Anda di halaman 1dari 20

GERAKAN UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR TUBUH MEMBUNGKUK

(KIFOSIS)

PROPOSAL

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


Kinesiologi Olahraga
yang dibina oleh Bapak Ahmad Abdullah, M. Kes

Oleh:

Febry Saputra
190621642408

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN

MEI 2021
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN

GERAKAN UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR TUBUH MEMBUNGKUK


(KIFOSIS)

Disusun Oleh

Febry Saputra 190621642408

Telah disetujui

Malang, 30 Mei 2021

(Ahmad Abdullah, M.Kes.)

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.....................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

DAFTAR TABEL............................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................2

D. Luaran yang Diharapkan.......................................................................2

E. Manfaat Program..................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…..................................................................3

BAB III METODE PENELITIAN…...............................................................10

A. Persiapan...............................................................................................10
B. Tahap Pelaksanaan................................................................................10
C. Metode Analisis....................................................................................11

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN..............................................12

A. Anggaran Biaya....................................................................................12
B. Jadwal Kegiatan....................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1..............................................................................................................13

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1......................................................................................................3
Gambar 2......................................................................................................7
Gambar 3......................................................................................................8
Gambar 4......................................................................................................8
Gambar 5......................................................................................................8
Gambar 6......................................................................................................9

5
6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman modern seperti saat ini, banyak terjadi perkembangan pada
berbagai bidang, salah satunya yaitu pada bidang teknologi. Selain
memudahkan berbagai aktivitas manusia, perkembangan teknologi juga
memberi dampak buruk terhadap kehidupan manusia. Salah satu contohnya
yaitu semakin meningkatnya sikap malas gerak atau mager akibat pesatnya
kemajuan teknologi. Seseorang yang malas gerak semakin lama akan terbiasa
dengan gaya hidup kurang gerak atau sedentary lifestyle. Gaya hidup kurang
gerak cenderung mengurangi aktivitas atau produktivitas seseorang dan lebih
banyak menghabiskan waktu dengan duduk sambil bermain game, rebahan di
kamar dan bermalas-malasan.
Kebiasaan buruk seperti terlalu lama duduk dapat menyebabkan gangguan
postural. Gangguang postural seperti skoliosis, lordosis, dan kifosis
merupakan bagian dari gangguang postur pada bidang tulang belakang.
Gangguan ini dapat diagnosis melalui pengamatan dari samping ditinjau dari
perubahan kelengkungan pada tulang belakang. Dikatakan mengalami
gangguan postural apabila kurva belakang lebih besar atau lebih kecil dari
garis normal (Solberg, 2009). Tubuh manusia terdiri dari berbagai tulang yang
tersusun secara beraturan untuk menopang tubuh. Posisi tulang yang salah
atau tidak pada tempatnya dapat memengaruhi postur tubuh, termasuk posisi
tulang belakang. Kelengkungan pada punggung atas yang melebihi 50 derajat
disebut dengan kifosis. Orang yang mengalami kifosis dapat dilihat dari postur
tubuhnya yang membungkuk.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kifosis ?
2. Apa faktor yang menyebabkan terjadinya kifosis ?
3. Bagaimana cara memperbaiki postur tubuh yang mengalami kifosis ?

1
C. Tujuan
Proposal ini bertujuan untuk memperbaiki postur tubuh yang
membungkuk atau mengalami kifosis dengan cara melakukan gerakan
bridging, plank (front plank dan side plank), shoulder rolls dan standing side
bend.

D. Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari terealisasinya program ini adalah seseorang
yang mengalami kifosis dapat mempraktikkan gerakan bridging, plank (front
plank dan side plank), shoulder rolls dan standing side bend dengan tujuan
untuk memperbaiki postur tubuhnya yang mengalami kifosis dan juga
mengingatkan agar orang lain yang tidak mengalami kifosis untuk
memosisikan badan selalu tegak dan tidak duduk dalam waktu yang lama.

