Disusun Oleh:
Kelompok 9
Dosen Pembimbing:
Liza Wati, S.kep, Ns, M.Kep
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami mampu menyusun sebuah makalah dengan judul “Gangguan kebutuhan oksigen
patologis system peernafasan : “Asuhan Keperawatan Scoliosis pada Anak”. Makalah ini
diajukan sebagai tugas kelompok pada mata kuliah Keperawatan Anak. Pembuatan makalah ini
tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :
1. Kolonel (purn) wiwiek liestyaningrum S.kp, M.kep selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hang Tuah Tanjungpinang.
2. Ibu Yusnaini Siagian S.kep, Ns, M.kep Selaku waket 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hang Tuah Tanjungpinang.
3. Pihak perpustakaan yang telah menyediakan buku penugasan Keperawatan Anak.
4. Liza Wati S.kep, Ns, M.Kep selaku pembimbing mata kuliah.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik pada penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu penulis mengharapkan, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB
1.1 LatarBelakang
Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi
skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih
jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luar biasa pada tulang belakang
akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan
kasus skoliosis penyebab awalnya tidak diketahui, serta 85% kasus skoliosis
iv
Skoliosis idiopatik merupakan yang paling banyak dari jenis skoliosis,
tehitung 85%dari semua kasus skoliosis, 2-3% anak usia antara 10-15 tahun
untuk anak laki-laki maupun perempuan. Perempuan jauh lebih mungkin untuk
memiliki kurva yang lebih besar atau kurva yang akan berkembang
(Gutknecht,2009).
skoliosis biasanya tidak ada, tetapi pada beberapa kasus penderita skoliosis
mengalami nyeri pinggang, perasaan lelah jika duduk atau berdiri lama, tidak
seimbang antara shoulder dan hips (shoulder tinggi sebelah, dan kurva tulang
vi
BAB
II
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Skoliosis adalah suatu kelainan yang menyebabkan lekukan yang abnormal
dari spine (tulang belakang). Spine mempunyai lekukan-lekukan yang normal
ketika di lihat dari samping, namun ia harus nampak lurus ketika dilihat dari
depan (Dradjad,2011).
2. Etiologi
Pada kebanyakan kasus-kasus, penyebab dari skoliosis tidak di ketahui
(idiopathic).Tipe dari skoliosis ini digambarkan berdasarkan pada umur ketika
skoliosis berkembang. Jika orang itu kurang dari 3 tahun umurnya, ia di sebut
infantile idiopathic scoliosis. Skoliosis yang berkembang antara umur 3 dan10
7
tahun di sebut jufanile idiopathic scoliosis dan orangyang di atas 10 tahun
umurnya mempunyai adolescent idiopathic scoliosis ( Black dan
Hawks,2009).
8
Keseimbangan lengkungan juga penting, karena ini mempengaruhi
stabilitas dari tulang belakang dan pergerakan pinggul. Perubahan yang
penting dalam keseimbangan dapat mempengaruhi gerak jalan.
9
4. Klasifikasi
10
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang terlihat pada skoliosis adalah manifestasi dari tiga
deformitas, tersebut diakibatkan oleh kombinasi deviasi lateral vertebra
berotasi di sekeliling sumbuhnya yang panjang. Lengkung yang cembung ke
kanan memperlihatkan berbagai derajat rotasi yang menyebabkan penonjolan
iga .jika pasien dilihat dari belakang dapat memperlihatkan deviasi lateral
prossecus spinasus dari garis tengah dari garis tengah. Pada kurva
torakal ,tampak punggung yang miring dan asimetri skapula. Pada kurva
lumbal tampak penonjolan asimetris salah satu pinggul. (Kusumi &
dunwoodie 2010).
Penyimpangan tulang belakang Kalateral dari garis tengah (pada
daerah tulang Thorakal) atau asimetri rongga toraks dan
persambungan yang tidak sesuai dari Vertebra Spinalis, akan
tampak apabila individu membungkuk.
Kelainan penampakan Normal Vertebra, yaitu ; Konkaf – Konveks
– Konkaf yang terlihat menurun dari bahu ke bokong.
Menonjolnya tulang iga disisi Konveks.
Tinggi Krista Iliaka yang tidak sama, hal ini dapat menyebabkan
satu tungkai lebih pendek dari pada tungkai lainnya atau sebaliknya,
salah satu tungkai lebih tinggi dari pada tungkai lainnya.
Pergerakan dada terbatas pada inspirasi dalam.
Dapat mengeluh nafas pendek atau kesulitan dalam mengambil
nafas dalam.
Pakaiannya tidak pas secara benar atau menggantung sebelah.
Tidak ada rasa nyeri yang menyertai.
6. Pemeriksaan Penunjang
11
Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk
membungkuk ke depan sehingga pemeriksa dapat menentukan
kelengkungan yang terjadi. Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan
untuk menilai kekuatan, sensasi atau reflex.
2. X-ray proyeksi
3. Skolimeter
12
biarkan skoliometer tanpa ditekan, kemudian baca angka derajat
kurva.
2. penatalaksanaan
13
mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang
selama 23 jam/hari sampai masa pertumbuhan anak berhenti.
4. Prognosis
14
untuk tambahan nyeri bagian bawa belakang selama kehamilan
(Judarwanto,2009). Pada saat ini tidak ada penyembuhan untuk
skoliosis ada opsi-opsi perawatan yang baik .penelitian-penelitian
sedang mencoba menemukan penyebab-penyebab dari tipe-tipe
yang berbeda dari skoliosis. Mudah-mudahan menjurus pada
perawatan yang lebih baik atau suatu kesembuhan.
5. Diagnosa medis
15
yang disebabkan oleh suatu kerusakan kelahiran (Kusumi &
donwoodie,2010).
Pertumbuhan yang lebih seorang mendapatkan tersisa
peningkatan kesempatan-kesempatan dari skoliosis menjadi lebih
buruk .Sebagai akibatnya ,dokter mungkin mengukur tinggi dan
berat dari seseorang untuk perbandingan dengan kunjungan-
kunjungan masa depan. Petunjuk-petunjuk lain pada jumlah
pertumbuhan yang tersisa adalah tanda-tanda dari pubertas (masa
remaja )seperti kehadiran dari payudara atau rambut kemaluan.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. DATA DEMOGRAFI
Data tentang identiras pribadi pasien (nama, umur, tempat/tanggal
lahir, no. rekam medic, pekerjaan, dan lain-lain)
1. Keluhan utama
Catat keluhan utama pasien. Misalnya pasien mengeluhkan
nyeri di bagian punggung dan sesak.
II. RIWAYAT PENYAKIT
16
Tanyakan bagaimana proses terjadinya keluhan utama (waktu,
prognosis, jenis nyeri, mulai kapan dirasakan, bagaimana tindakan yang
dilakukan, dll)
17
dapat hasil seperti pernafasan yang dangkal dan lambat akibat efek
anestesi, batuk yang lemah.
2. Aktifitas dan istirahat
Keluhan yang di rasakan pada pasien terkait dengan kebutuhan
aktifitas dan istirahat di antaranya adalah adanya gangguan tidur dan
istirahat yang salah satunya penyebabnya adalah ketidaknyamanan (nyeri).
Keluhan lain seperti mudah lelah kelemahan umum ,kesulitan berjalan
atau perubahan posisi. Pada otot pasien biasanya mempunyai keluhan
penurunan kekuatan otot maupun kram otot.
3. Konsep diri
Konsep diri merupakan bagian dari psikologis dan spiritual, respon
psikologis terhadap apa yang dirasakan dari perubahan fisik .gangguan
psikologis tersebut dapat berupa kecemasan, stres, ketakutan malu
terhadap bentuk tubuhnya beban finansial hingga menyalahkan Tuhan
atau mempunyai persepsi yang salah yang berkaitan dengan
kepercayaannya. Perilaku yang dapat diamati diantaranya selalu
menanyakan keadannya, menolak untuk bertemu dengan orang lain hingga
ditemukan adanya depresi.
4. Pola peran
Perubahan peran yang terjadi dapat berupa peran primer ,sekunder
maupun tersier . pasien mungkin mengeluhkan kehilangan pekerjaan tidak
melakukan aktifitas rutin seperti biasa merasa tidak berguna sebagai
kepala rumah tangga sebagai suami, sebagai istri atau sebagai anak yang
tidak berbakti. Klien dapat menunjukkan perilaku harga diri rendah,
menarik diri dan depresi .
5. Pola kognitif
Klien tidak ada gangguan pendengaran.
Kedua mata mampu melihat dengan jelas
Fungsi penciuman normal
18
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Pengkajian fisik meliputi:
Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang
abnormal akibat tumor tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan
bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal
pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya
menandakan adanya patah tulang.
19
neurologist yang berhubungan dengan caraberjalan abnormal (mis. cara
berjalan spastic hemiparesis – stroke, cara berjalan selangkah-selangkah –
penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit
Parkinson).
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
20
1 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan paru. (00031)
Nyeri berhubungan dengan posisi tubuh miring ke lateral. (00132)
2
4 Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman.
(00198)
Gangguan citra tubuh atau konsep diri yang berhubungan dengan postur tubuh
5
yang miring ke lateral.(00118)
21
VI. NURSING CARE PLAN
22
meningkatkan rasa nyaman diterima
3) Pertahankan lingkungan 2)
yang tenang untuk Memperlihatkan
meningkatkan kenyamanan tenang dan rileks
4) Ajarkan relaksasi dan 3) Keseimbangan
teknik distraksi untuk tidur dan istirahat
mengalihkan perhatian,
sehingga mengurangi nyeri
5) Anjurkan latihan postural
secara rutin untuk
memperbaiki posisi tubuh
6) Ajarkan dan anjurkan
pemakaian brace untuk
mengurangi nyeri saat
aktivitas
7) Kolaborasi dalam
pemberian analgetik untuk
meredakan nyeri
23
rencana
keperawatan
4) Meminta
bantuan jika
membutuhkan
24
program pengobatan penyakitnya Mengungkapkan
2) Tekankan pentingnya dan pengertian
keuntungan mempertahankan tentang proses
program latihan yang di penyakit, rencana
anjurkan pengobatan, dan
3) Jelaskan tentang gejala kemajuan
pengobatan: nama, jadwal, penyakit
tujuan, dosis, dan efek 2)
sampingnya Memperagakan
4) Peragakan pemasangan pemasangan dan
dan perawatan brace atau perawatan brace
korset atau korset
5) Tingkatkan kunjusngan 3)
tindak lanjut dengan dokter Mengekspresikan
pengertian
tentang jadwal
pengobatan
25
Daftar pustaka dan Link Jurnal Bacaan
Blakemore, L. C., & Thompson, G. H. (2018). Spine-Based Growing Rods for the
Treatment of Idiopathic Early-Onset Scoliosis. In Early Onset Scoliosis (pp. 35-
46). Springer, Cham.
Sudo, H., Kaneda, K., Shono, Y., & Iwasaki, N. (2016). Selection of the upper
vertebra to be instrumented in the treatment of thoracolumbar and lumbar
adolescent idiopathic scoliosis by anterior correction and fusion surgery using
dual-rod instrumentation: a minimum 12-year follow-up study. The Spine
Journal, 16(3), 281-287.
Reid, P., Varghese, J., & Lafage, V. (2017). Radiographic Parameters of Adult
Lumbar Scoliosis. In Adult Lumbar Scoliosis(pp. 23-30). Springer, Cham.
26