DisusunOleh
Nur Anisa
B2 002 17 004
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul KELAINAN TULANG BELAKANG. Makalah ini merupakan salah
satu tugas mata kuliah keperawatan Sistem Muskuloskeletal.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ns.
Abdul Rizal S. Kep. dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Di samping itu, kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
A. LatarBelakang
Sehat dan Kesehatan di Indonesia memiliki pengertian yang berbeda, sehat
menjelaskan kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya.
Sedangkan kesehatan menjelaskan sifat dan subyek misalkan kesehatan manusia,
kesehatan masyarakat dan sebagainya, menurut batasan ilmiah sehat dan
kesehatan dirumuskan dalam undang-undang No. 23 tahun 1992 menyatakan
bahwa sehat adalah keadaan sejahtera dari badan dan jiwa, dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi. Dalam pengertian ini
maka kesehatan harus dlihat sebagai satu kesatuan yang utuh dari unsur-unsur
fisik, mental dan social di dalam kesehatan jiwa merupakan bagian integral
kesehatan (Djati Hari prayoga & Hidayat Syarip.,S.Sn., 2018)
Penggunaan ransel yang berat secara berulang diyakini meningkatkan stress
pada struktur tulang belakang (diskusintervertebra, ligamen, dll) anak dan remaja
yang sedang dalam masa pertumbuhan (rapid growth).5 Semakin berat beban
ransel menyebabkan terjadinya penekanan pada diskus yang mempunyai fungsi
sebagai bantalan antar tulang pada tulang belakang. Penggunaan ransel dengan
beban yang berat juga berhubungan dengan peningkatan kelengkungan tulang
belakang bagian bawah. 6 Kelainan pada tulang belakang yang sering terjadi
pada anak usia SD dan SMP adalah skoliosis, lordosis dan kifosis yang
diakibatkan oleh kebiasan membawa tas yang tidak tepat. Nyeri punggung pada
anak sekolah dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain factor aktivitas
fisik, nutrisi psikologis dan gangguan patologis. Tingkat aktivitas fisik anak
sering dihubungkan dengan kejadian nyeri punggung. (Dumondor, Angliadi, &
Sengkey, 2015)
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisidari Skoliosis, Lordosis dan Kifosis?
2. Apa Etiologi dari Skoliosis, Lordosis dan Kifosis.?
3. Apa Patofisiologi dari Skoliosis, Lordosis dan Kifosis?
4. Apatanda dan gejala dari Skoliosis, Lordosis dan Kifosis?
5. Apa pencegahan dari Skoliosis, Lordosis dan Kifosis?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Skoliosis, Lordosis dan Kifosis?
7. Bagaimana cara komplikasi dari Skoliosis, Lordosis dan Kifosis?
8. Bagaimana pengobatan dari skolosis, lordosis dan kifosis?
9. Apa diagnosa keperawatan yang biasa timbul dari skolosis, lordosis dan
kifosis?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Skoliosis, Lordosis dan Kifosis
2. Mengetahui Etiologi dari Skoliosis, Lordosis dan Kifosis
3. Mengetahui Patofisiologi dari Skoliosis, Lordosis dan Kifosis
4. Mengetahui tanda dan gejala dari dari Skoliosis, Lordosis dan Kifosis
5. Mengetahui pencegahan dari Skoliosis, Lordosis dan Kifosis
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari Skoliosis, Lordosis dan Kifosis
7. Mengetahui komplikasi dari Skoliosis, Lordosis dan Kifosis
8. Mengetahui pengobatan dari skolosis, lordosis dan kifosis?
9. Mengetahui diagnosa keperawatan yang biasa timbul dari skolosis, lordosis
dan kifosis?
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Lordosis, terjadi jika tulang belakang bagian leher dan panggul selalu
membengkok kedepan sehingga kalau dilihat dari samping tulang belakang
tampak tidak lurus.(Francisco, 2014)
2. Kifosis, terjadi jika tulang belakang bagian punggung dan tungging terlalu
membengkok kebelakang. (Francisco, 2014)
C. Patofisiologi
1. Skoliosis mengacu pada kelengkungan sisi ke sisi tulang belakang yang
mempengaruhi kecilpersentase populasi, sekitar 2% pada wanita dan kurang
dari setengah persen pria. Kondisi ini memiliki kecenderungan keluarga dan
sebagian besar skoliosis adalah 'idiopatik', (tidak diketahui penyebabnya)
biasanya dimulai pada remaja awal atau pra-remaja dan secara bertahap
berkembang dalam keparahan kelengkungan ketika pertumbuhan terjadi.
Setelah pertumbuhan pubertas yang cepat berakhir, kurva ringan sering tidak
berubah sementara kurva yang parah hampir selalu berkembang lebih lanjut.
