Anda di halaman 1dari 22

MAJALAH SASTRA

CATATAN MILENIAL

STKIP NU INDRAMAYU Daftar isi

Mata Kuliah: ManajemenPendidikan i - Cover


DosenPengampu: Muhammad Sholeh, ii - Daftar Isi
M.Pd 1 - Puisi (Vuara Malam/ Chairil Anwar)

2 - Pantun Jenaka
Penulis 3 - Puisi (Vagina/ Widya Husein)
Ela Nurlaelah 4 - Quotes Of The Day

5 - Propagasi Senartogok
TimRedaksi;
6 - Biografi Chairil Anwar
FanyOktafiani
7 - Biografi R. A. Kartini
Julifah
8 - Kritik Sastra
Risma Amelia
10 - Catatan Tanpa Sengaja
RoudhotulMaula

11 - Kumpulan Sajak

Penyunting 12 - Cerita Fabel


ElaNurlaelah 13 - Teks Anekdot

14 - Biografi R. Dewi Sartika
PenyusunMajalah 15 - Biografi Soekarno
ElaNurlaelah 16 - Cerpen (Peradilan/ Putu Wijaya)


Pengumuman
PendesainSampul Untuk mengejar nomor -nomor yang tertinggal,
ElaNurlaelah nomor ini dijadikan nomor rangkap (8-9).

TEBAL 22 HALAMAN
Penerbit

Indramayu;
Tidak dijual !
Surat izin penertiban ketua: Ela Nurlaelah
Karyaku.com, 2022 Tugas UAS 23 Desember 2022
PUISI
SUA

RA MALAM
ht
CHAIRIL ANWAR

tp
s: Dunia badai dan topan
// Manusia mengingatkan,
w
w "Kebakaran di Hutan"
w.
se
Jadi ke mana
p Untuk damai dan reda?
e
n
Mati.
u Barang kali ini diam kaku saja
h
n dengan ketenangan selama bersatu
y
mengatasi suka dan duka
a.
c kekebalan terhadap debu dan
o
m
nafsu.
/2 Berbaring tak sedar
0
22 Seperti kapal pecah di dasar lautan
/0 jemu dipukul ombak besar.
5/
p Atau ini.
ui
si
Peleburan dalam Tiada
- dan sekali akan menghadap cahaya.
s
u .......................................................
ar Ya Allah! Badanku terbakar —
a-
m segala samar.
al
a
Aku sudah melewati batas.
m Kembali? Pintu tertutup dengan
.h
t keras.
m
l?
m Februari, 1943
=1
PANTUN JENAKA
Duduk di atap si kucing betina
Tak hentinya mengeong-ngeong
Kulihat wanita cantik jelita
Malang melanda punggungnya bolong

Hewan-hewan menangis tersedu


Mendengar musik yang sedang diputar
Senyummu manis bagai madu
Membuat hati abang bergetar

Kupu-kupu terbang melintang


Hinggap mengisap bunga layu
Hati di dalam menaruh bimbang
Melihat ikan membaca buku

Kapal berlayar di Laut Jawa


Nakhoda mengacungkan jempol
Adik menangis lalu tertawa
Melihat kakak masih mengompol

Kertas putih untuk ditulis


Benang putih dibuat katun
Jika orang suka menulis
Sampai tua tak akan pikun

Jalan-jalan ke Surabaya
Jangan lupa oleh-olehnya
Bila wajah kita ceria
Hidup ini pun terasa bahagia

Jalan-jalan naik delman


Keliling kota hingga senja
Teman mengaku teman
Kalau tersedia maunya saja

https://jogja.suara.com/amp/read/2021/12/21/130348/kumpulan-pantun-jenaka-untuk-lomba-sastra
PUISI VAGINA
Karya: Widya Husein
Eros telah mati…

Kau tidak perlu mendengar Syahrazad,


jika hanya ingin melihat kemaluan perempuan yang bisa bicara.
Pergilah ke pelacuran paling sundal,
di sana kau akan mendengar bibir kemaluan yang memberontak
dan berteriak-teriak:
Bahwa Eros telah mati,
dan cinta hanyalah omong kosong dari mulut peramal,
pemerkosa, penyair dan lelaki.
Dan ya, hari ini kaum Adam adalah budak Samiri, mereka jalang
dan tidak akan mengerti apa itu cinta, sebelum membelah
hatiku dengan tongkat Musa dan memasukinya.

