mengalami eskalasi baru dua
negara muali bertindak. Pendekatan semacam ini harus ditinggal, lebih baik mencegah
daripada mengobati. Persoalan kemapanan secara ekonomi maupun yang disebut sebagai
kesejahterahan adalah entry point yang harus segara mendapat tindakan dari kedua negara.
Intervensi militer memang dibutuhkan dalam ranah pendekatan keamanan secara tradisional
namun pendekatan human security harus lebih diutamakan, karena ini menyangkut persoalan
hak warga negara dan menyangkut nama baik negara serta keamanan negara tentunya.

Jika Dikaitkan dengan geostrategi merupakan suatu strategi yang memanfaatkan kondisi
letak geografi negara dalam menentukan kebijakan, tujuan dan sarana untuk mencapai tujuan
nasional. Geostrategi diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan metode untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan undang-
undang 1945. Itu semua diperlukan untuk mewujudkan dan mempertahankan integrasi
bangsa dalam masyarakat majemuk dan heterogen berdasarkan pembukaan UUD 1945.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud ketahanan Nasional.

Sebagai contoh pertimbangan geostrategi untuk negara dan bangsa Indonesia adalah
kenyataan tentang posisi silang Indonesia dari berbagai aspek, disamping itu aspek
geografinya juga aspek-aspek demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,dan
pertahanan dan keamanan.

Sebagai suatu kesatuan negara kepulauan yang sangat besar dan luas dan koseptual,
geopolitik yang ada diindonesia diwujudkan melalui konsep yang dituangkan dalam salah
satu doktrin nasional yang biasa disebut Wawasan Nusantara serta Politik luar negeri yang
bebas dan aktif. Begitu juga Geostrategi di Indonesia juga diwujudkan melaui konsep
ketahanan nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan Ideologi, kekuasaan Politik,
Ekonomi, Sosial Budaya Serta pertahanan keamaanan dan lainnya.

Jika dilihat dari acuan letak geografisnya bercirikan maritim, maka diperlukan strategi bear
(grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan faktanya
bahwa bagian teluar dari wilayah yang harus selalu dipertahankan adalah laut. Implementasi
yang ada dari strategi maritim (maritim power ) yang dapat menjamin kedaulatan dan
integritas wilayah dari berbagai ancaman. Karena hubungan antara geopolitik dan geostrategi
terdapat astra grata.

Terkaitnya antara kesenjangan letak geografis yang ada serta permasalahannya yang di
selesaikan dengan manajemen konflik yang cukup baik. pada akhirnya negera timur leste
terlepas dari indonesia yang menjadi bagian negara sendiri hingga saat ini. Negara yang
makmur dengan begitu banyak tambangnya dan sumber daya alam disekitarnya.
Politik dan Strategi Nasional (IMPLEMENTASI POLITIK DAN STRATEGI
NASIONAL DALAM BIDANG PEMBANGUNAN NASIONAL)
Posted on June 13, 2014 by yogiearieffadillah18

PENDAHULUAN

A. Pengertian Politik dan

Strategi Pengertian Politik

Secara etimologis, kata politik berasal dari bhasa Yunani politeia yang akar katanya
polis,berarti kesatuan masyarakat yang mengurus dirinya sendiri (negara), sedangkan teia
berarti urusan. politeia berarti menyelenggarakan urusan negara. Jadi secara etimologis
pengertian politik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan yang menyangkut
kepentingan dari sekelompok masyarakat (negara).

Secara umum politik mempunyai 2 arti yaitu politik dalam arti kepentingan umum (politics)
dan politik dalam arti kebijakan (policy). Politik dalam arti politics adalah rangkaian
asas/prinsip, keadaan, jalan, ncara atau alat yang akan digunakan unyuk mencapai tujuan.
Politik dalam arti policy adalah penggunaan pertimbangan tertentu yang dapat menjamin
terlaksananya usaha untuk mewujudkan keinginan/cita-cita yang dikehendaki.

