Anda di halaman 1dari 8

a.

Wawasan nusantara sebagai geopolitik


A.1 Geopolitik sebagai Ilmu Bumi Politik
Geopolitik secara etimologi berasal dari bahasa yunani, yaitu Geo yang berarti bumi dan tidak
lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah hidup. Geopolitik dimaknai
sebagai penyelenggaraan Negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi
wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.

Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi politik (political
geography) yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen menjadi geographical politic, disingkat
geopolitik.

A.2 Teori-Teori Geopolitik :


Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844-1904), berpendapat bahwa negara itu seperti
organisme yang hidup. Pertumbuhan Negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan
ruang hidup (lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Makin luas ruang hiduo maka
Negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju. Teori ini dikenal sebagai teori organisme atau teori
biologis.

Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1864-1922), Negara adalah satuan dan sistem politik yang
menyeluruh yang meliputi bidang geopolitik, ekonomi politik , demo politik social politik, dan krato
politik. Negara sebagai organisme yang hidup dan intelektual harus mampu mempertahankan dan
mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi.

Teori Geopolitik Karl Haushofer (1896-1946), melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen terutama
pandangan tentang lebensraum dan paham ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu wilayah
Negara semakin banyak sehingga tidak sebanding lagi dengan luas wilayah, maka Negara tersebut harus
berupaya memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup bagi warga Negara.

b. Penerapan wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.


B.1 Pengertian wawasan nusantara

Wawasan nusantara berasal dari kata wawasan dan nusantara. Wawasan berasal dari kata wawas
(bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan indrawi. Selanjutnya
muncul kata mawas yang berarti memandang, meninjau, atau melihat. Wawaasan artinya pandangan,
tujuan, penglihtan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang, cara melihat.

B.2 Latar Belakang Wawasan Nusantara

 Fals afah Pancasila


Nilai-nilai pada pancasila memiliki dasar pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai itu yakni:
Penerapan Hak

1. Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan untuk berlatih sesuai dengan agama
mereka.

2. Sebagai kepentingan umum daripada kelompok dan individu.

3. Pengambilan keputusan berdasarkan konsensus dan konsultasi.

 Aspek Kewilayahan Nusantara

Pengaruh geografi adalah fenomena yang dapat diperhitungkan, sebab Indonesia memiliki kekayaan
suku bangsa dan Sumber Daya Alam (SDA).

 Aspek Sosial Budaya

Indonesia memiliki ratusan suku bangsa yang memiliki adat istiadat, bangsa, kepercayaan dan agama
yang berbeda-beda, sehingga kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan
mengandung potensi konflik

 Aspek Kesejarahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan persepsi Nasional Indonesia diwarnai oleh pengalaman
sejarah yang tidak ingin terulangnya perpecahan di dalam Negara Indonesia. Hal ini karena
kemerdekaan yang telah dicapai oleh rakyat Indonesia adalah hasil dari semangat persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia sendiri sangat tinggi. Jadi, semangat ini harus dipertahankan untuk
persatuan nasional dan menjaga keutuhan wilayah Indonesia.

B.3 Kedudukan Wawasan Nusantara

1. Wawasan nusantara yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat untuk mewujudkan dan mencapai
suatu tujuan nasional.

2. Wawasan nusantara dalam paradigma nasional memliki spesifikasi sebagai berikut:

 Pancasila sebagai dasar negara, falsafah dan ideologi bangsa berkedudukan sebagai landasan
idiil.
 Undang – Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai
landasan konstitusional.
 Wawasan nasional sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
 Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
 GBHN sebagai politik dan strategi nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.
B.4 Fungsi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara memiliki berfungsi sebagai pedoman, dorongan, rambu-rambu serta motivasi
dalam menentukan segala kebijakan, perbuatan, keputusan dan tindakan bagi penyelenggaraan negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

B.5 Tujuan Wawasan Nusantara

Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan
Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa , dan berpartisipasi dalam
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial “.

