Disusun Oleh :
IKHWATUL FITRI
1810306124
MAKALAH
Disusun oleh :
IKHWATUL FITRI
1810306124
Tanggal :
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Skoliosis ....................................................................................... 3
B. Kurva Skoliosis ........................................................................................... 4
C. Etiologi Skoliosis ........................................................................................ 5
D. Tanda dan Gejala Skoliosis ......................................................................... 8
E. Patofisiologi Skoliosis ................................................................................. 8
F. Komplikasi Skoliosis................................................................................... 10
G. Problematika Fisioterapi pada Skoliosis .................................................... 11
H. Proses Fisioterapi pada Skoliosis ................................................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luar biasa pada tulang
belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu
yang Abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal
yang menyebabkan suatu lekukan yang abnormal dari spine (tulang belakang).
namun ia harus nampak lurus ketika dilihat dari depan. Kalau Kyphosis adalah
suatu lekukan yang dilihat dari sisi dimana spine bengkok kedepan (maju).
Sedangkan Lordosis adalah suatu lekukan yang dilihat dari sisi dimana spine
lekukan tambahan ke setiap sisi, dan tulang-tulang dari spine melingkar pada
C. Tujuan Makalah
1. Tujuan khusus
2. Tujuan umum
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Skoliosis
selalu merupakan kondisi patologik. Hal itu dapat disertai kifosis tulang
diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luar biasa pada tulang
belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu
perhatian dan perawatan hingga postur badan berubah. Kebanyakan dari orang
tua tidak sadar kemunculan awal penyakit ini. Dalam kebanyakan kasus,
merasa malu, rendah diri dan ini mempengaruhi rasa percaya diri terhadap diri
berhenti tumbuh pada saat usia 19 tahun. Skoliosis terlihat nyata untuk pertama
3
merupakan faktor resiko terbesar terhadap memburuknya pembengkokan
mengakibatkan volume paru paru ataupun rongga dada jadi berkurang karena
sebagian bengkoknya tulang mengambil ruang atau tempat paru paru (Ketut,
2015).
tengah atau terjadi lengkungan yang abnormal pada vertebra kearah lateral.
spina kearah lateral yang disebabkan oleh anomali dari perkembangan tulang
B. Kurva skoliosis
b. Kurva mayor/kurva primer adalah kurva yang paling besar, dan biasanya
c. Kurva kompensatori adalah kurva yang lebih kecil, bisa kurva struktural
tingginya.
e. Apex kurva adalah vertebra yang letaknya paling jauh dari garis tengah
spine.
4
2. Klasifikasi dari derajat kurva skoliosis
c. Skoliosis berat : lebih dari 40º /50º. Berkaitan dengan rotasi vertebra
yang lebih besar, sering disertai nyeri, penyakit sendi degeneratif, dan
pada sudut lebih dari 60º - 70º terjadi gangguan fungsi kardiopulmonal
C. Etiologi
pada: Kelainan tulang dan sendi, kelainan pada otot (miopati). Kelainan pada
5
Selain itu ada beberapa perbedaan teori yang menunjukkan penyebabnya
1. Faktor genetic
2. Faktor hormonal
growth hormone.
4. Abnormalitas Jaringan.
6
Klasifikasi penyebab skoliosis dan sisi postural (non struktural) karena
kebiasaan postur tubuh yang kurang baik, nyeri pada tulang belakang,
ataupun karena tungkai bawah yang tidak sama panjang. Skoliosis jenis ini
bawaan dan lahir ataupun yang didapat pada masa perkembangan tubuh.
(skoliosis idiopatik).
Infantile terjadi pada usia 0 hingga 3 tahun, Juvenile muncul di antara usia 4
a. Conginental
progresif.
c. Imbalance
disebelah kiri dan kanan tulang punggung, terutama pada penyakit polio
7
d. Metabolic skoliosis
gangguan, kemudian pada kondisi yang lebih parah baru dirasakan adanya
ketidak seimbangan posisi thorax, scapula yang menonjol pada satu sisi, posisi
bahu yang tidak horizontal, panggul yang tidak simetris, dan kadang-kadang
2009).