Apakah kau tahu, mengapa perlambang cinta begitu keji. Sebuah


hati yang ditembus dengan anak panah, dan sudah banyak
perempuan jatuh tersungkur olehnya dan mati.
Sesungguhnya siapa pemilik gravitasi,
siapa Eros, mengapa epos bagi lelaki adalah penyelamat,
padahal dalam sedetik ia bisa saja berubah menjadi pemerkosa
dan pengkhianat.
Apakah karena tulang rusuk Adam tidak hanya satu yang
bersemayam di tubuhnya, aku akan terus menanyakan hal itu,
sampai tidak ada yang berahi menyetubuhiku, tidak ada.

Aku masih mencari perginya cinta dan penyelamat itu, cahaya


yang membawa tubuh Isa ke langit, sebelum amuk darah
menghabisinya.
Jika memang sudah tidak ada lagi cinta dan penyelamat di dunia
ini, apakah aku harus menyelamatkan kaumku dengan caraku
sendiri.
Dengan memasukkan sebutir anggur ke dalam kemaluan Hawa
dan menjahitnya, sampai tidak ada lagi ruang dan waktu
sedikitpun untukmu bercinta.

Yogyakarta, 2018

https://kepotimes.com/read/puisi-vagina-widiya-husein-
LS01R2k1cHpJN0I3SQ
Ela Nurlaelah
22 DESEMBER 2022

Quotes of the day

Layaknya jalan raya


yang memercikkan
debunya di antara
pengendara

QUOTESKU, QUOTESMU HEHEE


SENARTOGOK
ASURANSI KEHIDUPAN
Propagasi

Walau dengan kain sisa lusuh hitam bendera kami kibarkan utopia lama

Walau dengan pamflet foto kopi yang tak berwarna kami sebarkan bertumpuk gelisah

Walau dengan sayur makanan yang terbuang kami bagikan beribu keriangan

walau dengan teguk akhir alkohol bergelimpang kami serahkan nasib pada tawa

Hening saat ini tidaklah menjamin ketenangan esok hari

tawa malam ini tidaklah berarti keceriaan pagi nanti

walau dengan buku bekas berjejalan ditaman kami bacakan sekerat kemarahan

walau dengan poster ringkih anti kekerasan kami gambarkan rasa dalam dukungan

walau dengan spanduk kusam bernyawa penolakan kami bentangkan impul dan harapan

walau dengan panggung mungil atau pentas murahan kami tantang semua ketidak mungkinan

selamanya nyali melekat utuh di hati teguhlah tiupkan roh propagasi

selama keserakahan terikat birahi bersiap dengan obituari

walau dengan diskusi spontan dikamar kontrakan kami bincangkan tentang masa depan

walau dengan kekalahan setiap turun kejalan kami telan sedih dan tangis kawan

walau dengan coretan kutipan ditembok kota kami tuliskan puisi tercela

walau dengan sekian edisi zine tak berkala kami kabatkan aneka gairah

luka siang ini tidaklah menjanjikan kemenangan lusa depan

semangat sore ini tidak memastikan kepiluan akhir pekan

https://makanxmentah.wordpress.com/2017/03/08/senartogok-propagasi-lirik/
Cairil Anwar (26 Juli 1922 – 28 April 1949),
BIOGRAFI
dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" (dari

