Anda di halaman 1dari 27

PUISI

Perhatikan Dua Contoh Berikut ini!


KLASIFIKASI
Apa itu puisi?

Tujuan puisi?
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika
menulis puisi

•Diksi
•Gaya bahasa
•Rima/persajakan
•Citraan/imaji
Bandingkan dua petikan puisi ini!

Cinta datang tanpa tersangka Terbang dan terbanglah


Sakit dari segala sakit wahai cinta
Bunga dari segala aroma Cari dan temukan
Keindahan dari segala rasa Tempat-tempat yang
penuh dengan kasih
sayang
DIKSI

Diksi adalah pilihan kata yang akan digunakan dalam penulisan puisi.
Tema : keindahan laut
Kapal, ombak, sampah, biru, pohon kelapa, pasir, matahari
terbenam/terbit, ikan, air, putri duyung, angin, karang, perahu,
mutiara, rumput laut, pedagang, nelayan, pelabuhan, plankton,
cemara, burung, dll.
Kriteria diksi dalam puisi
• Berhubungan dengan tema puisi.
Kata ‘pedagang’ tentu kurang berhubungan dengan tema
‘keindahan laut’.
• Diksinya khas/unik/menarik.
Untuk menggambarkan bahwa ‘cinta terkadang bisa
menyakitkan’, seorang penyair menulis ‘Dialah badai yang
menghempaskan segala benteng’
• Memiliki makna yang dalam/kuat.
Chairil Anwar lebih memilih kata ‘Aku’ daripada kata
‘Saya’ untuk judul puisinya karena makna kata ‘aku’ terasa
lebih kuat/dalam maknanya dibandingkan kata ‘saya’.
Majas

Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk memperindah


sebuah karya tulis (puisi, pidato, dsb.)
Secara umum, majas dibagi empat macam :
A. Majas Perbandingan
B. Majas Sindiran
C. Majas Penegasan
D. Majas Pertentangan
Majas Personifikasi

Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat


manusia kepada benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat
seperti manusia atau benda hidup.
Contoh :
Angin berbisik menyampaikan salamku padanya.
Majas Metafora

Majas yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan


tepat atas dasar sifat yang sama.
Contoh :
Raja siang telah pergi ke peraduannya.
(raja siang = matahari)
Majas Hiperbola

Majas yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa/tindakan


sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pengertiannya untuk
menyangatkan arti.

Contoh :
Cintaku membara setiap melihat wajahmu.
Majas Litotes

Majas yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan


artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
Contoh :
Perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudera luas.
Majas Simbolik

Majas yang melukiskan sesuatu dengan memperbandingkan benda-


benda lain sebagai simbol atau perlambang.

Contoh :
Melati  lambang kesucian
Bunga  lambang kecantikan
Majas Repetisi

Majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata


atau beberapa kata berkali-kali.
Contoh :
Cinta adalah keindahan
Cinta adalah kebahagiaan
Cinta adalah pengorbanan
Majas Paralelisme

Majas penegasan seperti repetisi tetapi dipakai


dalam puisi. Paralelisme dibagi dua :
a. Anafora
bila kata/frase yang diulang terletak di awal
baris/larik.
contoh :
Kalau’lah diam malam yang kelam
Kalau’lah tenang sawang yang lapang
Kalau’lah lelap orang di lawang
b. Epifora
bila kata/frase yang diulang terletak di akhir baris/larik.
contoh :
Kalau kau mau, aku akan datang
Jika kau kehendaki, aku akan datang
Bila kau minta, aku akan datang
c. Gabungan
bila kata/frase yang diulang terletak di awal dan akhir baris
sekaligus.
contoh :
Kami jemu pada lagu
Kami benci pada lagu
Kami runtuh karena lagu
-Awal baris (anafora)
Sajak ini mengingatkan …
Sajak ini melupakan …
Sajak ini melupakan ….
-Tengah baris
sungai pergi ke laut membawa …
laut pergi ke laut membawa …
awan pergi ke hujan membawa …
-Dalam satu baris
dan berebut menyebut nama Allah
Rima / Persajakan

Persamaan bunyi dalam


puisi untuk menimbulkan
efek irama, estetika, dan
suasana tertentu.
Rima Akhir
RIMA BEBAS
Rima yang tidak berpola / beraturan

Angin kencang datang dari jiwa


Air berpusar dan gelombang naik
Memukul hati kita yang telanjang
Dan menyelimuti dengan kegelapan
RIMA BERATURAN
Rima yang berpola / beraturan (aaaa, abab, aabb, abba, dsb).

Pagiku hilang sudah melayang


Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
CITRAAN / IMAJI
Bayangan, khayalan, pikiran,
gambaran.
Citraan berfungsi untuk menggugah
perasaan, merangsang imajinasi, dan
menggugah pikiran di balik sentuhan
indera.
Jenis – jenis Citraan
•Citraan visual (penglihatan)
•Citraan auditif (pendengaran)
•Citraan kinestetik (gerak)
•Citraan termal (rabaan/peraba)
•Citraan penciuman
•Citraan perasaan
•Citraan pencecapan (lidah)
DEWA TELAH MATI
(Subagio Sastrowardojo)

Tak ada dewa di rawa-rawa ini


Hanya gagak yang mengakak malam hari
Dan siang terbang mengitari bangkai
Pertapa yang terbunuh dekat kuil
-----------
Baris pertama = citraan visual (tak ada)
Baris kedua = citraan auditif (mengakak)
Baris ketiga = citraan kinestetik (terbang) dan
penciuman (bangkai)
Baris keempat = citraan visual (dekat kuil)
Buatlah sebuah puisi bertema
bebas dengan memperhatikan
penggunaan diksi, majas, citraan,
dan rimanya!

Kerjakan di buku tugas!


Ada
Pertanyaan ???

Anda mungkin juga menyukai