E. Patofisiologi
Kelainan bentuk tulang punggung yang disebut skoliosis ini berawal dari
adanya syaraf – syaraf yang lemah atau bahkan lumpuh yang menarik ruas –
ruas tulang belakang. Tarikan ini berfungsi untuk menjaga ruas tulang
belakang berada pada garis yang normal yang bentuk nya seperti penggaris
atau lurus. Tetapi karena suatu hal, diantaranya kebiasaan duduk yang miring,
membuat sebagian syaraf yang bekerja menjadi lemah. Bila ini terus berulang
menjadi kebiasaan, maka syaraf itu bahkan akan mati. Ini berakibat pada
ketidakseimbangan tarikan pada ruas tulang belakang. Oleh karena itu, tulang
belakang yang menderita skoliosis itu bengkok atau seperti huruf “S” ataupun
perempuan bentuk normal dari tulang belakang dilihat dari belakang berbentuk
8
lurus dari atas sampai os coccygeus. Bentuk skoliosis yang paling sering
khas yang dapat diikuti. Pada skoliosis idiopatik, kurva struktural dimulai
akan menjadi struktural akan terjadi perubahan struktur jaringan lunak sebagai
berikut:
c. ligamen interspinosus
9
Apabila sudah terjadi ”mal aligement” posisi struktur berubah kolumna
menipis. Vertebra yang mengalami gaya tekan terbesar akan terdorong lebih
menjauh dari gaya kompresi tersebut akan menjadi apex puncak vertebra
sisi konveks tergeser kearah posterior, akan timbul tonjolan iga rib hump ke
rongga thorak bebentuk oval. Pada anak wanita akan tampak buah dada
F. Komplikasi
prinsipnya berasal dari kurva ke arah lateral yang kemudian membuat vertebra
berputar. Perputaran vertebra merubah bentuk dan volume dari rongga thorak
10
spasme otot, kontraktur otot, penurunan elasisitas otot, penurunan kekuatan
jaringan, kontraktur, komplikasi dari kontraksi otot terus menerus di satu sisi
tubuh.
H. Proses Fisioterapi
1. Pemeriksaan Fisik
- Thorakal membesar
b. Palpasi : - Spasme
11
c. PFGD
sinistra
- Pasif : Pasien belum full ROM pada gerakan lateral fleksi trunk
sinistra
2. Pemeriksaan Khusus
- Scoliometer
- Bandulan
3. Diagnosa Fisioterapi
- Gangguan keseimbangan
b. Functional Limitation
c. Participation Retriction
4. Intervensi Fisioterapi
12
- Mengembalikan LGS trunk yang mengalami keterbatasan.
5. Penatalaksanaan
a. IR (Infra Red)
hertzain yang memberikan efek fisiologis dan efek terapeutik pada area
b. Terapi Latihan
Terapi latihan yang diajarkan terapis kepada pasien adalah terapi latihan
adalah untuk penguatan dan peregangan otot – otot fleksor dan ekstensor
c. Orthosis (Brace)
dan harus dipakai sampai ada maturitas skeletal, yang biasanya terjadi pada
usia 14 tahun pada wanita dan 16 tahun pada laki-laki. Pada saat skeletal
13
matur, pasien secara bertahap dilepaskan dari brace. Secara periodik,
6. Evaluasi
7. Edukasi
14
8. Prognosis
maturitas skelertal. Pada derajat kurva yang ringan dengan skeletal yang sudah
mungkin berada pada risiko yang meningkat untuk tambahan nyeri bagian
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
sendiri dapat terjadi akibat kebiasan yang buruk, seperti membawa tas di
sebelah sisi, posisi duduk yang tidak benar. Kondisi ini perlu mendapatkan
B. Saran
Suatu keberhasilan terapi juga ditentukan oleh sikap dari pasien itu
sendiri, jadi perlu ada kerjasama dengan baik antara terapis, pasien serta
1. Bagi Pasien
Bagi penderita diharapkan kerja sama yang baik dengan terapis selama
16
2. Bagi Keluarga
untuk membantu dalam proses latihan dengan kerjasama yang baik antara
keberhasilan terapi.
3. Bagi Fisioterapis
yang optimal.
4. Bagi Masyarakat
17
DAFTAR PUSTAKA