karyanya yang berjudul Aku), adalah penyair


Chairil Anwar
terkemuka Indonesia. Dia diperkirakan telah

menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama

Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh

H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45

sekaligus puisi modern Indonesia

perkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70


puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia
Lahir: 26 Juli 1922 dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor
Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia.
Belanda Medan, Sumatra
Timur, Hindia Belanda Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sebelum
pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan
Meninggal ibunya pada tahun 1940, di mana dia mulai
28 April 1949 (umur 26) menggeluti dunia sastra. Setelah
mempublikasikan puisi pertamanya pada
Jakarta, Indonesia
tahun 1942, Chairil terus menulis. Puisinya
Pekerjaan menyangkut berbagai tema; mulai dari
Penyair pemberontakan, kematian, individualisme,
eksistensialisme, hingga tak jarang multi-
Kebangsaan interpretasi.
Indonesia
Puisi hasil karya Chairil sempat dituduh sebagai
Periode hasil plagiarisme[19] oleh H.B Jassin. Dalam
1942–1949 tulisannya pada Mimbar Indonesia yang
berjudul Karya Asli, Saduran, dan Plagiat ia
Aliran sastra
membahas tentang kemiripan puisi Karawang-
Angkatan ‘45 Bekasi dengan The Dead Young Soldiers karya
Karya terkenal Archibald MacLeish. Namun, Jassin tidak
menyalahkan Chairil. Menurut dia, meskipun
Aku mirip, tetap ada rasa Chairil di dalamnya.
Krawang Bekasi Sedangkan sajak MacLeish, menurut Jassin,
hanyalah katalisator penciptaan.
BIOGRAFI
R.A KARTINI

Raden Adjeng Kartini (21 April 1879 – 17 September 1904) atau sebenarnya lebih
tepat disebut Raden Ayu Kartini[a] adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan
Nasional Indonesia.[1] Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan
Nusantara. Ia adalah seorang aktivis perempuan Indonesia terkemuka yang
mengadvokasi hak-hak perempuan dan pendidikan perempuan. Ia mempunyai
tanggal lahir yang sama seperti dr. Radjiman Wedyodiningrat, yakni sama-sama
lahir pada 21 April 1879.

Lahir
21 April 1879
Jepara, Hindia Belanda
Meninggal
17 September 1904 (umur 25)
Rembang, Hindia Belanda
Nama lain
Raden Ayu Kartini
Dikenal atas
Emansipasi wanita
Suami/istri
K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojoadhiningrat
Anak
Soesalit Djojoadhiningrat

dilahirkan dalam keluarga bangsawan Jawa di Hindia Belanda (sekarang


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kartini

Indonesia). Setelah bersekolah di sekolah dasar berbahasa Belanda, ia ingin


melanjutkan pendidikan lebih lanjut, tetapi perempuan Jawa saat itu
dilarang mengenyam pendidikan tinggi. Ia bertemu dengan berbagai
pejabat dan orang berpengaruh, termasuk J.H. Abendanon, yang bertugas
melaksanakan Kebijakan Etis Belanda.

Setelah kematiannya, saudara perempuannya melanjutkan pembelaannya


untuk mendidik anak perempuan dan perempuan.[2] Surat-surat Kartini
diterbitkan di sebuah majalah Belanda dan akhirnya, pada tahun 1911,
menjadi karya: Habis Gelap Terbitlah Terang, Kehidupan Perempuan di
Desa, dan Surat-Surat Putri Jawa. Ulang tahunnya sekarang dirayakan di
Indonesia sebagai Hari Kartini untuk menghormatinya, serta beberapa
sekolah dinamai menurut namanya dan sebuah yayasan didirikan atas
namanya untuk membiayai pendidikan anak perempuan di Indonesia. Dia
tertarik pada mistisisme dan menentang poligami.
K R I T I K P u i s i I b u

S A S T R A Chairil Anwar

Pernah aku ditegur


Katanya untuk kebaikan

Pernah aku dimarah


Katanya membaiki kelemahan

Pernah aku diminta membantu


Katanya supaya aku pandai

Ibu….
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja

Pernah aku melawan


Katanya aku degil

Pernah aku menangis


Katanya aku lemah

Ibu….
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat

Setiap kali aku kecewa


Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat

Setiap kalo aku dalam kesakitan


Dia ubati dengan penawar dan semangat

Dan bila aku mencapai kejayaan


Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

Namun….
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu

Begitu kuatnya dirimu…


Ibu….
Aku sayang padamu…

Tuhanku…
Aku bermohon padamu
Sejahterakan lah dia
Selamanya….
https://koranperbatasan.com/salam-perbatasan/baca/48184/kritik-sastra-puisi-ibu.html
K R I T I K S A S T R A P u i s i I b u

Sinopsis Puisi Ibu. Chairil Anwar

Puisi “Ibu” diciptakan oleh Chairil Anwar yang sangat


populer di Indonesia. Dalam puisi yang diciptakan oleh
Chairil Anwar ini menceritakan bagaimana sikap sang ibu
kepadanya melalui puisi tersebut. Dari puisi tersebut
mengungkapkan rasa berterima kasih dari seorang anak
kepada sang ibu yang telah merawat, membesarkan, dan
mendidik dengan kasih sayang yang tulus.

