Oleh
Ni Luh Anita Chandra Dewi 18031003
Putu Agung Ricki Putra 18031012
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Definisi kasus ....................................................................................... 1
1.2 Etiologi Kasus .................................................................................... 2
1.3 Tanda dan Gejala.................................................................................. 2
1.4 Patofisiologi Kasus .............................................................................. 3
BAB II. PROSES ASUHAN FISIOTERAPI
2.1 Assesment Fisioterapi .......................................................................... 1
2.2 Pemeriksaan Khusus............................................................................. 1
2.3 Problematika Fisioterapi....................................................................... 1
2.4 Planning Fisioterapi.............................................................................. 1
2.5 Clinical Reasoning................................................................................ 1
2.6 Intervensi Fisioterapi............................................................................ 1
2.7 Evaluasi................................................................................................. 1
BAB III. HOME PROGRAM
3.1 Home Program...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
4. Adanya refleks yang berlebihan dan spasme
5. Perubahan dalam fungsi seksual,, sensitivitas seksual dan kesuburan
6. Adanya nyeri dan sensasi yang menyengat
Secara khusus gejala klinis yang terjadi akibat spinal cord injury dapat
dikelompokan berdasarkan area yang mengalami injury, semakin tinggi letak cedera
di vertebra maka semakin tinggi tingkat disfungsi yang terjadi:
b. C1- C4
Paralisis pada esktremitas atas, trunk, dan ekstremitas bawah.
Kemungkinan tidak bisa bernafas, tidak bisa mengontrol bowel dan
bladder.
c. C5
Kemungkinan dapat bernafas, pasien dapatmengangkat tanga dan
mefleksikan sikunya namun mengalami paralisis pada bagian
pergelangan tangan, tangan, trunk dan ekstremitas bawahnya.
d. C6
Kemungkinan dapat bernafas, mengganggu ekstensi pergelangan
tangan, paralisis pada tangan, trunk dan ekstremitas bawah.
e. C7
Kemungkinan dapat bernafas, sebagian besar dapat meluruskan
tangannya dan memiliki gerakan noral pada bahunya. Paralisis pada
ekstremitas bawah, dapat mengalami gangguan pada bowel dan
bladder.
f. C8
Mampu menggenggam dan mengalami paralisis pada bagian
ekstremitas bawah.
g. T1- T5
Ekstremitas atas biasanya normal tetapi akan mengalami paraplegia.
h. T6-T12
Paraplegia, kemungkinan besar akan mengganggu kontrol bowel dan
bladder
3
i. L1-L2
Cedera yang terjadi akan menghilangkan kemampuan ekstremitas
bawah, adanya gangguan kontrol terhap bowel dan bladder.
j. S1-S2
Cedera yang terjadi akan mempengaruhi fungsi ekstremitas bawah dan
adanya gangguan kotrol pada bowel dan bladder.
4
BAB II
PROSES ASUHAN FISIOTERAPI
Keluhan utama pasien adalah kedua tungkai yang sulit digerakan, nyeri
dan spasme pada punggung yang diimobilasi, kulit pada area punggung
yang kemerah-merahan, kesulitan mengontrol BAB dan BAK, kelemahan
dalam menggunakan anggota gerak atas dan kesusahan dalam bernafas.
Tidak ada
b. Pemeriksaan Per-Kompetensi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Hasil
6
Dinamis berpindah dari kursi roda menuju ke
ranjang.
- Pasien dapat menggerakkan ekstremitas
atas
Palpasi - Pasien merasakan adanya nyeri tekan
pada area punggung
- Ekstremitas bawah terasa kaku
7
Dorso fleksi 500
hip Fleksi 00
dextra Ekstensi 00
Abduksi 50
Adduksi 50
hip Fleksi 00
sinistra Ekstensi 00
Abduksi 50
Adduksi 50
Interpretasi:
Pasien dapat menggerakan ekstremitas atasnya
namun tidak mencapai full ROM atau terjadi
hypomobility
Pasien cenderung tidak dapat menggerakan
ekstremitas bawahnya namun sudah ada kontraksi
dan gerakan sendi serta tidak mampu melawan
gravitasi.
Pasif Sendi Gerakan ROM
8
Eksternal rotation 800
700
9
dextra Inversi 200
Eversi 350
Interpretasi:
Pada gerakan ekstremitas atas tidak ditemukan
nyeri ataupun spastisitas
Pada gerakan pasif di ekstremitas bawah,
cenderung ditemukan spastisitas saat melakukan
gerakan.
