Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “ Gangguan Sistem
Gerak Pada Manusia”. Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas dan
persyaratan untuk mata kuliah Anatomi Fisiologi di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Mulawarman .

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih


yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu, khususnya kepada Ibu
Sitti Badrah yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dalam makalah
ini.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran


bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Tujuan ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 2
A. Gangguan pada tulang ............................................................ 2
B. Gangguan pada otot................................................................ 3
C. Cara pencegahan gangguan pada tulang dan otot .................. 5
BAB III PENUTUP ............................................................................. 8
A. Kesimpulan ............................................................................. 8
B. Saran ............................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak
dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh
bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka
impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian
tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara
umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia
dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.
Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam
yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua
alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga
membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan
pergerakannya sendiri. Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki
senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu
membentuk aktomiosin.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang
lentur/fleksibel dan mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut
ototnya (pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat
relaksasi/kembali pada posisi semula).

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
 Mengetahui bagian-bagian sistem gerak pada manusia
 Mengetahui fungsi dari setiap bagian sistem gerak pada manusia
 Mengetahui bagian-bagian sendi
 Mengetahui kelainan yang dapat menyerang sistem gerak pada manusia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gangguan dan Kelainan Pada Tulang


Gangguan dan kelainan pada tulang dapat disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain :
1. Kesalahan nutrisi, jika kekurangan vitamin D pada anak-anak akan
mengakibatkan pertumbuhan tulang terganggu sehingga kaki dapat
membengkok (kaki O dan kaki X)
2. Gangguan karena infeksi, misalnya kuman sifilis, gonorhoe dan TBC
dapat merusak sendi-sendi pada lutut dan pangkal paha, gangguan tersebut
antara lain :
a. Atritis eksudatif: peradangan pada sendi yang menyebabkan sendi
terinfeksi dan bernanah
b. Atritis sika: peradangan pada sendi hingga cairan sendi menjadi kering
karena kehilangan minyak sendi (sinovial)
c. Nekrosis: kerusakan pada selaput tulang (periosteum) hingga bagian
tulang mati dan mengering.
d. Layu sendi: keadaan tidak bertenaga pada persendian akibat rusaknya
cakra epifisis tulang rongga gerak.

3. Kesalahan sikap duduk dalam jangka waktu yang lama, dapat


mengakibatkan :
a. Skoliosis: kondisi dimana tulang belakang bagian punggung
membengkok kekiri atau ke kanan. Penyebabnya adalah posisi duduk
yang salah.

2
b. Lordosis: kondisi dimana tulang belakang bagian punggung
membengkok ke depan. Ini terjadi bila kita sering duduk membengkok
ke depan.

c. Kifosis: merupakan kondisi yang berkebalikan dengan kondisi lordosis,


dimana tulang belakang bagian punggung membengkok ke belakang.

4. Gangguan mekanik, terjadi karena jatuh atau terkena benda keras, dapat
berakibat:
a. Memar sendi: selaput sendi sobek.
b. Urai sendi: lepasnya tulang persendian.
c. Fraktura (patah tulang): umumnya terjadi pada tulang pipa.
d. Fisura (retak tulang), dapat diperbaiki oleh periosteum dengan
membentuk kalus.

B. GANGGUAN DAN KELAINAN OTOT


1. Atropi : suatu kondisi dimana otot mereduksi atau mengecil sehingga
tidak kuat untuk melakukan gerakan.
2. Hipertropi : suatu kondisi dimana otot membesar. Hal ini disebabkan
aktivitas otot yang berlebihan (misalnya bekerja atau olah raga)

3
3. Hernia abdominal : apabila dinding otot abdominal (bagian perut) sobek
pada bagian yang lemah. Akibatnya usus menjadi melorot ke bawah
masuk kedalam rongga perut.
4. Kelelahan otot : terjadi karena otot terus menerus melakukan aktivitas
dan pada puncaknya terjadi kram atau kekejangan.
5. Stiff : terjadi karena peradangan otot trapesius leher akibat kesalahan
gerak, sehingga leher menjadi sakit dan terasa kaku jika diherakkan.
6. Tetanus: merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang
karena toksin bakteri tetanus (Clostridium tetani) yang masuk ke dalam
luka.
7. Distrofi otot: merupakan penyakit kronis pada otot sejak anak-anak,
diduga merupakan penyakit genetis (bawaan)
8. Miestenia gravis adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur
sehingga menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.

4
C. Cara mengatasi kifosis berdasarkan tingkat keparahannya

Dokter perlu mengetahui terlebih dulu jenis kifosis yang dialami oleh penderita.
Setelah itu, tindakan penanganan baru dapat diterapkan berdasarkan tingkat
keparahannya.