Anak tersebut mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan


yang maha kuasa yang telah memberikan seorang ibu
yang begitu mengasihinya dengan tulus serta penuh kasih
sayang yang sejati.

Kelebihan dalam Puisi-Ibu ini pilihan kata yang


digunakan sangat mampu menyentuh hati pembaca dan
pendengar puisi ini. Dalam puisi tidak terlalu ada memuat
kata-kata kiasan atau majas yang berlebihan.

Sehingga penggunaan kata konkret di dalam puisi ini


sangat memiliki porsi yang banyak sehingga para pembaca
dapat mengerti dengan mudah. Dalam puisi ini berbentuk
rapi dan tertata yang menghasilkan suatu bentuk fisik
yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana pembaca.
https://koranperbatasan.com/salam-perbatasan/baca/48184/kritik-sastra-puisi-ibu.html
Catatan Tanpa Sengaja
KARYA: ELA NURLAELAH
P
Ketika matahari tak lagi bercahaya karena u
tergantikan oleh awan hitam lalu ia
menghentikan akan perannya ~ i
Apakah ada yang menemani ketika ia mati? s
Tidak.
Pelangi akan datang di saat ia sudah i

memancarkan cahayanya kembali.

Kini mataharinya tak lagi bersinar..


Akankah bumi segera gelap atas
kepadaman sinarnya? Hm, Aku harap tidak.
Semoga lentera dapat menyalurkan cahaya-
cahaya ketulusannya agar bumi kembali
terang dan indah.
KUMPULAN
SAJAK
SAJAK KASIH SAYANG IBU DAJAK KEMANUSIAAN

DIA ADALAH MALAIKAT SURGA


KEMANUSIAAN PRIBADI
YANG SAYAPNYA PATAH
BERADA DI DUNIA YANG PENUH RASA SAKIT TURUNAN KAMANUSAAN
UNTUK MERAWAT KAMI TANPA LELAH MOAL SLIDE JEUNG NUDE SEJEN

GUMELAR TI BABAHEULA
SAJAK TERIMAKASIH IBU
LIMA WARNA GEUS LILA
IBU ADALAH PELITA KAMI
BERTAHUN-TAHUN KEMUDIAN BERGANTI TAHUN
KELUARKAN KAMI DARI KEGELAPAN HATI
MENUJU JALAN YANG DIBERKATI OLEH TUHAN PEREUM BULAN DEMI BULAN
SEMOGA SELALU DIBERKATI

UBAH BULAN UNTUK MENGGANTI LANTAI


SAJAK BALAS DENDAM
MERUBAH TANGGAL BULAN NGARAN
KENCANGKAN PEMBULUH DARAH SAAT
LALANDEN BERUBAH MENJADI LALANDEN
BERTEMU
LEDAKAN EMOSIONAL SAAT BERTEMU EUSINA MAH SABAHEULA
SAYA INGIN MENGHANCURKAN SETIAP MEMORI MANUSIA KERAJAAN SEVENNA SAPANCUH
AGAR SAYA BISA BEBAS DARI KEBENCIAN
ANCHOR ALAM SALAPAN

SAJAK YA TUHAN

KEMANUSIAAN PRIBADI
MAAF SIAPA YANG PENUH DENDAM
DAN BUATLAH JANTUNG INI BERDEBAR DERIVASI KEMANUSIAAN
KENCANG TIDAK AKAN BERUBAH DENGAN ORANG LAIN
SEHINGGA SEMUA KELELAHAN BERKURANG
ITU SUDAH LAMA MUNCUL

SAJAK TERDIAM WARNA YANG BERVARIASI TELAH ADA SEJAK


DERU OMBAK DI KARANG SUDAH TIDAK LAMA
TERDENGAR LAGI
SETELAH BERTAHUN-TAHUN BERGANTI TAHUN
SEOLAH-OLAH SEMUA INDRA TELAH
DIBUBARKAN SETELAH BERBULAN-BULAN, UBAH BULANNYA
KOSONG DI HATI YANG KOSONG