Isometrik Sendi Gerakan Nyeri Tahanan
Shoulder Fleksi - Tidak mampu
sinistra Ekstensi - menahan
Abduksi - tahanan
Adduksi - maksimal
10
Dorsal tahanan
fleksi maksimal
Interpretasi :
Pada seluruh pemeriksaan isometrik didapatkan
hasil bahwa ekstremitas atas cenderung mampu
menahan tahanan minimal tapi tidak mampu
melawan tahanan maksimal.
11
2. Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi Menggunakan Goniometer
AGA ROM aktif
Bidang Region Dekstra Sinistra
Sagital Shoulder S=300-0o-80o S=30o-0o-80o
12
AGB ROM aktif
Bidang Regio Dekstra Sinistra
Sagital Hip S=300-00-1200 S=300-00-1200
Knee S=00-00-1350 S=00-00-1300
Ankle S=500-00-200 S=300-00-200
Frontal Hip F=450-00-300 F=470-00-330
Knee R=400-00-350 R=350-00-300
Rotasi Ankle R=200-00-350 R=150-00-300
13
3. Pemeriksaan ekspansi sangkar thoraks.
Pengukuran Alat Ukur Hasil
14
Regio pergerakan score
hip fleksi 2
ekstensi 2
adduksi 2
abduksi 2
Internal rotasi 2
Eksternal rotasi 2
Knee fleksi 2
ekstensi 2
ankle Plantar fleksi 2
Dorso fleksi 2
inversi 2
eversi 2
Interpretasi:
0: zero (tidak ada gerakan sama sekali)
1: Trace (ada kontraksi otot, tanpa gerakan
sendi)
2: Trace (Full ROM gerakan tanpa melawan
gravitasi)
3: Poor (full ROM gerakan melawan gravitasi)
4: Good (full ROM dengan gerakan melawan
gravitasi dan tahanan sedikit)
5: Normal (full ROM dengan gerakan melawan
gravitasi dan tahanan penuh)
Jadi, pada pasien diatas ekstremitas atasnya
masih berada dalam keadaan cukup baik
sedangkan ekstremitas bawahnya berada dalam
keadaan trace.
15
Eversi 1 Eversi 1
Interpretasi:
0: Tidak
2. ada peningkatan
Pemeriksaan sensoristonus otot
menggunakan test tajam, tumpul, panas dingin,
1: Ada peningkatan
diskriminasi sedikit tonus oto, ditandai dengan terasanya tahanan minimal
2 titik
(catch dan release) pada akhir ROM pada waktu sendi digerakkan fleksi atau ekstensi
1+ : Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan adanya pemberhentian
gerakan (catch) dan diikuti dnegan adanya tahan minimal sepanjang sisa ROM, tetapi
secara umum sendi tetap mudah digerakkan
2: Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian besar ROM, tapi sendi
masih mudah digerakkan
3: Peningkatan tonus otot sangat nyata, gerak pasif sulit dilakukan
4: Sendi atau ekstremitas kaku/rigid pada gerakan fleksi atau ekstensi
1. Pemeriksaan integritas kulit menggunakan Norton Scale
Physical condition 1: very bad 2
2: poor
3: fair
4: good
Mental Condition 1: stuporous 2
2: Confused
3: aphatetic
4: alert
Activity 1:bedrest 2
2: chairbound
3: walks with help
4: ambulant
Mobility 1: immobile 2
2: very limited
3: slightly impaired
4: full
Incontinence 1: Urinary and fecal 1
2: usually urinary
3: Occasional
4: None
16
Interpretasi:
>18 : resiko rendah
14-18 : resiko medium
10-14 : resiko tinggi
<10 : resiko sangat tinggi
Dari hasil ini dapat kkta simpulkan pasien memiliki resiko yang sangat
tinggi untuk mengalami decubitus
3. Pemeriksaan ADL (activity daily living) menggunakan index barthel
Aktivitas Indikator skor Skor
Makan 0: tidak dapat melakukan sendiri 5
5: memerlukan bantuan dalam beberapa hal