Berikut adalah beberapa cara atau metode yang dapat yang dilakukan untuk
menangani kifosis:

1. Olahraga disertai konsumsi obat pereda nyeri

Kifosis postural yang bersifat ringan dapat diatasi dengan olahraga, perbaikan
postur, dan fisioterapi. Selain memperbaiki bentuk tulang belakang, cara ini juga
bermanfaat memperkuat otot-otot punggung.

Lengkungan pada tulang belakang menyebabkan distribusi beban tubuh menjadi


tidak merata. Akibatnya, penderita kifosis sering mengalami sakit punggung.

Keluhan ini bisa diatasi dengan obat pereda nyeri, tapi Anda perlu berkonsultasi
dulu dengan dokter.

5
2. Menggunakan penyangga punggung

Cara ini efektif untuk mengatasi kifosis Scheuermann pada anak-anak dan remaja.
Penyangga punggung memungkinkan tulang belakang untuk tumbuh sambil tetap
menjaga bentuknya agar tidak melengkung.

Anak-anak perlu menggunakan penyangga punggung hingga tulang belakang


berhenti tumbuh, yakni pada usia 14-15 tahun.

Alat ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman saat digunakan pertama kali,
tapi anak-anak masih akan bisa menjalani aktivitasnya.

3. Operasi

Tindakan operasi biasanya hanya dilakukan untuk mengatasi kasus kifosis yang
amat parah.

Misalnya jika kifosis menyebabkan rasa sakit terus-menerus, mengganggu


pernapasan dan sistem saraf, berisiko bertambah parah, atau bersifat bawaan lahir.

Posisi tulang belakang yang melengkung akan diperbaiki menggunakan batang


besi, kait, dan sekrup. Akan tetapi, prosedur ini memiliki risiko komplikasi yang
tinggi sehingga hanya disarankan pada kasus tertentu.

Kifosis ringan sebenarnya dapat dicegah sedini mungkin dengan menjaga postur
tubuh yang benar. Jadikan ini sebagai kebiasaan agar tulang belakang tumbuh
dalam posisi yang normal.

Apabila kifosis merupakan bawaan lahir, maka orangtua perlu aktif memantau
perkembangan tulang belakang anak. Berkonsultasilah dengan dokter untuk
menentukan cara yang paling efektif guna mengatasi kifosis.

6
Pencegahan Nyeri Otot

Cegah nyeri otot dengan melakukan tindakan berikut ini:

 Olahraga teratur, serta tidak lupa untuk melakukan pemanasan sebelum


berolahraga.
 Konsumsi makanan yang bergizi.
 Hindari stres.
 Hindari aktivitas fisik atau berolahraga yang berlebihan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasn tersebut kami dapat menyimpulkan bahwa :
 Sistem gerak merupakan bagian dari tubuh yang mempunyai fungi utnuk
menggerakkkan seluruh bagian tubuh sesuai dengan bagiannya.
 Bahwa sistem gerak terdiri dari alat gerak aktif dan alat gerak pasif.
 Alat gerak pasif terdiri dari tulang dan bagian-bagiannya,
sedangkan alat gerak aktif berupa otot-otot yang secara
aktif menggerakan tulang yang ada di seluruh tubuh.
Berdasarkan bentuknya dan ukurannya, tulang dapat
dibagi menjadi beberapa penggolongan:
a. Tulang panjang, yaitu tulang lengan atas, lengan bawah, tangan, tungkai,
dan kaki (kecuali tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki). Badan tulag
ini disebut diafisis, sedangkan ujungnya disebut epifisis.
b. Tulang pendek, yaitu tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki.
c. Tulang pipih, yaitu tulang iga, bahu, pinggul, dan kranial.
d. Tulang tidak beraturan, yaitu tulang vertebra dan tulang wajah.
e. Tulang sesamoid, antara lain tulang patella dan tulang
yang terdapat di metakarpal 1-2 dan metatarsal 1.

B. Saran
Perlu sekali pengenalan sistem gerak ini diterapkan dalam mata kuliah
Anatomo Fisiologi, karena ini sangat berguna untuk menambah wawasan
serta pengetahuan mahasiswa terhadap pentingnya sistem gerak pada
manusia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Feri. Sistem Gerak Manusia. http://www.docstoc.com/docs /


25972416/ Sistem-Alat-Gerak (Diakses tanggal 29 Maret 2012)

Zaifbio. Sistem Gerak Manusia. http://zaifbio.wordpress.com/2010/04/29/


sistem-gerak-manusia/ (Diakses tanggal 31 Maret 2012)

Anda mungkin juga menyukai