Pengertian Strategi

Staregi berasal dari bahasa Yunani strategos yang berarti the art of general atau seni seorang
panglima yang bisanya digunakan dalam peperangan. Dalam arti umum, strategi dapat
diartikan sebagai kiat atau cara untuk memperoleh kemenangnan atau tercapainya suatu
tujuan termasuk politik.

Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapat-kan kemenangan atau
pencapaian tujuan. Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli para jendral
atau bidang militer, tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan.

A.1. Politik dan Strategi Nasional

Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk
mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi politik nasional
adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan,
pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk
mencapai tujuan nasional. Sedangkan strategi nasional adalah cara melaksanakan politik
nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.

A.2. Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional

Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD
1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.

A.3. Penyusunan Politik dan Strategi Nasional


Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem
kenegaraaan menurut UUD 1945. sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang
mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945
merupakan “suprastruktur politik”. Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden,
DPA, BPK, MA. Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai
“infrastruktur politik”, yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti
partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest
group), dan kelompok penekan (pressure group). Suprastruktur dan infrastruktur politik
harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.

Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politik diatur
oleh presiden/mandataris MPR. Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi nasional di
tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah presiden menerima GBHN.

Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non
departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya
merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan.

Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, maupun bidang
Hankam akan selalu berkembang karena:

a. Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

b. Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya.

c. Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam


pemenuhan kebutuhan hidup.

d. Semakin meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan


semakin tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang oleh kemampuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

e. Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide baru.

A.4. Politik Pembangunan Nasional dan Manajemen Nasional

Tujuan politik bangsa Indonesia telah tercantum dalam Pembukaan UUD 1945aline ke-4,
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

a. Makna Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan


masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.

Tujuan pembangunan nasional itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.
b. Manajemen Nasional

Manajemen nasional pada dasarnya merupakan sebuah sistem, sehingga lebih tepat jika kita
menggunakan istilah “sistem manajemen nasional”. Orientasinya adalah pada penemuan dan
pengenalan (identifikasi) faktor-faktor strategis serta menyeluruh dan terpadu.

Pada dasarnya sistem manajemen nasional merupakan perpaduan antara tata nilai, struktur,
dan proses untuk mencapai kehematan, daya guna, dan hasil guna sebesar mungkin dalam
menggunakan sumber dana dan daya nasional demi mencapai tujuan nasional.

Implementasi Politik dan Strategi nasional dalam bidang-bidang Pembangunan


Nasional

Implementasi Politik Strategi Nasional dalam Bidang Pembangunan Nasional Tahun 1999-
2004.

· Peningkatan rasa saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat.

· Pengembangan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur.

· Peningkatan keamanan, ketertiban,dan penanggulangan kriminalitas.

 Pencegahan dan Penanggulangan Separatisme.


 Pencegahan dan Penanggulangan gerakan terorisme.
 Peningkatan kemauan pertahanan nasional.

· Pemantapan politik luar negeri dan Peningkatan kerjasama internasional.

 Pembenahan Sistem dan Politik Hukum.


 Penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk.
 Penghormatan, pengakuan, dan penegakan atas hukum dan HAM..

Garis-garis besar haluan Negara sebagai arah penyelenggaraan Negara bagai lembaga-
lembaga tinggi segenap rakyat Indonesia, kaidah peleksanaannya sebagai berikut ;

1. Presiden selaku pemewrintahan Negara, menjalankan tugas penyelenggaraan


pemerintahan Negara, berkewajiban untuk mengerhkan semua potensi dan kekuatan
pemerintahan dalamel;aksanaakna dan mengendalikan pembangunan nasional.

2. Dewan perwakilan rakyat, mahkama agung, badan pemeriksa keuangan, dan dewan
pertimbangan agung berkewajiban nmelaksankangaris-garis besar haluian
negarasesuai dengan fungsi, tugas, dan wewenagnya berdasarkan UUD 1945

3. Semua lembaga tinggi neghara berkewajiban menyampaikan laporan pelaksanaan


garis- garis besar haluan Negara dalam sidanh tahunan MPR, sesuai dengan fungsi, tugas
dan wewenagnya berdasarkan UUD 1945.

