Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan masalah............................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
A. Pengertian haji .................................................................................... 2
B. Syarat,rukun dan wajib haji................................................................ 3
C. Manasik haji ....................................................................................... 6
D. Permasalahan kontemporer haji ......................................................... 7
E. Macam-macam haji ............................................................................ 7

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 8


A. Kesimpulan ........................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Haji merupakan rukun Islam yang kelima yang diwajibkan bagi seorang
Muslim sekali sepanjang hidupnya bagi yang mampu melaksanakanya, Setiap
perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia, contoh seperti
ihrom sebagai upacara pertama maksudnya adalah bahwa manusia harus
melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya mengahadap diri kepada Allah Yang
Maha Agung. Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam
ibadah tersebut diliputi dengan penuh kekhusyu'an, Ibadah haji menambahkan
jiwa tauhid yang tinggi
Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental
dan akhlak yang mulia. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam
seluruh dunia menjadi umat yang satu karena memiliki persamaan atau satu
akidah.
Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membangun
persatuan dan kesatuan umat Islam sedunia. Ibadah haji merupakan muktamar
akbar umat islam sedunia, yang peserta-pesertanya berdatangan dari seluruh
penjuru dunia dan Ka'bahlah yang menjadi simbol kesatuan dan persatuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Dasar hukum pelaksanaan ibadah haji?
2. Apa syarat rukun dan wajib haji?
3. Hal-hal apa yang berkaitan dengan manasik haji dan persoalan kontemporer
haji?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan dasar hukum pelaksanaan ibadah haji.
2. Untuk mengetahui syarat rukun dan wajib haji.
3. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan manasik haji dan
persoalan kontemporer haji.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Haji
Menurut bahasa kata Haji berarti menuju, sedang menurut pengertian syar’i
berarti menyengaja menuju ke ka’bah baitullah untuk menjalakan ibadah (nusuk)
yaitu ibadadah syari’ah yang terdahulu. Hukum haji adalah fardhu ‘ain, wajib
bagi setiap muslim yang mampu, wajibnya sekali seumur hidup. Haji merupakan
bagian dari rukun Islam. Mengenai wajibnya haji telah disebutkan dalam Al
Qur’an, As Sunnah dan ijma’ (kesepakatan para ulama).
Mengenai hukum ibadah haji, asal hukumnya adalah wajib ‘ain bagi yang
mampu. Melaksanakan haji wajib, yaitu karena memenuhi rukun Islam dan
apabila kita “nazar” yaitu seorang yang bernazar untuk haji, maka wajib
melaksanakannya, kemudian untuk haji sunat, yaitu dikerjakan pada kesempatan
selanjutnya, setelah pernah menunaikan haji wajib.
Haji merupakan rukun Islam yang ke lima, diwajibkan kepada setiap muslim
yang mampu untuk mengerjakan. Jumhur Ulama sepakat bahwa mula-mulanya
disyari’atkan ibadah haji tersebut pada tahun ke enam Hijrah, tetapi ada juga yang
mengatakan tahun ke sembilan hijrah.
1. Dalil Al Qur’an
Allah berfirman :
َ‫غنّ ٌّي ع َّن ا ْلعَالَ ّمين‬ ‫يًل َو َم ْن َكفَ َر فَ ّإنه ه‬
َ َ‫َّللا‬ َ ‫ست َ َطا‬
َ ‫ع إّلَ ْي ّه‬
‫س ّب ا‬ ّ ‫اس ّح ُّج ا ْلبَ ْي‬
ْ ‫ت َم ّن ا‬ ّ ‫علَى النه‬
َ ّ‫َو ّ هَلِل‬
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imron: 97).

