Anda di halaman 1dari 9

PUISI

Puisi merupakan suatu bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran serta
perasaan dari penyair dan secara imajinatif serta disusun dengan
mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik
serta struktur batinnya.
Penekanan pada segi estetik pada suatu bahasa serta penggunaan sengaja
pengulangan, meter dan rima merupakan hal yang membedakan pada puisi
dari prosa. Dari pandangan kaum awam biasanya cara dalam membedakan
puisi dan prosa yaitu dari jumlah huruf serta kalimat dalam karya tersebut.
Puisi umumnya lebih singkat dan padat, sedangkan pada prosa lebih mengalir
seperti pada mengutarakan cerita.

JENIS-JENIS PUISI

PUISI LAMA

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mantra
Pantun
Karmina
Seloka
Gurindam
Syair
7. Talibun

PUISI BARU

1. Balada
2. Himne
3. Ode
4. Epigram
5. Romansa
6. Elegi
7. Satire
8. Distikon
9. Terzinaa
10. Kuatrain
11. Kuint
12. Sektet
13. Septime,
14. Oktaf
15. Soneta

PUISI LAMA
Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan. Aturan puisi lama seperti
jumlah kata yang terdapat dalam 1 baris, jumlah baris yang terdapat dalam 1 bait, persajakan
atau rima, banyak suku kata pada tiap baris, dan irama.
Ciri-ciri puisi lama :
1. Puisi lama bisanya berupa puisi rakyat dan tidak diketahui nama pengarangnya.
2. Puisi lama masih terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti dari jumlah baris pada
setiap baitnya, sajak serta jumlah suku kata pada setiap barisnya.
3. Disampaikan dari mulut ke mulut dan dapat disebut juga dengan sastra lisan.
4. Menggunakan majas atau gaya bahasa tetap dan klise.
5. Biasanya berisikan tentang kerajaan, fantastis, serta istanasentris.

JENIS-JENIS PUISI LAMA


1. MANTRA
Mantra merupakan sebuah ucapan-ucapan yang masih dianggap memiliki sebuah kekuatan gaib
Contoh :
Kepada rimba sekampung,
Pulanglah engkau kepada rimba yang besar,
Pulanglah engkau kepada gunung guntung,
Pulanglah engkau kepada sungai yang tiada berhulu,
Pulanglah engkau kepada kolam yang tiada berorang,
Pulanglah engkau kepada mata air yang tiada kering,
Jikalau kau tiada mau kembali, matilah engkau.

2. PANTUN
Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12
suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun
menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
Contoh :
-

Kicau burung dipagi hari


Anak ayam turun dikandang
Ingin berjumpa setiap hari
Agar selalu dapat kupandang

- Tiada air tiada ikan

Amalan dibaca selamat tujuan


Tiada gentar akan cobaanrusak
Jangan tertipu bujukan saitan
Manis tuturnya seprti insan

- Baik budi karna ilmu


Binasa karena cemburu

Tiada bathin dalam kehidupan


Jadikan hati sebagai kawan

Agar tiada dapat dipisahkan

Baik ajaran karena sang ibu


Jangan durhaka pada yang satu

3. KARMINA
Karmina merupakan salah satu jenis pantun kilat seperti sebuah pantun tetapi sangat pendek.
Contoh :

- Dahulu ketan sekarang ketupat


Dahulu preman sekarang ustadz

- Limau purut di tepi rawa


Sakit perut sebab tertawa

- Buah nangka bentuknya bulat


- Sudah tua bangka belum ingat akhirat

- Limau purut di tepi rawa


Biar perutnya gendut baik hatinya

4. SELOKA
Seloka adalah pantun yang berkait.
Contoh :
-

Sudah bertemu kasih sayang


- Pasang berdua bunyikan tabuh
Duduk terkurung malam siang
Anak gadis berkain merah
Hingga setampak tiada renggang
Supaya cedera jangan tumbuh
Tulang sendi habis terguncang
Mulut manis kecindan murah

5. GURINDAM
Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
Contoh:
-

Berbenteng diri dengan akidah


Menjadikan hidup lebih indah

- Menerjang ombak di lautan asa


Berasa hidup lebih perkasa

Rusuh melahirkan musuh


Hidup penuh kisruh dan lumpuh

- Cinta harta cinta tahta


Akhirnya lupa pada Sang Kuasa

6. SYAIR
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a,
berisi nasihat atau cerita.
Contoh:
-

Dengarlah olehmu muda belia


Hidup ini sebentar saja
Jangan mudah tergoda
Oleh wanita dan harta

-Di dunia mencari bekal

Untuk hidup yang kekal


Semua harta pasti ditinggal
Yang tersisa hanyalah amal

- Hiduplah dengan sederhana


Tiada abadi hidup di dunia
Ke akhirat juga akhir kita
Di sanalah abadi selamanya
- Jagalah setiap tindakan
Agar cerah masa depan
Hidup bahagia dan mapan
Indah bagai dalam taman

7. TALIBUN
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
Contoh :
-

Rumah gadang di Minangkabau


nan berukuir sembilan orang
nan bertebat di kebun bunga
cincin emas tinggalah engkau
batu permata biarlah hilang
sekarang intan sudah kupunya

- Telah penat hamba mendaki


mendaki batu berjenjang
bulan tak juga terang-terangnya
Telah penat hamba menanti
telah putih mata memandang
tuan tak kunjun datang juga

PUISI BARU
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris,
suku kata, maupun rima.
Ciri-ciri Puisi Baru:

Bentuknya rapi, simetris;

Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);

Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang
lain;

Sebagian besar puisi empat seuntai;

Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)

Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

JENIS JENIS PUISI BARU


Jenis-jenis puisi baru Menurut isinya, puisi dibedakan atas :
1. BALADA
Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
Contoh :
Balada Kehilangan

Karto membawa tubuh yang kecil


Dan kepala yang kecil pula
Ke tengah samudera
Mempertaruhkan nyawa

Tiga malam sudah Karto tak kembali


2. ROMANSA
Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa Perancis
Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu serta kasih mesra.
Contoh :
Dimana aku kau sembunyikan

Ketika malam aku harus terjaga


Mencari bayangmu di setiap dinding dinding malam
Mencari seulas senyummu di setiap sudut mataku
Dan berakhir menuai ladang kepedihan
Ketika malam terus berlalu
Masih aku merasakan begitu dekat dengan mimpi

3. ODE
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya
ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi
tertentu atau peristiwa umum.
Contoh :
Guru
Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia
Engkau adalah setetes embun
Yang menyejukkan hati
Hati yang ditikam kebodohan
Sungguh mulia tugasmu guru
Tugas yang sangat besar
Guru engkau adalah pahlawanku
Yang tidak mengharapkan balasan

4. EPIGRAM
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani
epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk
dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
Contoh :
LAGU KEMATIAN

ARTI HIDUP

mati bagiku hanyalah istilah


sementara esensinya sama saja
karna hidup dan mati tiada beda
yang beda mampu tidak kita
memaknai hidup dalam mati
dan mati dalam hidup

Hidup adalah perjuangan


Berani menghadapi tantangan
Hidup adalah perjuangan
Bertahan dikala datang cobaan
Hidup adalah perjuangan
Maka berjuanglah untuk hidup

5. HIMNE
Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu pujian
untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di
Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi
yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang
bernapaskan ketuhanan.
Contoh :
Doa
Karya: Taufiq Ismail
Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah
Amiin

6. ELEGI
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa
duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.
Contoh :
Senja di Pelabuhan Kecil
Karya: Chairil Anwar
Buat Sri Ayati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut,
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

7. SATIRE
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran;
kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang
pura-pura, rasuah, zalim, dsb.).
Contoh :
Tikus Berdasi
Lihat kami
Bekerja keras banting tulang
Mengeluarkan keringat
Hanya untuk sesuap nasi
Upah kami
Hanya sebungkus nasi
Tempat tinggal kami
Di istana di bawah jembatan
Lihat kau
Hidup serba mewah
Bersenang-senang di atas penderitaan kami
Berfoya-foya dengan uang rakyat
Negri ini
Memang telah bebas dari penjajah
Tapi negri ini
Belum bebas dari koruptor

Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain:


1. DISTIKON
Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
Contoh :
- Lihat kawanmu tersisih
- Ingatlah sosok si ibu
Jangan lantas kau bersedih
merawatmu tanpa ragu
Masa depan kau tatap
Kegagalan jangan kau ratap

Lihatlah sosok si ayah


Yang bekerja susah payah

2. TERZINA
Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
Contoh :
MENYESAL
kini hidup meredup
bagaikan malam yang gelap
dan mata yang berkedip
dan suara tangismu
telah masuk dalam perasaanmu
kau nsangat mengharapkanmu
luka yang sangat pedih
seperti sabit yang membelah
dan hatiku sangat sedih
kini miskin ilmu miskin harta
hidup harus banyak sengsara
menyesal pun telah terbuka

3. QUATRAIN
Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
Contoh :
Mendatang-datang jua
Mendatang-datang jua
Kenangan lama lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu

4. QUINT
Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
Contoh :

Bunga Kematian
Pelan-pelan datang
Duka yang malang
Seketika harum kembang
Ibuku tersayang
Semoga engkau dalam tenang

5. SEKTET
Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).
Contoh:
Hutan
Rapuh dahan terpotong-potong
Tapi arah masih belum ditemukan
Sedang malam akan hinggap
Sembunyiku di pohon jati
Auman malam akan menantang
Mencari mangsa daging segar

6. SEPTIME
Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
Contoh:
Soal pagi
Soal pagi yang muncul besok
Kau sapa embun di daun
Kau dengar ayam berkokok
Kau panggil gelap dengan ceria
kau sambut dingin dengan semangat
Dan nyalakan api tubuhmu
Memutari beberapa tempat
7. OKTAF
Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi
delapan seuntai).
Contoh:
Langit belum biru
Langit masih belum biru
Ketika kau tanya soal itu
Jawabannya akan buat bingung
Akan ada tanda tanya di kepala
Tanda penasaran dalam hati
Lalu kau ajak temanmu ke bukit
menatap birunya langit
Karena kau tak dapat jawabanku

8. SONETA
Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama
masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata
sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang
bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan
Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai Pelopor/Bapak Soneta
Indonesia. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris,
tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah
jumlah barisnya (empat belas baris).
Contoh :
Gembala
Perasaan siapa ta kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
Muhammad Yamin, SH.)

DAFTAR PUSTAKA
http://www.contohsuratku.net/2016/08/menulis-puisi-baru-distikon-terzina-kuatrin-quint-sektetseptima-stanza-dan-soneta.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Puisi

http://www.guruberbahasa.com/2016/02/contoh-contoh-puisi-distikon-terbaru.html
http://mjbrigaseli.blogspot.co.id/2014/03/contoh-puisi-himne_5527.html

Anda mungkin juga menyukai