Tujuannya adalah untuk membawa kesatuan ke dalam semua aspek dari kedua kehidupan alam dan
sosial, dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia menjunjung tinggi kepentingan nasional, dan
kepentingan daerah untuk mengatur dan membina kesejahteraan, perdamaian dan bangsawan dan
martabat manusia di seluruh dunia.

B.6 Hakikat Wawasan Nusantara

Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi, hakikat
Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan kata lain, hakikat
Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.

Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan dengan menyatakan
kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.

B.7 Penerapan wawasan nusantara sebagai Geopolitik Indonesia

a. Dalam kehidupan politik

1. Pelaksanaan politik diatur dalam UU partai politik, pemilihan umum, pemilihan presiden dimana
pelaksanaannya sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa. Misalnya dalam pemilihan
presiden, DPR, dan kepala daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, agar tidak
menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa indonesia.

2. Pelaksanaan kehidupa bermasyarakat dan bernegara harus sesuai dengan hukum yang berlaku di
Indonesia tanpa pengecualian.

3. Mengembangkan sikap HAM dan pluralisme dalam mempersatukan dan mempertahankan berbagai
suku, agama, dan bahasa, sehingga terciptanya dan menumbuhkan rasa toleransi.

4. Memperkuat komitmen politik dalam partai politik dan pada lembaga pemerintahan untuk
meningkatkan kebangsaan, persatuan dan kesatuan.
5. Meningkatkan peran indonesia dalam dunia internasional dan memperkuat korps diplomatik dalam
upaya penjagaan wilayah Indonesia khususnya pulau terluar dan pulau kosong.

b. Kehidupan Ekonomi

1.Harus sesuai berorientasi pada sektor pemerintahan, perindustrian, dan pertanian

2.Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antara daerah, sehingga
dari adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.

3.Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan fasilitas
kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.

c. Kehidupan Sosial

1.Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari segi budaya,
status sosial, maupun daerah.

2.Pengembangan budaya Indonesia untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan
kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah.

d. Kehidupan Pertahanan dan Keamanan

1.Memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk beperan aktif karena merupakan
kewajiban setiap warga negara seperti meningkatkan kemampuan disiplin, memelihara lingkungan, dan
melaporkan hal-hal yang mengganggu kepada aparat dan belajar kemiliteran.

2.Membangun rasa persatuan dengan membangun rasa solidaritas dan hubungan erat antara warga
negara berbeda daerah dengan kekuatan keamanan agar ancaman suatu daerah atau pulau menjadi
ancaman bagi daerah lain untuk membantu daerah yang diancam tersebut.

4.Membangun TNI profesional dan menyediakan sarana dan prasarana bagi kegiatan pengamanan
wilayah indonesia, khususnya pulau dan wilayah terluar Indonesia.

C. Kehidupan negara dalam konsep NKRI


1. Bentuk negara kesatuan
Negara kesatuan adalah negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal, di mana
pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan-satuan subnasionalnya hanya menjalankan
kekuasaan-kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan. Bentuk pemerintahan
kesatuan diterapkan oleh banyak negara di dunia.

Ciri – ciri Negara Kesatuan adalah Sebagai Berikut :

1.) Negara telah mengakui dirinya berdaulat dan merdeka


2.) Terdapat pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan baik ke dalam maupun ke luar atau adanya
satu pemerintahan pusat yang

memegang seluruh kekuasaan pemerintah

3.) Terdapat satu konsitusi yang berlaku untuk seluruh wilayah negara.

4.) Adanya seorang kepala negara atau kepala pemerintahan untuk seluruh rakyat.

5.)Kekuasaan pemerintahan bisa diselenggarakan dan dikendalikan oleh

pemerintah pusat.

Fungsi dan Tujuan Negara :

Tujuan Negara :

Rumusan tujuan sangat penting bagi suatu negara yaitu sebagai pedoman:

a. Penyusun negara dan pengendalian alat perlengkapan negara

b.Pengatur kehidupan rakyatnya.

c. Pengarah segala aktivitas-aktivitas negara.

