1.Ekspresi
Ekspresi adalah mimic wajah yang dibuat sesuai dengan bait tertentu, dimana
tergantung kepada isi dan nada puisi yang akan disampaikan. Puisi yang
mengisahkan sebuah kesedihan maka ekspresi wajah harus sendu, demikian pula
bila puisi mengisahkan suka cita maka ekspresi wajah harus terlihat gembira.
2.Tekanan
Dalam membaca puisi perlu diperhatikan tekanan dari kuat lemahnya nada pada
kata tertentu. Setiap kata terkadang memiliki tekanan yang berbeda, biasanya
semakin penting kata tersebut maka semakin kuat penekanannya.
3.Lafal
4.Intonasi
Intonasi merupakan naik turunnya nada dalam pembacaan puisi. Sama seperti
unsur-unsur lainnya, intonasi juga tak kalah penting. Ini karena intonasilah yang
akan menentukan bagaimana perasaan pendengar terhadap puisi dan akan
memberikan keindahan pada puisi yang dibaca.
Rima (persamaan bunyi) adalah pengulangan bunyi berselang, baik dalam larik
maupun pada akhir puisi yang berdekatan. Bunyi yang berima itu dapat
ditampilkan oleh tekanan, nada tinggi, atau perpanjangan suara. Puisi-puisi yang
bergaya rima kental biasanya adalah puisi-puisi melayu dan beberapa puisi
angkatan dibwah penulis kontemporer.
Rima Awal
Contoh :
Pemuda kaulah harapan bangsa
Pemuda jangan suka berpangku tangan
Rima Tengah
Contoh :
Pemuda kaulah harapan bangsa
Pemudi kaulah harapan negeri
Rima Akhir
Contoh :
Tolong – menolong umpama jari
Bantu membantu setiap hari
Bekerja selalu berlima diri
Itulah misal Tuhan memberi
Rima Tegak
Apabila kata-kata yang berima terdapat pada baris-baris yang
berlainan.
Contoh :
Terlipat
Terikat
Engkau mencari
Terang matahari
Melambai
Melombai
Engkau beringin
Digerak angin
Terhibur
Terlipur
Engkau bermalam
Di tepi kolam
Rima Datar
Apabila rima kata-kata yang berima itu terdapat pada baris yang
sama.
Contoh :
Air mengalir menghilir sungai
Rima Sejajar
Apabila sepatah kata dipakai berulang-ulang dalam kalimat yang
beruntun.
Contoh :
Dapat sama laba
Cicir sama rugi
Bukit sama didaki
Lurah sama dituruni
Berat sama dipikul
Ringan sama dijinjing
Terapung sama hanyut
Terendam sama basah.
Contoh :
Perasaan siapa ta’kan nyala ( a )
Melihat anak berlagu dendang ( b )
Seorang sajak di tepi padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Contoh :
Burung nuri burung dara ( a )
Terbang ke sisi taman kayangan ( b )
Karangan janggal banyak tak kena ( a )
Daripada paham belum sempurna ( b )
Rima Rangkai
Contoh :
Hatiku rindu bukan kepalang ( a )
Dendam berahi berulang-ulang ( a )
Air mata bercucuran selang menyelang ( a )
Mengenangkan adik kekasih abang ( a )
Contoh :
Sedikitpun matamu tak berkerling ( a )
Memandang ibumu sakit berguling ( a )
Air matamu tak bercucuran ( b )
Tinggalkan ibumu tak penghiburan ( b )
Rima Patah
Apabila dalam bait-bait puisi ada kata yang tidak berima sedangkan
kata-kata lain pada tempat yang sama di baris-baris lain memilikinya.
Rumus rima patah adalah a – a – b – a atau b – c – b – b
Contoh :
Beli baju ke pasar Minggu ( a )
Jangan lupa beli duku ( a )
Beli kemeja ke pasar Senen ( b )
Jangan lupa ajaklah daku ( a )
Rima Merdeka
Contoh :
Hanya sebuah bintang ( a )
Kelip kemilau ( b )
Tercapak di langit ( c )
Tidak berteman ( d )
1. Rima Rupa
Rima rupa hanya terdapat pada puisi-puisi Melayu Klasik yang ditulis
dengan huruf Arab – Melayu.
Tulisan ( bentuknya ) tampak sama, tetapi bunyinya berbeda.
Contoh :
1. Tulisan kata ramai dengan rami.
2. Tulisan kata lampau dengan lampu.
Untuk lebih jelasnya, marilah kita lihat contoh berikut ini :
Contoh :
1. Kota Jakarta yang berpenduduk hampir tujuh juta orang itu sangat
ramai.
2. Pada masa lampau kehidupan masyarakat masih sederhana.
Rima terus
yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata pada akhir setiap baris.
Contoh:
Abdul Nuluk putra baginda
Besarlah sudah bangsawan muda
Rima kembar
yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang saling berpasangan.
Contoh:
Sedikit pun matamu tak mengerling,
Memandang ibumu sakit berguling,
Air matamu tak bercucuran,
Tinggalkan ibumu tak penghiburan.
Rima silang
yaitu persamaan bunwi kata atau suku kata yang diletakkan secara
silang.
Contoh:
Kalau ada sumur di ladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Boleh kita berjumpa lagi
Rima peluk
yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang saling berpelukan
atau diapit satu atau dua suku kata atau kata yang sama bunyinya.
Contoh:
Hati memuja Tuhan Kuasa
Gerak laku jauhlah hati
Maafkan aku yang Gusti
Dalam usaha yang alpa
Rima putus
Contoh:
Padamu, seribu mawar sudah kuberi
Sekadar membeli cintamu
Tapi kau tetap membatu, diam, dan bisu
Walau seribu tahun sudah aku menunggu, rindu,
Pilu
Rima bebas
yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang diletakkan secara
bebas.
Irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut
ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara
berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata,
perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena
sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata.