Anda di halaman 1dari 29

CTEV

Pengertian
CTEV adalah kelainan bentuk kaki sejak lahir, biasanya ditandai dengan
bentuk kaki yang melengkung ke dalam pada bagian pergelangan kaki,
tumit dan jari-jari kaki yaitu Plantar flexi, Inversi dan Adduksi.
•Deformitas talipes diantaranya :
– Talipes varus : inversi atau membengkok ke dalam
– Talipes valgus : eversi atau membengkok ke luar
– Talipes equinus : plantar fleksi dimana jari-jari lebih rendanh
daripada tumit
– Talipes calcaneus : dorsofleksi dimana jari-jari lebih tinggi
daripada tumit
Etiologi
1. Faktor genetik
a. Warisan Mendelian
b. Kelaianan Cytogenetic
c. Multifaktorial
2. Faktor ekstrinsik
a. Congenital constriction bands
b. Oligohydramnios
c. Teratogenic agents
d. Kondisi-kondisi lain misal spina bifida,
arthrogryposis ,dll
A. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT
• Diagnosa Medis: Congenital Talipes Equinos Varus (CTEV) sinistra
• Catatan Klinis: tidak ada
1. ASESMEN
a. Anamnesis (Auto)
1. Identitas
Nama : An. G
Umur : 5 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Status Perkawinan : belum menikah
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Merdeka raya no 15
2. Riwayat Penyakit
2.1. Keluhan Utama : pasien kesulitan berjalan
2.2. Riwayat penyakit sekarang:
Pada tanggal 10 November 2017 pasien bersama ibunya ke RS. Dokter
mendiagnosa pasien mengalami deformitas CTEV. Dokter memberi dua
pilihan, dioperasi atau ke fisioterapi. Ibu pasien menolak untuk operasi dan
lebih memilih untuk ke fisioterapi, pada tanggal 12 November 2017 pasien
dan ibunya ke fisioterapi.
2.3. Riwayat penyakit dahulu : saat berusia 4 bulan, kaki pasien terlihat
pengkor dan ibu pasien mengaku bahwa saat melakukan pekerjaan rumah ia
meletakkan anaknya pada baby walker.
2.4. Riwayat Pribadi: -
2.5. Riwayat Keluarga: -
b. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital dan Keadaan Umum
1.1 Tekanan Darah : 110/70
1.2 Denyut Nadi : 96x/menit
1.3 Pernapasan : 34 x/menit
1.4 Temperatur : 37ºC
1.5 Berat Badan : 22 kg
1.6 Tinggi Badan : 98 cm
1.7 Tingkat Kesadaran : compos mentis
2. Inspeksi
• Inspeksi statis:
Posisi ankle kaki kiri adduksi , inversi, dan plantar fleksi
Pelvic kanan lebih tinggi dari pelvic kiri
• Inspeksi dinamis:
Saat berjalan kaki kiri pasien bertumpu pada bagian lateral
3. Palpasi:
• kontraktur pada otot gastroc, dan tibialis posterior
• Overstretch otot peroneus dan tibialis anterior
4. Perkusi: tidak dilakukan
5. Auskultasi: tidak dilakukan
6. Pemeriksaan fungsi gerak dasar
a. Gerak aktif
nilai kekuatan otot
Nilai MMT ROM Aktif
Gerakan Otot Dextra Sinistra Dextra Sinistra Normal
Dorso m. Tibialis
4 3C
flexi Anterior
Plantar S 50°-O°-20° S 0°-30°-0° S 50°-0°-20°
flexi m. Gastrocnemius 4 3C

m. Peroneus
Eversi 4 3C
longus dan brevis
R 25°-0°-35° R 0°-40°-0° R 25°-0°-35°
m. Tibialis
Inversi 3 3C
Posterior

Tidak ada nyeri


b. gerak pasif
ROM Pasif Ankle End Feel
Dextra Sinistra Normal Gerakan Dextra Sinistra

Dorsiflexi Elastic Springy


S 50°-0°-20° S 25°-30°-35° S 50°-0°-20°
Plantar
Elastic Springy
fleksi

Eversi
Elastic Springy
R 30°-0°-40° R 60°-0°-30°
R 0°-40°-30°

Inversi Elastic Springy


• C. gerak isometrik
Pasien tidak merasakan nyeri.
• 7. Pemeriksaan Khusus
Tidak dilakukan