E. Manfaat Program
1. Membantu penderita kifosis untuk memperbaiki postur tubuhnya.
2. Menambah wawasan masyarakat mengenai postur tubuh yang
membungkuk atau kifosis.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kifosis
Kifosis merupakan suatu bentuk kelainan yang muncul pada tulang
belakang manusia yang membuat postur tubuh manusia membungkuk. Kifosis
disebabkan oleh beberapa faktor seperti sikap tubuh yang salah saat bekerja
dan berolahraga, atau akibat dari kesalahan tubuh saat berakitivitas seperti
duduk, berdiri dengan tubuh membungkuk dalam waktu lama dan tidak
bergerak atau statis. Pemakaian tas dengan beban beerlebih dalam jangka
waktu yang lama juga dapat menyebabkan tubuh condong ke depan atau
kifosis. Apabila gangguan postur seperti kifosis dibiarkan dalam jangka waktu
yang lama, maka akan berakibat terjadinya ketidaknyamanan di area
punggung atrofi pada otot dada, kelemahan otot pada tulang belakang dan
aductors scapula. Karakteristik lain dari kifosis yaitu pernafasan yang
dangkal. Kesalahan sikap tubuh yaitu kifosis, torakal akan menganggu
kesehatan yang menyebabkan nyeri akibat stres mekanik pada tulang
belakang, ketidak seimbangan otot, upper crosses syndrome, keterbatasan
gerak torakal, gangguan pernafasan, sindroma misofascial. Belum ada sumber
yang menyatakan pasti berapa jumlah angka kejadian atau prevalensi kifosis
baik itu di dunia, asia, maupun di Indonesia. Sejauh ini upaya belum ada
upaya pemerintah yang spesifik menangani kasus gangguan postur seperti
kifosis.

Gambar 1

3
Sumber : https://www.halodoc.com/artikel/ini-yang-terjadi-pada-tubuh
ketika-mengidap-kifosis
Gejala Kifosis
Penderita kifosis dapat menunjukkan gejala yang berbeda, umumnya kondisi
ini ditandai sebagai berikut :
 Perbedaan tinggi bahu kanan dan kiri.
 Perbedaan tinggi atau posisi skapula.
 Kepala terlihat lebih condong ke depan daripada badan.
 Saat membungkuk, tinggi punggung atas terlihat tidak normal.
 Otot hamstring terasa kencang.
 Nyeri punggung dan kaku.

Namun dalam kondisi yang ringan tidak terlalu menunjukkan gejala apapun.

Jenis Kifosis
Berdasarkan penyebabnya, kifosis dibedakan menjadi tiga, yaitu :
 Postural Kyphosis
Postural kyphosis adalah jenis kifosis yang paling sering terjadi saat masa
pertumbuhan. Kifosis jenis ini ditandai dengan kondisi tulang belakang
yang melengkung hingga 50 derajat atau lebih. Bungkuk pada postural
kyphosis tergolong lentur, dan dapat diperbaiki dengan cara rutin
fisioterapi. Kifosis jenis ini juga jarang menimbulkan nyeri, sehingga
tidak mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya. Postural
kyphosis biasanya disebabkan oleh postur tubuh yang salah, misalnya
karena bersandar di kursi dengan posisi yang terlalu membungkuk, atau
karena membawa tas sekolah yang terlalu berat. Penelitian menunjukkan,
kifosis ini lebih sering terjadi pada anak perempuan dibanding anak laki-
laki.
 Scheuermann’s Kyphosis
Scheurmann’s kyphosis terjadi karena tulang belakang mengalami
kelainan pada perkembangannya. Kifosis ini terjadi sebelum masa puber,
dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibanding anak perempuan.
Pada umumnya, lengkungan pada kifosis ini kaku dan memburuk seiring

4
pertumbuhan, sehingga membuat penderitanya tidak bisa berdiri lurus.
Pada sebagian orang, kifosis jenis ini bisa sangat menyakitkan. Rasa nyeri
dapat terasa di punggung bagian atas atau bawah.
 Congenital Kyphosis
Kifosis jenis ini terjadi karena adanya kelainan perkembangan tulang
belakang saat masih di dalam kandungan. Kelainan dapat terjadi pada satu
atau lebih tulang belakang, dan dapat memburuk seiring pertumbuhan
anak. Congenital kyphosis membutuhkan tindakan bedah sesegera
mungkin guna mencegah bungkuk bertambah parah. Belum diketahui apa
yang menyebabkan congenital kyphosis, namun kondisi ini diduga terkait
dengan kelainan gen. Dugaan tersebut muncul karena pada beberapa
kasus, kondisi ini dialami anak dari keluarga dengan riwayat congenital
kyphosis.

Faktor Risiko Kifosis


Kifosis dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya kifosis, antara lain :
 Usia
Bertambahnya usia membuat risiko tulang punggung untuk melengkung
juga akan makin besar.
 Penyakit Osteogenesis Imperfecta
Osteogenesis imperfecta atau penyakit tulang rapuh adalah kondisi tulang
yang mudah patah, meskipun hanya menerima sedikit tekanan.
 Skoliosis 
Skoliosis adalah kondisi tulang belakang yang melengkung seperti huruf
S.
 Spina Bifida
Spina bifida adalah penyakit kelainan bawaan lahir akibat tidak
sempurnanya pembentukan tulang belakang dan saraf tulang belakang.
 Penyakit Paget
Penyakit Paget adalah gangguan yang memengaruhi proses regenerasi
tulang, sehingga memicu kerapuhan tulang.

