Anda di halaman 1dari 6

GEOPOLITIKA/WAWASAN NUSANTARA

I. Konsepsi Geopolitik
 Geo berarti bumi dan politik berasal dari bahasa Yunani politeia. Poli berarti kesatuan
orang-orang yang berdiri sendiri dan teia berarti urusan. Geopolitik biasa juga disebut
dengan wawasan nusantara.
 Menurut Budi Juliardi bahwa secara etimologi, geopolitik berasal dari bahasa Yunani,
yaitu Geos yang berarti bumi (termasuk ruang/wilayah atau geografi) yang menjadi tempat
hidup dan pemberi kehidupan serta wilayah negara. Sementara itu politik berasal dari kata
"politeia".
 Politeia itu sendiri berasal dari kata "polis" yang berarti "kota/negara atau kesatuan
masyarakat yang berdiri sendiri, dan "teia" yang berarti kebijakan/urusan yang bermakna
kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Jadi politeia berarti kebijakan
penyelenggaraan negara.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), geopolitik adalah ilmu tentang faktor
geografi terhadap ketatanegaraan atau dengan kata lain KBBI juga mengartikan geopolitik
sebagai kebijakan negara atau bangsa sesuai dengan posisi geografisnya.
 Geopolitik dipelajari sebagai disiplin ilmu yang membahas tentang sistem politik yang
berhubungan dengan letak geografis. Secara umum Geopolitik juga bisa diartikan sebagai
sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional
yang didorong oleh letak geografis suatu negara.
 Mantan Gubernur Lemhanas, Letjen TNI (purn) Agus Widjojo mengenalkan konsep
pentingnya memahami geopolitik suatu negara termasuk Indonesia dengan posisi silang
geografisnya dalam pusaran dunia internasional. Agus menjelaskan melalui pendekatan
teori Geopolitik dapat ditinjau lebih mendalam keuntungan dan kerugian, baik dari aspek
politik, pertahanan dan keamanan, ekonomi, perdagangan, alur perdagangan dunia, iklim,
perdagangan narkoba, dan teroris sehingga Indonesia dapat terus tumbuh menjadi bangsa
yang besar dan bermartabat dalam bingkai keberagaman masyarakatnya dari Sabang
sampai Merauke.
 Sedangkan di Eropa, daratan tradisi para peneliti hubungan internasional, telah
mengembangkan geopolitik menjadi ilmu terapan baru yang merupakan pengembangan
dari cabang ilmu hubungan internasional. Menariknya, walau lapangan penelitian dan
obyek penelitiannya adalah situasi politik internasional, geopolitik ditampung dan
dikembangkan oleh para ahli ilmu geografi bukan murni dari cabang ilmu hubungan
internasional.
 Geopolitik mempunyai empat konsepsi dasar, yaitu konsepsi ruang, konsepsifrontier,
konsepsi kekuatan politik, dan konsepsi keamanan bangsa. Mengalami sejarah panjang
dalam perkembangannya, geopolitik dimatikan berkali-kali sebagai ilmu, tapi selalu hidup
kembali.
 Secara umum geopolitik juga bisa diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan
dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh letak geografis suatu
negara.

II. Teori-teori Geopolitik Negara-negara Besar


 Sebelum mengenal lebih jauh tentang unsur pembangun geopolitik maka kita melihat
kembali teori-teori geopolitik menurut para ahli:
1. Teori Geopolitik Friedrich Ratzel
Pokok-pokok teori Ratzel, disebut Teori Ruang, menyebutkan bahwa:
a. Pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme (makhluk hidup), yang
memerlukan ruang hidup (lebensraum) cukup agar dapat tumbuh dengan subur
melalui proses lahir, tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup, menyusut, dan
mati.
b. Kekuatan suatu negara harus mampu mewadahi pertumbuhannya.
c. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari
hukum alam di mana hanya bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup.
d. Apabila ruang hidup negara sudah tidak dapat memenuhi keperluan, ruang itu
dapat diperluas dengan mengubah batas-batas negara baik secara damai maupun
melalui jalan kekerasan atau perang.

2. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen


Pokok-pokok teori Kjellen dengan tegas menyatakan bahwa negara dalam sudut
pandang geopolitik adalah suatu organisme hidup.

3. Teori Geopolitik Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan


Pokok teori kedua ahli tersebut menganut "konsep kekuatan maritim" dan
mencetuskan Wawasan Bahari, yaitu kekuatan di lautan.
4. Teori Geopolitik William Mitchell, Albert Saversky, Giulio Douhet, dan John
Frederick Charles Fuller
Keempat ahli geopolitik ini melahirkan teori Wawasan Dirgantara, yaitu kekuatan di
udara.

5. Teori Geopolitik Sir Halford Mackinder


Pokok teori Mackinder menganut "konsep kekuatan darat" dan mencetuskan Wawasan
Benua.