10: mandiri
Mandi 0: tidak dapat melakukan sendiri 0
5: mandiri
Kebersihan 0: memerlukan bantuan 0
diri
5: mandiri
Berpakaian 0: tidak dapat melakukan sendiri 0
5: memerlukan bantuan minimal
10: dapat dilakukan sendiri
Defekasi 0: tidak dapat mengontrol (perlu diberikan 5
enema)
5: kadang terjadi kecelakaan
10: Mampu mengontrol BAB
Miksi 0: tidak mampu mengontrol urine dan 5
menggunakan kateter
5: kadang terjadi kecelakaan
10: Mampu mengontrol BAK
Penggunaan 0: tidak dapat melakukan sendiri 0
5: memerlukan bantuan
toilet
10: mandiri
Transfer/ambul 0: tidak dapat melakukan, tidak ada 0
asi keseimbangan
5: dibantu 1 atau 2 orang dan bisa duduk
10: perlu bantuan minimal (lisan atau fisik)
15: mandiri
Mobilisasi 0: tidak dapat berjalan 5
17
5: memerlukan kursi roda
10: berjalan dengan bantuan 1 orang
15: mandiri
Naik dan turun 0: tidak dapat melakukan sendiri 0
5: perlu bantuan
tangga
10:mandiri
Total 20
Interpretasi:
0-20 dependen total
21-40 dependen berat
41-60 dependen sedang
61-90 dependen ringan
91-100 independen/mandiri
Pasien diatas memiliki hasil pemeriksaan yaitu dependen total
I. Jangka Pendek
19
2.5 Clinical Reasoning Pada Kasus Spinal Cord Injury
Trauma karena jatuh saat Frakture pada area L1-L3 Spinal cord injury
bekerja dan punggung
tertimba bahan bangunan
ROM exercise
Kesusahan dalam
bernafas
Breathing exercise
20
2.6 Intervensi Pada Kasus Spinal Cord Injury
Tabel Intervensi
Intervensi Pelaksanaan Dosis Evidence Based
21
ROM - Passive ROM exercise Dilakukan 2-3 Kisner Carolyn and
Exercise yaitu latihan dengan cara kali dalam Lynn Colby, 1996;
menggerakan suatu seminggu Therapeutic Exercise
segmen pada tubuh Foundations and
dimana kekuatannya Tecniques; Third
berasal dari luar, bukan Edition, F A Davis
dari kontraksi otot, Company, Philadelphia,
kekuatan dapat dari mesin, Hal 25 – 57.
individu lain atau bagian
lain dari tubuh individu itu
sendiri. Fungsi gerakan
pasif adalah untuk
memelihara sifat-sifat
fisiologis otot, serta untuk
memperlancar aliran darah
22
2.7 Evaluasi
Pengukura Alat Ukur Hasil
n
Vital Sign Oximetry, Absolut Tambahan*
Stetoskop, HR : 80 x/Min SpO2 : 99%
spigmomanomete RR : 20 x/Min TB : 158 cm
r BP : 120/80 mmHg BB :58 kg
Suhu : 36 0C Kesadaran : Compos
mentis
Nyeri Visual Analog Jenis Nyeri Nilai
Sclae
Nyeri Diam 0/10
Nyeri Tekan 3/10
Nyeri Gerak 5/10
Interpretasi:
Dari hasil pengukuran didapatkan nyeri diam 0/10
yang berarti tidak nyeri, nyeri tekan 3/10 yang berarti
nyeri ringan dan nyeri gerak 6/10 yang berarti nyeri
sedang.
23
Regio pergerakan score
hip fleksi 2
ekstensi 2
adduksi 2
abduksi 2
Internal rotasi 2
Eksternal rotasi 2
Knee fleksi 2
ekstensi 2
ankle Plantar fleksi 2
Dorso fleksi 2
inversi 2
eversi 2
Interpretasi:
0: zero (tidak ada gerakan sama sekali)
1: Trace (ada kontraksi otot, tanpa gerakan sendi)
2: Poor (Full ROM gerakan tanpa melawan gravitasi)
3: Fair (full ROM gerakan melawan gravitasi)
4: Good (full ROM dengan gerakan melawan gravitasi
dan tahanan sedikit)
5: Normal (full ROM dengan gerakan melawan
gravitasi dan tahanan penuh)
24
Ekspansi Midline Lokasi Hasil
No.