5
 Neurofibromatosis
Neurofibromatosis merupakan kelainan genetik yang memicu
terbentuknya tumor di sistem saraf.
 Tuberkulosis (TB)
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri, yang seringkali menyerang
paru-paru. Namun pada beberapa kasus, TB juga dapat memengaruhi
tulang belakang.
 Distrofi Otot
Distrofi otot adalah kelainan akibat faktor genetik yang menyebabkan otot
melemah secara perlahan.
 Fraktur Kompresi
Fraktur kompresi atau patah tulang belakang akibat tekanan, dapat
memengaruhi kelengkungan tulang belakang.
 Kanker dan Pengobatan Kanker
Kanker atau penyebaran kanker pada tulang belakang, serta kemoterapi
dan radioterapi, dapat membuat tulang belakang melemah dan rentan
mengalami patah tulang.
 Degenerasi Bantalan Sendi Tulang Belakang
Bantalan tulang belakang atau diskus akan menyusut seiring
bertambahnya usia, dan memicu terjadinya
 Kondisi Medis Lain
Kifosis pada anak-anak bisa jadi berkaitan dengan penyakit tertentu,
seperti sindrom Marfan dan sindrom Ehlers-Danlos.
 Cedera tulang belakang.
 Menurunnya kepadatan tulang dapat menyebabkan tulang belakang
bengkok.

B. Gerakan untuk Memperbaiki Postur Tubuh yang Membungkuk (Kifosis)


Kifosis dapat dikoreksi dengan auto correct posture exercise. Latihan ini
bertujuan untuk memberikan peregangan pada bagian depan, menguatkan otot
punggung, dan meningkatkan stabilitas pada otot-otot abdomen dan otot

6
punggung untuk menopang postur tegak melawan gravitasi sehingga dapat
memperbaiki kurva thorakal (Yuliana, 2012). Latihan ini terdiri dari dua jenis
latihan, yaitu shoulder rolls dan standing side bend. Selain itu, juga
ditambahkan core stability exercise. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan mengontrol posisi dan gerak lumbal, panggul dan kaki serta
mengoptimalkan produksi transfer dan kontrol serta kekuatan dan gerakan
terpadu dalam aktivitas rantai kinetik. Core stability exercise di bagi menjadi
dua jenis latihan yaitu bridging dan plank (front plank dan side plank).
Latihan dilakukan dengan 4 set dan 10-15 kali repetisi, dilakukan secara
perlahan tanpa menimbulkan rasa sakit dan di pertahankan 5-10 detik, lalu
kembali ke posisi awal kemudia rileks. Latihan dilakukan selama 4 minggu
dengan frekuensi latihan sebanyak 3 kali seminggu.

Gambar 2 (bridging)

Sumber : https://goodexerciseguide.com/the-exercises/bridging-exercise/

7
Gambar 3 (front plank)

Sember : https://pharmeasy.in/blog/benefits-of-doing-the-plank-exercise-every-
day/

Gambar 4 (side plank)

Sumber : https://legacyfitnessbogor.com/side-plank/

Gambar 5 (shoulder rolls)

Sumber :
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Diagram_showing_how_to_do_shoulde
r_rolls_after_breast_reconstruction_surgery_CRUK_151.svg

8
Gambar 6 (standing side bend)

Sumber : https://www.spotebi.com/exercise-guide/standing-side-bend/

Penurunan derajat kifosis dengan menggunakan auto correct posture


exercise ini sesuai dengan teori yang ada dalam Pattel (2009) yang
mengemukakan bahwa auto correct posture exercise dilakukan dengan tujuan
untuk meningkatkan mobilitas otot dan sendi. Dengan terulurnya otot
punggung maka diharapkan terjadi dadanya peningkatan fleksibilitas. Dengan
adanya peningkatan fleksibilitas pada otot punggung diharapkan dapat
memperbaiki postur agar tetap dalam keadaan yang tegak. Penurunan derajat
kifosis menggunakan core stability exercise sesuai dengan teori core stability
exercise menurut Kibler et al (2007), otot-otot core yang terdiri dari
diafragma, transver abdominis, multifidus dan pelvic floor, keempat otot
tersebut berfungsi dalam menjaga tekanan intra abdominal yang bertujuan
mengurangi beban kerja dan menjaga stabilitas tulang belakang sehingga
postur tetap terkontrol dengan baik. Pada saat melakukan core stability
exercise, tubuh memerlukan gerakan trunk control (William, 2008).
Mempertahankan stabilisas semua bidang gerak otot-otot teraktivasi dalam
pola yang berbeda dari fungsi primer atau utamanya. Diantaranya musculus
quadratus lumborum yang fungsi utamanya sebagai stabilisator saat aktivasi
dari bidang frontal. Gerakan yang terjadi pada musculus quadratus lumborum
adalah gabungan dari gerakan fleksi, ekstensi dan lateral fleksi untuk
menopang spine, sehingga membuat lebih daripada stabilisasi pada bidang
frontal.