III. Wawasan Nusantara


 Wawasan Nusantara merupakan cara pandang terhadap bangsa dengan tujuan menjaga
persatuan dan kesatuan, yang diwujudkan dengan mengutamakan kepentingan nasional
dibanding kepentingan pribadi, kelompok atau golongan tertentu.
 Wawasan Nusantara sendiri digunakan sebagai pedoman, motivasi, dorongan, dan
rambu-rambu dalam menentukan kebijaksanaan, keputusan, tindakan dalam
penyelenggaraan negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 Berdasarkan TAP MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, wawasan nusantara adalah
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia, tentang jati diri dan lingkungan yang
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah demi tercapainya
tujuan nasional.
 Tujuan wawasan nusantara ke Luar adalah menjamin kepentingan nasional dalam era
globalisasi yang kian mendunia maupun kehidupan dalam negeri. Kemudian turut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan
sosial, dengan sikap saling menghormati.
 Bangsa Indonesia harus terus-menerus mengamankan dan menjaga kepentingan
nasionalnya dalam kehidupan internasionalnya di semua aspek kehidupan, baik politik,
ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan demi tercapainya tujuan
nasional yang tertera dalam UUD 1945.
 Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah menjamin persatuan dan kesatuan di
segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
 Bangsa Indonesia harus meningkatkan kepekaannya dan berupaya mencegah faktor-
faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa sedini mungkin, juga terus mengupayakan
terjaganya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.
 Fungsi Wawasan Nusantara adalah mewujudkan Nasionalisme yang tinggi di segala
aspek kehidupan rakyat yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dibanding
kepentingan individu, kelompok, golongan, suku, atau daerah. Kedudukan Wawasan
Nusantara sendiri berada dalam Hirarki Paradigma Sosial, dimulai dari:
 Dalam mewujudkan nasionalisme yang tinggi itu bukanlah hal yang mudah, dimana
dengan adanya globalisasi saat ini mengakibatkan liberalisasi serta dominasi pasar bebas.
Buku berjudul Nasionalisme dan Ketahanan Budaya Indonesia: Sebuah Tantangan yang
dibuat oleh M. Azzam Manan berupaya mencari sebuah solusi untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
1. Hirarki I = Landasan Ideologi atau Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dasar
negara.
2. Hirarki II = Landasan Konstitusionalnya UUD 1945
3. Hirarki III = Landasan Visional adalah Wawasan Nusantara
4. Hirarki IV = Landasan Konsepsional merupakan Ketahanan Nasional
5. Hirarki V = Landasan Operasional adalah GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara)

 Jika mengacu pada pengertian wawasan nusantara, sebenarnya fungsi utama dari
wawasan nusantara adalah sebagai panduan, pedoman, acuan bagi bangsa Indonesia
dalam bernegara. Fungsi wawasan nusantara sendiri terbagi lagi ke dalam 4 kategori,
yaitu:

1. Wawasan Pertahanan dan Keamanan nasional: Mengarah pada pandangan geopolitik


Negara Indonesia. Pandangan tersebut mencakup tanah air serta segenap wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Wawasan Kewilayahan Indonesia: Termasuk pemahaman mengenai batas wilayah


Indonesia agar terhindar dari potensi sengketa dengan negara lain.

3. Wawasan Pembangunan: Dengan beberapa unsur di dalamnya, seperti sosial politik,


kesatuan politik, pertahanan serta keamanan negara, ekonomi, dan sosial ekonomi.
4. Konsep Ketahanan Nasional: Konsep ketahanan sosial yang memegang peranan
penting dalam perencanaan pembangunan, kewilayahan, serta pertahanan keamanan
nasional.

 Asas Wawasan Nusantara merupakan kaidah atau ketentuan dasar yang wajib dipatuhi,
dilakukan, serta dijaga oleh seluruh elemen masyarakat agar tercipta perdamaian serta
keseimbangan di Indonesia. Secara keseluruhan ada 6 asas wawasan nusantara yang
wajib kamu pahami, diantaranya:

1. Asas Solidaritas

Solidaritas adalah perasaan emosional dan moral yang terbentuk pada hubungan antar
individu atau kelompok berdasarkan rasa saling percaya, kesamaan tujuan dan cita-
cita, adanya kesetiakawanan dan rasa sepenanggungan.

Sikap solidaritas sendiri merupakan bentuk kepedulian terhadap orang lain. Sikap
solidaritas sudah selayaknya dijalankan oleh seluruh masyarakat Indonesia, tanpa
membeda-bedakan dari dan kepada siapa.

Kesetiaan menjadi tonggak utama dalam menciptakan persatuan serta kesatuan suatu
negara. Rasa setia kawan atau solidaritas dapat menjadi kekuatan tersendiri untuk
mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional.

2. Asas Kejujuran

3. Kejujuran dalam berpikir serta bertindak menjadi sebuah asas wawasan nusantara
yang sangat penting. Berani berpikir dan bertindak hanya yang sesuai dengan
fakta serta kenyataan, wajib dilakukan demi tercapainya kemajuan.

4. 3. Asas Kesamaan Tujuan

5. Mempunyai tujuan serta kepentingan yang sama. Sebagai contoh, di masa


kemerdekaan saat semua rakyat Indonesia melakukan berjuang bersama-sama
mengusir para penjajah.

6. 4. Asas Keadilan
7. Seluruh elemen masyarakat mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan
keadilan dan mewujudkan tujuan serta cita-cita nasional tidak boleh merugikan
pihak tertentu maupun mengutamakan kepentingan kelompok atau golongan
sendiri. Hal ini berlaku dalam segala aspek kehidupan bernegara, baik keadilan
secara hukum, ekonomi, politik, serta sosial.

8. 5. Asas Kerja Sama

9. Dengan adanya kesadaran pada tujuan serta kepentingan yang sama akan
menciptakan kerjasama antar elemen masyarakat. Kerjasama serta koordinasi
tersebut dapat dilaksanakan atas dasar kesetaraan agar terciptanya efektivitas
dalam mencapai tujuan bersama.

10. Sebab kebersamaan dan gotong royong ini akan memudahkan serta meringankan
suatu pekerjaan termasuk dalam menghadapi tantangan terhadap implementasi
wawasan nusantara.
11.
12. Implementasi Wawasan Nusantara di Era Global

Anda mungkin juga menyukai