HANYA DIAM DI JIWA


TIDAK ADA MUSIK DI DUNIA SAYA UBAH NAMA GANTI BULAN
HANYA PERASAAN HAMPA YANG TERUS NAMA PERUBAHAN TANGGAL BULAN
MEMBURU
PERUBAHAN NAMA
SAYA BERHARAP KUPU-KUPU DATANG
UNTUK MENDEKORASI HIDUPKU ISINYA MASIH YANG LAMA JUGA

MANUSIA ADALAH MANUSIA


SAJAK BELAJAR
TUJUH KERAJAAN ITU BANYAK
BELAJAR MENJADI INSPIRASI SEMBILAN JANGKAR ALAM
JANGAN MALAS, HARUS AKTIF

SAINS AKAN MEMBUAT KITA AMAN


DI DUNIA INI ATAU SELANJUTNYA SAJAK CINTA
PENGETAHUAN MEMBUAT KITA LEBIH DEWASA

PENGETAHUAN JUGA MEMBAWA LARA PERGI


BUKANKAH FAKTOR SAINS YANG MEMBUAT KITA TUHAN MENJAUHKANMU DARIKU, YANG DIAM-
BAHAGIA DIAM MENCINTAIMU.
DARI MUDA SAMPAI TUA

https://rumussoal.com/contoh-sajak/
KANCIL DAN
ANJING
Fabel
PEMBURU

Di sebuah hutan ada pemburu yang ditemani


anjingnya. Ia mencari hewan-hewan hutan untuk
dimangsa. Anjing tersebut dilatih untuk memburu
hewan-hewan di hutan. Pemburu tersebut akhirnya
mencari buruannya bersama sang anjing. Di tengah
pemburuannya, ia melihat kancil sedang makan. Ia
berusaha mengejar sang kancil sampai akhirnya sang
kancil tertangkap. Sang kancil berusaha keras
mengindari pemburu dan anjingnya.

Namun, apa daya, dia malah tertangkap dan


dimasukkan ke kandang. Sang kancil termasuk hewan
yang cerdik di hutan. Ia berusaha keluar dari kandang
tesebut. Sang kancil berusaha menipu anjing tadi agar
ia bisa membantu mengeluarkannya dari kandang.
Kancil berkata bahwa dirinya disayang oleh pemburu
karena kancil diberi makanan yang banyak dan kasih
sayang lebih. Ia juga berkata bahwa anjing tadi akan
digantikan oleh kancil.

Dengan berpikir panjang akhirnya anjing berhasil Pesan moral: apabila kita
ditipu oleh sang kancil. Ia termakan kata-katanya dan mempunyai semangat
tidak terima atas perkataan kancil. Akhirnya anjing
dan keinginan kuat untuk
membuka pintu kandang dan mengusir kancil dari
tempatnya. Anjing juga mengancam kancil apabila ia
mewujudkannya, ccepat
masih mendekati pemburu, ia akan dimangsa. atau lambat pasti
keinginan tersebut akan
Sang kancil pun langsung menjauhi tempat pemburu
terwujud.
tadi dan berusaha meloloskan diri. Sang pemburu
datang untuk mengambil buruannya. Melihat
buruannya yang lepas, membuat pemburu sangat
marah. Pemburu tadi akhirnya marah kepada anjing
tadi. Dengan kecerdikan kancil membuatnya terlepas
dari bahaya yang mengancamnya.

https://www.bola.com/ragam/read/4895780/contoh-contoh-cerita-fabel-singkat-lengkap-beserta-pesan-moralnya
27

T E K S

Anekdot

Struktur Teks Anekdot


Struktur teks anekdot adalah terdiri dari lima bagian. Kelima
bagian teks anekdot adalah abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan
koda. Berikut ini penjelasannya:

Abstrak
Abstrak adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi Teks anekdot adalah teks yang memaparkan cerita singkat yang
gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal
unik yang akan ada di dalam teks. menarik, lucu, dan mengesankan karena isi teks anekdot berupa
Orientasi
Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita kritik atau sindiran terhadap kebijakan, layanan publik, perilaku
atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya
penulis bercerita dengan detail di bagian ini. penguasa, atau suatu fenomena/ kejadian.
Krisis atau Komplikasi
Krisis atau komplikasi adalah bagian dimana terjadi hal atau
masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis
Tujuan Teks Anekdot
atau orang yang diceritakan.
Tujuan teks anekdot adalah untuk mengungkapkan suatu
Reaksi
kebenaran yang di dalamnya ada sindiran secara tidak langsung.
Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang
Artinya teks anekdot bukan sekadar hanya lelucon semata, tetapi
ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi.
memiliki nilai-nilai atau makna dibalik cerita lucunya.
Koda
Koda adalah bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga
dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami
Penyajian teks anekdot dapat berbentuk teks narasi, dialog, dan
penulis atau orang yang ditulis. cerita bergambar. Dalam penyajian teks anekdot selalu

menggunakan kalimat langsung.