4. Garis-garis besar haluan Negara dalam pelaksanaannya dituangkan dalam program


pembangunan negara 5 tahun (BAPENAS) yang membuat uraian kebijakan secara
rinci terukur yang secara yuridis ditetapkan oleh prtesiden bersama MPR.
5. PROPENAS dirinci dalam rencana pembangunan tahunan (REPETA) yang membuat
anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) dan ditetapkan presiden bersama
MPR.

Arah kebijakan GBHN

Bidang Hukum

1. Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk terciptanya


kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknya negara
hukum.

2. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan
menghormati hukum agama dan hukum adat serta memperbaharui perundang-undangan
warisan kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif, termasuk ketidakadilan gender
dan ketidaksesuaiannya dengan tuntutan reformasi melalui program legislasi.

3. Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum,


keadilan dan kebenaran, supremasi hukum, serta menghargai hak asasi manusia.

4. Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional, terutama yang berkaitan dengan hak


asasi manusia sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa dalam bentuk undang-
undang.

5. Meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan aparat penegak hukum, termasuk


Kepolisian Negara Republik Indonesia, untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat
dengan meningkatkan kesejahteraan, dukungan sarana dan prasarana hukum,
pendidikan, serta pengawasan yang efektif.

6. Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dari pengaruh penguasa dan
pihak mana pun.

7. Mengembangkan peraturan perundang-undangan yang mendukung kegiatan


perekonomian dalam menghadapi era perdagangan bebas tanpa merugikan kepentingan
nasional.

Bidang Ekonomi

1. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta menghindarkan terjadinya


struktur pasar monopolistik dan berbagai struktur pasar yang distortif, yang merugikan
masyarakat.

2. Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar


dengan menghilangkan seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme pasar, melalui
regulasi, layanan publik, subsidi dan insentif, yang dilakukan secara transparan dan diatur
dengan undang-undang.

3. Mengupayakan kehidupan yang layak berdasarkan atas kemanusiaan yang adil bagi
masyarakat, terutama bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar dengan mengembangkan
sistem dana jaminan sosial melalui program pemerintah serta menumbuh kembangkan
usaha dan kreativitas masyarakat yang pendistribusiannya dilakukan dengan birokrasi yang
efektif dan efisien serta ditetapkan dengan undang-undang.

4. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi


5. Mengelola kebijakan makro dan mikroekonomi secara terkoordinasi dan sinergis guna
menentukan tingkat suku bunga wajar, tingkat inflasi terkendali, tingkat kurs rupiah yang
stabil dan realistis, menyediakan kebutuhan pokok terutama perumahan dan pangan
rakyat, menyediakan fasilitas publik yang memadai dan harga terjangkau, serta
memperlancar perizinan yang transparan, mudah, murah, dan cepat.

6. Mengembangkan kebijakan fiskal dengan memperhatikan prinsip transparansi, disiplin,


keadilan, efisiensi, efektivitas, untuk menambah penerimaan negara dan mengurangi
ketergantungan dana dari luar negeri.

7. Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, efisien, dan meningkatkan


penerapan peraturan perundangan sesuai dengan standar internasional dan diawasi oleh
lembaga independen.

8. Mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeri pemerintah untuk kegiatan ekonomi


produktif yang dilaksanakan secara transparan, efektif dan efisien. Mekanisme dan
prosedur peminjaman luar negeri harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan
diatur dengan undang-undang.

9. Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan, dan investasi dalam rangka


meningkatkan daya saing global dengan membuka aksesibilitas yang sama terhadap
kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat dan seluruh daerah melalui
keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumber daya alam dan sumber daya
manusia dengan menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan.

10. Memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih efisien,
produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan
peluang usaha yang seluas-luasnya. Bantuan fasilitas dari negara diberikan secara selektif
terutama dalam bentuk perlindungan dari persaingan yang tidak sehat, pendidikan dan
pelatihan, informasi bisnis dan teknologi, permodalan, dan lokasi berusaha.