sangkar Pemeriksaan Inspirasi Ekspirasi
thoraks 1. Axilla 93 90
2. ICS 4 92 90
3. Xypoideus 88 85
25
Evaluasi Lingkup Gerak Sendi Menggunakan Goniometer
AGA ROM aktif
Bidang Region Dekstra Sinistra
Sagital Shoulder S=600-0o- S=60o-0o-180o
180o
Elbow S=0o-0o-150o S=0o-0o-150o
Wrist S=70o-0o-80o S=70o-0o-80o
Frontal Shoulder F=30o-0o- F=30o-0o-180o
180o
Wrist F=30o-0o-20o F=30o-0o-20o
Rotasi Elbow R=70o-0o-90o R=70o-0o-90o
26
Evaluasi Spastisitas dengan menggunakan Skala Asworth
Anggota Gerak bawah kiri Anggota Gerak Bawah kiri
hip Fleksi 1 Hip Fleksi 1
Ekstensi 1 Ekstensi 1
Abduksi 1 Abduksi 1
Adduksi 1 Adduksi 1
Knee Fleksi 0 Knee Fleksi 0
Ekstensi 0 Ekstensi 0
Dorso fleksi 0 Ankle Dorsi fleksi 0
Ankle Plantar fleksi 0 Plantar fleksi 0
Inversi 0 Inversi 0
Eversi 0 Eversi 0
Interpretasi:
0: Tidak ada peningkatan tonus otot
1: Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan terasanya tahanan minimal
(catch dan release) pada akhir ROM pada waktu sendi digerakkan fleksi atau ekstensi
1+ : Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan adanya pemberhentian
4. Pemeriksaan
gerakan sensoris
(catch) dan diikuti menggunakan
dnegan adanya tahantest tajam,sepanjang
minimal tumpul,sisa
panas
ROM,dingin,
tetapi
secara umum sendi tetap
diskriminasi 2 titikmudah digerakkan
2: Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian besar ROM, tapi sendi
masih mudah digerakkan
3: Peningkatan tonus otot sangat nyata, gerak pasif sulit dilakukan
4: Sendi atau ekstremitas kaku/rigid
5. pada gerakan fleksi atau ekstensi
27
Evaluasi integritas kulit menggunakan Norton Scale
Physical condition 1: very bad 3
2: poor
3: fair
4: good
Mental Condition 1: stuporous 4
2: Confused
3: aphatetic
4: alert
Activity 1:bedrest 2
2: chairbound
3: walks with help
4: ambulant
Mobility 1: immobile 3
2: very limited
3: slightly impaired
4: full
Incontinence 1: Urinary and fecal 2
2: usually urinary
3: Occasional
4: None
Interpretasi:
>18 : resiko rendah
14-18 : resiko medium
10-14 : resiko tinggi
<10 : resiko sangat tinggi
Dari hasil ini dapat kita simpulkan pasien memiliki resiko medium untuk
mengalami decubitus.
28
Makan 0: tidak dapat melakukan sendiri 5
5: memerlukan bantuan dalam beberapa hal
10: mandiri
Mandi 0: tidak dapat melakukan sendiri 0
5: mandiri
Kebersihan 0: memerlukan bantuan 0
diri
5: mandiri
Berpakaian 0: tidak dapat melakukan sendiri 5
5: memerlukan bantuan minimal
10: dapat dilakukan sendiri
Defekasi 0: tidak dapat mengontrol (perlu diberikan 10
enema)
5: kadang terjadi kecelakaan
10: Mampu mengontrol BAB
Miksi 0: tidak mampu mengontrol urine dan 10
menggunakan kateter
5: kadang terjadi kecelakaan
10: Mampu mengontrol BAK
Penggunaan 0: tidak dapat melakukan sendiri 5
5: memerlukan bantuan
toilet
10: mandiri
Transfer/ambul 0: tidak dapat melakukan, tidak ada 5
asi keseimbangan
5: dibantu 1 atau 2 orang dan bisa duduk
10: perlu bantuan minimal (lisan atau fisik)
15: mandiri
Mobilisasi 0: tidak dapat berjalan 5
5: memerlukan kursi roda
10: berjalan dengan bantuan 1 orang
15: mandiri
Naik dan turun 0: tidak dapat melakukan sendiri 0
5: perlu bantuan
tangga
10:mandiri
Total 45
Interpretasi:
0-20 dependen total
21-40 dependen berat
41-60 dependen sedang
61-90 dependen ringan
91-100 independen/mandiri
29
Pasien diatas memiliki hasil pemeriksaan yaitu dependen
sedang
BAB III
HOME PROGRAM
30
dan terapis atau keluarga -mencegah kontraktur dan
membantu memberikan kekakuan sendi
pergerakan di ekstremitas -pumping action untuk
pasien menambah sirkulasi
F: 3 kali sehari
I: continuous
T: 15-30 menit
T: pasif
R: 10 kali pengulangan
31
DAFTAR PUSTAKA
32