Tujuan Teks Anekdot


Tujuan teks anekdot adalah untuk mengungkapkan suatu
kebenaran yang di dalamnya ada sindiran secara tidak
langsung. Artinya teks anekdot bukan sekadar hanya lelucon
semata, tetapi memiliki nilai-nilai atau makna dibalik cerita
lucunya.

Penyajian teks anekdot dapat berbentuk teks narasi, dialog, dan


cerita bergambar. Dalam penyajian teks anekdot selalu
menggunakan kalimat langsung.

https://news.detik.com/berita/d-6431440/teks-anekdot-adalah-ciri-ciri-struktur-cara-membuat-dan-contoh/amp#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16717810039702&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com
BIOGRAFI

R. DEWI SARTIKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dewi_Sartika

Pada tahun 1906, ia menikah dengan


Raden Kanduruhan Agah Suriawinata
yang merupakan guru dari Sekolah
Raden Dewi Sartika (Sunda: ᮛᮓᮦᮔ᮪
ᮓᮦᮝᮤ ᮞᮁᮒᮤᮊ, translit. Radén Déwi Karang Pamulang.
Sartika; 4 Desember 1884 – 11
September 1947) adalah seorang
Ia dianugerahi gelar Orde van Oranje-
advokat dan tokoh perintis pendidikan
untuk kaum wanita. Ia juga merupakan Nassau pada ulang tahun ke-35
salah satu tokoh perempuan Sekolah Kaoetamaan Isteri sebagai
Indonesia paling terkenal. Ia diakui
penghargaan atas jasanya dalam
sebagai Pahlawan Nasional oleh
Pemerintah Indonesia pada tahun memperjuangkan pendidikan.[4][7]
1966. Pada 1 Desember 1966, ia diakui
sebagai Pahlawan Nasional.
Lahir:
4 Desember 1884. Cicalengka,
Bandung, Keresidenan Priangan, Nama Dewi Sartika digunakan
Hindia Belanda. sebagai nama jalan di mana
Meninggal:
sekolahnya berada.
11 September 1947 (umur 62).
Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat,
Indonesia.

Kebangsaan: Indonesia.

Dikenal: Pahlawan Nasional; Perintis


pendidikan wanita.

Suami: Raden Kanduruhan Agah


Suriawinata.
BIOGRAFI
SOEKARNO
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Soekarno
Soekarno lahir di Peneleh, Surabaya, Jawa Timur dengan nama Kusno
(Koesno) yang diberikan oleh orangtuanya. Akan tetapi, karena ia sering sakit
maka ketika berumur sebelas tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh
ayahnya. Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah
Bharata Yudha yaitu Karna. Nama "Karna" menjadi "Karno" karena dalam
bahasa Jawa huruf "a" berubah menjadi "o" sedangkan awalan "su" memiliki
arti "baik".

Di kemudian hari ketika menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti


olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut
menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Ia tetap menggunakan nama Soekarno
dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan
yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak
boleh diubah, selain itu tidak mudah untuk mengubah tanda tangan setelah
berumur 50 tahun. Sebutan akrab untuk Soekarno adalah Bung Karno.