9
10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Persiapan
Persiapan pertama yang dilakukan yaitu mengumpulkan sumber dari jurnal
atau artikel ilmiah yang digunakan sebagai bahan untuk melakukan penelitian.
Kemudian meninjau masalah yang ada pada jurnal atau artikel sebagai sumber
yang telah dikumpulkan. Berikutnya, merumuskan masalah dari sumber agar
tidak keluar dari topik penelitian

B. Tahap Pelaksanaan
Dalam penelitian ini terdapat tiga tahapan penelitian, yaitu pengumpulan
data dari sumber, menganalisa data dari sumber terkait dan merumuskan hasil
analisa data penelitian. Berikut ini adalah diagram alir pelaksanaan.

Pengumpulan data

Analisis
C. data

Merumuskan hasil analisis

Diagram alir merupakan suatu proses yang menampilkan langkah-langkah


dalam penelitian.

11
C. Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan. Metode kepustakaan
adalah metode pengumpulan data dengan cara mempelajari beberapa sumber
yang diperoleh dari buku, jurnal, maupun penelitian sebelumnya yang
berhubungan dengan topik penelitia. Metode kepustakaan ini dipilih karena
penulis memadukan hasil temuan bertema sama sebagai kajian pendahuluan
(preliminary studies) dengan kajian kekinian (Zed, 2008 : 2). Dalam metode
ini penulis mengumpulkan berbagai data dan berbagai informasi yang terkait
dengan penelitian ini.

12
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya
Anggaran biaya yang dibutuhkan meliputi :
1. Alat tulis sesuai kebutuhan : Rp. 50.000,00
2. Biaya kebutuhan lain : Rp. 100.000,00
3. Biaya untuk rujukan jurnal berbayar : Rp. 100.000,00
4. Kuota internet : Rp. 75.000,00
5. Print out : Rp. 30.000,00
Jumlah : Rp. 355.000,00

B. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan
1 Pengajuan proposal Mei
2 Pengumpulan data dari sumber Juni
3 Analisis data Juli
4 Merumuskan dan megolah data Juli
5 Penyusunan penelitian Agustus
6 Hasil penelitian September
Tabel 1

13
DAFTAR RUJUKAN

https://www.alodokter.com/kyphosis

Kim, S. Y., Kang, M. H., Kim, E. R., Jung, I. G., Seo, E. Y., & Oh, J. S. 2016.
Comparison of EMG Activity on Abdominal Muscles During Plank
Exercise with Unilateral and Bilateral Additional Isometric Hip
Adduction. Journal of Electromyography and Kinesiology, 30, 9-14.

Lee, S. H., Yu, W. J., & Lee, D. Y. 2019. Effects of Planck Exercise on the
Cranio-vertebral Angle, Round shoulder Postureand Forward Head
Posture. Indian Journal of Public Health Research &
Development, 10(11).

Prastiwi, R. I., & Lestari, S. 2020. Postur Kifosis Menyebabkan Gangguan


Keseimbangan Statis Lansia. Jurnal Keterapian Fisik, 5(2), 139-145.

Rakhman, A., & Khotimah, S. 2016. Pengaruh Penambahan Kinesio Taping pada


Core Stability Exercise dan Auto Correct Posture Exercise Terhadap
Penurunan Derajat Kifosis (Doctoral dissertation, Universitas' Aisyiyah
Yogyakarta).

Sulaiman, S. T., & Anggriani, A. 2018. Efek Postur Tubuh Terhadap


Keseimbangan Lanjut Usia di Desa Suka Raya Kecamatan Pancur
Batu. Jumantik (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 3(2), 127-140.

Yaman, O., & Dalbayrak, S. 2014. Kyphosis and Review of the Literature. Turk
Neurosurg, 24(4), 455-465.

Yazici, A. G., & Mohammadi, M. 2017. The Effect of Corrective Exercises on the
Thoracic Kyphosis and Lumbar Lordosis of Boy Students. Türk Spor ve
Egzersiz Dergisi, 19(2), 177-181.

14

Anda mungkin juga menyukai