Walaupun skoliosis dapat terjadi pada anak-anak dengan cerebral palsy,
distrofi otot, spina bifida dan kondisi lain-lain, kebanyakan skoliosis
ditemukan pada orang muda yang sehat.Skoliosis dewasa dapat mewakili
perkembangan suatu kondisi yang dimulai pada masa kanak-kanak dan tidak
didiagnosis atau diobati selama pertumbuhan. Apa yang mungkin telah
dimulai sebagai kurva ringan atau sedang bisa berkembang tanpa adanya
pengobatan. Jika dibiarkan berkembang, pada kasus yang parah, skoliosis
dewasa dapat menyebabkan sakit punggung kronis yang parah, kelainan
bentuk, dan kesulitan bernafas.(Clarke Sonya, 2014)
2. Lordosis dapat terjadi congenital apabila terdapat gangguan pembentukan
tulang belakang atau adanya pembentukan yang abnormal pada saat dalam
kandungan. Kelainan ini biasanya terjadi pada minggu ke-5 kehamilan.
Sehingga pada saat bayi lahir maka terdapat kelainan pada tulang
belakangnya. Selain akibat kelainan selama masa kehamilan, kelainan ini
juga disebabkan oleh posisi duduk yang salah dan berlangsung terus menerus
terutama selama masa pertumbuhan berlangsung. Oleh karena itu, jika
kelainan ini terjadi di masa pertumbuhan maka pengobatan secepatnya harus
dilakukan agar postur tubuh kembali normal.
3. Kifosis mengangkat beban yang berat namun tidak dalam posisi yang tidak
sesuai dengan posisi anatomis juga dapat menyebabkan kelainan pada tulang
belakang akibat penarikan tulang belakang yang terjadi terus-menerus.
Akibat adanya kelainan ini, maka dapat mengganggu system dalam tubuh.
Kelainan ini dapat menyebabkan penekanan pada rongga thoraks sehingga
penderita dapat mengurangi ekspansi paru dan pemasukan O2 dalam tubuh
dapat semakin sedikit. Selain menekan paru, penekanan pada rongga thoraks
juga dapat menekan jantung sehingga jantung tidal dapat memompa darah
secara maksimal.
I. Diagnosa Keperawatan
1. skoliosis
a. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan paru.
b. Nyeri berhubungan dengan posisi tubuh miring ke lateral.
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak
seimbang.
2. Lordosis
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan paru
b. Nyeri berhubungan dengan penekanan yang berlebihan pada tulang
belakang
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak
seimbang
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa
nyaman
3. Kifosis
a. Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan muskuloskeletal
dan nyeri.
b. Nyeri sendi dan otot sehubungan dengan adanya peradangan sendi.
c. Gangguan citra tubuh sehubungan dengan gangguan struktur tubuh.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan:
Kifosis dan lordosis merupakan melengkungnya bagian atas dan bawah tulang
belakang secara berlebihan. Kelainan tulang lainnya adalah skoliosis. Skoliosis
merupakan kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, tulang
belakang menjadi berbentuk seperti “S” terbalik. Kelainan ini membuat postur tubuh
menjadi tidak sempurna dan seringkali ditemukan gejala-gejala yang membuat
seseorang menjadi tidak nyaman.
B. Saran :
jaga kesehatan jangan lupa banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung Vit D
serta kalsium agar terhindar dari kifosis, lordosis dan scoliosis. Dan olah raga teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Clarke Sonya, S. J. & T. (2014). Orthopaedic And Trauma Nursing. USA: 2014.
Dumondor, S. V., Angliadi, E., & Sengkey, L. (2015). Hubungan Penggunaan Ransel
Dengan Nyeri Punggung Dan Kelainan Bentuk Tulang Belakang Pada Siswa Di
Smp Negeri 2 Tombatu. E-CliniC, 3(1), 1–5.
https://doi.org/10.35790/ecl.3.1.2015.6824
Moran, R. T., Harris, P. R., & Moran, S. V. (2015). Managing global differences:
Global leadership strategies for the 21st Century. Universa Medicina, 26(3),
600. https://doi.org/10.18051/univmed.2007.v26.137-142
Romadhon, Y. A., Sintowati, R., Prawatya, C. J., & Agung, S. (2019). Universitas
Muhammadiyah Purworejo HUBUNGAN DURASI FOTOTERAPI DENGAN
KADAR BILIRUBIN PADA The 9 th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo. 265–271.
Waryani, S., Kesehatan, F. I., & Surakarta, U. M. (2017). Hubungan antara beban
kerja dengan kejadian postural kifosis pada pekerja buruh gendong wanita di
pasar gede solo jawatengah.