Jalan Proklamasi, yang dulunya bernama Jalan Pegangsaan Timur,
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed merupakan letak bekas kediaman Soekarno yang berada di Jakarta
Soekarno. Hal ini terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Pusat. Rumah tersebut diberikan oleh Syech Faradj bin Martak. Rumah
Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, "Siapa nama kecil tersebut menjadi saksi bisu Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
Soekarno?"[10] karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian penamaan 17 Agustus 1945 yang dikumandangkan di sana. Kediaman Bung Karno
yang dijadikan tempat pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan
di Indonesia, terutama nama Jawa, yang hanya menggunakan satu nama saja
pun sudah tidak ada lagi dan digantikan dengan kehadiran Tugu
atau tidak memiliki nama keluarga.
Proklamasi dengan patung Soekarno-Hatta yang menggambarkan

suasana pembacaan teks Proklamasi pada tahun 1945 dahulu.
Soekarno menyebutkan bahwa nama Achmed didapatnya ketika menunaikan
ibadah haji.[11] Dalam beberapa versi lain, disebutkan pemberian nama Dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Soekarno pada 6 Juni
Achmed di depan nama Soekarno, dilakukan oleh para diplomat muslim asal 2001, maka Kantor Filateli Jakarta menerbitkan prangko "100 Tahun
Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri dalam upaya untuk Bung Karno". Prangko yang diterbitkan merupakan empat buah
prangko berlatar belakang bendera Merah Putih serta menampilkan
mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara
gambar diri Soekarno dari muda hingga ketika menjadi Presiden
Arab.
Republik Indonesia. Prangko pertama memiliki nilai nominal Rp500 dan

menampilkan potret Soekarno pada saat sekolah menengah. Yang
Dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia[12] dijelaskan kedua bernilai Rp800 dan gambar Soekarno ketika masih di perguruan
bahwa namanya hanya "Sukarno" saja, karena dalam masyarakat Indonesia tinggi tahun 1920-an terpampang di atasnya. Sementara itu, prangko
bukan hal yang tidak biasa memiliki nama yang terdiri satu kata. yang ketiga memiliki nominal Rp900 serta menunjukkan foto Soekarno

saat proklamasi kemerdekaan RI. Prangko yang terakhir memiliki
gambar Soekarno ketika menjadi Presiden dan bernominal Rp1000.

Keempat prangko tersebut dirancang oleh Heri Purnomo dan dicetak


sebanyak 2,5 juta set oleh Perum Peruri. Selain prangko, Divisi Filateli
PT Pos Indonesia menerbitkan juga lima macam kemasan prangko,
album koleksi prangko, empat jenis kartu pos, dua macam poster Bung
Karno serta tiga desain kaus Bung Karno.

Prangko yang menampilkan Soekarno juga diterbitkan oleh Pemerintah


Kuba pada tanggal 19 Juni 2008. Prangko tersebut menampilkan
gambar Soekarno dan presiden Kuba Fidel Castro. Penerbitan itu
bersamaan dengan ulang tahun ke-80 Fidel Castro dan peringatan
kunjungan Presiden Indonesia, Soekarno, ke Kuba.

Nama Soekarno diabadikan sebagai nama gelanggang olahraga pada


tahun 1958. Bangunan tersebut, yaitu Gelanggang Olahraga Bung
Karno, didirikan sebagai sarana keperluan penyelenggaraan Asian
Games IV tahun 1962 di Jakarta. Pada masa Orde Baru, kompleks
olahraga ini diubah namanya menjadi Gelora Senayan. Tapi sesuai
keputusan Presiden Abdurrahman Wahid, Gelora Senayan kembali
pada nama awalnya yaitu Gelanggang Olahraga Bung Karno. Hal ini
dilakukan dalam rangka mengenang jasa Bung Karno.

Setelah kematiannya, beberapa yayasan dibuat atas nama Soekarno.


Dua di antaranya adalah Yayasan Pendidikan Soekarno dan Yayasan
Bung Karno. Yayasan Pendidikan Soekarno adalah organisasi yang
mencetuskan ide untuk membangun universitas dengan pemahaman
yang diajarkan Bung Karno. Yayasan ini dipimpin oleh Rachmawati
Soekarnoputri, anak ke tiga Soekarno dan Fatmawati. Pada tahun 25
Juni 1999 Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie meresmikan Universitas
Bung Karno yang secara resmi meneruskan pemikiran Bung Karno,
Nation and Character Building kepada mahasiswa-mahasiswanya.
HTTPS://RINIINTAMA.WORDPRESS.COM/PERADILAN-RAKYAT-CERPEN-PUTU-WIJAYA/ CERPEN
K A R Y A
P U T U W I J A Y A
PERADILAN RAKYAT
“Tapi aku datang tidak sebagai putramu,” kata pengacara muda itu,
“aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin
menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini.”
Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak
terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab
dengan suara yang tenang dan agung.

“Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?”


Pengacara muda tertegun. “Ayahanda bertanya kepadaku?”
“Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik
korupsi ini.”
Pengacara muda itu tersenyum.

“Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku.”

“Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga
berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan
keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan
keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan
berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang
cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih
buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-
injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu
pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu
sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di
sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa
Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-
pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan
gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat
kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar
dari buku itu.”

Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba


memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong
itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.
CERPEN K A R Y A P U T U W I J A Y A
PER ADILAN RAKYAT
HTTPS://RINIINTAMA.WORDPRESS.COM/PERADILAN-RAKYAT-CERPEN-PUTU-WIJAYA/

"Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh
sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas
dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang
sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu
tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian
lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu
berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri.”

Pengacara tua itu meringis.


“Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa
bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan.”
“Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!”
Pengacara tua itu tertawa.
“Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!” potong pengacara tua.
Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu minta maaf.

“Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan,”
sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati

juga pujian itu, “jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri
dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin
beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam, karena
kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini.”

Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri. Lalu ia


meneruskan ucapannya dengan lebih tenang.

“Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku mau berdialog.”


“Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya.”

“Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela
seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak
keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan
kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan
seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah.
Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk
membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater
spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada
kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang
pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari
apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-
terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku
tangani.
CERPEN K A R Y A P U T U W I J A Y A
PER ADILAN RAKYAT
HTTPS://RINIINTAMA.WORDPRESS.COM/PERADILAN-RAKYAT-CERPEN-PUTU-WIJAYA/

Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh
menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu
dingin danbeku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya
tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa
alasan. Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya.
Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin
menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun,
tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik
terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela
seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena
kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang
menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan
itulah yang aku tentang.

Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus
dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini.”

Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk memberikan waktu pengacara senior
itu menyimak. Kemudian ia melanjutkan.

“Tapi aku datang kemari bukan untuk minta pertimbanganmu, apakah


keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku datang kemari karena
setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu sendiri datang ke
tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia untuk
membelanya.”

“Lalu kamu terima?” potong pengacara tua itu tiba-tiba.


Pengacara muda itu terkejut. Ia menatap pengacara tua itu dengan heran.
“Bagaimana Anda tahu?”

Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke


tempat yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia sudah mengarungi jarak
ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia berkata: “Sebab aku
kenal siapa kamu.”

Pengacara muda sekarang menarik napas panjang.


“Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang
pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar
aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku
mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu
pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang
seadil-adilnya.”
CERPEN K A R Y A P U T U W I J A Y A
HTTPS://RINIINTAMA.WORDPRESS.COM/PERADILAN-RAKYAT-CERPEN-PUTU-WIJAYA/ PER

ADILAN RAKYAT
oleh negara. Aku dengar sebuah tim yang sangat tangguh akan diturunkan.”

“Tapi kamu akan menang.”


“Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu aku akan menang.”

“Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara. Keputusan sudah bisa


dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara itu, tetapi
karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat ini.”
negaramu, bukan?”

Keputusanmu sudah tepat. Menegakkan hukum selalu dirongrong oleh berbagai


tuduhan, seakan-akan kamu sudah memiliki pamrih di luar dari pengejaran
keadilan dan kebenaran. Tetapi semua rongrongan itu hanya akan menambah
pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu terus mendengarkan suara hati
nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional.”

Pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan


pemerintah yang sah.

Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak


memberikan kesempatan.
“Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu
pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah
sangat rindu kepada dia.”pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan
hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.

Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya


membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah
negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara
besar itu.

“Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan
meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku,” rintihnya dengan
amat sedih, “Aku terus membuka pintu dan mengharapkan kau datang lagi
kepadaku sebagai seorang putra. Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu
kepada putraku. Lupakah kamu bahwa kamu bukan saja seorang
profesional, tetapi juga seorang putra dari ayahmu. Tak inginkah kau
mendengar apa kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan
dengan sebuah perkara, di mana seorang penjahat besar yang terbebaskan
akan menyulut peradilan rakyat seperti bencana yang melanda negeri kita
sekarang ini?” ***

Anda mungkin juga menyukai