2. Dalil As Sunnah
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ‫ َو ْال َح ِّج‬، ‫الزكَا ِة‬


َّ ‫ َوإِيت َِاء‬، ِ‫صالَة‬
َّ ‫ َوإِقَ ِام ال‬، ِ‫َّللا‬ ُ ‫َّللاُ َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا َر‬
َّ ‫سو ُل‬ َّ َّ‫اإل ْسالَ ُم َعلَى خ َْم ٍس َش َهادَةِ أ َ ْن الَ إِلَهَ إِال‬
ِ ‫ى‬َ ِ‫بُن‬
َ‫ضان‬
َ ‫ص ْو ِم َر َم‬
َ ‫ َو‬،

2
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi tidak ada sesembahan yang
berhak disembah selain Allah dan mengaku Muhammad adalah utusan-
Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji dan berpuasa di
bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16).
Hadits ini menunjukkan bahwa haji adalah bagian dari rukun Islam. Ini berarti
menunjukkan wajibnya.
3. Dalil Ijma’ (Konsensus Ulama)
Para ulama pun sepakat bahwa hukum haji itu wajib sekali seumur hidup
bagi yang mampu. Bahkan kewajiban haji termasuk perkara al ma’lum minad
diini bidh dhoruroh (dengan sendirinya sudah diketahui wajibnya) dan yang
mengingkari kewajibannya dinyatakan kafir.
Haji merupakan rukun Islam yang ke lima, diwajibkan kepada setiap
muslim yang mampu untuk mengerjakan. jumhur Ulama sepakat bahwa mula-
mulanya disyari'atkan ibadah haji tersebut pada tahun ke enam Hijrah, tetapi ada
juga yang mengatakan tahun ke sembilan hijrah.
B. Syarat, Rukun dan Wajib Haji
1. Kondisi diwajibkannya Haji:
a. Islam
b. Baligh
c. Berakal
d. Merdeka
e. Kekuasaan (mampu)
2. Rukun Haji
a. Ihram yaitu berpakaian ihram, dan niyat ihram dan haji
Melaksanakan ihram disertai dengan niat ibadah haji dengan memakai pakaian
ihram. Pakaian ihram untuk pria terdiri dari dua helai kain putih yang tak terjahit
dan tidak bersambung semacam sarung. Dipakai satu helai untuk selendang
panjang serta satu helai lainnya untuk kain panjang yang dililitkan sebagai
penutup aurat. Sedangkan pakaian ihram untuk kaum wanita adalah berpakaian
yang menutup aurat seperti halnya pakaian biasa (pakaian berjahit) dengan muka
dan telapak tangan tetap terbuka.

3
b. Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah
Yakni menetap di Arafah, setelah condongnya matahari (kea rah Barat) jatuh pada
hari ke-9 bulan dzulhijjah sampai terbit fajar pada hari penyembelihan kurban
yakni tanggal 10 dzulhijjah.
c. Thawaf yaitu tawaf untuk haji (tawaf Ifadhah)
Yang dimaksud dengan Thawaf adalah mengelilingi ka’bah sebayak tujuh kali,
dimulai dari tempat hajar aswad (batu hitam) tepat pada garis lantai yang
berwarna coklat, dengan posisi ka’bah berada di sebelah kiri dirinya (kebalikan
arah jarum jam).
Macam-macam Thawaf:
1) Thawaf Qudum yakni thawaf yang dilaksanakan saat baru tiba di Masjidil
Haram dari negerinya.
2) Thawaf Tamattu’ yakni thawaf yang dikerjakan untuk mencari keutamaan
(thawaf sunnah)
3) Thawaf Wada’ yakni thawaf yang dilaksanakan ketika akan meninggalkan
Makkah menuju tempat tinggalnya.
4) Thawaf Ifadha yakni thawaf yang dikerjakan setelah kembali dari wukuf
di Arafah. Thawaf Ifadha merupakan salah satu rukun dalam ibadah haji.
d. Sa'i yaitu lari-lari kecil antara shafa dan marwah 7 (tujuh) kali
Syarat melakukan sa’i adalah sebagai berikut :
1.Dilakukan dengan diawali dari bukit Shafa, kemudian diakhiri di bukit
Marwah. Kepergian orang tersebut dari bukit Shafa ke bukit Marwah
dihitung 1 kali, sementara kembalinya orang tersebut dari bukit Marwah
ke bukit Shafa juga dihitung 1 kali.
2.Dilakukan sebanyak 7 kali.
3.Waktu sa’i adalah sesudah thowaf rukun maupun qudun.
e. Tahallul artinya mencukur atau menggunting rambut sedikitnya 3 helai
f. Tertib yaitu berurutan