Bidang Politik

1. Politik Dalam Negeri

a. Memperkuat keberadaan dan keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia


yang bertumpu pada ke-bhinekatunggalika-an. Untuk menyelesailan masalah-masalah yang
mendesak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, perlu upaya
rekonsiliasi nasional yang diatur dengan undang-undang.

b. Menyempurnakan Undang-Undang Dasar 1945 sejalan dengan perkembangan


kebutuhan bangsa, dinamika dan tuntutan reformasi, dengan tetap memelihara kesatuan dan
persatuan bangsa, serta sesuai dengan jiwa dan semangat Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.

c. Meningkatkan peran Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan


lembaga-lembaga tinggi negara lainnya dengan menegaskan fungsi, wewenang, dan
tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang
jelas antara lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
d. Mengembangkan sistem politik nasional yang berkedaulatan rakyat, demokratis dan
terbuka, mengembangkan kehidupan kepartaian yang menghormati keberagaman aspirasi
politik, serta mengembangkan sistem dan penyelenggaraan pemilu yang demokratis
dengan menyempurnakan berbagai peraturan perundang-undangan di bidang politik.

e. Meningkatkan kemandirian partai politik terutama dalam memperjuangkan aspirasi dan


kepentingan rakyat serta mengembangkan fungsi pengawasan secara efektif terhadap
kinerja lembaga-lembaga negara dan meningkatkan efektivitas, fungsi dan partisipasi
organisasi kemasyarakatan, kelompok profesi, dan lembaga swadaya masyarakat dalam
kehidupan bernegara.

f. Meningkatkan pendidikan politik secara intensif dan komprehensif kepada masyarakat


untuk mengembangkan budaya politik yang demokratis, menghormati keberagaman
aspirasi, dan menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

g. Memasyarakatkan dan menerapkan prinsip persamaan dan anti-diskriminasi


dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

h. Menyelenggarakan pemilihan umum secara lebih berkualitas dengan partisipasi rakyat


seluas-luasnya atas dasar prinsip demokratis, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, dan
beradab yang dilaksanakan oleh badan penyelenggara independen dan non-partisan
selambat- lambatnya pada tahun 2004.

i. Membangun bangsa dan watak bangsa (nation and character building) menuju bangsa
dan masyarakat Indonesia yang maju, bersatu, rukun, damai, demokratis, dinamis, toleran,
sejahtera, adil dan makmur.

j. Menindaklanjuti paradigma baru Tentara Nasional Indonesia dengan menegaskan


secara konsisten reposisi dan redefinisi Tentara Nasional Indonesia sebagai alat negara
dengan mengoreksi peran politik Tentara Nasional Indonesia dalam kehidupan bernegara.
Keikutsertaan Tentara Nasional Indonesia dalam merumuskan kebijaksanaan nasional
dilakukan melalui lembaga tertinggi negara Majelis Permusyawaratan Rakyat.

2. Hubungan Luar Negeri

a. Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi pada
kepentingan nasional, menitikberatkan pada solidaritas antarnegara berkembang,
mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa, menolak penjajahan dalam segala
bentuk, serta meningkatkan kemandirian bangsa dan kerja sama internasional bagi
kesejahteraan rakyat.

b. Dalam melakukan perjanjian dan kerja sama internasional yang menyangkut


kepentingan dan hajat hidup rakyat banyak harus dengan persetujuan lembaga perwakilan
rakyat.

c. Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan diplomasi
pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia di dunia
internasional, memberikan pelindungan dan pembelaan terhadap warga negara dan
kepentingan Indonesia, serta memanfaatkan setiap peluang positif bagi kepentingan
nasional.
d. Meningkatkan kualitas diplomasi guna mempercepat pemulihan ekonomi dan
pembangunan nasional, melalui kerjasama ekonomi regional maupun internasional
dalam rangka stabilitas, kerja sama, dan pembangunan kawasan.

e. Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi


perdagangan bebas, terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA, APEC, dan
WTO.

f. Memperluas perjanjian ekstradisi dengan negara-negara sahabat serta memperlancar


prosedur diplomatik dalam upaya melaksanakan ekstradisi bagi penyelesaian perkara
pidana.

g. Meningkatkan kerja sama dalam segala bidang dengan negara tetangga yang berbatasan
langsung dan kerja sama kawasan ASEAN untuk memelihara stabilitas, pembangunan,
dan kesejahteraan.

Anda mungkin juga menyukai