(Rustam Efendi)
Angkatan 66
Angkatan 50
DENGAN PUISI AKU
KAKI LANGIT
Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Jang sampai dimalam bisu
Dengan puisi aku bercinta
Berbaur cakrawala
Desah jang mendjadi kalimat terachir
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian Yang Akan Datang
Untuk tekebur dan menolak kedjang lupa
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
O, kekasih biarpun jang dimana Dengan puisi aku mengutuk
Napas jaman yang busuk
Dari putus asa sampai lapar putus asa Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya
Kugamit suaraku sendiri
(Taufiq Ismail)
Sampai tak ada jang mendengar
"Hatiku selembar daun"
Kemudian. Sampai menemukan sebuah
nama: Hatiku selembar daun melayang jatuh di
rumput
Jang memantulkan katja: Terlintas bajang- Nanti dulu, biarkan aku sejenak berbaring
bajang di sini
Ada yang masih ingin ku pandang
Sendiri diatas runtuhan Yang selama ini senantiasa luput
Sesaat adalah abadi
Keruntuhan adalah djedjak tjinta! Tunggu! Sebelum kau sapu taman setiap pagi
(Sapardi Joko Damono)
1953
TENTANG KEMERDEKAAN
Kemerdekaan ialah tanah air dan laut
semua suara
Djanganlah takut kepadanja
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepikau sepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul diri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisaunya ke dalam nyanyi
(Sutardji Calzoum Bachri)
KANGEN
itulah berarti
(W.S Rendra)