4
3. Wajib Haji, Yaitu sesuatu yang harus dikerjakan, tapi sahnya haji tidak
tergantung atasnya, karena dapat diganti dengan dam (denda) yaitu menyembelih
binatang. berikut kewajiban haji yang harus dikerjakan:
a. Ihram dari Miqat, yaitu memakai pakaian Ihram (tidak berjahit), dimulai
dari tempat-tempat yang sudah ditentukan, terus menerus sampai selesainya
Haji. Dalam melaksanakan ihram ada ketentuan kapan pakaian ihram itu
dikenakan dan dari tempat manakah ihram itu harus dimulai. Persoalan yang
membicarakan tentang kapan dan dimana ihram tersebut dikenakan disebut miqat
atau batas yaitu batas-batas peribadatan bagi ibadah haji dan atau umrah.
Macam-macam miqat menurut Fah-hul Qarib
1) Miqat zamani (batas waktu) pada konteks (yang berkaitan) untuk
memulai niat ibadah haji, adalah bulan Syawal, Dzulqa’dah dan 10 malam
dari bulan dzilhijjah (hingga sampai malam hari raya qurban). Adapun
(miqat zamani) pada konteks untuk niat melaksanakan “Umrah” maka
sepanjang tahun itu, waktu untuk melaksanakan ihram umrah.
2) Miqat makany (batas yang berkaitan dengan tempat) untuk dimulainya
niat haji bagi hak orang yang bermukim (menetap) di negeri makkah, ialah
kota makkah itu sendiri. Baik orang itu penduduk asli makkah, atau orang
perantauan. Adapun bagi orang yang tidak menetap di negeri makkah,
maka:
- Orang yang (datang) dari arah kota Madinah as-syarifah, maka miqatnya ialah
berada di (daerah) “Dzul Halifah”
- Orang yang (datang) dari arah negeri Syam (syiria), Mesir dan Maghribi,
maka miqatnya ialah di (daerah) “Juhfah”
- Orang yang (datang) dari arah Thihamatil Yaman, maka miqatnya berada di
daerah “Yulamlam”.
- Orang yang (datang) dari arah daerah dataran tinggi Hijaz dan daerah dataran
tinggi Yaman, maka miqatnya ialah berada di bukit “Qaarn”.
- Orang yang (datang) dari arah negeri Masyrik, maka miqatnya berada di desa
“Dzatu “Irq”.
b. Bermalam di Muzdalifah sesudah wukuf, pada malam tanggal 10 Dzulhijjah.

5
c. Bermalam di Mina selama2 atau 3 malam pada hari tasyriq (tanggal 11, 12
dan 13 Dzulhijjah).
d. Melempar jumrah 'aqabah tujuh kali dengan batu pada tanggal 10 Dzulhijjah
dilakukan setelah lewat tengah malam 9 Dzulhijjah dan setelah wukuf.
Wajib haji yang ketiga adalah melempar jumrah “Aqabah”, yang dilaksanakan
pada tanggal 10 Dzulhijjah, sesudah bermalam di Mudzalifah. Jumrah sendiri
artinya bata kecil atau kerikil, yaitu kerikil yang dipergunakan untuk melempar
tugu yang ada di daerah Mina. Tugu yang ada di Mina itu ada tiga buah, yang
dikenal dengan nama jamratul’Aqabah, Al-Wustha, dan ash-Shughra (yang kecil).
Ketiga tugu ini menandai tepat berdirinya ‘Ifrit (iblis) ketika menggoda nabi
Ibrahim sewaktu akan melaksanakan perintah menyembeliih putra tersayangnya
Ismail a.s. di jabal-qurban semata-mata karena mentaati perintah Allah SWT.
Di antara ketiga tugu tersebut maka tugu jumratul ‘Aqabah atau sering juga
disebut sebagai jumratul-kubra adalah tugu yang terbesar dan terpenting yang
wajib untuk dilempari dengan tujuh buah kerikil pada tanggal 10 Dzulhijjah.
e. Melempar jumrah ketiga-tiganya, yaitu jumrah Ula, Wustha dan
'Aqabah pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah dan melemparkannya tujuh kali
tiap jumrah.
f. Meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan karena ihram.
4. Sunat Haji
C. Manasik Haji
1.Di Mekkah (pada tanggal 8 Djulhijjah), Mandi dan berwudlu, Memakai kain
ihram kembali, Shalat sunat ihram dua raka'at, Niyat haji, Berangkat menuju
Arafah, membaca talbiyah, shalawat dan doa.
2.Di Arafah, waktu masuk Arafah berdo'a, dan berwukuf, (tanggal 9 Djulhijjah)
3.Di Muzdalifah (pada malam tanggal 10 Djulhijjah), berdo'a dan Mabit, yaitu
berhenti di Muzdalifah untuk menunggu waktu lewat tengah malam sambil
mencari batu krikil sebanyak 49 atau 70 butir untuk melempar jumrah kemudian
Menuju Mina.
4.Di Mina, berdoa, melontar jumroh dan bermalam (mabit) pada saat melempar
jumroh, yang dilakukan

