4. Zaman Neozoikum
Zaman Neozoikum adalah zaman bumi baru (bumi sudah terbentuk seluruhnya).
Zaman ini terbagi menjadi zaman tersier dan zaman kuarter.
1. Zaman terSier, yaitu zaman hidup ketiga, makhluk hidupnya berupa binatang
menyusui sejenis monyet dan kera, reptil raksasa mulai lenyap, dan pada akhir
zaman ini sudah ada jenis kera-manusia. Zaman ini ditandai dengan munculnya
tenaga endogen yang dahsyat sehingga mematahkan kulit bumi. Kejadian tersebut
membentuk rangkaian pegunungan besar di seluruh dunia. Karena adanya
pegunungan tersebut, timbullah letusan-letusan gunung berapi yang membentuk
relief permukaan bumi. Zaman tertier terbagi atas Eosen, Miosen, Oligosen, dan
Pliosen. Pada zaman tertier inilah, binatang menyusui berkembang sepenuhnya.
Muncul juga orang utan di masa Miosen, daerah asalnya dari Afrika sekarang. Pada
saat itu, Benua Afrika masih menyatu dengan Jazirah Arab.
Antara Papar- an Sahul dan Paparan Sunda dipisahkan oleh perairan dalam
yang dinamakan daerah Wallacea dan menjadi garis Wallacea yang
membedakan jenis flora dan fauna. Sampai sekarang telah terjadi empat
kali zaman es, yaitu Gunz, Midel, Riss, dan Wurm. Kepulauan Indonesia
dalam bentuknya sekarang terjadi pada zaman Glasial Wurm. Zaman
Holosen atau zaman Aluvium adalah zaman lahirnya jenis Homo sapiens,
yaitu jenis manusia seperti manusia sekarang.
Dari fosil dan artefak inilah para ahli dapat meneliti manusia purba untuk mengetahui
usia dan keberadaannya di alam kehidupannya.
Perbandingan bentuk
dan ukuran tengkorak
manusia sekarang
(kanan) dan manusia
Flores (kiri)
Kapak Genggam yang tampil kemudian Kapak Genggam primitif ini mirip beliung, Batu Polihedral, disebut demikian karena
menunjukan tepi yang lebih halus, hasil kedua permukaannya agak kasar, berujung permukaannya terpecah-pecah, mungkin
teknik tongkat. Alat beraneka ragam ukuran cukup runcing, dan mungkin digunakan dipakai sebagai pemecah tulang, ataupun
ini mungkin dipakai untuk menguliti dan untuk menggali akar dan umbi yang dapat peluru lempar untuk membunuh binatang
memotong binatang buruan. dijadikan makanan. atau musuh
SALASIAH, S.PD 9
Selain perkakas dari batu ini, ditemukan pula
alat serpih (Flakes) terbuat dari tulang dan
tanduk, di wilayah Ngandong, sehingga sering
Dari hasil percobaan ini menunjukan bahwa untuk disebut sebagai kebudayaan Ngandong.
dapat menghasilkan sebuat alat batu sesuai Sedangkan alat batu, berupa kapak perimbas
dengan yang dikehendaki dibutuhkan kordinasi dan kapak penetak, banyak ditemukan di
antara kemampuan otak dan keterampilan motorik wilayah Pacitan, Jawa Timur sehingga disebut
cukup tinggi, yang jelas hal tersebut tidak sebagai Kebudayaan Pacitan
mungkin dilakukan oleh primat
4. LUKISAN GOA
Dalam goa tempat tinggal, banyak dijumpai lukisan-lukisan di dindingnya, yang menggambarkan kehidupan
dan kepercayaan kepada adanya kekuatan magis. Seperti goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, terdapat
cap tapak tangan berwarna merah, yang mengandung symbol kekuatan pelindung untuk mencegah roh
jahat. Lukisan di goa juga terdapat di Irian Jaya, dimana terdapat lukisan-lukisan binatang seperti kadal dan
cap jari tangan yang tidak lengkap, mungkin sebagai tanda berkabung
Salasiah, S.Pd
2. KEBUDAYAAN TOALA (FLAKES CULTURE)
Kebudayaan ini merupakan hasil penelitian dua saudara sepupu
berkebangsaan Swiss bernama Fritz Sarasin dan Paul Sarasin.
Penelitian dilakukan sekitar tahun 1893-1896 di goa-goa
Lumancong Sulawesi Selatan yang didiami oleh suku bangsa
Toala, mereka berhasil menemukan alat-alat serpih (flakes) mata
panah bergerigi dan alat-alat tulang.
Penelitian lanjutan dilakukan di wilayah Maros, Bone, Bantaeng
Sulawesi Selatan
Dua mamut berbulu terukir di batu ini Lukisan ikan Salem di Gorge d’Enfer, Tangan manusia ini menggapai di
merupakan dua diantara 70 lukisan Perancis, dikelilingi lubang bekas bor atas kuda, di goa Pech Merle,
binatang tersebut dalam goa : para spekulan pernah mencoba Perancis. Lukisan goa macam ini
Rouffignac, Perancis mengeluarkannya termasuk seni goa pertama
1. MENHIR
Menhir adalah tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal
dan di tempatkan pada suatu tempat. Fungsi Menhir :
Sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang
Sebagai tempat memperingati seseorang (kepala suku) yang
telah meninggal
Sebagai media penghubung dengan roh nenek moyang.
2. PUNDEN BERUNDAK
Punden berundak adalah bangunan pemujaan arwah yang bertingkat-
tingkat. Banyak ditemukan di Sukabumi, di daerah Cisolok.
Setelah kita membahas tahapan hasil budaya manusia purba pada zaman batu, marilah kita sekarang
menuju ke zaman logam.
Kepandaian membuat logam diperoleh ketika nenek moyang kita menerima pengaruh dari kebudayaan
Donson (Vietnam). Kebudayaan perunggu menyebar ke Nusantara, sekitar tahun 500 SM.
Hasil budayanya meliputi
1. KAPAK CORONG & CANDRASA 2. NEKARA & MOKO
Kapak Corong & Candrasa, keduanya merupakan alat Nekara, juga memiliki fungsi sebagai alat upacara. Nekara
yang sering digunakan sebagai tanda kebesaran atau alat memiliki berbagai macam tipe. Nekara adalah genderang
upacara saja. Kapak Corong banyak ditemukan di besar yang terbuat dari perunggu berpinggang di bagian
Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Selayar tengahnya. Nekara banyak ditemukan di Sumatera, Jawa,
dan dekat Danau Sentani, Papua Bali, Roti, Selayar dan Kepualauan Kei.
Yang berbentuk lebih kecil disebut Moko, banyak
ditemukan di alor dan digunakan sebagai mas kawin.
Candrasa
Kapak Corong
Nekara Moko
Salasiah, S.Pd Sejarah Peminatan 19
3. BEJANA PERUNGGU 4. GERABAH
Bejana Perunggu, bejana yang digunakan sebagai Gerabah, pada zaman logam mencapai tingkat
tempat air yang lebih maju dengan ragam hias yang lebih
kaya. Tempat penemuan gerabah misalnya di
Gilimanuk (Bali), Leuwiliang (Bogor), Anyer (Jawa
Barat), dan Kalumpang (Sulawesi Selatan)