Secara umum negara mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut:

a. Memperluas kekuasaan semata

b. Menyelenggarakan ketertiban umum

c. Mencapai kesejahteraan umum

Contoh Negara Kesatuan, yaitu :

Indonesia, Brunei, Papua Nugini, Timor timur, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Jepang, Filipina & Lain-
lain.

Bentuk Pemerintahan Negara Kesatuan :

1.)Sentralisasi

Sentralisasi adalah bentuk pemerintahan dimana pengaturan kewenangan dari pemerintah daerah
kepada pemerintah pusat untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan
aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan. Atau dengan kata lain, dalam sistem
sentralisasi, seluruh persoalan negara diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah
hanya melaksanakannya.

2.)Desentralisasi

Desentralisasi adalah bentuk pemerintahan dimana penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan
aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan. Dengan adanya desentralisasi maka muncul
otonomi bagi suatu pemerintahan daerah. Atau dengan kata lain, dalam sistem desentralisasi
pemerintah daerah diberi kewenangan untuk mengurus daerahnya.

2.Negara Federasi

Negara federasi adalah negara yang tersusun dari beberapa negara yang semula berdiri sendiri-sendiri,
yang kemudian negara-negara itu mengadakan ikatan kerjasama yang efektif, tetapi disamping itu,
negara-negara tersebut masing-masing ingin memiliki wewenang-wewenang yang dapat diurus sendiri.

Oleh karena itu didalam negara federasi tersebut kita dapat adanya dua macam pemerintahan yaitu,

a. Pemerintahan federal. Ini adalah yang merupakan oleh perintahan gabungan-gabungannya, atau
pemerintah ikatannya, atau pemerintah pusatnya.

b. Pemerintahan negara bagian. Jadi negara-negara itu yang semula berdiri sendiri, didalam negara
federasi tersebut bergabung menjadi satu ikatan.

Ciri – ciri Negara Serikat adalah Sebagai Berikut :

1.) Tiap Negara bagian berstatus tidak berdaulat, namun kekuasaan asli tetap ada pada Negara bagian.

2.) Kepala Negara dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat.

3.) Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari Negara-negara bagian untuk urusan ke luar dan
sebagian ke dalam.

4.) Setiap Negara bagian berwenang membuat UUD sendiri selama tidak bertentangan dengan
pemerintahan pusat.

5.) Kepala Negara memiliki hak veto (pembatalan keputusan) yang diajukan oleh parlemen (senat dan
kongres).

Contoh Negara Serikat, yaitu :

Amerika Serikat, Australia, Swiss, India, Jerman, Brasil, Malaysia, Kanada, Meksiko, Irlandia, Skotlandia,
Islandia, Selandia Baru & Lain-lain.

Bentuk Pemeritahan Negara Serikat :


1.)Presidensial

Presidensial adalah bentuk pemerintahan yang merupakan sistem pemerintahan negara di mana
kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legisatif. Dalam sistem
presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan karena rendah
subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden.

2.)Parlementer

Parlementer adalah bentuk pemerintahan dengan sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen
memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam
mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensial, di mana sistem
parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap
jalannya pemerintahan. Dalam presidensial, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan,
namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIKA


INDONESIA
PENGERTIAN GEOPOLITIK PENERAPAN WAWASAN KEHIDUPAN NEGARA DALAM
INDONESIA NUSANTARA SEBAGAI KONSEP NKRI
GEOPOLITIK INDONESIA
BENTUK NEGARA
KESATUAN
PENGERTIAN WAWASAN
NUSANTARA
CIRI-CIRI

LATAR BELAKANG
KONSEPSI WAWASAN
NUSANTARA FUNGSI DAN
TUJUAN
NEGARA
HAKIKAT DAN TUJUAN KESATUAN
WAWASAN NUSANTARA

FUNGSI WAWASAN
BENTUK NEGARA
NUSANTARA
FEDERAL

PENERAPAN WAWASAN CIRI-CIRI


NUSANTARA SEBAGAI
GEOPOLITIK INDONESIA

FUNSI DAN
TUJUAN
NEGARA
FEDERAL

Anda mungkin juga menyukai