6
5.Kembali ke Mekkah, Thawaf Ifadah, dan Thawaf Wada, Setelah itu rombangan
jama’ah haji gelombang awal. bisa pulang ke tanah air

D. Permasalahan Kontemporer Haji


Ada permasalahan haji pada saat ini yang mungkin sangat tidak bisa
dilewatkan bagi kaum Muslimin, diantaranya :
1. Haji tidak lepas dengan Permasalahan Perbankan, bagi seorang Muslim yang
2. Haji memungkinkan seseorang untuk intiqolul madzhab.
3. Penundaan masa haidl bagi wanita
4. Permasalahan miqod,

E. Macam-macam Haji
1. Ifrad
Yaitu ihrom untuk haji saja dahulu dari miqotnya, terus diselesaikannya pekerjaan
haji. Lalu ihrom lagi untuk umroh, serta terus mengerjakan segala urusannya.
Berarti dalam hal ini mendahulukan haji daripada umroh, dan inilah yang lebih
baik.
2. Tamattu’
Yaitu mendahulukan umroh daripada haji dalam waktu haji.
3. Qiran
Yaitu dikerjakan bersama-sama antara haji dan umroh dalam satu waktu.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Haji menyengaja menuju ke ka’bah baitullah untuk menjalakan ibadah
(nusuk) yaitu ibadadah syari’ah yang terdahulu. Hukum haji adalah fardhu ‘ain,
wajib bagi setiap muslim yang mampu, wajibnya sekali seumur hidup. Haji
merupakan bagian dari rukun Islam. Mengenai wajibnya haji telah disebutkan
dalam Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’
Tata cara pelaksanaan haji harus sesuai dengan syarat, rukun, wajib dan
sunnat haji. Islam, Syarat haji diantaranya : Baligh, Berakal, Merdeka, Kekuasaan
(mampu}sedangkan Rukun Haji adalah : Ihram yaitu berpakaian ihram, dan niyat
ihram dan haji, Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah; Thawaf, Sa'i, Tahallul
dan Tertib atau berurutan
Ada permasalahan haji pada saat ini yang mungkin sangat tidak bisa
dilewatkan bagi kaum Muslimin, diantaranya : Haji tidak lepas dengan
permasalahan Perbankan, Haji memungkinkan seseorang untuk intiqolul
madzhab, Penundaan masa haidl bagi wanita dan permasalahan miqot

8
DAFTAR PUSTAKA

Abi Bakar Bin Syayid Muhammad Syatho, Syeh, Khasiyah I’anatuth


Tholibin Darul Ihya
Abi Zakaria Muhyidin Yahya Bin Syaraf An-nawawi, Minhaj Syarah Shohih
Muslim,
Abi Zakaria Al-Anshori, Hasiyah Asy-Syarqowi Darul Fikri, Bairut, 1996

Anda mungkin juga menyukai