8. Pemeriksaan tambahan/pendukung
Tidak dilakukan
c. Pemeriksaan Kemampuan Kognitif, Intrapersonal dan Interpersonal
1. Pemeriksaan Kemampuan Kognitif
pasien mampu menjelaskan apa yang dia rasakan.
2. Pemeriksaan Kemampuan Intrapersonal
pasien memiliki semangat untuk melakukan terapi.
3. Pemeriksaan Kemampuan Interpersonal
pasien mampu berinteraksi dengan terapis.
d. Pemeriksaan Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktifitas
1) Kemampuan fungsional dasar
LEFS = 55% (ketergantungan berat)
2) Aktifitas fungsional
pasien kesulitan berjalan.
3) Lingkungan aktifitas
pasien tidak dapat bermain dengan teman-temannya.
LEFS
44
X 100%= 55%
80

Intepretasi:
Ketergantungan
berat
• e. Problematik fisioterapi
• Adanya overstretch pada otot-otot peroneus dan tibialis anterior
• Terjadi kontraktur otot-otot gastroc dan tibialis posterior
• Adanya keterbatasan ROM pada ankle
• Adanya gangguan berjalan
II. DIAGNOSA FISIOTERAPI
Adanya gangguan fungsional berjalan akibat kontraktur otot gastroc
dan tibialis posterior et causa congenital talipes equino varus.
III. RENCANA PROGRAM FISIOTERAPI

a. Tujuan jangka pendek


Mengurangi kontraktur
Meningkatkan ROM ankle

b. Tujuan jangka panjang


Memperbaiki kemampuan fungsional berjalan
c. Rencana Intervensi
• Modalitas alternatif:
Pasif Stretching
Active stretching
Massage
Brace
Splint
us
• Modalitas terpilih:
1. Massage
Tujuan : memberikan relaksasi dan meregangkan jaringan lunak
F : 3 kali/minggu
I : 5 kali pengulangan tiap gerakan
T : efflurage, stroking, friction
T :10 menit
R : 3 kali / sesi
s : 1 sesi / terapi

2. Pasif stretching
Tujuan : meregangkan otot-otot yang kontraktur dan meningkatkan ROM
F : 3 kali/minggu
I : tahan 6 detik
T : 2 menit
T : Pasif stretching
R : 5 kali / sesi
S : 1 sesi/ terapi
• 3. Splint
Tujuan : untuk mengembalikan structur sendi ankle ke posisi normal
Dosis: digunakan selama 3 bulan. Gunakan selama 4 jam dalam sehari
terutama saat tidur dan beraktivitas, dilepas saat setiap kali terapi
d. Rencana evaluasi fisioterapi
1. Evaluasi sesaat (setelah terapi)
Vital sign , ROM (goniometer)
2. Evaluasi periodik (setelah 6x terapi)
ROM (goniometer)
3. Evaluasi kumulatif (setelah 12x terapi)
Fungsional berjalan (LEFS)
e. Prognosis
quo ad functionam : sedang
IV. PELAKSANAAN PROGRAM FISIOTERAPI
1. Massage
Persiapan alat Persiapan pasien Pelaksanaan Terapi
(1) Perispakan bed (1) Pasien tidur terlentang 1. Oleskan baby oil pada daerah ankle
(2) persiapkan baby oil, handuk (2) Bebaskan area yang diterapi dari 2. Lakukan efllurage dari bawah
pakaian (dorsum kaki) ke atas (tibia)
sebanyak 5 kali
3. Lakukan transverse friction pada
daerah kontraktur (medial ankle)
4. Lakukan efflurage kembali sebanyak
5 kali
5. Bersihkan area yang sudah diterapi
dengan handuk
2. Pasif stretching
Persiapan pasien Pelaksanaan terapi
Pasien tidur telentang 1. Pasien tidur telentang dengan
posisi ankle nyaman
2. Mulai stretching pada bagian
ankle dengan fiksasi pada
daerah tibia distal
3. Gerakan bagian dorsum kaki ke
arah plantar dan dorsofleksi.
4. Tahan tiap gerakan selama 6
detik
5. Lakukan juga ke arah inversi
dan eversi
3. Splint
Persiapan alat Persiapan pasien Pelaksanaan terapi
Splint ankle High sitting (duduk dengan kaki 1. Bersihkan kaki pasien
menggantung) 2. Posisikan kaki pasien ke arah
normal
3. Pasang splint pada kaki
4. Gunakan selama 4 jam perhari
saat aktivitas (utamakan
penggunaan saat tidur dan
berpergian)
V. EVALUASI/RE-EVALUASI FISIOTERAPI
Hasil Evaluasi
Standar Post terapi
Problem Pre-terapi
Pengukuran
Fungsional
LEFS 55% (ketergantungan berat)
berjalan
ROM Aktif
Dextra Sinistra Normal
Keterbatasan
Goniometer S 50°-O°-20° S 0°-30°-0° S 50°-0°-20°
ROM

R 25°-0°-35° R 0°-40°-0° R 25°-0°-35°

Anda mungkin juga menyukai